NovelToon NovelToon
My Husband Mantan Santri

My Husband Mantan Santri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bad Boy / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Amari Antares

Meina Alfarez, seorang gadis cantik berumur 18 tahun yang sangat bar-bar binti sengklek ini adalah satu-satunya anak perempuan dari keluarga Alfarez. Keluarga yang kaya no1 yang sangat di segani oleh banyak klan mafia.

Dia juga mempunyai 2 saudara laki-laki yang jahilnya gak ke tulungan. bernama Delvin Alfarez 21 tahun, dan Dhilan Alfarez 15 tahun.

Masa-masanya di jalani dengan sangat bahagia, walaupun banyak orang yang ingin mencelakai keluarga dan dirinya. Tapi itu tidak masalah, dengan menyebut namanya saja musuh pun bergetar ketakutan. Bahkan ia di sebut sebagai Donna Morte (Ratu Kematian)

Setelah menginjak dewasa, Meina pun berkuliah di kampus milik keluarganya, walaupun banyak mahasiswanya yang tidak mengetahui identitas asli Meina. Banyak yang mengagumi kepintaran dan juga kecantikannya dan ada juga yang iri.
Semuanya berubah ketika seorang lelaki bernama Akara Antares, yang sangat teguh akan imannya mulai datang ke dalam hidupnya.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amari Antares, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

𖤓HAPPY READING𖤓

"Ih... ini kan bakso punya ku gimana sih." Farhan dan Alvin benar-benar ribut di dapur perkara bakso aja.

"Ih gak liat apa sutarjo, noh mangkok punyamu." tunjuk Alvin ke arah atas kulkas.

Farhan pun menoleh, dan ternyata tidak ada apa-apa di sana.

"Mana bohong." balas Farhan, Alvin mah sudah berlari keluar sambil memegang mangkok baksonya.

"Eh, Alvin!" seru Farhan, akhirnya mereka pun kejar-kejaran sampai tiba-tiba Farhan menabrak seseorang hingga kepentok pintu.

Buagh!

Brukk!

"Aduh!!" ringis Farhan sambil memegangi hidungnya yang sakit.

"Ah astagfirullah serem banget." latah Farhan yang membuat ia langsung menutup mulutnya.

Alvin pun meletakkan mangkoknya yang tak jauh dari meja dan membantu Farhan berdiri.

"Apa jangan-jangan bapak ini yang galaknya pol." bisik Farhan pada Alvin, namun sepertinya masih sedikit terdengar oleh bapak tersebut.

"Cuangkemmu mau ngomong apa mau hah!!?" ucap Pak Dono. "Lammbemu urung tahu di pelintir heh, baleni neh, baleni ora, lambemu wis tahu di boboi lombok urung, lu urung tahu di suwawat watu toh, kene."

(Tadi mulut kau bilang apa? mulut kamu belum pernah di pelintir kan? ulangi lagi, ulangi gak? mulutmu udah pernah di lulur cabai belum? belum pernah di lempar batu kan? sini-sini.)

Mendengar hal itu Farhan langsung bergidik ngeri, tapi Alvin masih saja melongo dengan apa yang di ucapkan oleh pak Dono tadi.

"Barusan pak Dono ngomong apa?" tanya Alvin sambil berbisik.

"Aduh... yang penting mah kata-kata nya sungguh keramat dan mengerikan." balas Farhan sambil berbisik.

*

*

*

*

*

"Dhilan, udah belum lama banget." tanya Delvin.

"Belum atuh bang, cilornya juga belum di masak." jawab Dhilan sambil matanya fokus melihat kang cilor mengocok-ngocok telornya.

Delvin hanya pasrah, ia pun berniat duduk di taman yang tak jauh dari sini.

"Harusnya pakai jaket tadi kamu!" balas Delvin ketika melihat Dhilan mengusap-usap tangannya.

"Gak dingin kok." ketus Dhilan.

Delvin hanya menatap adiknya ini, udah jelas-jelas kedinginan. " Oh iya tentang surat itu ka-"

"Bukan aku yang nulis." sahut Dhilan.

"Terus siapa kalau bukan kamu?" tanya Delvin.

"Penunggu di rumah yang ngasih suratnya, soalnya aku bagiin kuenya ke dia." jawab Dhilan asal yang membuat Delvin tersedak saat hendak meminum air.

"Owh pantas ya, tulisannya juelekkkk banget....ternyata dedemit yang nulis." balas Delvin.

Dhilan yang tak Terima tulisannya di katai jelek pun angkat suara. "Mana, bagus kok tulisannya, abang aja yang kagak mengerti seni."

"Lah kok kamu yang marah, kan harusnya dedemit nya yang marah karena tulisannya di bilang JUELEKKKKK....." Delvin pun menimpali.

"Cih!" Dhilan pun beranjak dari duduknya menuju kang cilor.

"Udah kang cilornya." tanya Dhilan.

"Udah kok dek. mau bumbunya apa?" tanya balik kang cilor.

"Bumbu asin manis aja." jawab Dhilan.

Kang cilor pun mulai memberikan bumbu-bumbu tersebut sambil mengaduk-aduk cilornya.

"Nih, dek."-

" Terimakasih kang..."-

"Sama-sama..."-

" Minta dong dek." jahil Delvin.

"Gak boleh, beli aja sendiri abang kan banyak uang, atau jangan-jangan uang abang udah setipis koran." jawab Dhilan dengan nada ketus bin nyelekit.

"Waduh, nih bocil main ulti aja gue." batin Delvin, "Abng ada uang kok, nih abang beli." Delvin pun beranjak menuju tukang eskrim, bagaimana mungkin dia dikatain kere oleh adiknya.

*

*

*

*

*

*

" Ternyata dia ada di sini nona."-📱

"Pantau mereka sampai waktunya tepat kalian tangkap." -📱

"Baik."-📱

Telepon pun terputus...

" ### Segera siapkan beberapa orang anggota saja sudah cukup untuk menangkap dua orang bajingan itu."-

-

-

-

See you again 🥰

1
Tamirah
ganteng tuh visual nya tapi kok para author selalu orang pakai orang Korea.
kok senang produk luar.anak bangsa jg banyak yg ganteng.Sy penggemar Drakor mbok ya visual nya jangan slalu orang Korea
shiv: terimakasih kak sarannya/Pray/
shiv: oleh kak, saya Terima masukannya saya ganti kok/Smile/
total 2 replies
shiv
/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!