Cerita hanya hayalan semata dan tidak menjiplak karya mana pun!
Julia hanya anak miskin yang di nikahi oleh Alan anak nya Juragan karet yang amat sangat kaya, Alan anak ketiga dalam keluarga ini dan semua nya tinggal satu rumah yang amat besar.
Persaingan antara menantu amat sangat ketat, hanya Julia yang tetap apa ada nya karena dia tak punya apa apa dalam hidup ini dan selalu kena marah oleh Warti.
hanya Karto sebagai mertua laki laki yang membela diri nya, bahkan lebih sayang mengalahkan Alan.
Bagai mana kisah mereka selanjut nya?
akan kah Julia larut dalam perhatian dan kasih sayang Karto?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Penampakan Alan
"Rahmat oh Rahmat, di mana engkau kini?" Maharani mencari sambil bernyanyi.
"Ibu mu apa masih cinta ya kok dia tau saja apa yang mantan suami nya lakukan." Xiela bertanya pelan.
"Nama nya juga cinta pertama, mungkin sangat membekas di dalam hati." sahut Maharani.
"Kau punya cinta pertama, Ran?" tanya Xiela kepo lagi.
Maharani cepat menggeleng karena dia tidak mau nanti Jeno dengar dan jadi masalah besar, cinta pertama nya bernama Denis yang mengalami nasib yang amat buruk sekali karena di siksa oleh keluarga sendiri agar tidak memberi tahu orang lain bahwa Maharani di sekap dan di perkosa oleh orang orang.
Jeno cemburu berat dengan Denis itu karena dulu Maharani memang secinta itu pada kekasih nya, belum pacaran asli hanya sebatas crush saja dan mereka memang saling suka. jadi rasa cemburu Jeno amat sangat luar biasa, tidak bisa mau di cegah dan di bendung lagi asal kan sudah menyangkut yang nama nya Denis.
"Ini kok malah kehutan sawit segala, memang nya dia ada di hutan?" Xiela menatap sekitar dengan teliti.
Maharani juga tidak tau karena dia asal cari saja sampai dapat dan mungkin memang ada di perkebunan luas ini, nama nya mencari ya memang harus di teliti di setiap sudut keadaan sekitar. Xiela saja yang gampang protes, ada saja pokok nya yang di protes.
Ini sudah tidak membicarakan masalah penyakit menular lagi karena tadi di jewer oleh Maharani, coba saja kalau tidak. maka sampai saat ini dia akan masih sangat sibuk untuk membahas nya, mana kalau di kasih penjelasan susah sekali mau paham sehingga yang ada teman nya akan naik darah pula.
"Siapa ya kira kira yang mau di santet?" Xiela bertanya pelan.
"Kalau orang itu punya riwayat yang tidak baik maka akan ku biarkan!" tegas Maharani.
"Eh maksud mu?!" kaget Xiela.
"Ya misal nya dia sudah memperkosa atau selama ini suka sekali mencicipi banyak wanita." jelas Maharani.
"Apa Purnama akan setuju dengan tindakan mu? nanti kau kena marah pula, kita ni berdua maka aku pasti kena hukum juga!" cemas Xiela.
"Penakut sekali sih kau ini, paling kalau ratu ular ngamuk ya kita akan di hukum." sahut Maharani santai.
"Nah masalah hukuman nya ini yang aku tidak suka, emoh ya aku kalau di suruh masuk penjara bawah tanah!" sengit Xiela pula.
"Halah wong Cino kok Yo ngerti emoh!" Maharani merutuk dalam bahasa jawa nya.
"Kau ngomong apa? kalau kau banyak tingkah maka aku tidak akan menemani mu lah." Xiela tidak ingin bersama Maharani.
Kerja dengan Maharani membuat nya agak ketar ketir tidak karuan sekali rasa nya, padahal dia ratu burung hantu yang handal, namun karena kadang kala dia banyak tingkah membuat partner nya merasa agak ngeri. kecuali dengan Nilam yang memang sudah besty dari orok, sehingga tidak peduli mau apa saja dan mereka sanggup menerima hukuman berdua.
"Itu setan apa yang lagi duduk di sana?" Maharani cepat mendekati setan yang duduk anteng.
