Seorang Dokter muda yang jenius dan ahlibeladiri mati karena menolong anak kecil dari mobil yang akan merenggut nyawanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERGI KE KERAJAAN SHI.
Sudah dua minggu lebih Jiyao berada di desa Cahaya. Namun dia belum tahu asal usul kehidupan tabib Hanpey. Yang dia tahu hanya kehidupan Hanpey di Desa Cahaya dan kehebatannya. Yang semua orang tahu kalau tabib Hanpey tinggal fo desa ini hanya bersama Kakak nya. Merasa sudah cukup tinggal di Desa Cahaya Jiyao berniat akan kembali ke Kerajaan Shi. Dia segera berbena diri, dia akan keluar dari penginapan milik tabib Hanpey hari ini. Saat dia akan keluar tiba- tiba terdengar ketukan di pintu kamar penginapannya.
"Hey...siapa pagi- pagi sudah mengetuk pintu kamarku. Bukankah aku tidak memiliki teman yang akan datang pagi- pagi begini...atau mereka tahu kalau aku akan keluar dari penginapan ini.."ucap Jiyao sendirian.
Tok
Tok
Tok
Terdengar kembali ketukan di daun pintu kamarnya.
"Iya sebentar..." kata Jiyao sambil berjalan kearah pintu untuk membukanya.
Ketika pintu terbuka terlihat pengawal bayangan putra mahkota berdiri di ambang pintu kamarnya .
"Kau Liu....."ucap Jihao kaget.
"Aku membawa tugas untukmu dari pangeran..." tanoa basa- basi pengawal bayangan yang bernama Liuhu yang juga sahabatnya berucap.
"Masuklah..." kata Jiyao pada Liuhu.
Liuhu segera masuk kedalam kamar sang sahabat.
"Tugas apa yang kau bawa buatku...?" tanya Jihao pada Liuhu saat mereka sudah duduk di kursi di kamar Jihao.
"Kita di suru membawa tabib Hanpey ke Kerajaan Shi, Raja sekarang semakin parah..." kata Liuhu dengan wajah datarnya.
"Apaa...Raja semakin parah...?" tanya Jihao kaget.
"Iya...dan para tabib sudah menyerah..." jawab Liuhu dingin, ada kesedihan di nada ucapan Liuhu.
"Kalau begitu kita tidak perlu menundanya lagi...ayo kita ketempat tabib Hanpey..." seru Jihao segera.
"Baik Ayo..." jawab Liuhu.
Mereka segera keluar dari kamar Jihao . Mereka segera membayar pembayaran penginapan Jihao . tak lama terlihat dua orang pria gaga keluar dari penginapan Alea menuju rumah Alea. Jihao sudah tahu siapa pemilik penginapan tempat dia menginap selama ini, dia juga tahu rumah yang berada di belakang penginapan adalah rumah milik pemilik penginapan dan pemilik rumah obat yaitu tabib Hanpey. Mereka jalan tergesa- gesa menuju rumah tabib Hanpey. Sesampainya di sana mereka melihat tabib Hanpey keluar bersama kakaknya.
"Selamat pagi tuan Hanpey..." sapa Jihao pada Hanpey.
"Pagi tuan..." jawab Hanpey ramah.
"Maaf tuan Hanpey kami mengganggu anda...tapi kami sedang membutuhkan anda..." ucap Jihao dengan wajah cemas.
"Sabar tuan...mari silahkan masuk dulu ..." ucap Alea. Mimi segera membuka pintu kembali yang tadinya sudah dia kunci .
"Trimakasih tabib..." ucap Jihao .
Mereka segera masuk kedalam rumah Alea bersama- sama. Dengan ramah Alea menyuruh mereka duduk di ruang tamu yang terlihat sederhana namun terasa menyejukkan.
"Lea'er...mereka memiliki tenaga dalam tinggi...tapi mereka tidak memiliki niatan jahat..." kata Eagle melalui telepati.
