NovelToon NovelToon
Aluna

Aluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Fantasi Wanita / Cintapertama
Popularitas:827
Nilai: 5
Nama Author: Sri Asrianti

Menceritakan tentang seorang gadis cantik bernama Aluna yang terjebak dalam roda waktu. Aluna secara tidak sengaja menemukan sebuah buku kuno di rumah yang baru saja ia tempati. Secara ajaib gadis itu terlempar ke masa lalu di sebuah kerajaan kuno.

Aluna yang bingung dengan keadaan tersebut, tiba-tiba saja di tangkap dan di bawa kehadapan ratu di kerajaan tersebut. Ratu yang mengira ia adalah mata-mata dari musuh memerintahkan untuk mengeksekusi gadis itu.

Akankah Aluna bisa selamat dari hukuman sang Ratu? Atau hidupnya akan berakhir di negeri tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Asrianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 20

"Ini semua terjadi karena kesalahanku. Karena aku, kamu dalam masalah dan sekarang terluka, karena ku kita terpisah dari rombongan." Tertunduk, tapi jemarinya masih menumbuk obat itu.

Caspian menatapnya, ada perasaan tak tega saat Aluna menghapus jejak air matanya. Andai ia memiliki sedikit keberanian, rasanya ingin sekali ia yang menghilangkan sendiri air mata itu.

"Ekhm... Kamu tidak perlu merasa bersalah seperti itu." Berdehem.

Aluna mendekat, ia telah selesai meracik obatnya.

"Anggap saja ini sebagai pelajaran untukmu, kedepannya kamu harus selalu mendengarkan ucapan ku, janga bertindak ceroboh lagi." Salah tingkah karena Aluna mendekat.

Aluna memanyunkan bibirnya.

'Semuanya sudah terjadi, lagipula aku yang memilih untuk mengikuti mu, karena aku mengkhawatirkan mu.' Sambungnya dalam hati.

'Andai saja aku berani mengatakannya, mengapa aku malah mengucapkan hal lain... ck." Marah pada dirinya sendiri.

" Tunggu." Caspian teringat sesuatu.

"Apa yang kamu lakukan sebelumnya? mengapa menjauh dari rombongan?" Inilah pertanyaan yang sejak tadi Caspian ingin tanyakan.

"Dan, kenapa serigala tadi tiba-tiba berhenti menyerang kita, dan begitu tunduk padamu, Aluna?"

Gerakan Aluna terhenti, tak jadi mengoleskan obat itu. Ia menatap Caspian.

"Aku melihat peri, Pangeran." Antusias

" Peri? "

" Yah... " Mengangguk cepat.

" Peri itu kecil, dan bisa terbang. Rambutnya panjang berwarna putih keabu-abuan, dia sangat cantik, dia terus memanggilku. Dan... tanpa sadar aku lalu mengikutinya. "

Caspian berpikir.

" Apa dia adalah salah satu makhluk jahat penghuni hutan ini? "

" Aku juga tidak tahu, tapi sepertinya... bukan."

" Dia terus memberikan isyarat agar aku mengikutinya, kakiku seperti melangkah sendiri. " Jelas Aluna.

" Lalu serigala itu? "

Aluna kembali menggeleng.

" Awalnya serigala itu akan menggigitku, tapi saat aku menatap matanya dia mendadak tenang dan tidak jadi menyenangkan ku, Pangeran. "

Caspian juga melihat kejadian itu, mereka berdua terdiam sejenak.

"Hah!" Aluna menutup mulut dengan satu tangannya.

Caspian lagi-lagi di buat kaget.

"Ada apa? bisa tidak kamu jangan membuatku terkejut!" Marah.

" Maaf, Pangeran. "

Mencebik sembunyi-sembunyi.

" Apa telah terjadi sesuatu padaku? Sesuatu yang buruk dalam diriku Pangeran. Belakangan ini aku memang merasa agak aneh, seolah aku berbeda dari sebelumnya. " Panik.

" CK, tenanglah, atau obat yang kamu pegang itu akan tumpah. "

" Ekhm... Maaf Pangeran, aku hanya sedikit takut. " Sadar akan kecerobohannya.

Aluna menatap Caspian, menunggu jawaban, atau lebih tepatnya tanggapan dari pria itu.

"Apa yang kamu lihat?" Salah tingkah lagi.

" Menunggu jawaban, Pangeran. " Jawab Aluna polos.

" Aku tidak tahu, cepat oleskan obat itu. " Perintahnya sewot.

" Iya... iya. " Manyun.

Caspian pun penasaran mengapa serigala itu berhenti menyerang mereka. Apa memang ada sesuatu dari Aluna, apakah itu sebabnya dia terpilih untuk menemukan air keabadian? Pikir Caspian.

Aluna mulai mengoleskan obat itu, sangat hati-hati ia melakukannya. Ia pikir rasanya pasti akan sangat perih, sama seperti dalam film yang biasa ia nonton. Jika mengoleskan obat tradisional dari dedaunan, pemeran yang terluka pasti akan kesakitan. Dan benar saja, ia melihat Caspian mengepalkan tangannya yang lain, kuat.

