Cerita ini sekuel dari Menikahi Mafia Kejam
Sebuah malam kelam mengantarkan Devi Aldiva Brodin pada malapetaka yang merubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Kesalahan fatalnya yang menggoda sang atasan yang divonis impoten saat ia dalam keadaan mabuk berat. Dan pria itu adalah Ibra Ashford Frederick merupakan pria yang sudah beristri sekaligus atasannya.
Bagaimana kelanjutan ceritanya, yuk simak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu
"Zoey.... jangan lari sayang?," teriak Devi saat putrinya Zoey berlari setelah melihat Nenek dan Kakeknya yang berdiri tidak jauh darinya menunggu kedatangannya.
Bruk
Tiba-tiba saja Zoey menabrak seseorang seseorang hingga tubuh kecilnya terjatuh. Bocah kecil itu bukannya menangis ia malah tertawa kecil.
"Zoey," teriak Devi.
Sedangkan Zoey, bocah kecil itu berdiri dibantu orang yang sudah tabrak.
"Kau tidak apa-apa?," tanya orang itu memeriksa keadaan Zoey.
Zoey tampak terkejut siapa yang sudah ia tabrak, kedua mata terus memandangi siapa yang kini ada dihadapannya. Ia menoleh ke belakang pada Kakaknya yang berdiri tidak jauh darinya. Namun ia kembali menatap pria dewasa' yang menunggu jawabannya.
Zoey mengangguk kecil."Iya....Da--eh Uncle," jawab Zoey yang tidak mengalihkan pandangannya dari pria dewasa yang ada dihadapannya ini.
"Kau sendiri?, di mana orang tuamu?," tanya pria itu menoleh ke arah samping dimana bocah kecil ini sempat menoleh.
Dari kejauhan Devi terkejut siapa yang kini ada di hadapannya putrinya. Ia langsung menyembunyikan Zion ke belakang tubuhnya. Jantungnya berdegup kencang, kenapa dunia sesempit ini?. Baru saja ia berharap anaknya tidak bertemu dengan pria itu tapi takdir malah mempertemukan mereka..
Devi menunduk berpura-pura untuk tidak melihat pria itu. Ia tidak ingin bertemu pria itu sekarang, tidak. Ini keramaian, ia takut ada yang melihat dan nantinya akan jadi bumerang untuk dirinya sendiri.
"Tahan dirimu Devi, pria itu suami orang," batin Devi.
Sementara itu Zoey mengatakan jika ia bersama Mommy nya. Bocah kecil itu tersenyum lebar pada pria yang ada di hadapannya ini. Jika biasanya ia memandangi fotonya kini ia bisa menatap langsung pria yang dikatakan Kakaknya adalah Daddy-nya.
"Uncle, boleh aku memelukmu?," tanya Zoey penuh harap..
Pria itu tersenyum mendengar permintaan bocah kecil kecil yang ada di depannya ini, Ia mencubit gemas hidung kecil bocah itu dan kemudian mengangguk."Tentu saja boleh," jawab pria itu merentangkan kedua tangannya.
Dengan cepat Zoey berhamburan memeluk pria dewasa itu. Mimpi apa ia semalam bisa bertemu dan memeluk pria yang ia yakini sebagai Daddy-nya ini."Dad... kenapa tidak mengenaliku!," batin Zoey menyembunyikan wajahnya di pundak pria itu..
Deg
Jantung pria itu tiba-tiba saja berdegup kencang. Rasanya ia begitu sangat dekat dengan bocah kecil ini padahal mereka baru saja bertemu. Ada sesuatu didalam hatinya yang tidak bisa ia jelaskan.
Zoey mengurai pelukannya saat seseorang tiba-tiba saja datang. Ia menengadah menatap wanita tua yang berdiri di samping pria dewasa itu.
"Ibra...ini anak siapa?," tanya wanita itu pada Ibra
Pria yang tidak lain adalah Ibra itu menggeleng."Aku tidak tahu Mom, sepertinya dia terpisah dari Ibunya," jawab Ibra.
"Hai sayang, dimana Ibumu?," tanya Alin ikut berjongkok didepan Zoey.
Tring
"Mom... sebentar, aku angkat telepon dulu," ucap Ibra melangkah sedikit menjauh dari Zoey dan Mommy nya.
Zoey menunjuk Devi yang berdiri tidak jauh darinya bersama saudara kembarnya."Itu Mommy ku, Nenek," jawab Zoey.
Alin mengarahkan pandangannya mengikuti arah telunjuk Zoey. Alin tersenyum kecil melihat wanita muda yang menyeret kopernya berjalan menghampirinya.
"Nyonya, maafkan putriku yang merepotkan mu dan juga putramu," ugal Devi menyembunyikan Zion di sampingnya.
Alin menggeleng, ia tidak tahu kenapa wanita muda itu berbicara seperti itu."Tidak, dia anak yang manis," jawab Alin tersenyum tipis.
"Kalau begitu aku pamit pergi dulu Nyonya," ucap Devi. Ia tidak ingin Ibra melihatnya dan ia belum siap untuk bertemu dengan pria itu sekarang.
"Iya," angguk Alin.
