NovelToon NovelToon
Ketika Aku Menyerah

Ketika Aku Menyerah

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1M
Nilai: 5
Nama Author: Bhebz

"Buka hatimu untukku kak Praja," mohon Ardina Rezky Sofyan pada sang suami dengan penuh harap. Air matanya pun sejak tadi sudah menganak sungai di pipinya.

Pernikahan sudah berlangsung lama tapi sang suami belum juga memberinya kebahagiaan seperti yang ia inginkan.

"Namamu belum bisa menggantikan Prilya di hatiku. Jadi belajarlah untuk menikmati ini atau kamu pergi saja dari hidupku!" Balas Praja Wijaya tanpa perasaan sedikitpun. Ardina Rezky Sofyan menghapus airmatanya dengan hati perih.

Cukup sudah ia menghiba dan memohon bagaikan pengemis. Ia sudah tidak sabar lagi karena ia juga ingin bahagia.

Dan ketika ia menyerah dan tak mau berjuang lagi, akankah mata angin bisa berubah arah?

Ikuti perjalanan cinta Ardina Rezky Sofyan dan Praja Wijaya di sini ya😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Harus Pergi

Pagi yang cerah. Semua orang di rumah itu sudah bangun dan bersiap untuk beraktivitas. Bahkan David pun sudah sangat siap.

Anak kecil itu masuk ke kamar Ardina dan memandang papa dan mamanya yang sedang mengobrol serius.

"Papa," ucap anak itu dan langsung naik ke pangkuan Praja sang papa.

Pria itu langsung tersenyum kemudian menciumi leher David yang harum sangat harum khas bayi. Aroma minyak telon dan juga bedak baby menguar dari tubuhnya yang sudah sangat segar.

"Wah, anaknya papa udah harum. Mandi sama siapa sayang?" tanya Praja pada sang putra.

"Nenek. caya mandi cama nenek."

"Ummm harum dan sangat tampan seperti papanya," ucap Praja seraya mencium putranya lagi dan lagi sampai David cekikikan geli.

"Papa caya mau main bola," ucap David setelah tawanya sudah reda. Anak laki-laki itu bahkan menunjuk ke tempat bola yang ada di dalam kamar itu.

Praja pun membawa David ke tempat dimana banyak bola berada di dalam ruangan kamar itu. David langsung melompat turun karena sudah sangat ingin bermain dengan bola-bola itu.

Praja menurunkannya untuk bermain sendiri setelah itu ia menghampiri lagi istrinya yang sedang sibuk berdandan karena akan berangkat bekerja pagi itu.

Pria itu ingin melanjutkan obrolan mereka yang sempat terpotong karena kedatangan David.

"Sayang, aku akan pulang hari ini. Ada pekerjaan penting yang harus aku selesaikan di perusahaan. Kamu ikut ya," ucap Praja seraya mengecup bahu Ardina yang terbuka. Perempuan itu baru saja mandi dan baru menggunakan tank top di depan meja riasnya.

"Aku belum bisa langsung ikut kak. Aku harus mengajukan surat permohonan pengunduran diri dulu. Dan ya aku harus memberikan pelatihan dulu untuk penggantiku sampai bisa barulah aku bisa keluar."

Praja menghela nafas.

"Bisa lama dong, aku tidak akan tahan jika berpisah lama denganmu," ucap Praja dengan perasaan tak nyaman.

Ia tidak mungkin meniggalkan Ardina untuk tinggal di sini lebih lama tapi tak bisa juga meninggalkan perusahaannya di kampung halaman.

"Aku juga kak. Aku tak akan bisa tahan jauh darimu," balas Ardina dan langsung berbalik untuk menatap suaminya.

Perempuan itu langsung menangkup wajah Praja Wijaya dengan kedua tangannya.

"Kamu tahu aku sangat mencintaimu kak. Aku selalu ingin dekat denganmu, selalu ingin kamu memelukku dan menciumku," ucap Ardina dan langsung menyentuhkan bibirnya pada bibir Praja.

