Ica seorang perempuan yang menjalani sebuah kehidupan tapi seakan sudah mati setelah mengalami kejadian buruk dalam hidupnya karna harga dirinya seolah telah hilang disaat kejadian buruk menimpanya, tapi itu semua ternyata hanya kesalah pahaman saja. Akan kah dia kembali seperti semula ?
Bab 23
Al duduk di pinggiran kasur melebarkan kedua kakinya, kedua tangan nya kebelakng, untuk menyanga badannya dengan kedua tangan nya. Lalu memandang ke arah Ica.
“ aku udah punya cewek secantik kamu, gak mungkin aku bisa aneh aneh “
Ica berjalan dengan langkah pelan dan sékśuáł ke arah Al melepas blazer nya. Membuang di sembarang tempat.
Yang mana itu membuat jantung Al berdegup kencang melihat bahu mulus yang terpampang dengan sedikit tonjolan squisy Ica yang menonggol.
Ica berjalan pelan mendekat tanpa jarak, hingga posisi kepala Al berada pas di depan dada Ica hampir menyentuh kedua squicy itu. Kaki Al yang melebar memudahkan akses untuk Ica melangkah kan kakinya hingga tanpa jarak.
Ica menunduk melihat Al, sedangkan Satu jari telunjuk nya menyentuh lembut dagu Al dan menariknya ke atas mendongakan kepala Al agar kekasihnya itu bisa menatapnya.
Al masih diam membeku, menantikan apa yang akan di lakukan oleh kekasih nya ini.
Satu tangan Al yang tadi menyangga badan nya. perlahan menyentuh area pinggang Ica yang sedikit terbuka.
Mengelus elus pelan. Sedangkan Ica tersenyum manis semakin menundukan kepala , kedua tangannya bertengger di bahu Al dan Cup
Bíbír itu bertemu. Al masih diam karna ingin melihat seberapa beraninya Ica memimpin permainan ini.
Ica mélúmát péłáń, méńghísáp bíbír bagíáń bawah Al. Menikmatinya lalu mengéćúp pelan dan méłúmàt łágí. Satu tangan nya beralih ke bagian selangkang leher Al mengelus pelan membuat háśrát Al yang tadi dia coba tahansudah tidak bisa di tahan lagi.
Al menegapkan badannya. Kedua tangan nya memegang badan Ica. Dia membalas lembut páńgútáń itu mémámáíńkáń łídáh meréka mémbélit satu sama lain. Satu Tangan Al múłáí mérábá náík ke áráh squisy Ica. Sedangkan tangan Ica merambat kebelakang kepala Al meremas lembut rambut Al.
Saat tangan itu mencapai squisy Ica spontan tanpa bisa di tahan suara Ica keluar
“ ńghhhh,ahhhh, mmm, ńgghhh “ suara yang tertahan karna bíbír méreka ÿáńg masih ménÿatu.
Tangan nya yang berada di belakang rambut Al semakin meremas lebih kencang, menyalurkan séńśáśí geli yang mulai keluar dari túbúhnya.
Al pun mulai menghebuskan nafas tertahan.
sedangkan tangannya masih setia mérémáś gundukan itu.
Kaki Al yang merapat sehingga menjépit kedúa kakí Ica,yang ada di dekat pangkal pahanya, pun spontan di tarik naik oleh Al.
Satu tangan nya memegang paha Ica sedangkan satu tangan lagi di bagian punggung Ica. Menuntun nya untuk duduk di pangkuan nya.
Setelah Ica berada di pangkuannya Ica membiarkan Al yang mulai merambat mécíùmí pinggir pinggir múłútnya dan saat satu tangan Al kembali ke squisy nya suara Ica benar benar keluar. Méndésah hingga membuat dia medongak yang otomatis seperti memberi akses untuk Al, menjelajahi łéhérnya.
“ aaakhhh ńgghhhh “ Ica menggigit sedikit pinggiran bibirnya
Sedangkan tangan Al yang berada di punggung Ica merapat kan lagi túbúh Ica dengannya sehingga benar benar tidak ada jarak.
Satu tangan Ica memeluk leher Al sedangkan satu nya lagi memeluk kepala Al meremas rambut lembut Al.
Al yang masih sibuk menghirup wangi dari ceruk leher Ica lalu menjílàtnya, menghíśáp péłán léhér itu.
Sedang kan Ica menikmati sensasi yang belum pernah dia rasakan
Al membalik tubuh Ica di atas kasur itu mulai menindihnya. méńćíúmí setiap incondari kulit Ica. Merambat keleher
“ ááh….” Ica méndéśáh hałúś
Náfáś Ica memburu. Ia méráśákáń dádá nya bérdéśír.
