Raihana ayu,ibu muda berusia 25 tahun ini harus menerima kenyataan pahit.luka sayatan bekas oprasi caesarnya belum juga kering tapi harus menerima kenyataan pahit suami yg menikahinya 14 bulan lalu menjatuhkan talak 3 atas dirinya.dengan langkah gontai ia keluar bersama putri cantiknya yang baru berusia 45 hari.hana memilih menjauh,meninggalkan kota kelahirannya yang penuh dengan kenangan pait.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mayra Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bertemu mantan
Siang ini aku bingung dengan sikap mas mahes.Tiba-tiba dia memintaku mengubah panggilan terhadapnya,karena tidak ada obsi lain ku panggil saja mas.
Sedari awal sebenarnya sudah merasa aneh sama tingkahnya.Dia menyediakan kamar yang begitu bagus untuk zura bahkan sudah lengkap dengan segala kebutuhan zura.Dia bahkan menyiapkan baju untuk ku dan zura buat di pakai saat pengajian berlangsung dan ternyata itu couple dengan dia dan langit.
Kini bahkan dia dengan erat mengandeng tanganku.Membawaku menemui tamunya satu persatu.Bagaimana aku semakin tidak dibuat bertanya-tanya,ini pak duda satu maunya apa sih?
Namun belum selai rasa bingungku,mas Mahes membawaku menyapa seseorang yang kalau boleh jujur aku sangat menghindarinya.
" selamat siang tuan Banyu biru.Terima kasih sudah berkenan hadir dalam acara sederhana saya ini." dia nampaknya terkejut.
"Selamat siang juga tuan Mahes.Saya justru merasa tersanjung,mendapat kesempatan menghadiri acara anda.Terima kasih atas undangannya " aku masih terdiam dibelakang tubuh mas Mahes.
" Oya hampir saja saya lupa,perkenalkan ini..."
Belum selesai mas Mahes memperkenalkanku,tiba-tiba...."hana "
Aku tak tau musti bersikap bagaimana.Mau senyum untuk sekedar basa-basi saja rasanya enggan.
"kamu kenal sama tuan Banyu dek?" aku mengangguk.
" dimana?"
" Dia mantan istri saya tuan?" tidak ku duga dia mengakui juga.
" Dia ayahnya princesku dek ?" lagi-lagi aku hanya menganguk.
Rupanya bakat drama seorang langit menurun dari papanya.lihatlah bisa-bisanya sok tidak tau,padahal kan pernah aku ceritain.
" Oya tuan,perkenalkan ini Sandra istri saya dan ini Cakra putra kami"
Dihadapan ku kini berdiri dengan anggun seorang wanita cantik dan anak seusia zura .
Aku tak lagi fokus dengan obrolan mereka,karena dalam benakku muncul banyak sekali pertanyaan.Apa karena kehadiran mereka mas banyu cuek selama ini,atau justru akulah pengacau dalam hubungan mereka ?
Tapi kalau mas Banyu sudah punya istri kenapa mau di jodohkan dengan ku ?
Aku terjingkat saat mas mahes mengusap lembut pipiku,aku pun reflek mendongak.
" kenapa melamun hemm?"
" tidak mas,aku hanya kepikiran putriku saja,ada apa mas ?"
" itu tuan Banyu meperkenalkan istri dan putranya " mau tak mau ku salami istri mas Banyu.
" salam kenal mbak" perempuan itu menatapku sinis.aku tak peduli.Terlebih ku lihat Langit mendekat ke arah kami.
"Bunda adek sama siapa ?" aku tersenyum kearah langit dan menerima pelukan hangatnya meskipun dari samping.
" sama mbak ai sayang"
Langit sepertinya menyadari aku tidak nyaman dengan situasi ini.
" pah !"
" apa kak ?"
" bunda sepertinya lelah." ucap langit sembari mengenggam tangganku.
" kamu capek ya ?" lagi-lagi mas Mahes mengusap lembut pipiku.
" sedikit mas"
" ya udah yuk mas anter rehat !"
" tidak usah mas,aku ketempat oma saja"
" kakak temani ya bun?" aku menganguk.
" mari mas,mbak maaf saya tinggal"
Bagaimana pun aku tetap harus pamit kan ?
" maaf han,apa saya boleh bertemu dengan putrimu?"
Hatiku terasa tersayat.apa tidak bisa dia menyebut Zura dengan kata "putriku ".Sebegitu tidak berhaknya zura sebagai anaknya ?
Kutarik nafas dalam-dalam
" boleh tapi,saat ini anakku sedang tidur."
"semoga sebelum saya pulang nanti,dia sudah bangun." aku hanya menganguk.Ku lihat rahang mas Mahes mulai mengeras.
"mas..aku kedalam dulu ya?" kugengan tangan mas Mahes.berharap dapst meredakan amarahnya.
" iya nanti mas nyusul ya " lagi-lagi aku menganguk.
Aku berjalan sembari mengandeng Langit.Alih-alih menuju tempat di mana oma berada,aku memilih kembali ke lantai atas.
" bun,oma buyut di sana !" bujangku binggung sepertinya.
"Maaf ya kak,kepala bunda agak sakit.Boleh bunda ke atas saja?" langit mengangguk.
Begitu sampai lantai atas,Langit menghentikan langkahku.aku sampi terkejut di buatnya.
" ada apa kak?"
" boleh kakak tanya sesuatu bun?" aku menganguk.
" apa pria di bawah tadi ayahnya adik?"
mendapat pertanyaan begitu entah kenapa air mataku tak bisa ku bendung.Langit dengan sigap memeluku.Tanpa ku jawab aku yakin dia pasti sudah tau.
"ya sudah bunda istirahat saja dikamar.jangan turun kalau orang itu belum pulang !"
" kak.." pelukan kami terurai
"bunda harus bahagia,adik pun juga.jika bertemu pria tadi hanya membuat bunda terluka,lebih baik jangan." lagi-lagi Langit memelukku erat.
" Terima kasih ya Rabb,aku yakin Engkau kirimkan langit dalam hidupku adalah sebagai penguat dan penawar atas luka-lukaku.terima kasih Allah !"