"Dah...Nenek. Namaku Zoey," ucap Zoey melambaikan tangannya pada Alin.
"Dah...Zoey," balas Alin ikut melambaikan tangannya pada Zoey bersamaan dengan Ibra yang baru saja kembali.
Ibra menatap kepergian bocah kecil itu bersama Ibu dan suara laki-lakinya. Ia bernafas lega kalau bocah kecil itu kembali bertemu dengan keluarganya. Ia tersenyum kecil saat bocah kecil itu kembali menoleh ke belakang dan tersenyum padanya.
"Anak yang lucu," gumam Alin.
***
"Kak, aku senang sekali bisa memeluknya," bisik Zoey pada Zion yang terus sibuk dengan ponselnya. Mereka saat ini sudah berada di dalam mobil menunggu Mommy dan Kakeknya memasukkan barang-barangnya ke dalam bagasi mobil.
"Hem," jawab Zion berdehem pelan.
Senyuman dibibir Zoey hilang seketika, bibir kecilnya mengerucut ke depan ."Apakah Kakak belum selesai?," tanya Zoey.
"Sedikit lagi Zoey," jawab Zion.
"Baiklah, apakah perlu bantuanku?," tanya Zoey.
Zion menggeleng cepat."Tidak...," jawabnya dengan cepat.
Zion tersenyum kecil setelah apa yang ia kerjakan berhasil. Ia menyimpan ponselnya kedalam tasnya lalu duduk dengan tenang.
"Dad... kenapa tidak mengenali adikku," batin Zion. Padahal tadi dari kejauhan ia duduk sangat berharap pria yang ia yakini sebagai Daddy-nya itu mengenai
Zoey. Ah ia lupa kalau Zoey mewarisi wajah Mommy nya tapi seharusnya Daddy-nya tetap bisa mengenalinya.
Sementara itu Ibra, terlihat panik saat Nia mengabarkan kalau ada yang meretas data perusahaan. Siapa yang melakukannya? seingatnya ia sudah mengunci data perusahaan dan selama ini tidak ada satu orang pun yang bisa meretasnya.
"Ada apa Ibra?," tanya Alin melihat kepanikan putranya.
"Ada yang meretas data perusahaan Mom," jawab Ibra.
"Ya sudah, kita perusahaan dulu kalau begitu," ucap Alin.
"Mommy yakin?," tanya Ibra.
"Perusahaan jauh lebih penting Nak," jawab Alin.
Ibra mengangguk kecil lalu melajukan mobilnya menuju perusahaan. Entah siapa yang sedang bermain-main dengannya.
Sesampainya di perusahaan, Ibra langsung menuju ruangannya dimana Nia dan Roy tampak mengotak-atik laptopnya.
"Bagaimana bisa ada yang meretas data perusahaan?. Apakah ada yang tengah berkhianat?," tanya Ibra menatap tajam kedua bawahannya yang sudah tampak ketakutan.
"Tidak Pak," jawab Roy.
Ibra mengambil alih laptop itu dan mulai memperbaiki data yang sudah diretas. Ia akan mencari tahu siapa yang sudah beriman-main dengannya. Dan hampir setengah jam ia masih kesulitan untuk memulihkan data perusahaan, baru 50% yang kembali.
Ting
084523xxxxxx
📩:Payah...
Ibra mengerutkan keningnya saat membaca pesan dari nomor yang tidak ia kenal. Siapa yang mengatakannya payah?.
Ia menghubungi nomor yang tidak ia kenali itu namun nomornya malah tidak aktif. Ibra melacak pemilik nomor itu tapi sayangnya nomornya tidak terdaftar.
Ibra mengabaikan pesan itu dan kembali fokus pada laptopnya. Ia cukup kesulitan mengembalikan data perusahaan yang sudah di retas.
"Pak... seperti nya orang ini hanya bermain-main. Dia tidak mengambil data kita hanya mencoba untuk mengacaukan nya saja," ucap Roy.
"Semua data hilang," ujar Nia.
Ibra mengepalkan kedua tangannya, ia tidak akan memaafkan orang yang sudah bermain-main dengannya.
"Ada virus," timpal Roy yang tampak menghela nafas panjang. Hampir saja ia bisa mengunci kembali data keamanan perusahaan namun tiba-tiba saja sebuah virus masuk dan membuat semua data hilang.
Ting
082345xxxxxx
📩:Payah...payah... payah
"Apa-apaan....
"Alhamdulillah... semua kembali pulih," ucap Roy menghela nafas lega.
"Kau yakin Roy?," tanya Ibra memeriksa semaunya dan benar saja semua data sudah kembali.
"Kunci datanya kembali dan jangan sampai kebobolan seperti ini lagi," jawab Ibra. Ia kembali membaca pesan yang ada di ponselnya.
✉️:Siapa?
Sementara itu di sebuah apartemen, Zion tersenyum kecil menyimpan kembali ponselnya setelah mengembalikan data penting perusahaan yang tadi ia retas.
"Dad, kau sangat payah," batin Zion.
...****************...
anak Arsa kalah jauh sama anknya Ibra ya Thor ,,anak Ibra the next mafia anaknya Arsa the next CEO ternama