Rumah tangga Candramaya dan Krisna mulai ditimpa badai, saat Krisna mengalami kecelakaan hingga membuatnya lumpuh dan kehilangan pekerjaan.
Candramaya terpaksa menjalani tugas sebagai tulang punggung keluarga. Untung saja Candramaya mempunyai pekerjaan di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis retail, sehingga urusan keuangan keluarganya sementara masih bisa ia handle.
Masalah mulai muncul, ketika Candramaya dipertemukan kembali dengan Alvin, cinta pertamanya di masa SMA yang kini menjadi bos baru di kantor dia bekerja. Tanpa Candramaya sangka, ternyata Alvin masih memendam rasa cinta kepadanya.
Akankah Candramaya bertahan dengan cintanya pada Krisna, atau dia justru terbuai oleh kisah masa lalunya dengan Alvin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 - Ingin Bertemu Suamimu
Candramaya tak menyangka akan diajak ke makam orang tua Alvin. Dia pun tak menduga kalau ternyata kedua orang tua Alvin telah meninggal dunia.
Dia merasa bersalah dan tak enak hati, karena kemarin telah menyinggung orang tua Alvin dengan menyuruh Alvin bertanya pada mamanya untuk mencari jawaban kenapa dirinya pergi menjauh dari Alvin.
"Maaf, Pak. Saya nggak tahu kalau orang tua Bapak sudah nggak ada. Saya turut belasungkawa." Candramaya menyampaikan permintaan maafnya pada Alvin juga menyampaikan rasa keprihatinannya, mengetahui kedua orang tua Alvin sudah berada di alam yang berbeda.
Alvin menoleh pada Candramaya ketika wanita itu menyampaikan permintaan maaf kepadanya.
"Apa kamu tetap menyuruh saya mencari jawaban di sini?" tanyanya bernada menyindir.
Candramaya menelan saliva mendengar sindiran Alvin atas ucapannya kemarin. Dia bingung harus membalas ucapan Alvin dengan kalimat apa?
Dia lalu menekuk lutut dan berjongkok di pusara orang tua Alvin, lalu mulai membaca doa untuk arwah kedua orang tua Alvin.
Candramaya tak mengenal dekat orang tua Alvin. Tapi, mama Alvin memang selalu berusaha menghalangi hubungan mereka. Sekarang dia berusaha memaafkan semua sikap dan kata-kata orang tua Alvin yang sering menyakiti hatinya.
"Kita pergi sekarang!"
Lima menit Candramaya berdoa, dia pun lalu bangkit ketika Alvin berniat meninggalkan area pemakaman umum itu.
"Apa mamaku yang menyuruh kamu menjauhiku?" Ketika kembali ke dalam mobil, Alvin bertanya soal kemungkinan penyebab menghilangnya Candramaya dari hidupnya.
Saat Candramaya menyuruhnya bertanya kepada sang mama, dia sudah dapat menebak jika ada ulah mamanya dalam kepergian Candramaya. Dia sengaja membawa Candramaya ke makam orang tuanya agar Candramaya mau menjelaskan hal yang sesungguhnya terjadi setelah wanita itu tahu dia saat ini kedua orang tuanya sudah tidak ada.
Candramaya menarik nafas dan mengeluarkannya perlahan. Alvin akhirnya tahu jika memang mama Alvin sendiri yang menyuruhnya meninggalkan pria itu.
"Apa sebaiknya kita nggak membahas itu lagi, Pak? Bapak sekarang atasan saya, kita harus bersikap profesional. Saya sendiri sekarang sudah berumah tangga. Saya nggak ingin terjadi salah paham nantinya, Pak." Candramaya meminta Alvin untuk melupakan masa lalu mereka.
Alvin kembali menatap Candramaya dengan tangan menggenggam kemudi mobil, meskipun dia belum menyalakan mesin mobilnya.
"Apa kamu bahagia dengan pernikahanmu?" Tiba-tiba Alvin menanyakan soal rumah tangga Candramaya.
Dengan nafas tertahan Candramaya menjawab, "Ya." Singkat kata yang terucap lirih dari mulut Candramaya, karena ia tahu, jawaban yang akan ia berikan akan melukai hati Alvin.
"Apa kamu mencintai suami kamu?" Alvin berharap Candramaya menikah karena terpaksa untuk melupakannya saja.
"Ya." Kembali Candramaya menjawab dengan kata yang sama. Karena memang jujur, dia mencintai Krisna. Kalau dia tak mencintainya, tak mungkin dia akan bertahan dengan kondisi Krisna seperti saat ini.
Candramaya menikahi Krisna, karena cinta. Dia pertama kali bertemu suaminya itu ketika motor yang ia kendarai mogok di jalan. Bagaikan dewa penolong, secara kebetulan Krisna yang hendak berangkat kerja melihat dirinya yang sedang kebingungan. Setelah Krisna membantunya, pria itu meninggalkan nomer telepon pada dirinya, agar Candramaya bisa menghubungi jika suatu saat nanti mengalami kejadian serupa dan membutuhkan bantuannya.