'Sepertinya Pangeran ini memang sedang menahan sakit, kasihan juga.' Menggeleng kecil.

Ia kembali mengoleskan obat lebih banyak, karena tak tega, Aluna membalurkan obat itu sembari meniup-niup pelan luka Caspian.

Deg

Caspian tertegun.

Kembali mengambil obat itu, dan akan mengoleskannya lagi, Aluna terkejut bukan main, ia hampir saja menjatuhkan sisa obat yang dipegangnya.

"Ada apa?"

"Pa... Pangeran, lu... Lukanya..." Menunjuk luka di lengan Caspian.

Caspian membulatkan mata luka dalam di lengannya itu, kini mulai menutup sedikit demi sedikit. Mereka berdua memperhatikan proses itu hingga 5 detik, dan... Jreng, lengan Caspian tertutup sempurna, seperti tidak pernah ada luka di sana. Caspian membersihkan sisa obat itu di lengannya, ia menggosok-gosoknya, tak ada rasa sakit yang tertinggal.

Lagi-lagi mereka saling tatap, sama-sama bingung dengan situasi aneh yang terus terjadi.

"Apa yang sudah kamu lakukan?"

Aluna menggeleng, ia juga tidak tahu. Ia hanya mengoleskan obat itu di luka Caspian.

"Apa ini obat ajaib?"

Aluna dengan rasa penasaran yang semakin menjadi-jadi langsung mengoleskan obat di kaki Caspian. Caspian memperhatikan dengan seksama, setelahnya menunggu dengan tak sabar proses penyembuhan itu akan terjadi lagi.

"Mengapa tidak terjadi apa-apa?" Aluna bingung.

" Oleskan lebih banyak. " Ide Caspian.

Aluna lali mengoleskan obat itu lebih banyak lagi. Tapi hasilnya tetap sama, tak terjadi apapun. Ia berpikir keras, sampai akhirnya teringat ketika tadi meniup lengan Caspian.

"Hah... aku tahu, Pangeran." Aluna mulai meniup perlahan luka itu, dan kejadian tadi benar-benar terulang kembali. Luka itu mulai menghilang perlahan sampai benar-benar bersih.

"Apa aku punya kekuatan, Pangeran?" Aluna tercengang.

...***...

Udara malam ini begitu dingin menusuk kulit. Caspian dan Aluna masih berada di tempat yang sama, mereka memutuskan untuk mencari jalan esok pagi.

Bukan tanpa alasan, tadi setelah luma Caspian sembuh, mereka sempat mencari jalan kembali ke rombongan, namun bagaimana pun mereka berusaha, mereka akan tetap kembali ke tempat yang sama, di tepi sungai itu.

Terus mencoba hingga berjam-jam, mereka selalu mengambil jalur yang berbeda, namun tetap saja Caspian dan Aluna seperti hanya berputar-putar di tempat yang sama.

"Sepertinya ada yang mencoba mempermainkan kita." Caspian mendengus.

" Atau pohon-pohon ini yang melakukannya. " Bisik Aluna kecil.

Lelah mencoba, akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti, tenaga mereka sudah habis karena kelelahan.

Caspian menyalakan api unggun, ia dan Aluna duduk berhadapan. Aluna mengusap-usap bahu dan lengannya, ia kedinginan.

Caspian yang menyadari itu membuka baju luarnya, menyisakan satu baju tipis yang masih ia pakai.

"Pakai ini." Melemparkannya pada Aluna.

Aluna terkejut, menangkapnya.

"Tidak usah, heh." Memberikannya kembali, tangannya ke depan.

Caspian menatap tajam.

"Pakai!"

"Iya... IST!" Takut melihat tatapan tajam pria itu, sudahlah, daripada berdebat lebih panjang lagi, lebih baik ia memakainya. Lagi pula, udara memang sangat dingin sekarang.

"Kamu tidur saja, aku akan berjaga."

Aluna mengangguk, ia juga sudah mengantuk, kakinya sudah sangat lelah karena terus berjalan sepanjang hari.

...

Malam semakin pekat, udara disekitar juga semakin dingin sana. Api unggun yang dinyalakan Caspian sudah padam sejak tadi, bersama dengan Pangeran itu yang ikut terlelap berjarak setengah meter dengan Aluna.

Dahi Caspian mengeluarkan keringat, ia sejak tadi terus berbalik ke kanan dan kiri, sangat gelisah dalam tidurnya.

"Ibu!!" Berteriak.

Caspian terlonjak, terbangun dengan terengah-engah, memegang dadanya.

Bukan hanya dia, tapi Aluna juga ikut terbangun karena teriakan itu, ia panik

"Ada apa, Pangeran?" Aluna kira ada sesuatu yang berbahaya. Aluna waspada, hutan ini sangat gelap di malam hari. Walau begitu Aluna masih bisa melihat wajah Caspian dengan jelas, mungkin karena matanya yang sudah beradaptasi dengan kegelapan ini.

Aluna duduk lebih dekat, memeriksa, saat ia tahu Caspian bermimpi buruk.

"Kamu mimpi apa?"

Ia menunggu dengan sabar, sampai pria itu mau bercerita.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!