⚠️ WARNING⚠️
KHUSUS DEWASA ➕
BANYAK ADEGAN BERBAHAYA
HARAP BACA DENGAN BIJAK!!
Namanya Virus, entah kenapa orang tuanya memberinya nama itu hingga menjadi bahan Bullyan. Dia pun menjadi pembunuh di usia mudanya, dikeluarkan dari sekolah dan ditakuti semua orang.
Hidup sebatang kara sejak kecil, kemudian besarnya menjadi seorang Pembunuh Bayaran. Hingga akhirnya ia jatuh cinta pada seorang wanita yang harus dibunuhnya.
Apa yang akan Virus lakukan? Tetap membunuhnya atau menyelamatkannya? Apakah cintanya akan berakhir untuk wanita itu atau wanita lain yang lebih peduli padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencuri Kembali
Di malam yang sama, Cezo mengadakan pesta kecilnya di mansion miliknya. Mansion yang memiliki arsitektur unik penuh ukiran dan penuh pintu rahasia.
Di ruang bawah tanahnya terdapat brangkas yang sangat besar yang bisa dimasuki banyak orang didalamnya . Brangkas itu tersimpan berbagai senjata mulai dari pisau kecil, pedang panjang juga berbagai jenis pistol dan senapan. Selain senjata Cezo juga menaruh uang dan formula yang berharga triliunan disana
Valeria sekarang berada di tengah kerumunan yang tidak ia suka. Bau alkohol dan wanita yang mengelilingi pria-pria beristri dengan pakaiannya yang mini dan terbuka.
Wanita-wanita seksi itu juga bergelendot manja pada Cezo. Melihat Valeria yang baru saja datang, Cezo segera meninggalkan teman prianya serta wanita penghibur disana dan menemui Valeria.
Dia datang dan langsung ingin mencumbu bibir ranum tunangannya, Valeria. Wanita itu mengalihkan mukanya dan menepis dengan tangannya.
"Maaf, kau bau alkohol," ucap Valeria dengan alasan klasik padahal sebenarnya ia tak suka di cium pria itu.
"Kau kenapa sayang? Haha aku tahu kau cemburu dengan mereka kan?" Terka Cezo seraya menangkap wajah Valeria kedua tangannya.
"Iya, kau membuatku cemburu," ucap Valeria agar pria itu tak curiga dan senang jika dirinya di cemburui.
"Maaf jika kau tak nyaman, mereka hanya menemani minum. Aku tidak tertarik dengan mereka. Hmm Aku harus menemui mereka lagi dan kau ambillah makanan disana, nikmati pestanya. Oke," ucap Cezo yang kemudian mencium pipi Valeria lalu pergi menemui teman prianya kembali.
Valeria menyeka pipi yang bekas dicium pria itu kemudian mengambil makanan yang sudah tersedia disana. Dia pura-pura makan sambil berjalan kemudian membuang makanannya serta piring kecilnya ke dalam tong sampah dan masuk menyelinap ke dalam disaat semua orang sedang sibuk dan tak memperhatikannya.
Wanita itu berlari kecil menuruni tangga rahasia. Tak lupa kunci yang di telah dibuat Andi segera dikeluarkan untuk membuka pintu menuju tempat brangkas.
Ceklek
"Yes, Andi kau sangat pintar," gumam Valeria yang hampir tak terdengar oleh siapapun.
Segera ia masuk dan menutup kembali pintunya, lalu menuju brangkas besar dan memutar kunci dengan berhati-hati. Dalam waktu hitungan detik pintu terbuka.
Valeria segera masuk dan menukar formula yang tersimpan disana. Setelah tertukar ia menyimpannya dengan baik dan menyisipkannya didalam sepatunya. Dengan cepat ia menutup kembali berangkas.
"Valeria, sedang apa kau disini," Tanya Cezo yang tiba-tiba masuk.
Deg deg
Jantung Valeria berdegub kencang, Cezo berada di belakangnya dan melihatnya memegang pemutar kunci brangkas. Wanita itu berbalik badan dan mendekati Cezo dengan senyumannya.
"Aku melihat ada bayangan orang yang masuk kesini lalu aku juga melihat pintu ini terbuka. Aku ingin memastikan jika formula itu tersimpan dengan baik. Saat sampai disini tak ada siapapun lalu kau datang," ucap Valeria berbohong.
"Sebelum pesta aku habis dari sini, mungkin aku lupa menguncinya kembali," ucap Cezo
"Kau jangan sampai ceroboh sayang," ucap Valeria yang kemudian mengalungkan tangannya ke leher Cezo. Ia sengaja bersikap manja agar Cezo tak curiga dengan alasan yang diberikan Valeria tadi. Tapi malah Cezo mencium bibir Valeria. Terpaksa wanita membalasnya dengan rasa mual.
"Kalau begitu kita harus pastikan jika formula itu masih disana," ucap Cezo yang kemudian melepaskan ciumannya dan rangkulan wanitanya.
"Iya kau harus mengeceknya," ucap Valeria.
Saat Cezo memutar kunci brangkas yang bentuknya seperti alat setir kapal pesiar, Valeria mengeluh kesakitan.
"Ahh Cezo, aku sebaiknya ke kamar mu. Tiba-tiba Aku pusing," ucap Valeria seraya memegang kepalanya dan memasang ekspresi kesakitan.