"Iya...aku juga merasakan itu...terutama pria yang berbaju hitam Lea'er..." ucap White yang berada di pergelangan Alea.
"Kita lihat aja apa keinginan mereka, dan siapa mereka..." jawab Alea melalui telepati juga.
"Maaf boleh saya tahu apa tujuan tuan berdua , dan siapa sebenarnya kalian ini.." tanya Alea ramah.
"Maaf tabib...kami adalah pengawal dari kerajaan Shi, dan kami di utus Putra Mahkota untuk meminta kesediaan anda untuk datang Ke Kerajaan Shi untuk mengobati Raja kami, beliau sekarang sedang sakit parah..." kata Jihao dengan ramah, namun terlihat pandangan cemas di wajahnya.
Alea kaget mengetahui kalau kedua orang di depannya adalah pengawal Kerajaan yang sebentar lagi akan mereka datangi .
"Lea'er...ini kebetulan sekali untukmu..." ucap Eagle.
"Benar Lea'er...trima saja, lagian kau akan membantu menyembuhkan penyakit Raja suatu Kerajaan yang besa tempat kelak kau menuntut ilmu..." kata White .
"Gimana dengan pendapatmu gege Lauyan...?" tanya Alea pada Lauyan yang kini berada di pundak Alea sedang menatap para tamu yang ada di depannya. Sedang pengawal Jihao dan Liuhu merasakan dingin di badannya tanpa sebab. Mereka merasakan tatapan tajam entah dari mana.
"Mereka memang berniat minta tolong Lea'er, jadi aku setuju saja..." jawab Lauyan.
"Baik tuan saya akan ikut tuan pergi ke Kerajaan Shi..." jawab Alea lembut.
"Trimakasih tabib...kalau begitu mari kita segera berangkat, karena kita di buru waktu.." kata Jihao merasa bahagia.
"Baik...tapi biarkan kami berkemas..." jawab Alea.
"Baik kami akan menunggu tabib..." seru Jihao senang.
Alea dan Mimi segera berkemas untuk pergi ke Kerajaan Shi. Mereka segera pamit pada keluarga Zio dan keluarga San. Setra menitipkan penginapan dan Restoran serta rumah obat pada mereka.
"GegeZio...kuserahkan penggarapan sawah dan semua milikku pada gege, tolong kau rawat keluarga San, kalau bisa carikan mereka berdua perguruan agar mereka bisa belajar dengan teman sebaya mereka..." kata Alea.
"Baik Lea'er...aku akan menjaga hartamu, apakah kau akan berangkat hari ini...?bukankah kau mengatakan masih satu bulan lagi...?" tanya Zio Sang.
"Aku ada keperluan mendadak Zio ge...kami akan berangkat sekarang juga..." kata Alea.
"Kau akan berangkat sekarang juga Pey'er....?" tanya nyonya Zio dengan wajah sedih.
"Benar ibu...jaga diri ibu baik-baik begitu juga dengan ibu Sio ,jangan terlalu keras kalian bekerja , cari pelayan lagi agar kalian berdua tidak terlaku lelah, aku ingin saat aku datang, keadaan kalian berdua sehat semua...dan kau anak kecil, kalian harus belajar yang tekun saat nanti masuk perguruan yang akan Zio ge carikan. jadilah anak yang pintar .." ucap Alea pada mereka semua.
"Baik Kak..." jawab San Lau dan San Pai bersamaan , terlihat wajah Merek mengeluarkan air mata.
"Hey...jangan menangis, kakak nggak suka mempunyai adik yang cengeng..." seru Alea sambil memeluk mereka berdua. San Lau dan San Pai menangis dalam pelukan Alea .
"Kak...kakak harus kembali...kami akan menunggu kakak....kami akan belajar dengan giat, kami akan menjadi kebanggaan kakak nanti..." ucap San Lau. Sedang San Pai hanya bisa menangis.
