cerita ini mengisahkan seorang putri yang di benci oleh ayahnya karena kelahiran nya kedunia ini membuat sang ibu meninggal
Tidak sampai itu saja sang ayah membencinya, tapi karena kecacatan dalam Meridian atau lebih tepatnya nya kecacatan kultivasi membuat nya semakin malu mengakui dia putri nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Intanpsarmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
Burung Phoenix salju itu hanya menatap jengah pada lelaki yang membuat nya kesal setiap bertemu pasti saja ribut, apa salahnya bermulut manis pada tuan nya itu
"Sudah-sudah sesama tua jangan ribut, tidak baik untuk kami yang masih dibawah umur ini" ucap Siau Ning. kelima sepupu nya pun terkekeh mendengar ucapan sang adik sepupu mereka
Siau Ning pun mengajak ke lima sepupunya untuk pergi dari sana, dia tidak ada niat untuk memisahkan kedua hewan kontraknya itu
"Lihat gara-gara kau aku ditinggalkan oleh tuanku" ucap Mu Yu Bing
"Nona hamba belum diberikan nama oleh nona" rengek burung phoenix
burung Phoenix itu pun sambil mengajar Siau Ning dan kelima sepupu nya, mereka pun melanjutkan memetik beberapa tanaman dan tumbuhan beracun untuk membuat racun nantinya
Siau Ning pun melihat buah yang menurut dia tidak asing didunia modern, Siau Ning pun menengok ke kanan dan ke kiri untuk memastikan buah itu benar atau bukan seperti yang dia lihat di dunia modern
"wah ternyata di sini juga ada buah kecubung, boleh juga aku membuat racun dari buah kecubung ini, sepertinya untuk berjaga-jaga agar suatu saat nanti ada pihak musuh, aku bisa memberikan mereka buah kecubung ini" gumam Siau Ning
Siau Ning pun mengeluarkan sarung tangan untuk memetik buah kecubung, dan kelima sepupunya pun melihat Siau Ning dengan antusias apa yang akan dilakukan oleh adik sepupunya itu
Saat sepupu ketiganya akan memetik buah kecubung itu Siau Ning pun menghalanginya agar tidak memegang buah kecubung itu dengan tangan kosong
"Kakak sepupu jangan memegangnya dengan tangan kosong, kakak sepupu tidak inginkan tiba-tiba melayang ke udara?" ucap Siau Ning
"Memangnya kenapa kalau memegangnya dengan tangan kosong ada sepupuku yang cantik?" ujar nya
"Buah ini memberikan halusinasi yang cukup parah, jangan pun hanya buahnya getahnya pun akan membuat kita melakukan yang tidak-tidak" jawab Siau Ning
Akhirnya mereka pun mengambil sarung tangan yang diberikan oleh Siau Ning dan mereka pun membantu memetik buah kecubung tersebut
"Tapi adik sepupu buah ini untuk apa kenapa kau memetiknya begitu banyak?" tanya kakak sepupu kedua
"Untuk berjaga-jaga bila ada musuh memasuki kekaisaran kita, tak menurunkan begitu banyak prajurit nantinya... Anggap saja ini sebagai tanda perkenalan kekaisaran kita" jawab Siau Ning dengan antusias
"Ya dewa itu sama saja kau meracuninya!" ucap sepupu pertama. dan semuanya pun terkelik mendengar jawaban dari Siau Ning
"Sekali tepuk langsung dua mendayung kenapa tidak.... apalagi nanti pasti bakalan banyak dari kekaisaran lain untuk datang ke istana kita, kalian belum melihat istana dan tempat tinggal para prajurit juga rakyat nantinya, setelah melihat pasti kalian juga akan terdiam sejenak" jawab Siau Ning
akhirnya mereka pun hanya mengangguk mengiyakan apa yang membuat adik sepupunya itu senang, mereka tidak ingin membuat adik sepupunya itu kesal lagi kepada mereka
"Ayo sekarang kita selesaikan mengambil buah ini dan setelah itu kita kembali ke rombongan kita...... kita juga belum membuat makan siang untuk semuanya bukan" ucap Siau Ning
"Jangan lupakan para pekerja bagian dapur Siau'er, nanti mereka tidak ada pekerjaan lagi bila semua pekerjaan kita ambil" jawab sepupu kelima
Siau Ning pun mengangguk tidak benar bukan kalau dia turun tangan dan menghilangkan pekerjaan bagi mereka nanti nya
"Baiklah aku hanya akan menunjukkan beberapa bahan untuk dimasak kakak sepupu.... agar masakannya sesuai dengan lidahku" ucap Siau Ning
setelah mereka selesai memetik buah kecubung mereka pun kembali kepada rombongan sang kakek dan mereka pun mengeluarkan beberapa kelinci dan babi untuk di olah
"Astaga kalian itu kenapa begitu banyak membawa buruannya, apa kalian tidak menyisakan untuk yang lainnya juga nanti.... saat mereka ingin berburu di hutan ini" ucap Jendral Sie Ning
"Ayah itu pun kami tidak memburunya begitu banyak, kami juga menyisakan beberapa untuk para pemburu lainnya.... kenapa ayah makin tua makin cerewet" ucap Sepupu kelima Siau Ning itu
kedua mata jenderal Sie Ning pun mendelik saat mendengar ucapan sang putranya, kenapa putranya yang manis dan lucu itu memiliki mulut yang tajam saat ini
"Ya dewa.... kenapa putraku yang manis dan lucu berubah menjadi serigala berbulu domba, nak kau jangan berbicara seperti itu.. mulutmu tidak cocok dengan raut wajah mu" ucap ledek jendral Sie pada sang Putra
Six Ning pun hanya memutar mata malasnya mendengar ucapan sang, sedangkan yang lain mereka tertawa melihat kelucuan dan kekesalan ayah dan anak itu
"Sudah-sudah kau ini selalu saja menggoda putramu apa kau tidak malu dengan umur yang tua itu" ucap Jendral Sim Ning
"KAKEK PUN LEBIH TUA/AYAH JUGA TUA
TBC
...----------------...
Bila berkenang silakan mampir ke cerita... dan berikan dukungan nya ya
semangat up nya kak thor dan sehat selalu
ditunggu up selanjutnya
semangat Thor 🥰🥰🥰🥰