"Hai, kau lagi apa?" tegur Maharani tersenyum ramah.
"Sok kenal kau!" ketus nya angkuh.
"Heleh bentuk mu kayak arang gitu kok angkuh sekali." hina Xiela yang langsung kesal.
"Kau rasis, mencela orang dari warna kulit!" setan hitam malah play victim.
"Lah si anjing, kau ku babat juga nanti dengan pedang ku!" kea Xiela karena di tuduh rasis.
Maharani yang sudah tertawa cekikikan karena Xiela mendadak saja kesal dengan setan ini, lagian setan hitam ini pun sok sekali. di tegur baik baik malah bertingkah, sekali di katai hitam malah merasa paling tersakiti.
"Kau jangan banyak tingkah ya, aku datang untuk menegur kau baik baik!" Maharani mencengkeram leher setan hitam.
"Mampus kau, dari tadi kok malah lagak mu besar sekali." Xiela puas juga melihat nya.
"Ah..ampun!" setan hitam ketakutan di buat nya.
"Aku cuma mau tanya, apa kau pernah melihat hantu dengan telapak kaki terbalik dan wujud dia hitam gosong?" tanya Maharani galak.
"Pernah, dia terbang di atas langit sana dan membuat nanah di kelamin nya berserakan." angguk setan hitam.
"Lalu di mana terakhir dia pergi?" tanya Maharani lagi.
"Aku tidak melihat nya, saat itu aku berlindung karena takut kena nanah." sahut hantu hitam.
Maharani melepaskan leher hantu tersebut karena dia juga tidak tau arah terakhir nya Rahmat pergi, tampak nya Rahmat ingin eksis lagi dengan berbagai macam gaya agar bisa mendapatkan perhatian dari setan setan lain dan dia menjadi lebih kuat.
...****************...
Alan membasuh muka nya di toilet rumah sakit, untuk mendinginkan kepala yang tiba tiba saja terasa panas akibat emosi dengan Selia yang suka sekali jadi kompor. hal hal seperti itu yang kadang membuat Julia terfitnah, apa lagi kan Warti sangat sayang dengan Selia sebagai menantu pertama dalam keluarga.
"Ahhh aku malah emosi juga akhir nya." keluh Alan pelan.
Dok.
Dok.
Tes.
Ada suara menggedor dan seperti air yang menetes jatuh, Alan menoleh untuk memastikan apa kah ada orang lain di belakang nya. namun ternyata tidak ada siapa siapa, buku kuduk Alan merinding secara tiba tiba dan dia yakin ada sesuatu di toilet ini.
"Sakiiiittt, Ras."
"Siapa yang kesakitan, apa ada orang jatuh ya di dalam sini?" batin Alan kasihan pula.
"Sakit sekali, aku tidak kuat dengan sakit nya." rintih suara itu lagi.
"Siapa di dalam?" tanya Alan dengan suara besar.
"Huhuhuuuu sakit sekali, maafkan aku, Ras!" suara itu kembali terdengar.
Alan mendengarkan di setiap bilik untuk memastikan suara nya berasal dari yang sebelah mana, dari paling depan dan terus berjalan semua nya kosong tidak ada isi. Alan menahan nafas saat tiba yang paling belakang, dari pintu yang ada ruang sedikit dekat lantai. nanah bercampur darah mengalir keluar, jumlah nya juga amat sangat banyak.
"Ya Allah!" Alan menutup mulut nya karena dia yakin ini bukan manusia.
"Sakiiiiit....tolong bantu aku menarik ular nya, Ras!" suara itu kian jelas Alan dengarkan.
"Alan!"
"Huaaaaah!" Alan tersentak kaget karena pundak nya di sentuh oleh seseorang.
"Kau kenapa, masa begitu saja kaget sekali." Amir pun ikut kaget.
"Ak...aku ini." Alan gagap juga mau menjelaskan.
Di lirik nya lagi lantai itu namun sudah tidak ada apa apa alias bersih sama sekali tidak ada sisa, padahal tadi jelas sekali ada darah dan nanah yang menggenang di lantai ini, namun saat di lihat lagi malah tidak ada.
Bab ketiga ya guys, jangan lupa like dan komen nya ya sayang ku.
lanjut thor
lanjut thor 🙏