"Kau baik-baik saja? Atau kau mau ke dokter?" Tanya Cezo
"Sepertinya aku ingin pulang, bisakah kau mengantarku pulang?" Tanya Valeria yang masuk berakting cantik.
Cezo kemudian menutup kembali brangkas dan mendekati tunangannya.
"Ayo ku bantu berjalan," ucap Cezo lalu memapah Valeria berjalan,"
Cezo mengantarnya dengan mobil Limousine miliknya. Valeria sukses mendapatkan formula itu. Tetapi entah kenapa hatinya merasa tak tenang. Seperti yang dikatakan Wasabi, jika sangat mudah mengambil barang itu maka sudah pasti ada rencana lain dibalik itu semua.
Sesampainya di rumah Valeria, Cezo turun dan mengitari mobilnya lalu membukakan pintu untuk wanitanya itu. Valeria turun dengan anggun.
"Terimakasih," ucapnya
"Jangan lupa besok pagi kita harus ke California," ucap Cezo mengingatkan.
"Aku harus ikut? Bukankah kemarin bilang aku tak perlu ikut?" Tanya Valeria memastikan.
Dia harus mengatakan pada Wasabi jika dirinya juga harus menemani Cezo, tapi yang jadi masalah. Valeria tidak tahu nomer ponsel Wasabi.
"Ya kau penjualnya jadi kau harus ikut. Besok aku jemput, oke. Jangan lupa minum obat ya?" ucap Cezo dengan sangat perhatian.
Cezo masuk kedalam mobilnya meninggalkan Valeria yang masih terpaku melihatnya. Di dalam mobilnya Cezo tersenyum lebar. Pria itu sedang merencanakan sesuatu. Kemudian Valeria berlari kecil memasuki rumahnya.
Melihat Valeria sibuk memasukan pakaian dan perlengkapan lainnya ke dalam tas ransel, Ayahnya mendekat dengan kursi rodanya.
"Kau mau kemana lagi?" Tanya sang Ayah.
"California, Ayah jaga dirimu baik-baik. Setelah ini Ayah menginap dirumah tetangga ya, aku takut terjadi sesuatu dengan Ayah. Aku akan mengantarmu nanti," ucap Valeria seraya berkemas tanpa menatap Ayahnya.
"Baiklah aku akan menginap di rumah Jason. Dia pria tua yang kesepian, sama seperti ku," ucap Chris, ayah Valeria.
Valeria mendekati Ayahnya dan berlutut seraya memegangi tangan keriput dan besar itu.
"Ayah, maaf jika aku jarang dirumah. Ayah masih mempunyai aku. Aku tidak akan meninggalkanmu seperti ibu," ucap Valeria kemudian memeluk ayahnya.
Jesslyn ibunya, pergi meninggalkan Ayahnya setelah kejadian kebakaran saat itu, lebih tepatnya saat Ayahnya dinyatakan cacat dan tak bisa berjalan lagi. Terlebih keadaan ekonomi mereka semakin memburuk.
"Pergilah, jaga dirimu ya?" ucap Chris seraya menepuk pundak Valeria.
Valeria melepaskan pelukannya dan menyeka air mata Chris. Ia iba melihat nasib Ayahnya.
Setelah itu Valeria mengambil tasnya yang berisi pakaian dan perlengkapan untuk esok. Ia juga mengemasi beberapa pakaian untuk Ayahnya lalu mengantarkannya ke rumah tetangga yang jaraknya lumayan jauh. Setelah itu ia bergegas pergi dengan motornya menuju basecamp Wasabi.
Sesampainya di basecamp Wasabi yang terlihat sepi dari luar, Valeria tetap saja mengetuk pintu dengan kencang. Andi mengintip dari balik layar kameranya. Mereka sengaja membuat rumah itu nampak sepi dan kosong.
"Itu Valeria," ucap Andi pada Wasabi
"Untuk apa dia malam-malam kemari?" Tanya Wasabi
"Entah, aku bukan peramal atau pembaca pikiran," ucap Andi yang mendapat jitakan dari Wasabi di kepalanya.
Wasabi berjalan ke depan dan membuka pintu.
Ceklek
"Masuklah, ada apa?" Tanya Wasabi. Valeria pun masuk dan Wasabi segera menutup pintunya.
"Aku berhasil mengambilnya, dengan mudah," ucap Valeria seraya memberikan zat formula pada Wasabi.
"Mudah, kau dalam bahaya," ucap Wasabi dengan segala dugaan dikepalanya.
"Cezo juga mengajakku ke California ke pelelangan itu, apa yang harus ku lakukan? Jika aku pergi dengan kalian, Cezo akan tahu wajahku juga kan?" Tanya Valeria.
"Kau sebaiknya tetap dengan rencanaku , jika kau pergi dengannya kau akan ketahuan jika yang mengambil formula itu adalah dirimu. Atau lebih parahnya saat ini dia sudah tahu jika kau mengambilnya," ucap Wasabi yang membuat Valeria ketakutan.
siapa yang bekap mulut wasabi tuh 🏃🏻♀️
mataku ternodai 🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️😂
banyak yang ingin aku katakan tapi masih nyangkut entah dimana karena pikiranku lagi ruwet 😄😄
pokoknya terima kasih ya 😙
malah sempet di cemburuin tuh