Riana adalah seorang wanita yang merasa sangat beruntung karena bisa menikah dengan pria pujaan hatinya.
Riana yang telah menikah selama hampir sepuluh tahun merasa sangat bahagia karena memiliki suami yang sangat penyayang dan sepasang anak yang sehat dan cerdas.
Namun ternyata kebahagiaan itu hanyalah ilusi yang dibuat oleh suaminya.
Riana yang baru mengetahui tentang perselingkuhan suaminya dengan teman kantornya merasa sangat hancur dan terpuruk.
Riana yang tak ingin hancur sendirian pun memutuskan untuk bangkit demi kedua buah hatinya hingga akhirnya membuat Riana membuat keputusan berat yaitu Pembalasan.
Apa yang sedang direncanakan Riana sebenarnya? Apakah Pembalasan Riana akan berhasil? Apakah Riana dan kedua anaknya bisa menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syila hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31. Transfer
Yonna yang akhirnya bisa mengendalikan dirinya pun makan-makan bersama teman kantornya yang lain sambil mengambil foto bersama lalu memposting foto tersebut di f***booknya.
Tak hanya mempostingnya di media sosial bahkan Riana mengirim foto kebersamaan itu pada Kamal juga melalui w***shapp agar Riana melihatnya dan curiga.
"Aku ingin Mbak Riana tau bahwa memiliki hubungan khusus dengan Mas Kamal. Aku ingin melihat Mbak Riana menangis dan mengemis padaku mengembalikan suaminya!" ucap Riana dalam hati dengan senyum licik.
Setelah beberapa jam berlalu, Kamal yang telah kembali ke rumah bergegas membersihkan dirinya dan bersantai di kamar.
Riana yang melihat Kamal sibuk dengan handphonenya pun menjadi penasaran dan mencuri pandang lalu tanpa sengaja Riana melihat Yonna ada dalam foto tersebut.
"Mbak Yonna? Kenapa Mbak Yonna bisa ada di foto itu? Apa Mbak Yonna juga ikut dalam Acara itu?" tanya Kamal dengan ekspresi wajah marah sambil mengepal tangannya dengan keras.
Riana yang kesal karena Kamal tidak bicara jujur padanya jika Yonna ikut datang dalam acara itu pun menjadi semakin tidak mempercayai Kamal.
"Mas! Kau sungguh sangat pintar berbohong. Jika seperti maka aku pun tak akan segan lagi padamu Mas!" ucap Riana dalam hati dengan tekad yang kuat.
"Mas, apakah uang bonusnya sudah cair? Shasa dan Shawn belum bayar SPP sekolah dan les. Keduanya juga belum melunasi uang buku paket dan buku LKS mereka." ucap Riana dengan ekspresi wajah yang memelas.
"Apakah semuanya belum dibayar? Bukankah ada uang jual motor kemarin? Kenapa tidak pakai itu saja untuk membayarnya?" tanya Kamal dengan ekspresi wajah yang tak rela mengeluarkan uangnya.
"Uangnya sudah terpakai untuk biaya pengobatan Ibu Mertua. Mas, apa kamu lupa jika Ibumu masuk rumah sakit beberapa hari yang lalu dan aku yang membayar semuanya?" tanya Riana dengan ekspresi wajah yang sedih.
Riana yang tau jika Mertuanya sakit pun menawarkan diri untuk membayar biaya rumah sakit sambil meminta tolong kepada Administrasinya untuk melipat gandakan biayanya.
Riana yang tak ingin dikatakan berbohong pun mengambil struk pembayaran rumah sakit Mertuanya kepada Kamal dengan wajah yang datar.
"Mas, kamu bilang untuk bantu Ibu kamu dan aku sudah melakukannya. Mas, apa kau mau hitung-hitungan dengan biaya Rumah Sakit Ibumu?" sindir Riana dengan ekspresi wajah yang kecewa yang langsung membuat Kamal terdiam.
Kamal yang melihat jika biaya Rumah Sakit Ibunya menghabiskan uang sampai belasan juta menjadi sangat terkejut tapi tak bisa melakukan apapun setelah mendengar perkataan Riana.
"Tidak! Mas tidak akan perhitungan. Mas hanya terkejut karena biayanya ternyata sangat mahal!" ucap Kamal sambil memegang kepalanya yang terasa sakit mendadak.
Riana yang melihat respon Kamal seperti orang yang baru saja mendapatkan kabar buruk menjadi sangat senang dan bahagia.
"Hmmm, bagaimana? Kau pasti sangat terkejut karena administrator yang mencetak kertas ini adalah temanku sendiri dan aku bisa memintanya memanipulasi ini hingga lima kali lipat." ucap Riana dalam hati dengan tatapan mata yang tajam.
