Cassie, seorang remaja yang beranjak dewasa masuk kedalam pergaulan bebas para anak konglomerat, disaat kedua orang tuanya bercerai. Ketika etika dan sopan santun mulai menghilang. Kehidupannya terus mengalami konflik besar.
Ditengah masalah perceraian orang tuanya, Cassie jatuh cinta dengan seorang Duda Perjaka. Tetapi cintanya tak direstui. Cassie pun dijodohkan dengan seseorang yang pernah membuatnya kesakitan karena sakau.
Dapatkah ia menjaga mahkota kewanitaannya, atau terus terjerumus dengan pergaulan bebas? Dan dapatkah Cassie bersama dengan cintanya Om Duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjodohan
Di bagian waktu Jakarta - Indonesia saat itu pukul tujuh malam.
Kali ini Author akan bercerita tentang, Wibi Wicaksono. Ia memulai usahanya setelah lulus di bangku kuliah.
Ia berkuliah di ITB jurusan arsitektur. Setelah lulus dari ITB dan pindah ke Jakarta. Bisnisnya mulai berkembang di Ibu Kota.
Banyak proyek yang di tanganinya, mulai dari pembangunan pusat perbelanjaan di salah satu kawasan Metropolitan. Semakin lama ia mulai menangani proyek-proyek besar pembangunan hotel dan apartemen.
Perusahaannya, WB Corp juga membawahi beberapa anak perusahaan. Grup ini memiliki anak usaha Wibi Bank, BramasCar Corp yang merupakan perusahaan mobil dan Wibi TV sebuah saluran televisi.
Malam ini dia memiliki tamu seorang wanita, sebenarnya Wibi jarang berinteraksi dengan wanita lain yang baru ia temui. Namun sosok Dina mengingatkannya akan mantan pacarnya sewaktu SMA. Sayang sekali wanita itu telah memiliki suami, begitu pikirnya.
Jadi untuk bernostalgia bersama kenangannya, Wibi mengundangnya ke rumah untuk makan malam sekaligus memperdalam hubungannya sebagai seorang teman atau bisa jadi seorang partner bisnis.
"Silahkan Bu Dina, masuk lewat sini," Bimo, asisten pribadi Wibi mempersilahkan Dina dan Jovan untuk masuk.
Sebelum memasuki dalam rumahnya, bisa dikatakan mansion karena berukuran besar. Dina melewati ruangan yang berisi banyak mobil mewah terparkir rapi di sana. Tempat parkir itu pun sangat berkelas bak istana. Lantai tempat parkirnya terbuat dari marmer mengkilap dengan hiasan lampu gantung jika terpantul cahaya ia akan bersinar menambah kesan klasik yang elegan.
Disisinya, terdapat pilar-pilar dengan ukiran berwarna emas, bahkan Dina sendiri sempat berpikir apakah pilar dan hiasan itu terbuat dari emas. Hiasan lilin-lilin di sisi kanan dan kiri ruangan itu juga menambah suasana klasik.
"Wow," Dina terkejut sampai ia terpaku dan menghentikan langkahnya untuk menikmati kemewahan di depan matanya
"Gila ini sultan, metropolitan" pikirnya
Sementara Jovan yang menemaninya, hanya bisa membatin, 'Semoga Dina tidak terpikat dengan pria ini,'
Wibi seorang duda yang memiliki satu anak, sementara Dina juga seorang janda, beranak satu. Keduanya pebisnis apalagi akhir-akhir ini Dina sering uring-uringan dan butuh refreshing keluar negri. Jika bersanding dengan Wibi, Dina pasti akan bahagia. Tapi semoga saja hal yang ditakutkan Jovan tidak benar.
"Permisi, Bu Dina. Anda sudah ditunggu bapak Wibi di dalam," ujar Bimo
"Oh maaf, Sa-Saya sedikit terkejut melihat mobil-mobil milik pak Wibi,"
"Ya Bu, ini koleksi pribadi pak Wibi. Mari silahkan lewat sini," Bimo menuntun Dina untuk berjalan mengikutinya.
Ku dengar pak Wibi memiliki anak laki-laki yang seumuran dengan Cassie. Bagaimana jika ku jodohkan saja Cassie dengan anaknya itu. Ahh bisa makin kaya aku, batin Dina
Ia mulai memasuki mansion pintu utama setelah melewati ruang garasi terbukanya.
Di ruang tamu terpajang foto Wibi sewaktu muda dengan istri dan anak laki-lakinya saat berusia balita sekitar 7 bulan.
Duileh itu pak Wibi waktu muda ganteng banget, ga seperti sekarang ya, gendut, Batin Dina.
Untung saja dia membatin, bagaimana jika perkataannya terlontar begitu saja, bisa-bisa dijadikan perkara oleh Wibi.
Wibi menyambutnya di ruang tengah.
"Hallo Bu Dina," Wibi menjabat tangan dan sedikit terpukau dengan dandanan Bu Dina malam itu.
"Halo Pak, Selamat malam. Terimakasih sudah mengundang kami kemari," ucap Dina.