"Iya...iya...kakak akan pulang saat ada liburan, nah sekarang hapus air mata kalian, jaga ibu dengan baik, jangan nakal jadilah anak yang baik...." ucap Alea sambil melepas pelukannya.
"Nach gege , ibu aku berangkat, jaga diri kalian semua...." ucap Alea , lalu dia keluar dari rumahnya bersama Mimi. Dia segera menemui pengawal kerajaan Shi. Tak lama terlibat empat penunggang kuda pergi meninggalkan kediaman Alea. Ternyata penduduk Desa Cahaya mengetahui keberangkatan Alea menuju kerajaan Shi. Terlihat di sepanjang jalan Desa Cahaya banyak penduduk yang mengantar kepergian Alea. Tak terkecuali pak kepala desa.
"Hati- hati di jalan nak...jaga selalu kesehatanmu, kami akan selalu menunggumu..." seru kepala desa.
"Terimakasih Paman..." jawab Alea. perlahan mereka meninggalkan Desa Cahaya.
"Lea'er...apa kau tidak berpamitan pada Jendral Murong Han...?" tanya Mimi.
"Nggak kak...aku sudah mengutus seseorang untuk memberi kabar pada Jendral..." jawab Alea.
"Ya sudah...mari kita segera mempercepat perjalanan kita..." kata Mimi.
"Iya kak...kita mengejar waktu untuk keselamatan nyawa Raja Kerajaan Shi..." kata Alea membenarkan.
Alea segera mengajak kedua pengawal itu mempercepat perjalanan mereka.
💖💖💖💖
Sedang di kerajaan Shi terlihat putra Mahkota dan permaisuri sedang merasa cemas pada kesehatan Raja yang semakin hari semakin parah.
"Ya Dewa...kenapa tidak ada kabar apapun dari pengawalmu Zhi'er..." ucap permaisuri Suyilan.
"Aku juga nggak tahu Bunda...mungkin mereka sudah dalam perjalanan..." jawab pangeran Lingzhi .
"Jangan- jangan tabib menolak untuk pergi kemari pangeran..." kata permaisuri ketakutan.
"Tidak mungkin Bunda...setahu putra , tabib Hanpey orangnya baik, dia tidak memandang kasta, siapapun yang membutuhkan pertolongan selalu dia lakukan untuk menolong orang itu..." jawab Pangeran Lingzhi .
"Semoga saja benar perkataanmu itu nak... Semoga mereka sekarang sudah dalam perjalanan ke mari..." kata sang Bunda menghibur hatinya .
"Semoga Bunda..." ucap putra mahkota sambil menatap tubuh sang Ayah yang terbaring lemah. Sudah berpuluh tabib pandai yang datang untuk mengobati Raja, namun semua angkat tangan . tidak ada seorang tabib pun yang mampuh menyembuhkan sang Raja .
Sedang Alea , Mimi dan ke dua pengawal pangeran Lingzhi memacu kudanya tak henti- henti , mereka mengejar keselamatan Raja. Mereka berhenti kala ingin makan dan istirahat sebentar atau mengistirahatkan dan memberi makan kuda- kuda mereka. Tak perduli siang dan malam mereka memacu kuda mereka .
Hingga enam belas hari kemudian , di pagi hari mereka telah sampai di kota Baihua ibukota kerajaan Shi.
"Tuan tabib kita sudah memasuki kota Baihua ibukota kerajaan Shi..." kata Jihao pada Alea.
"Syukurlah..."kata Alea bernafas lega.
"Kita langsung pergi ke Kerajaan saja tuan..." kata Jihao lagi.
"Tunggu...biarkan kami mencari penginapan untuk kami tinggali, dan beristirahat sebentar..." kata Alea.
"Apa tidak lebih baik tuan tingagal di kerajaan saja, agar tuan lebih fokus merawat Raja kami..." kata Jihao lagi.