Praja menyambutnya dengan sangat cepat. Ia mengulum benda kenyal itu dengan penuh perasaan. Mereka pun saling berciuman dengan sangat lama seperti akan berpisah lama saja.

"Din, aku tak kuat pergi kalau seperti ini. Tapi aku harus membawa Selfina untuk pulang. Dan ya, pekerjaan aku juga sangat banyak sayang," ucap Praja seraya mengelus bibir Ardina dengan jempolnya.

Tatapannya lurus ke dalam mata hitam Ardina yang tampak tak rela tautan bibir mereka terpisah.

"Aku juga kak, tapi aku harus profesional. Aku harus mengikuti aturan perusahaan atau aku akan bayar pinalti dan bukannya dapat pesangon."

Praja sekali lagi menarik nafasnya kemudian tersenyum.

"Hem baiklah sayang, aku akan menunggu aja kalau gitu. Weekend nanti aku akan jemput kamu kesini. Kita akan pulang ke kota kelahiranmu dan bertemu dengan mama dan papa."

"Iya kak. Hari ini juga aku akan resign. Aku sudah mempersiapkan surat pengunduran diri ini sudah lama sebenarnya."

"Mama mama bolanya!"

Percakapan mereka terjeda karena teriakan David. Mereka saling pandang dan baru menyadari kalau ada David di dalam kamar itu juga.

"Bolanya kenapa sayang?" tanya Praja seraya menghampiri David yang sedang berjongkok di depan ranjang mereka.

"Bola macuk citu," ucap anak laki-laki itu seraya menunjuk ke arah bawah ranjang.

"Tunggu sebentar ya my boy," ujar Praja seraya tersenyum kemudian mencari sapu di luar kamar untuk membantunya mendapatkan bola itu.

"Iya papa." David duduk di depan ranjang itu menunggu sang papa untuk datang. Ardina tersenyum.

"Anak naik. David seneng ya ada papa disini?" tanya pada sang putra.

"Iya mama. caya ceneng cekali."

Ardina mencium puncak kepala putranya kemudian langsung melanjutkan kegiatannya berdandan dan berpakaian.

Ia harus segera berangkat ke Perusahaan untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya agar ia bisa segera berkumpul dengan suaminya.

Tak lama kemudian Praja pun masuk dengan membawa sebuah sapu panjang dan membantu bola itu keluar dari bawah sana.

"Nah bolanya udah dapat sayang," ucap Praja tersenyum. Sedangkan David langsung melompat kegirangan. Ia sangat senang karena sudah mendapatkan bola itu.

"Macih papa," ucap David seraya memeluk leher sang papa dan mencium pipi kiri dan kanan pria itu. Ia sangat senang dan bangga ada sosok pria dewasa yang menyayanginya seperti itu.

"Sama-sama sayang. Yuk kita sarapan dulu. Nenek udah lama nunggu David di luar," ucap Praja dan langsung menggendong putranya keluar kamar. Akan tetapi sebelum mereka sampai di luar ia pun berucap pada Ardina yang sudah hampir selesai.

"Din, kami tunggu di meja makan ya sayang."

"Iya kak."

Praja tersenyum dan melanjutkan langkahnya keluar dari kamar itu.

Di meja makan Selfina sudah ada di sana bersama dengan Asna.

"David, sini kita makan sama-sama sayang." Selfina berdiri dari duduknya dan langsung meraih David yang sudah cukup akrab dengannya dari tangan Praja.

"Iya tante, caya mau makan cama tante Fina," ucap David dengan wajah gembira.

"Hayuk. Sebelum tante pergi, kita makan yang enak-enak sama-sama. Kamu mau apa sayang?"

" David udah punya bubur ayam Fin. Nih," timpal Asna seraya menyerahkan mangkuk berisi bubur dengan ayam suir-suir diatasnya sebagai toping.

"Oh ada bubur kesukaan David toh, asyik dong. Tante bisa minta gak?"

"Bica Tante, hihihi tapi gak boleh manyak-manyak," jawab David tertawa cekikikan.

Asna dan Praja hanya bisa ikut tertawa melihat keakraban dua orang beda usia itu.