Dina, wanita paruh baya yang masih terlihat aktif, bugar serta berdandan lebih muda dari usianya. Dina memakai long dress biru muda, tidak berlengan dan bagian dada terbuka sedikit menonjol. Pantas saja mata lelaki akan tergoda untuk tidak menatapnya meski hanya beberapa detik.
Sebenarnya Dina tidak mengumbar dada, karena kapasitas miliknya yang besar hingga terlihat luber melebihi pakaiannya.
Jovan sedikit cemburu, ia tahu ke arah mana pandangan Wibi. Pria dengan rambut panjang setengah centi itu menyela dengan mengulurkan tangan ke arah Wibi. Meminta pria itu melepaskan jabatan tangannya.
Wibi pun membalas ukuran tangan Jovan dengan senyum dipaksakan.
"Oh pak Jovan, selamat malam,"
"Selamat malam juga pak Wibi," jawab Jovan sengaja mengeratkan genggaman tangannya hingga Wibi cepat-cepat melepaskan genggaman tangannya.
"Wah saya takjub sekali melihat mansion ini. Desain interiornya sangat bagus," puji Dina membuat hati Wibi senang.
"Terimakasih atas pujiannya, mansion ini tadinya rumah biasa lalu di pugar dan dibangun sedemikian rupa," jelas Wibi
Ia langsung membawa tamunya ke ruang makan. Dinding ruang makan itu terbuka lebar, pemandangannya langsung mengarah ke kolam renang dan taman kecil di belakang.
Sementara di sisi satunya, dindingnya terbuat dari kaca dan ada air mengalir dari atas ke bawah bagaikan air terjun. Lalu di bagian bawahnya ada kolam ikan yang dindingnya juga terbuat dari kaca transparan.
Meja ruang makan itu pun unik. Berwarna hitam dan berbentuk bundar, pada bagian tengah meja itu dapat di bergerak memutar ke kiri atau ke kanan, sehingga dapat di jangkau hanya dengan memutarnya.
Meja itu tidak bisa di putar ke bawah karena makanannya nanti akan jatuh dan numplek ke bawah alhasil gagal diner dan gak jadi makan
Skip
Saat makan, Dina tidak banyak berbicara. Dia sangat menikmati makanannya yang super lezat. Di sudut ruangan ada beberapa pelayan yang berdiri, menunggu mereka selesai makan atau jika membutuhkan sesuatu.
Ada Bodyguard juga yang selalu memperhatikan pak Wibi meski dari jarak jauh. Maklumlah, dia orang penting saat ini.
"Hemm pak Wibi, saya dengar anak memiliki anak laki-laki lalu dimana dia? Mengapa tidak ikut makan bersama kita?" tanya Dina
"Dia di Inggris," kemudian Wibi memasang wajah kecutnya.
Apa yang mau dikatakan, masak iya dia harus berkata jujur saat ini Bram berada di sel tahanan sementara, dan lagi ternyata Wibi belum tahu jika anaknya itu sempat kabur dari penjara.
"Lalu bagaimana dengan kamu, Dina? Apa kamu sudah memiliki anak?" timpal Wibi
"Iya, saya memiliki anak gadis, dia juga ada di Inggris sedang kuliah disana," jawab Dina
"Wah rasanya kita seperti jodoh ya, kita dipertemukan dengan cara yang tidak terduga dan anak kita sama-sama kuliah di luar negri," ucap Wibi
"Uhuk-uhuk," Jovan keselek
"Minum Jo," ujar Dina
"Bu Dina perhatian sekali ya sama suaminya,"
"Kami belum menikah, tapi ya dalam tahap perencanaan menuju ke pernikahan," jawab Dina
"Loh saya kira sudah jadi suaminya, berarti ibu ini maaf Janda?" tanya Wibi
Dina hanya mengangguk, sebenarnya dia tidak suka dengan kalimat Janda. Dan sesungguhnya dia masih mencintai Rio.
"Iya sepertinya ini takdir agar anak-anak kita berjodoh," ucap Dina.
Lain maksud Dina dan lain pula maksud Wibi. Wibi ingin mendekati Dina tapi jika Anaknya harus dijodohkan. Wibi juga tidak keberatan.
Terlihat Wibi menimang perkataan Dina dengan anggukan beberapa kali.
"Saya juga setuju, pasti anak Bu Dina juga cantik seperti ibunya. Jadi...soal perjodohan ini saya menerimanya,"
"Wah, benarkah? Saya rasa Anak pak Wibi juga pasti akan tampan dan baik seperti Anda," puji Dina.
"Siapa nama Anak Bu Dina?"
"Cassie, kalau anak pak Wibi itu Bram kan? kalau saya tidak salah,"
"Ya benar, Bramantyo. Pak Jovan pendiam sekali ya,"
"Ya dia memang sedikit berbicara dengan orang yang baru. Mungkin canggung," Dina tersenyum sedikit tidak enak
"Jo ngborol dong," bisik Dina
Tak berapa lama seorang bodyguard memberitahukan sebuah informasi kepada Pak Wibi, seketika raut wajahnya sedikit memucat. Tentu saja itu kabar duka dari Bram yang tertangkap lagi karena kabur serta dengan luka tembak yang bersarang di pahanya.
Dasar anak tak tahu diuntung. Bukannya belajar dengan benar malah membuat malu keluarga, batin Wibi