Davina mempunyai kekasih dan sahabat namun dengan teganya mereka bekerja sama menjual dirinya. Davina pun melakukan cinta satu malam bersama pria asing tersebut.
Namun siapa sangka pria tersebut ternyata seorang Ketua Mafia sekaligus seorang psycophath pembunuh berdarah dingin dan anti wanita.
Enam tahun kemudian mereka dipertemukan kembali dengan suasana yang berbeda di mana Davina bersama ke tiga anak kembarnya hasil dari cinta satu malam bersama pria asing tersebut.
Bagaimana kisah perjalanan cinta mereka? Ikuti yuk novelku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yakasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tatapan tajam dan kebencian.
"Baiklah." Jawab Mommy Davina sambil meletakkan pakaian Daddy Aberto ke ranjang.
Mommy Davina berjalan ke arah kamar mandi dan mulai melepaskan seluruh pakaiannya hingga polos tanpa sehelai benangpun.
Tanpa sepengetahuan Mommy Davina kalau Daddy Aberto masuk ke dalam kamar mandi namun sebelumnya Daddy Aberto menarik tali jubah handuknya dan membuangnya secara asal.
"Apa yang Kak Aberto lakukan?" Tanya Mommy Davina dengan wajah wajah sangat terkejut ketika Daddy Aberto memainkan ke dua gunung kembarnya.
"Hanya satu ronde sayang." pinta Daddy Aberto sambil menggoyangkan pinggulnya secara perlahan.
"Tapi.." ucap Mommy Davina terpotong oleh Daddy Aberto.
"Aku mohon, Aku sangat tersiksa." bisik Daddy Aberto tepat di telinga Mommy Davina.
Mommy Davina hanya menganggukkan kepalanya karena dirinya terhanyut dengan apa yang dilakukan oleh Daddy Aberto membuat Daddy Aberto tersenyum bahagia.
skip
Kini mereka sudah selesai melakukan hubungan suami istri dan memakai pakaian santai kemudian Mereka keluar dari kamarnya bertepatan dengan kedatangan ke dua anak kembarnya.
"Lho kita semua memakai pakaian sama?" tanya Daddy Aberto dengan wajah terkejut.
Mommy Davina, Daddy Aberto, David dan Daven sama - sama memakai kaos lengan pendek dan celana pendek dengan nuansa warna putih.
"Kita kan sehati dad." Jawab mereka serempak
Daddy Aberto tersenyum dirinya sangat bahagia karena baru kali ini dirinya merasakan kebahagiaan sebuah keluarga yang tidak pernah di bayangkan sedikitpun. Kini ke dua anak kembarnya tinggal di mansion milik Daddy Aberto hal itu membuat Daddy Aberto tidak kesepian lagi tinggal di mansion.
Tinggal menunggu Dave sembuh dan menikah dengan Mommy Davina maka kebahagiaan nya bertambah lengkap.
Mereka berempat menuruni anak tangga menuju ke ruang meja makan. Setelah selesai makan mereka berkumpul di ruang keluarga.
"Daddy mau menemani Dave jadi Mommy menginap di sini menemani ke dua anak Kita. Mengingat Daven dan David besok sekolah, jadi Kalian berdua harus istirahat yang cukup." ucap Daddy Aberto.
"Tapi Daddy, kami ingin menemani kakak." ucap Daven.
"Aku juga Dad." Sambung David.
"Pulang sekolah Kalian bisa menemani Kakak Kalian." Ucap Daddy Aberto.
"Benar kata Daddy, besok kalian sekolah jadi kalian istirahat di sini saja. Mommy akan menemani kalian berdua." ucap Mommy Davina.
"Baik mom." Jawab mereka dengan serempak.
"Bagus, sekarang kalian siapkan buku - buku yang mesti di bawa untuk besok dan cek apakah ada pr." Ucap Mommy Davina.
"Baik Mommy. Mommy dan Daddy kami kembali ke kamar dulu ya." pamit Daven dan David bersamaan.
"Baik sayang." Jawab Mommy Davina dan Daddy Aberto dengan serempak
Kemudian Daven dan David berdiri kemudian menaiki anak tangga meninggalkan mereka berdua di ruang keluarga.
"Daddy kok bisa hapal dengan nama anak - anak kita?" tanya Mommy Davina penasaran.
"Di gelang ada namanya jadi Daddy mudah memanggilnya." Jawab Daddy Aberto sambil tersenyum.
"Oh kalau gelangnya aku ambil berarti Daddy tidak hapal donk?" tanya Mommy Davina sambil tersenyum jahil.
"Tidak juga, Daddy melihat dua kali sudah bisa membedakan ketiganya." Jawab Daddy Aberto
"Bedanya apa? Bukankah wajah mereka bertiga sama dan sangat mirip denganmu?" Tanya Mommy Davina penasaran karena tidak semua orang tahu perbedaannya hanya dirinya dan keluarga besarnya yang tahu perbedaan Mereka.
"Ada deh... Terima kasih wajah mereka sama seperti wajahku." Jawab Daddy Aberto sambil tersenyum dan memeluk bahu Mommy Davina.
"Aku bingung, aku yang hamil sembilan bulan tapi tidak ada satupun yang mirip denganku." ucap Mommy Davina dengan wajah cemberut.
