Seorang gadis bernama Mia Elisha yang selalu ceria sedang jatuh cinta kepada seorang laki-laki pendiam bernama Jiro yang duduk di depan meja di kelasnya, Namun karena kepribadiannya yang dingin, pendiam juga sangat pintar.
Suatu hari Mia mengungkap kan perasaannya kepada Jiro tetapi Jiro menolaknya namun Mia tetap berusaha untuk meyakinkan Jiro bahwa perasaan Mia tidak pernah berubah tetap saja Jiro mengabaikan Mia hingga suatu hari Mia berhenti untuk tidak lagi menyukai Jiro.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Wulandini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NEXT
Malam itu ada sebuah acara makan malam bersama rekan-rekan para dokter termasuk dengan papa yang berprofesi sebagai dokter spesialis jantung dan kami semua pergi bersama di salah satu lestoran terkenal, orang-orang dewasa masih terus saja membahas pekerjaannya, namun ada hal yang sangat menggangguku ketika papa memperkenalkan ku dan mengatakan bahwa aku akan menjadi seperti dirinya dan terus mengagung-agungkan bahwa aku adalah anak yang berbakti dan sangat pintar sungguh sangat membuat ku prustasi mendengarnya.
"Perkenalkan anak semata wayang kami Jiro, setelah lulus dia akan kuliah di luar negri, dia akan menjadi penerus saya" ucap Papa memperkenalkan ku
Aku pun sedikit menundukkan kepala untuk menghormati dan sebagai tanda kesopanan. Mereka semua tertawa terkagum saat mendengar tentangku yang tidak pernah mendapatkan nilai di bawah 100.
Mama yang berada di sebelahku pun ikut tersenyum mendengarnya.
"Wah pak Yamada dan bu Erina ini sungguh di anugrahi anak yang tampan juga cerdas" puji salah satu rekan papa
Papa dan mama terlihat tersenyum sungkan namun entah mengapa aku sangat merasa terbebani dengan ucapan orang-orang dewasa yang tidak mengerti apa kemauan seorang anak meskipun hanya untuk didengarkan yang mereka pikir adalah bagaimana seorang anak harus seperti mereka yaitu melihat keberhasilan orang tua yang sukses.
***
Hari itu aku dikejutkan kembali oleh Mia, dia selalu datang dan muncul tiba-tiba.
"Hemmm, Jiro kamu mau ga ke rumah ku" ajak Mia kepada ku
"Akhir-akhir ini aku belajar masak, dan... Ya,... Aku mau kamu bantu komentar masakan ku, sekalian kalau kamu tidak keberatan kita belajar di rumah ku, itu pun... Ya.... Kalau kamu tidak keberatan" ucapnya
"Apa hubungannya dengan dia belajar masak dan aku harus datang kerumahnya" pikir ku
Namun aku hanya terdiam memandanginya dengan wajah datar.
"Yaaa...ya... Kalau kamu ga mau ya ga usah di paksakan ga apa-apa ko, hehehe" ucap Mia seraya sambil cengengesan
"Ga mau" Jawabku dengan singkat
Mia terlihat memegangi belakang lehernya sambil menundukkan kepalanya
"Aku bukan guru les pribadi" jelasku padanya
"Ahahaha iya... Iyaa.... Kamu betul itu Jiro, hehehe" ucapnya kembali
Saat pulang sekolah aku melihat sekeliling lorong, mata ku terpaku untuk melihat Mia yang sedang berjalan bersama Hanna teman dekatnya, dia memang benar-benar anak yang penuh energi disaat yang lain terlihat sudah lesu setelah seharian berada di sekolah hingga aku melihatnya tertawa, Mia memang anak yang berbeda dari yang lain, namun saat itu aku langsung memalingkan pandanganku saat aku di kejutkan oleh Marcel yang tiba-tiba menepuk pundak ku.
