Aya seorang gadis lugu dari desa yang bertemu seorang pria kaya, mapan dan punya jabatan tinggi di kota. Yang membuat Aya bingung saat Anwar ingin menyatakan cinta padanya. Padahal dirinya yang hanya gadis desa berniat melanjutkan.sekolahnya di kota. Dengan banyak pertimbangan dan mengingat adat istiadat di desa dan dalam kehidupannya. Aya harus berpikir keras untuk bisa menerima Anwar yang terkesan playboy. Bagaimana ceritanya.... baca disini ya !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Lalu suaminya pun menghela nafas kasar, Saat merasa istri tidak suka dengan perkataannya.
" Mi apa kau tidak sadar kita ini, masih belum bisa berdiri diatas kaki sendiri. Jangan membuat masalah dengan Anwar dengan mengusik istrinya. Apa kau lupa ia bisa mengambil rumah ini dan membuang kita kejalan" kata suami Ani. Membuat Ani pun tak bisa berkata kata.
Namun kecemburuannya pada gadis muda yang disayang adiknya itu. Membuatnya iri dan naik pitam. Sebab Aya membuat Anwar banyak berubah setelah menikah.
" Sudah ayo masuk," kata sang suami merangkul Ani sambil tersenyum. Mereka pun lalu masuk ke kamar, untuk kembali tidur.
Sedangkan Aya yang terjaga di samping Anwar ketika dini hari. Menatap wajah lelah suaminya itu dengan rasa iba.
" Ya Tuhan kuat kan aku, jika ada ujian yang ingin menghancurkan kami. Aku mungkin sanggup menantang bahaya. Namun tidak bisa melihatnya hancur, ketika dia sudah banyak berbuat baik kepada keluarga ku," batin Aya yang menatap lekat wajah Anwar yang tidur pulas.
" Huh...aku ingin sholat malam dulu. Sambil menunggu subuh," kata Aya beranjak bangun dan menuju kamar mandi untuk berwudhu. Karna Aya tidak mungkin bisa tidur lagi, jika sudah terjaga.
Dan setelah sholat Aya pun berzikir sebentar. Entah mengapa akhir akhir ini ia merasa tenang setelah bertemu Datu Dullah yang memintanya memperbanyak sholat malam. Agar terhindar dari bahaya dan kejahatan orang yang dzolim.
Setelah suara adzan berkumandang Aya pun membangunkan Anwar untuk sholat ke masjid. Agar suaminya itu membiasakan diri untuk menjadi imam yang baik. Aya pun lalu mengantar Anwar sampai depan pintu rumah.
" Kak Anwar sholat dulu ya, sana ade tidur lagi saja, jika masih ngantuk, " kata Anwar saat akan pergi.
" Ya kak, pergilah !!" kata Aya sambil tersenyum melepas Anwar. lalu Aya pun kembali masuk dan menutup pintu dengan rapat. Namun ketika Aya ingin berbalik tiba tiba saja rambutnya .....
" Auw .. ..." pekik Aya kaget ketika rambutnya di jambak oleh Ani
" Jangan berlagak sok alim, bukan nya kalian hanya orang desa yang percaya sama dukun Aku curiga kau mengguna gunai adikku itu. Agar bisa hidup enakkan ," kata Ani geram.
" Kak sakit, Aya tidak pernah melakukan itu !! " kata Aya sambil meringis karna kesakitan.
" Bruk .....!! .Ani pun mendorong tubuh Aya kelantai.
" Auw......." Aya pun kembali meringis menahan sakit Ketika tubuh mungilnya di dorong Ani yang lebih besar darinya.
" Awas saja, kalo kau berani mengadu pada suamimu. Akan ku buat kau dan keluarga mu sekarat," ancam Ani lalu berlalu begitu saja meninggalkan Aya
" Astagfirullah .....ya Tuhan apa ini, awal jalan curam yang harus aku hadapi ," guman Aya sambil bangun dan berjalan pelan menuju kamarnya. Karna menahan sakit ulah kakak iparnya.
" Kenapa dia sangat sadis, padahal rupanya terlihat sangat cantik dan berwibawa. Sedangkan kak Anwar yang berparas biasa hatinya lebih baik dari dirinya," kata Aya ketika sudah menutup pintu kamar. Dan bersandar di balik pintu kamarnya. Dengan mengusap usap kakinya.
Paginya ketika mereka sarapan bersama terlihat Ani bersikap ramah pada Aya. Agar Anwar tidak tahu sandiwara yang ia mainkan. Begitu juga dengan Aya hanya diam. Yang sudah tahu sifat asli kakak iparnya itu. Namun Aya tidak mau mengadu, yang bisa menimbulkan perpecahan antara suaminya dan kakak iparnya. Apalagi adik adik Anwar pagi ini sudah berkumpul dirumah besar Ani. Karna ingin bertemu Aya.
" Rupanya nyonya Anwar masih sangat muda dan cantik. Apa kalian sudah saling kenal sebelum menikah?" tanya adik Anwar yang kedua menatap Aya.
" Ya ...kenapa, abang harap kalian bersikap baik pada kakak ipar kalian ini. Biar pun dia masih sangat muda Tapi statusnya nyonya Anwar " tegas Anwar dengan wajah datar
" Ya bang, aman ...kami tidak akan macam macam, toh dia sudah menjadi kakak ipar kami ya kan kak Ani," kata salah seorang adik Anwar sembari melirik Ani.