"Benar kata tuan Jihao Pey'er...lebih baik kita tinggal di lingkungan kerajaan untuk sementara sampai sang Raja sembuh dan bisa di tinggal..." ucap Mimi menyetujui perkataan Jihao. Alea terdiam sebentar.
"Benar kata mereka Lea'er..kalian lebih baik tinggal di dalam kerajaan agar lebih fokus dalam penyembuhan Raja..." kata Eagle bertelepati.
"Baiklah tuan...tapi biarkan kami mengganti baju kami dengan yang bersih, lagian perutku sudah lapar..." kata Alea tanpa malu. Terlihat senyum di wajah Jihao dan Liuhu. Setelah mengalami satu perjalanan bersama Hanpey , Jihao dan Liuhu mengetahui sifat Hanpey yang baik dan terbuka. Dia selalu mengutamakan kejujuran dan sifat terbuka. Dia seorang pria yang baik hati dan ramah. Mereka juga mengetahui kalau Hanpey memiliki seekor burung kecil yang sangat indah. Namun mereka tidak tahu kalau gelang giok putih yang ada di tangan kanan Alea sebenarnya adalah seekor ular putih.
"Baiklah tuan Hanpey...kita akan istirahat sebentar di rumah makan, setelah itu kita akan langsung pergi ke Kerajaan..." kata Jihao.
"Trimakasih tuan Jihao..." kata Alea.
"Maaf tuan Hanpey...lebih baik anda memanggil namaku saja tanpa menyebut tuan..." kata Jihao.
"Boleh...tapi anda juga cukup memanggilku Hanpey saja..." ucap Hanpey.
"Baguslah....ya sudah mari kita cari rumah makan dan menyewa dua kamar untuk kalian mandi dan ganti baju..." kata Jihao sambil melngkahkan kaki kudanya masuk kedalam kota Baihua.
Terlihat kota Baihua adalah kota yang sangat besar dan ramai . banyak pedagang dan pelancong yang datang hilir mudik di dalam kota. mereka segera mencari penginapan dan restoran. Saat mendapatkan sebuah penginapan Jihao segera memesankan untuk mereka berdua, Sedang Liuhu pergi melaporkan kedatangan tabib Hanpey pada Putra Mahkota.
Setelah mendapatkan penginapan Alea segera masuk kedalam kamarnya. begitu juga dengan Mimi yang mendapatkan kamar sendiri. setelah masuk kedalam kamar Alea segera mengunci pintu kamar, Setelah itu dia masuk kedalam ruang dimensi. dia ingin mandi di bawah air terjun air kehidupan.
"Gege...aki mau mandi...." seru Alea sambil berlari kearah air terjun . tanpa membuka baju dia langsung berjalan mendekati air terjun dan duduk lotus di bawahnya. ketiga hewan kontraknya hanya tersenyum dan menggelengkan kepala mereka. mereka juga senang melihat kemanjaan Alea, Alea tak mempermasalahkan kalau mereka hanya hewan kontraknya. setelah seharian di bawah air terjun sambil berkultivasi Alea segera menyudahi kultivasinya. dia segera masuk kedalam istanah nya dan mengganti bajunya dengan baju baru. setelah itu dia keluar bersama Lauyan dan White. Eagle pun ingin keluar juga. akhirnya dia merubah dirinya menjadi burung sebesar burung pipit kecil. ketika sampai di dalam kamar kembali Alea segera keluar dari kamarnya bersama ketiga hewan kontraknya. Lauyan dan Eagle berada di pundak Alea, sedang White seperti biasa akan menjadi gelang yang ada di tangan Alea. ketika Alea keluar dari kamarnya terlihat Mimi juga baru keluar.
"Kau sudah selesai Lea'er...?" tanya Mimi.
"Iya kak...kau juga baru selesai ya..?.ayo kita langsung kebawah, takutnya pengawal Jihao sudah menunggu kita..." kata Alea sambil berjalan menuju lantai bawah. memang kamar mereka ada di lantai dua.
Mimi segera berjalan di sebelah Alea.