"Kamu udah cocok jadi seorang ibu Fin," ujar Asna sembari mengisi piringnya sendiri dan mulai makan.

Praja sendiri belum mau makan kalau istrinya belum datang. Ia ingin makan bersama sebelum mereka berpisah untuk beberapa hari kedepan.

Ardina pun muncul dengan tampilan yang sudah rapih. Hijabnya menutupi tubuhnya sampai dadanya. Praja semakin cinta saja sama istrinya itu yang bisa menjaga kehormatan dirinya.

Sarapan pagi itu berlangsung dengan sangat ceria. David dan Selfina yang menguasai suasana di meja makan itu.

Setelah selesai, Praja mengantar sang istri ke tempat kerjanya selama ini. Sebuah perusahaan besar yang bertaraf internasional, mempunyai ratusan tenaga kerja yang mempunyai omset yang sangat banyak.

"Kak. Aku pasti akan merindukan kamu," ucap Ardina saat ia sudah akan turun dari mobil suaminya.

"Iya sayang, aku juga. Aku akan datang sebelum weekend. Dan semoga urusan resign mu itu sudah beres."

"Iya kak."

Praja pun mengecup bibir istrinya singkat karena tak ingin menggangu dandanan perempuan itu.

Akan tetapi Ardina tidak ingin kalau dicium oleh suaminya dengan singkat. Ia malah menekan tengkuk suaminya agar memperdalam ciumannya.

Lama mereka melakukannya sampai mereka cukup puas.

"Aku mencintaimu Din."

"Iya kak aku juga." Ardina segera mengoleskan lipstik lagi ke permukaan bibirnya yang sudah belepotan karena ulahnya sendiri.

"Assalamualaikum kak, telpon aku kalau udah sampai dan sampaikan salam untuk papa sama mama ya," ucap perempuan itu seraya mencium punggung tangan sang suami.

"Waalaikumussalam sayang. Jangan dekat-dekat dengan Maher Abdullah. Usahakan untuk tidak seruangan dengannya jika hanya berdua."

"Iya kak."

🌹🌹🌹

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?

Nikmati alurnya dan happy reading 😊

1
Ratna Fika Ajah
Luar biasa
Khairul Azam
dr bab ini aku stop baca jujur sih meski ini novel aku paling gak suka perempuan yg memakasakan cinta, merendahkan harga diri jadi perwmpuan mahal dikit dong. geli sendiri aku bacanya
Dede Bleher: betuul.
aku benci pd perempuan yg menghiba pd pria demi Cinta.
krna aku pernah di tolak oleh pria jg!
aku di tolak malah aku gandeng mas bule.
taraaaaa, sekarang 31 thn nikah.
dan dia malah di jodohkan sm tetangga nya krna bujang lapuuuuk 🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Khairul Azam
ya bener sih dibilang murahan menjijikan perempuan seperti itu
delfastri
ntar aje maafanya ramadhan aja masih lama pa lagi lebaran..
Diana Sofya
Luar biasa
Normah Basir
ternyata..,....oh ternyata
Normah Basir
double2 SJ mumpung masih kuat2nya
Normah Basir
sahabat lebih baik, tp adakah teman dekat sama laku2tanpa membawa perasaan
Normah Basir
valda buat penasaran penggemarnya pasti ramai
Normah Basir
kalau halus tak bisa masuk,kan TDK jdde bela durennya
Normah Basir
modul kamu David mau dilayani sama istri mau pijat2 ples
Normah Basir
tahan dululah ada orang lihat/Grin//Grin/
Normah Basir
TDK mau tersaingi orangtua SM menantu/Facepalm//Facepalm/
Normah Basir
tahanlah David di Tokyo bisa berkali2 ronde
Normah Basir
mau solo aja david
Normah Basir
David perempuan kadang bicara sebaliknya,kok dicuekan TDK peka
Normah Basir
apa lagi taktik David supaya dapat belah durennya
Normah Basir
David pencitraan seolah2 tak butuh padahal kebelet nikah
Normah Basir
deg-degan dulu valda bahagia akhirnya
Normah Basir
David kamu sungguh pemain handal mempermainkan valda
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!