"Jiro, lagi liatin apa hayo" Marcel menggodaku
"Tidak ada" jawab ku
"Hari ini sibuk?" Tanya Marcel
"Ya" jawabku singkat
Terlihat Marcel menggarukkan kepalanya"ada les?" Tanya Marcel
"Kau mau apa sih?" Tanya ku kembali
"Kerumah ku yok, main ps" ajak Marcel
Aku hanya terdiam sambil berjalan, dan Marcel masih saja mengikutiku
"Ayok lah please kali ini datang ke rumah ku ya" ajaknya sekali lagi
Sudah beberapa kali Marcel mengajak ku untuk pergi kerumahnya namun aku selalu menolaknya, karena ada yang harus aku lakukan setelah pulang sekolah yaitu jadwal les tambahan yang tiada hentinya. Namun aku pun ingin sekali saja istirahat dari jenuhnya memenuhi ekspetasi kedua orang tuaku.
Setelah jadwal les ku selesai aku pun keluar dari ruang les ku, namun aku terkejut saat melihat kearah jendela aku melihat Marcel yang sedang menunggu ku di luar gedung dengan segera saja ku hampiri, Marcel pun menyadari keberadaanku.
"Yoooo....." ucapanya sambil mengangkat tangan kanannya
"Sedang apa kau?" Tanya ku
"Ya menunggu anda les" jawab Marcel dengan tenang
Aku pun sedikit terheran melihatnya yang masih menggunakan seragam sekolah menunggu ku di tempat les.
Marcel menghela nafasnya dan segera menarik lenganku"ayok, kau sudah selesai les kan, kali ini kau harus pergi kerumah ku" ucap Marcel yang masih menarik tangan ku
Setibanya dirumah Marcel aku pun di sambut oleh adik perempuannya yang masih terlihat berusia 11 tahun dengan rambutnya yang panjang, kalau tidak salah dengar adiknya itu bernama Marsha karena Marcel selalu menceritakan tentang adiknya kepadaku. Aku tidak mengerti bagaimana rasanya mempunyai saudara kandung karena aku adalah anak tunggal.
"Kakak, sudah jam berapa ini baru pulang Hah" ucapnya begitu garang seraya sambil menaruh kedua tangannya kepinggangnya
Marcel tertawa sambil mengelus kepala adiknya"kau itu senang sekali mengurusi kakak, sudah ya malu ada teman kakak"
Adiknya pun menoleh melihat kearahku dan aku berusaha untuk menyapanya
"H..haaiiii" ucapku dengan sangat kaku
Terlihat adiknya hanya terdiam membantu melihatku
Marcel melepaskan sepatunya"Sudah lah masuk, kita menuju kamar ku ada sesuatu yang mau ku tunjukkan kepada mu Jiro" ajak Marcel
Aku pun segera melepaskan sepatuku dan mengikuti langkahnya dengan hati-hati karena itu adalah saat pertama kali aku pergi berkunjung kerumah seorang teman, aku dan Marcel segera menuju kamarnya yang terlihat kamarnya begitu rapi semua tertata dan beberapa komik di rak bukunya, Marcel menyuruh ku untuk duduk setelah dia menaruh tasnya dan langsung memberikan ku sebuah stik ps, dengan perasaan ku yang sangat heran Marcel pun tanpa aba-aba mengajakku untuk bermain ps dengannya, kami berdua pun menikmati keseruan itu bersama, tidak lama kemudian ibunya pun membawakan sebuah minuman juga cemilan dengan tersenyum menyambutku. Aku pun tidak pernah merasakan sensasi rasa bersenang-senang ini setelah sekian lama.
Setelah permainan selesai Marcel pun merebahkan tubuhnya terlihat dia kelelahan sambil merenggangkan jemarinya.