"Suamimu kerja di mana?"
Bola mata Candramaya membulat ketika Alvin mulai menanyakan pekerjaan Krisna. Dia yakin, Alvin pasti akan menertawakannya jika tahu suaminya saat ini hanya seorang tukang cuci motor dan tambal ban.
"Suami saya hanya pekerja serabutan, bukan orang kantoran seperti Bapak." Candramaya tak ingin berbohong. Karena saat ini Alvin bisa mengorek semua informasi yang dia butuhkan.
"Aku ingin bertemu suami kamu!" ujar Alvin.
Sontak Candramaya menoleh ke arah Alvin, ketika pria itu mengatakan ingin bertemu dengan Krisna.
"Untuk apa Bapak ingin bertemu dengan suami saya?" Candramaya mempertanyakan alasan Alvin ingin bertemu dengan Krisna.
"Aku ingin tahu, seperti apa pria yang sudah berhasil membuat kamu melupakan aku," jawab Alvin.
Candramaya menghempas nafas panjang mendengar alasan konyol Alvin ingin bertemu dengan Krisna. Candra Maya sampai memutar posisi duduknya menghadap Alvin.
"Kalau Bapak menganggap saya bersalah, karena saya meninggalkan Bapak dulu, saya minta maaf untuk itu. Tapi, tolong Bapak jangan menyalahkan suami saya dalam masalah ini. Dia nggak tahu apa-apa tentang masalah kita dulu." Candramaya berusaha melindungi keluarganya, atau lebih tempatnya, dia tidak ingin Alvin mengusik rumah tangganya dengan Krisna.
"Aku hanya ingin bertemu dengan suami kamu, tidak bermaksud menyalahkannya." Alvin membantah tudingan Candramaya yang mengira dirinya akan menyalahkan suami dari mantan kekasihnya itu. "Memangnya kamu tidak ingin mengenalkan bos kamu kepada suamimu?" tanya Alvin dengan seringai tipis di sudut bibirnya.
Candramaya mende5ah. Sepertinya sulit sekali lepas dari belenggu pria yang menjadi cinta pertamanya dulu.
"Sudah jam satu lewat, sebaiknya kita cari makan dulu." Alvin kemudian menyalakan mesin dan mulai melajukan mobilnya mencari restoran untuk mereka makan siang bersama.
***
Tanpa diduga oleh Candramaya, Alvin mengajaknya ke sebuah kedai bakmi tak jauh dari sekolah mereka dulu.
Dulu, mereka sering menghabiskan waktu di kedai bakmi itu sepulang sekolah. Tentu saja tempat itu menyimpan banyak kenangan mereka saat masih menjalin asmara di masa putih abu-abu.
Kedai bakmi itu kini lebih besar dari sebelumnya. Jika dulu hanya berada di tepi trotoar, kini sudah mempunyai bangunan ruko sendiri hingga dua lantai.
"Kamu masih ingat tempat ini, kan?" tanya Alvin sambil menunggu pesanan makanan mereka tersaji di meja.
"Nggak kerasa waktu cepat berlalu. Sepertinya baru kemarin kita sering makan di sini saat pulang sekolah." Alvin sedang berusaha membuka kenangan masa lalunya bersama Candramaya.
"Kenapa Bapak membawa saya kemari?" Candramaya semakin tak nyaman, karena Alvin terus berusaha mengungkit masa lalu mereka.
"Kenapa? Ini 'kan bakmi kesukaanmu. Kamu ingat? Tiap aku ajak makan keluar, kamu lebih senang makan bakmi di sini daripada di tempat lain." Alvin masih ingat jelas semua tentang Candramaya, termasuk makanan favorit wanita itu.
"Bapak ini maunya apa? Kita nggak seperti dulu dan saya sudah mempunyai suami. Saya nggak mau suami saya salah paham karena Bapak mengajak saya pergi ke tempat-tempat yang pernah menjadi bagian masa lalu kita!" Candramaya memprotes Alvin, merasa keberatan Alvin terus saja mengungkit kisah mereka dulu.
"Apa kamu terganggu dengan kehadiranku?" tanya Alvin. Dia seolah ingin membalas dendam kepada Candramaya, Karena wanita itu telah menghilang darinya dan kini ternyata telah menikah. Sementara dirinya masih sulit menghilangkan bayang-bayang Candramaya dari hati dan benaknya.
*
*
*
Bersambung ....
Dan Alvin gak ngejar kamu terus.
Ada nama Kirana muncul...typo ya thor😃
Maya sekarang udah berkeluarga dan bahagia bersama keluarga kecilnya