popy gadis manis yang hidupnya tak semanis senyumannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anindia Andin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mata itu
malam sudah hampir larut, popy dan bunga menghabiskan malam mereka di kamar popy
bunga seandainya kamu tau apa yang telah menimpaku.. batin popy sambil mengamati bunga dengan seksama, tatapan mata kosong popy di buyarkan dengan jentikan jari bunga
"heyyy melamun apa kamu pop... " sentil bunga
Popy gelagapan
"ndak bung... gimana sama mas anton? " bunga langsung menyaut pertanyaan popy dengan antusias
"pop... mas anton dan mbak desi buyar pop... "
"serius kamu bung?"
"2 rius pop... setelah acara galang dana tempo hari, mas anton ke rumah mbk desi, sebelumnya mas anton membicarakan dengan abi dan uminya tentang perjodohan itu, abi dan uminya memikirkan juga tentang perjodohan itu"
𝙛𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠
(𝙠𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧𝙜𝙖 𝙖𝙣𝙩𝙤𝙣)
di hari minggu malam setelah acara galang dana
*****
"bi, abi kan berkawan baik sama pak danu, tapi anton keberatan dengan perjodohan ini bi"
Anton membuka percakapan malam itu, anton mencari timing yang tepat untuk berbicara kepada abi dan uminya
"tapi kita sudah sepakat kan tentang perjodohan ini ton" ucap haji samsul
"coba abi dan umi cerna lagi... anton tidak cinta dengan desi, bisa juga desi tidak mencintai anton, karena perjodohan ini, karena persahabatan abi dan pak danu kita menikah dengan terpaksa, karena tidak ada cinta jadi kesannya kita sama2 terpaksa bi"
haji samsul mendengarkan ocehan anton
"bi... mi... yang menikah suka sama suka saja bisa bercerai bi, apa lagi dengan perjodohan, abi kenal betul dengan pak danu, tapi abi tak mengenali desi, lagian sekarang sdh jaman modern bi, waktunya menentukan pilihan sendiri"
Umi Laila hanya terdiam tak berani berkomentar
"coba abi pikirkan lagi, seandainya pernikahan ini tetap berjalan, trus anton dan desi tidak harmonis, trus anton bercerai dengan desi, persahabatan abi dan bapaknya desi juga akan hancur bi"
Haji samsul manggut2 smbil sesekali menyeka dagu walaupun tak berambut
"betul juga kata anton bi... dari awal umi sebenarnya juga ndak setuju dengan kesepakatan abi dan pak danu tentang perjodohan ini, umi takut mereka tidak bahagia, menikah tanpa dasr cinta" ucap umi Laila bari berani membuka suara
anton serasa mendapatkan angin segar dengan uminya yang membantu dengan pendapatnya
"siapa tau desy sudh punya kekasih bi, tapi mungkin takut menyampaikan ke bapaknya" ucap anton sambil mengambil pisang goreng yang masih hangat buatan kakaknya
haji samsul masih mencerna apa yang di sampaikan anton dan pendapat dari istrinya
"kamu apa sudah punya kekasih ton?" ucap haji samsul
sontak anton tersedak pisang goreng, tiba2 pisang itu nyangkut di lehernya, anton mengambil cangkir berisi teh panas itu, menelan dengan keras pisang goreng yang tak mau turun
"sudah bi, anton sudh punya pilihan anton sendiri" lanjut anton sambil meletakkan cangkirnya
"apa abi dan umimu kenal nak" ucap umi Laila
"kenal mi, InsyaAllah pilihan anton pasti abi dan umi setuju, walaupun cuma harus di poles sedikit untuk bajunya bi" kekeh anton langsung gembira mengambarkan bunga si pujaan hatinya
"kalo kamu memang serius ton, ajak dia kesini, kenalkan ke abi dan umi" ucap haji samsul, takut kalo anton hanya beralibi dan menghindar perjodohan saja
"siap bi... tapi selesaikan dulu urusan dengan desi bi, baru anton membawa bu... " hampir saja anton kelepasan "baru anton membawa kekasih anton ke rumah ini bi"
"gimana kalo ta'aruf saja dek" usul mbak Sinta dari dalam rumah
Gleeegggg... anton tersedak lagi...