"Pffftttt hahahaha itu tandanya Mommy cinta mati sama Daddy." ucap Daddy Aberto penuh percaya diri.
"Aish... aku aja dulu tidak mengenalmu bagaimana cinta mati dengan Daddy." Jawab Mommy Davina.
"Eh maaf, Kita kan belum menikah seharusnya memanggil dengan sebutan kak Aberto kecuali di depan anak kita." Ucap Mommy Davina setelah menyadari kalau sejak tadi memanggil Aberto dengan sebutan Daddy.
"Tidak perlu minta maaf karena Aku lebih suka di panggil dengan sebutan Daddy saja." Ucap Daddy Aberto.
"Tapi .." ucapan Mommy Davina terpotong oleh Daddy Aberto.
"Aku mohon." pinta Daddy Aberto sambil menatap sendu calon istrinya.
Mommy Davina menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian menganggukkan kepalanya tanda setuju.
"Terima kasih." Jawab Daddy Aberto sambil masih memeluk calon istrinya dari arah samping.
"Sekarang aku mau pergi." ucap Daddy Aberto sambil melepaskan pelukannya dan berdiri.
Daddy Aberto berjalan dengan diikuti Mommy Davina dari arah samping hingga sampai depan pintu utama, Daddy Aberto mengecup kening Mommy Davina dengan singkat kemudian masuk ke dalam mobil meninggalkan Mommy Davina.
" Bahasa nya terasa kaku apakah memang seperti itu terhadap wanita?" tanya Mommy Davina bicara pada dirinya sendiri sambil menutup pintu utama.
"Tuan Aberto jika bertemu dengan wanita biasanya hanya mengobrol tentang bisnis. Tuan Aberto baru kali ini bicara dengan seorang wanita bukan membicarakan tentang bisnis karena itu harap dimaklumkan jika bahasanya agak kaku." ucap kepala pelayan tiba - tiba datang.
"Selain itu Nyonya Muda merupakan wanita pertama yang di bawa ke mansion." sambung kepala pelayan.
"Boleh kita bicara?" tanya Mommy Davina.
"Boleh nyonya." Jawab kepala pelayan dengan sopan.
"Kita duduk di ruang keluarga saja." ucap Mommy Davina
"Baik nyonya." Jawab kepala pelayan.
"Duduklah." pinta Mommy Davina.
"Maaf nyonya saya tidak berani." ucap kepala pelayan dengan sopan.
"Kalau begitu aku juga ikut berdiri." ucap Mommy Davina
"Baiklah nyonya." Jawab kepala pelayan dengan pasrah.
'Nyonya Muda memang berbeda dan tidak seperti wanita diluaran sana yang sangat sombong.' Sambung kepala sambil duduk saling berhadapan dan hanya dibatasi oleh meja.
"Tolong ceritakan tentang tuan Aberto." pinta Mommy Davina.
"Jujur selama bertahun-tahun baru kali ini tuan muda Aberto membawa seorang wanita dan dua anak kembar yang sangat mirip dengan tuan muda Aberto. Kami sangat yakin pasti mereka anak - anak tuan muda Aberto." ucap kepala pelayan.
"Selain itu baru kali ini aku melihat tuan Aberto tersenyum karena selama tuan muda Aberto dari kecil hingga kemarin tuan Aberto tidak pernah tersenyum. Sikapnya selalu dingin dan cuek dengan keadaan sekitar apalagi dengan para keponakan nya tapi baru kali aku melihat tuan Aberto sangat berubah perduli dan lebih perhatian." sambung kepala pelayan.
"Kalau pulang kerja biasanya ngapain saja?" tanya Mommy Davina.
"Pulang kerja selalu malam dan kadang selalu tidur di kantor. Tidak pernah membawa seorang wanita hingga nyonya besar dan tuan besar menjodohkan dengan anak sahabatnya tapi yang aku dengar perjodohan plus pertunangan batal." ucap kepala pelayan
"Itu karena ada kami bi." Ucap Mommy Davina.
"Bibi, juga setuju jika tuan dan nyonya menikah dari pada menikah dengan wanita itu." ucap kepala pelayan.
"Memang kenapa dengan wanita itu bi?" tanya Mommy Davina penasaran.
"Saudara bibi dulu pernah bekerja dengan orang tua wanita itu tapi wanita dan orang tua wanita itu memperlakukan pelayan dengan semena - mena." Jawab kepala pelayan.
"Kan bibi belum mengenalku kenapa bibi setuju aku dan KK Aberto menikah?" tanya Mommy Davina penasaran.
"Waktu tuan muda menghubungi bibi untuk menyiapkan kamar buat nyonya dan ke tiga anak kembar, bibi bisa mendengar ucapan tuan muda sepertinya sangat bahagia jadi bibi menyimpulkan kalau Nyonya adalah wanita yang spesial dan baik." Jawa kepala pelayan.
"Bibi bisa saja. Maaf Bi aku ingin menemani ke dua anakku dulu." ucap Mommy Davina sambil berdiri.
"Baik Nyonya silahkan." Jawab kepala pelayan sambil ikut berdiri.
Mommy Davina kemudian berjalan meninggalkan kepala pelayan menuju ke kamar David dan Daven. Tanpa sepengetahuan Mommy Davina sepasang mata menatapnya dengan tatapan tajam dan kebencian.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sambil menunggu Up silahkan mampir ke karya temanku dengan judul :