" Hmm...." dehem Ani. " Makanlah nanti kita bahas masalah keluarga kita. Setelah Anwar berangkat bekerja," kata Ani
" Bagus, dan ingat ajak Aya untuk berunding. Jika itu untuk mengurus walimah ku," kata Anwar
" Bukannya kau bilang sudah membuat acara di kampung Aya, tidak perlu lagi membuat walimah Itu disini. Hanya akan membuang buang uang," sindir Ani
" Lah bukannya kak Ani bilang mau mengadakan walimah untuk keluarga kita saja, kenapa berubah pikiran?"kata Anwar lagi
" Tidak perlu, beri mereka mentahannya saja. Dari pada repot, kan mereka bisa nyari makanan masing masing di luar. Ya kan ?" kata Ani menatap keempat adik adiknya.
" Itu terserah pada kak Ani, tapi kenapa tidak mengadakan walimah. Itu biar kerabat ayah dan ibu tahu. Jika bang Anwar sudah menikah.Walaupun sangat sederhana," protes adik bungsu Anwar
Sedangkan Aya yang mendengar obrolan para keluarga suaminya. Memilih diam tak ikut bicara. Apalagi tadi Ani sempat menginjak kakinya. ketika Aya ingin duduk di sebelah Anwar.
" Iya kak, kalo masalah jajan. Setiap hari kita pasti bisa membelinya kapan saja. Tapi ini kan untuk menyambut kakak ipar. Harusnya kak Ani mengambil keputusan tepat. Orang kak Anwar saja setuju, bukan begitu bang?" tanya Amy menatap Anwar.
" Terserah kak Ani, aku tidak mau mempermasalahkan ini. Tanpa walimah pun tidak menjadi masalah Toh kami sudah menikah. Cukup mengantar berkat saja, jika kak Ani merasa rugi untuk membuat acaranya," kata Anwar membuat Ani menatap tajam kearah Amy. Karna adiknya itu sengaja menyudutkannya.
" Amy.....Aya saja ngak minta dibuatkan walimah.Kenapa kamu yang protes," kata Ani melirik Aya yang sedari tadi hanya diam.
" Hmm....sudah, tidak perlu berdebat Kak Ani tidak perlu membawa bawa Aya. Jika tidak membuat walimah juga ngak jadi masalah kok. Toh pastinya uangnya juga dari ku kan," sindir Anwar. Karna semua keperluan rumah sang kakak berasal dari uang kas perusahaan yang Anwar kelola
" War ...." kata Ani kaget mendengar perkataan sang adik. Seakan akan Anwar menyindirnya, seolah dirinya mengambil untung bagi keluarganya sendiri. Tapi tidak mau rugi . Ketika adik adik Anwar meminta walimah sederhana untuk Anwar.
" Bang ....Jangan bicara begitu, kami mau kok bantu abang, Apalagi abang wali kami selama ini. Bagaimana mungkin kami menolak membuat walimah. Kan ini urusan perempuan. Biar kami yang mengaturnya nanti," kata adik ketiga Anwar.
" Ok ...itu terserah kalian,aku mau berangkat kerja dulu. Nanti jika ada apa apa bicara saja pada Aya ," kata Anwar yang beranjak setelah selesai sarapan.
" Kak Anwar sudah mau berangkat, biar Aya siapkan tasnya," kata Aya ikut bangkit dari duduknya. Membuat semua orang di meja menatapnya.
" Ya ayo," kata Anwar yang memang harus segera bekerja. Lalu Anwar pun melangkah meninggalkan ruang makan yang diikuti Aya dari belakang.
" Sial anak itu" batin Ani yang tidak mau Anwar semakin sayang pada istrinya. Karna Aya begitu perhatian pada adiknya. Dan tentunya itu makin mempererat hubungan keduanya.
" Kak....kenapa melihat kak Aya begitu, bukannya itu hal wajar. Jika seorang istri mengantar suaminya mau berangkat bekerja," tegur Amy
" Kau ini, apa tidak boleh. Dia itu wanita licik. Kalian harus berhati hati padanya. Paling dia hanya ingin menguras uang abang kalian. Lihat saja wajahnya yang mulus itu pastinya karna dia ke salon untuk perawatan," kata Ani
" Dih kak Ani iri ya , atau takut kalo kak Aya mempengaruhi abang. Karna selama ini kebutuhan kakak lebih besar dari pada kami semua," kata Amy mengoda Ani
" Amy !!! " kata Ani ketus. Karna adiknya itu sering bicara sembarangan
" Sudah kak, jangan diambil hati. Tapi apa Aya setuju jika kita membuat walimah sederhana?" tanya Arsa adik kedua Anwar
" Tidak sederhana, dia malah meminta di buatkan acara besar besaran dirumah ini " kata Ani.
" Hah ....tapi bukannya itu lebih baik kak," kata Amy. Yang merasa senang akan ada pesta besar
" Apa....." kata Ani kaget saat melihat Amy dan Arsa senang. Sedangkan yang lain hanya saling pandang.
Jangan terus terusan diam Aya jika diperlakukan begitu ,
Serem efeknya
Moga dapat pertolongan
Jahat amat otak Tiwi
Amit amit
Aku masih penasaran siapa lelaki yang sangat mencurigakan ,sepertinya dia yang memgirim guna guna ke Aya sama Anwar
Aku siap mbantu Mak ,ikut gregetan ini tanganku Mak
Kuatkan imanmu cah ayu