𝙖𝙥𝙖 𝙩𝙖'𝙖𝙧𝙪𝙛? 𝙖𝙠𝙪 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙗𝙪𝙣𝙜𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙠 𝙠𝙖𝙗𝙮𝙪𝙠, 𝙩𝙖𝙠 𝙜𝙚𝙣𝙙𝙤𝙣𝙜, 𝙩𝙖𝙠 𝙞𝙣𝙜𝙠𝙚𝙡2, 𝙩𝙖𝙠 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙠 𝙠𝙖𝙡𝙤 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙩𝙖𝙠 𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣𝙠𝙖𝙣 𝙘𝙪𝙘𝙪 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙡𝙞𝙖𝙣
batin anton dalam hati
"ndak ah kak... kelamaan" timpal anton
Percakapan malam itu berakhir dengan pemikiran haji samsul bagaimana besok dia menyampaikan kabar ini ke sahabatnya yaitu pak danu
******
Pagi di hari selasa di kediaman pak danu
"assalamu'alaikum... " salam haji samsul
"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh... " sautan sangat merdu dan berwibawa dari dalam rumah pak danu
setelah berbincang membahas hal2 yang ringan, haji samsul menyampaikan pembicaraan tempo hari kepada pak danu, tanpa pak danu dan haji sadari, sepasang telinga sedang mendengarkan pembicaraan mereka berdua, sambil tersenyum tipis
"bagaimana dan? apa mereka berdua tetap kita jodohkan atau tidak?" tanya haji samsul
"begini saja sul... anton kan sudh menyampaikan pendapatnya dan keberatannya, lebih adil jika desy saya panggil ya, biar dia menyampaikan pendapatnya juga"
di tanggapi anggukan kepala haji samsul
"desi..."
"iya pak"
"sini nak"
Desi dengan sangat sopan duduk di kursi di antara haji samsul dan bapaknya
Pak danu menyampaikan semua yang di ucapkan haji samsul barusan, sebenarnya desi sdh mendengarkan tapi dia pura2 tidak tau
"desi juga sdh punya pilihan desi sendiri pak, desi juga sdh tau kalo mas anton juga sudah punya pacar, tapi desi ndak berani bicara ke bapak takut darah tinggi bapak naik" ucap desi
haji samsul seketika bernafas lega, hal yang dia takutkan tidak terjadi
percakapan mereka berakhir dengan pembatalan perjodohan anton dan desi. haji samsul dan pak danu tetap menjadi sahabat
𝙛𝙚𝙚𝙙𝙗𝙖𝙘𝙠
"gitu ceritanya pop" ujar bunga, popy mendengarkan dengan seksama sekali kali menguap karena mengantuk
"ya syukurlah bung, mas anton sudah menepati janjinya. semoga kalian berjodoh dunia akhirat ya" timpal popy mengambang,
𝙗𝙖𝙜𝙖𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙨𝙖 𝙙𝙚𝙥𝙖𝙣 𝙠𝙪 𝙗𝙪𝙣𝙜... 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙧𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙨𝙪𝙘𝙞𝙖𝙣𝙢𝙪 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙥𝙧𝙞𝙖 𝙥𝙞𝙡𝙞𝙝𝙖𝙣𝙢𝙪 𝙙𝙖𝙣 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝𝙞𝙢𝙪, 𝙗𝙖𝙜𝙖𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙖𝙠𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙙𝙝 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙥𝙚𝙧𝙖𝙬𝙖𝙣 𝙡𝙖𝙜𝙞, 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞 𝙧𝙚𝙣𝙜𝙜𝙪𝙩 𝙥𝙖𝙠𝙨𝙖 𝙊𝙡𝙚𝙝 𝙡𝙚𝙡𝙖𝙠𝙞 𝘽𝙧𝙚𝙣𝙜𝙨𝙚𝙠 𝙮𝙜 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙖𝙠𝙪 𝙠𝙚𝙩𝙖𝙝𝙪𝙞 𝙨𝙞𝙖𝙥𝙖 𝙙𝙞𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙧𝙣𝙮𝙖
batin bunga dalam hati, Pandangan nanar popy masih tertuju ke bunga yng tersenyum gembira
"bung... aku... " popy tak melanjutkan ucapannya
"aku kenapa pop?"