"Hei Jiro, kapan terakhir kamu menikmati hidup?" Tanya Marcel
Aku pun terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan Marcel
Marcel pun beranjak seraya sambil menghela nafas"sekali-kali kau boleh ko bersenang-senang" ucapnya
Aku melihat jarum jam di lengan ku sudah pukul 20.43"sepertinya aku harus segera pulang"
"Tidak bisakah kau menginap saja?" Ucap Marcel dengan sedikit menggoda ku
"Hahhh"jawabku begitu terkejut karena melihat tingkah Marcel yang berlagak menggoda ku seperti seorang perempuan
Marcel pun tertawa"kau serius sekali ya Jiro, hidup ini harus ada sedikit bercanda agar tidak monoton"
"Kalau begitu aku akan pulang, lebih baik kau pun belajar untuk ulangan besok" ucap ku pada Marcel
"Iya.... iyaaaa kutu buku"ucapnya
Aku pun segera keluar dari rumah Marcel tidak lupa berpamitan kepada ibu dan adiknya.
Saat di perjalanan aku melihat sebuah toko bunga terlihat di dalam sana ada seseorang yang terlihat tidak asing bagiku yaitu Mia yang sedang menata bunga-bunga.
"Mungkinkah dia bekerja di toko bunga itu" pikirku
Sesampainya dirumah aku pun melihat keadaan rumah dan melihat papa yang sedang duduk santai sambil menonton televisi
"Mengapa jam segini baru pulang dari mana kamu?" Tanya papa
"Les" ucap ku
"Bukankah les selesai pukul 16.35" ucap papa
"Ada kegiatan kerja kelompok yang harus di selesaikan pah" ucapku berbohong karena papa tidak suka jika aku lebih banyak bermain, terakhir kali aku pun bermain ps yakni saat usiaku 9 tahun itu adalah yang terakhir kalinya aku menikmati hidupku yang normal sisanya ku habiskan untuk belajar dan belajar agar orang tuaku tetap bangga padaku.
"Mana yang benar les atau kerja kelompok?" Tanya papa yang masih tidak percaya dengan ucapanku
"Pah, aku ini punya kegiatan lain yang tidak semua orang tua harus serba tahu" ucapku keceplosan membuat papa terlihat murka mendengar ucapan ku
"Apa kamu bilang?" Ucap papa dengan nada yang meninggi
"Pah ada apa?" Ucap Mama yang datang berusaha menenangkan
"Jiro cepat mandi setelah itu makan yak" ucap Mama
Aku pun segera meninggalkan papa dan mama
Saat aku selesai mandi dengan segera aku pun pergi ke ruang makan, baru saja aku duduk mama pun langsung menuangkan makanan 4 sehat 5 sempurna dalam piringku yang sudah disediakan olehnya, tidak lupa mama memberikan ku ikan salmon.
"Supaya otak mu tetap tahan dengan daya ingat agar kau tetap bisa fokus belajar" ucap mama sambil tersenyum
"Mah jangan lupa berikan dia vitamin" sambung papa yang sedang menuangkan air mineral kedalam gelasku
Aku pun sempat terdiam sejenak, merasa sudah tidak lagi bernafsu untuk makan namun aku tetap harus memakannya.
"Besok ada ulangan? Setelah ini kamu belajar apa nak" tanya papa sambil mengelus kepalaku
"Pah biarkan Jiro mengenyangkan perut dulu supaya dia lebih fokus belajarnya nanti" sambung mama
Papa pun tertawa"baiklah, selamat makan ya nak" ucap papa seraya sambil berlalu
"Nanti ketika kamu belajar mama bawakan kamu cemilan buah ya" ucap mama tersenyum sambil membuka kulkas mencari buah-buahan.
"Tidak perlu, aku tidak ingin makan apapun lagi" ucapku
Mama terdiam sejenak"ah baiklah"
Kedua orang tuaku memang mengurusku dengan ekstra namun setiap hari aku harus melalui hari-hari yang seperti tiada habisnya untuk belajar, makanan yang bergizi, vitamin dan belajar mereka hanya ingin aku terus belajar tanpa mereka tau bagaimana keinginanku yang sebenarnya.
semangattt/Determined//Determined/