"Aku tidak akan rela mengeluarkan uang sebanyak itu untuk Ibumu karena aku tau Ibumu pun pasti sudah mengetahui perselingkuhanmu tapi dia memilih diam dan menutupi semuanya lalu membuatku menjadi orang bodoh yang tak tau apapun selama ini!" ucap Riana dalam hati saat mengingat beberapa bulan yang lalu saat Kamal sering pulang telat dan pergi ke luar kota berhari-hari tanpa kabar.
Kamal yang merupakan anak pertama dengan dua saudara lain yang tidak memiliki pekerjaan semapan dirinya menjadi tumpuan utama orangtuanya di saat sulit.
Kamal yang memikirkan jumlah uang yang sangat banyak untuk dikeluarkannya karena Ibunya yang sakit, biaya sekolah anaknya Yonna dan biaya sekolah anaknya sendiri pun membuat Kamal menjadi stres.
"Aku merasa sangat lelah. Kita bicarakan ini lagi besok saja!" ucap Kamal yang mencoba melarikan diri dari tanggung jawabnya memberikan nafkah lahir kepada Riana dan anak-anaknya membuat Riana kesal.
"Kau tak ingin membahas masalah uang yang berhubungan dengan anakmu karena kau tak ingin mengeluarkan uang sepeserpun tapi untuk anak wanita lain yang bukan kau ayah kandungnya kau rela mengeluarkan uang sebanyak apapun. Sungguh ironis!" ucap Riana yang menatap punggung Kamal yang berpura-pura tidur.
Riana yang tak terima perbuatan Kamal pun mengambil handphone Kamal dan membuka rekening gaji Kamal lalu melihat jumlah uang yang ada di dalamnya pun mentrasfer uang tersebut ke rekeningnya sendiri dan hanya menyisahkan seratua ribu rupiah.
"Semua uang ini milikku dan anak-anakmu dan bukan milik gundikmu dan dan anaknya, Mas!" ucap Riana dalam hati lalu mengembalikan handphone Kamal ke tempatnya semula.
Keesokan paginya, Riana yang melakukan tugasnya seperti biasa lalu saat Kamal keluar kamar untuk sarapan pagi Riana melihat wajah ditekuk Kamal yang membuat Riana pura-pura tidak tau.
"Shawn! Shasa! Masuklah ke mobil dan bawa semua yang kalian butuhkan. Mama akan segera menyusul dan mengantar kalian!" ucap Riana yang telah selesai makan sambil melihat kedua anaknya sibuk dengan barang-barangnya.
Kamal yang terkejut saat melihat notifikasi uang yang ditransfer dari rekeningnya pun menatap tajam ke arah Riana dan bertanya.
"Dek, apa kamu yang mentrasfer uang di rekening Mas semalam?" tanya Kamal dengan ekspresi wajah yang penasaran dengan nada suara yang diatur agar tidak membuat Riana marah.
"Agh, iya Mas. Aku yang transfer. Aku kan sudah bilang kalau aku butuh uang untuk biaya sekolah Shawn dan Shasa lalu Ibumu juga harus kontrol lagi hari ini Mas di Rumah Sakit!" ucap Riana dengan ekspresi wajah yang tidak bersalah.
"Mas tidak ingin membicarakan masalah ini semalam tapi aku membutuhkan uangnya segera dan berhubung Mas juga lagi ada uangnya jadi aku ambil saja!" ucap Riana dengan santainya.
"Maa tidak marah, kan? Mas tau kan bahwa di dalam rezeki Mas ada rezeki untukku, Shawn dan Shasa serta Ibu Mas di dalam agama!" ucap Riana yang ingin mematikan setiap langkah Kamal untuk menyanggah terhenti.
Benar saja, Kamal yang tak bisa bicara apapun lagi pun terdiam dan pasrah lalu masuk ke dalam kamar siap-siap berangkat kerja.
"Mas, aku pergi duluan. Aku mau antar Shasa dan Shawn sekolah sekalian bayar uang sekolah mereka! Mas jangan lupa kunci rumah. Aku akan bawa kunci utama!" ucapa Riana dengan wajah bahagia penuh kemenangan.
"Aku telah mengambil semua uangmu, Mas. Lalu sekarang berpikirlah bagaimana caramu memberikan uang kepada gundikmu itu!" ucap Riana dalam hati dengan tatapan mata yang tajam sambil memasang topeng senyum bahagia di depan kedua anaknya.
#Bersambung#
Bagaimana Kamal memberikan uang yang diminta Yonna padanya? Bagaimana Kamal menjelaskannya? Tebak jawabannya di kolom komentar.
kelebihan h
koreksi
me+sadap => menyadap