"aku...." popy tak melanjutkan lagi pembicaraan,
"aku kenapa popyyyy" gemas bunga
"aku ngantuk... ayo tidur" popy merebahkan tubuhnya di depan bunga yang masih duduk dengan manisnya
bunga ikut tidur juga, tapi di suasana hati yang berbeda, bunga hatinya sedang gembira, sedang popy dengan kegundahan
𝙖𝙥𝙖𝙠𝙖𝙝 𝙢𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙖𝙙𝙖 𝙡𝙖𝙠𝙞2 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙖𝙪 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙪𝙙𝙝 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙫𝙞𝙧𝙜𝙞𝙣 𝙞𝙣𝙞, 𝙨𝙚𝙢𝙤𝙜𝙖 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙢𝙥𝙚𝙧𝙩𝙚𝙢𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙠𝙪 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙚𝙡𝙖𝙠𝙞 𝙞𝙩𝙪 𝙙𝙖𝙣 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙖𝙣𝙜𝙜𝙪𝙣𝙜 𝙟𝙖𝙬𝙖𝙗 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙗𝙪𝙖𝙩𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖. 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪𝙥𝙪𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙖𝙙𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙖𝙪 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙧𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙖𝙥𝙖, 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙚𝙣𝙩𝙞𝙣𝙜 𝙠𝙖𝙧𝙞𝙧 𝙨𝙪𝙠𝙨𝙚𝙨 𝙗𝙞𝙨𝙖 𝙢𝙚𝙡𝙪𝙥𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙨𝙖 𝙠𝙚𝙡𝙖𝙢 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙞𝙗𝙪𝙧𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙖𝙠𝙪 𝙢𝙖𝙪
racuh popy dalam hati
****
Alarm popy berbunyi tepat pukul 3 pagi, seperti biasa popy menjalankan sholat sunah di sepertiga malam
Waktu berjalan tak terasa sebuah mobil travel yang popy pesan sudah terparkir dengan sempurna di jalan depan rumah
tin tin tin... suara klakson mobil itu memanggil si pemesan, dari dalam rumah om aji bergegas keluar dan tak lama kemudian di ikuti popy, bunga dan nurmala
"hati2 di jogja ya pop... jaga diri baik2" ucap bu mala sembari memeluk anak gadis yang manis itu
"iya buk, InsyaAllah popy menjaga diri popy" popy meraih tangan ibuknya dan mencium tangan bu mala
"popy pamit om..." tak lupa juga popy meminta tangan lelaki paruh baya itu, dan dia menyambutnya "hati2 di sana ya pop,,, om janji pasti om mengunjungimu, kl libur pulang ke rmh ya. ini rumahmu juga"
Pop mengangguk mengiyakan ucapan om aji
"poppyyy... aku akan merindukanmu... " peluk bunga, mereka bedua saling berpelukan seperti dia saudara yang akan terpisah
"bu.. bolehkah aku memelukmu sekali lagi?" pinta popy ke bu mala
"tentu sayang.. " bu mala seraya membuka tangannya menyambut popy.
Bu mala dan popy berpeluk untuk yang kedua kalinya, "maafkan ibu ya pop" sekali lagi bu mala meminta maaf
"iya bu, InsyaAllah popy iklas, popy sayang ibuk" air mata itu berhambur keluar lagi dari dua wanita ini
tak lama kemudian mobil yang di tumpangi popy menghilang di tikungan gang, bunga dan om aji sudah masuk ke dalam rumah, tapi bu mala masih berdiri mematung sampai travel yang membawa popy benar2 hilang dari pandangannya. semenyesal itu nurmala, menyakiti gadis baik, seperti popy