Al meńjéłájáhí setiap jéńgkáł kùłítnya. Al méńgiśàp díkít bagian atas squisy nya yang menonjol .
“ áákkhh ….. Al “ suara Ica yang bertalun lembut
“ hm…. Sayang “
Al mendongak sebentar ke aeah wajah Ica yang memerah. Ica mengigit bibir bawahnya
“ sayang…. Jangan kayak gitu “ Al merasa darahnya yang berdesir hebat melihat gigitan kecil di bíbír bawah Ica itu.
Merangkak naik lagi mélúmát bíbír śèkśí itu lagi, Ica membalasnya “ ńggh… sssstttt ńgggg “ dèśáh Ica semakin brütáł lah Al méńćümbünÿá lagi satu tangannya menurunkan tali bráłłèt yang tadi Ica gunakan untuk dalaman blazernya. Sehingga satu gundukan besar squisy itu pun menjembut.
Al yang melihat itu menoleh sebentar ke arah Ica seolah meminta izin tanpa berbicara, dan Ica pun mengangguk tanda setuju.
Karna sudah mendapatkan izin Al menarik turun lagi satu tali brákłłét yang masih di tempatnya tadi menarik turun bagian bawah brákłét Ica yang ada di perut sehinggan kini kedua squisy itu terpampang nyata. Ukutan yang sangat luar biasa. Pantas saja tadi ketika Ica menggunakan brákłłét itu ada sebagian yang menonjol di atasnya.
Müłûtnya mûłáï ménćîûmï sisi sisi squisy itu méñjîłàt membentuk lingkaran lalu méñghîśáp pèlan pucuk oink mungil itu.
“ áákhhhhh….. śśttt “ dada Ica bahkan perut Ica terasa menggelitik.
Sedang kan satu tangan Al tidak di biarkan menganggur. Satu tangannya memilit pelan püćûk pink yang ada di sebelahnya.
Náfáś Ica sémákín mémbûrü. Ia mémbûká —tutûp mátáñÿá, mèráśákán sèñśáśï śéñtûháñ dan hîśápáñ Al.
Tangannya meremas harus rambut Al. Ketika satu tangan Al menyentuj kancing celananya dan akan membukanya. Ica menahan tangan Al.
Al mendongak menatap Ica bertanya dengan alisnya yang mengkerut. Ica hanya menggeleng pelan. Seolah menjawab bahwa dia belum siap.
Al tersenyum lembut lalu mencium bîbîr Ica lembut. Tanpa méłûmát tanpa menghïśap hanya menempel tapi cukup lama.
Kedua tangan Ica memegang kedua sisi muka Al. Tersenyum hangat lalu mengecup singkat.
Ica yang menyadari seperti ada sesuatu yang mengganjal di atas bagian pahanya pun.
Menurunkan satu tangannya menyentuh jèndöłáñ yang ada di balik celana Al.
“ sssstttt….. kkkkhhhh “ dèśáh Al tertahan mukanya spontan bersembunyi di balik ceruk leher Ica.
Suara lembut Ica bertalun sangat pelan “ sayang…. Mm mau aku bantu “
Al mengangkat mukanya menatap dua manik mata Ica yang sangat indah. Al mengangkat Alisnya.
“ biar aku bantu sayang… “ suara lbut itu kembali terdengar.
Al memundurkan badannya agar dia bisa berdiri.
Al berdiri di pinggir kasur, memandang Ica dengan tatapan kabutnya, sungguh melihat Ica dengan keadaan seperti ini sangat membuatnya memang tidak tahan. Setengah bagian yang terbuka menampilkan dua gundukan squisy yang sangat besar.
Ica tersenyum mendudukan diri di oinggir kasur pas di hadapan Al.
Tangan nya kembali menyentuh jendolan yang ada di balik cèláná Al. Sedangkan wajahnya mendongak menatap Al yang menunduk melihat nya.
“ sstttt…. Are you sure baby “ suara berat itu sungguh sangat terdengar sèkśï di telonga Ica.
Ica tersenyum lembut lalu mengangguk pelan menghadapnya.
Tanpa pikir panjang Al membantu Ica membuka ikat pinggang nya sedangkan Ica membuka kancing celáñá Al dan Al meñûrûñkàñ rèśłètîñg cèłáñà nya. Semakin terlihat menonjolah sesuatu yang tadi terlihat ingin di bebaskan dari sarangnya.
Al menurunkan celana nya membiarkan Ica bekerja. Kedua matanya yang tadi melihat to jolan itu mendobgak menatap Al lagi. Meminta izin.
Al mengangguk, perlahan Ica menurunkan peñûtüp terakhir yang merangkeng sesuatu itu saat penutup itu terbuka.
Mata Ica spontan membulat terkejut….