"Hey...siapa burung kecil ini...?" tanya Mimi sambil menatap burung kecil yang berada di pundak kiri Alea.
"Mimi....".terdengar suara Eagle memperingati Mimi.
"Ha..kaukah Eagle...?" tanya Mimi tak percaya.
"Ck...dasar kau ini..." terdengar suara kesal Eagle ketika mendengar godaan Mimi. melihat itu Mimi tertawa karena dia tak pernah melihat Eagle kesal..
"Maaf aku hanya bercanda..." kata Mimi di sela tawanya.
Ketika mereka sampai di lantai bawah yang merupakan restoran, Alea dan Mimi melihat kalau Jihao dan Liuhu sedang duduk menunggu mereka bersama seorang pria memakai baju putih bercorak kuning yang terlihat sangat tampan. Alea dan Mimi segera menghampiri mereka.
"Kau sudah selesai Hanpey..." sapa Jihao.
"Benar..kami sudah selesai ..."jawab Alea.
"Perkenalkan pangeran Lingzhi putra Mahkota kami..." kata Jihao memperkenalkan putra Mahkota Lingzhi.
"Salam sejahtera putra Mahkota...." sapa Hanpey Mimi.
"Hamba tabib Hanpe..." kata Hanpey sambil menyatukan tangan di depan dada dan menunduk sedikit.
"Hamba Mimi..." ucap Mimi mengikuti Alea. Pangeran Lingsi melihat tabib Hanpey yang pernah dia Lihat berada di depannya bersama gadis yang dulu ada di belakang tabib Hanpey saat pangeran Lingzhi datang kedepan Cahaya. wajah tabib Hanpey tertutup topeng kecil halus, tapi Pangeran Lingzhi yakin wajah di balik topeng itu sangat tampan. di bahu kanan dan kiri tabib Hanpey terlihat dua burung kecil indah dan imut. pangeran tahu kalau kedua burung itu bukan burung biasa.
"Salam kalian aku terima duduklah..." jawab putra Mahkota.
Alea dan Mimi segera duduk bersama mereka di satu meja.
"Lea'er...dia pangeran yang telah kau tolong dulu..." ucap Lauyan . setelah menatap wajah pangeran Lingzhi.
"pangeran yang aku tolong...?" tanya Alea bingung.
"Pangeran yang hampir mati di hutan Angker. ..." ucap Eagle mengingatkan.
"Hanpey...kau ingin memesan apa...?" tanya Jihaomenyadarkan Alea yang sedang berbincang dengan ketiga mahluk kontraknya.
.
"Terserah aku tidak pulih- pilih makanan, asal makanan itu enak aku mau..?" jawab Alea santai.
"Tapi maaf tidak seenak masakan di restoranmu...?" kata Jihao lagi.
"Nggak Masalah karena aku tahu hanya testoranku yang menjual makanan seperti itu..." jawab Alea kalem.
Mendengar perkataan dan sikap Alea, Pangeran Lingzhi menatap Alea.
saat menatap wajah tampan itu, Pangeran Lingzhi merasa wajah di balik topeng itu penuh keagungan, dan ketika menatap mata milik Alea saat tanpa sengaja mereka bertatapan, Pangeran Lingzhi menemukan keakrapan di dalamnya.
"Kenapa aku merasa femiliar sekali dengan mata itu..." ucap Pangeran Lingzhi di dalam hatinya . Alea buru- buru mengalihkan pandangan nya dari wajah pangeran Lingzhi. untunglah makanan segera datang. hingga membuat Alea bernafas lega .
Setelah menyelesaikan makan bersama, Mereka segera berangkat ke kerajaan Shi bersama putra mahkota.
Udah dulu ye...gue lanjutin besok lagi. tak bosan author ingatin, jangan lupa like, komen dan vote nya Author tunggu.
Bersambung.
padahal karya kamu bagus2 lho kak, aku suka dan selalu mengikuti karya2 kamu.