Apa yang akan kalian lakukan saat tiba-tiba kalian masuk kedalam novel favorit kalian???
itu lah yang di alami Anya uang harus berjuang hidup di dalam novel sebagai ibu Tiri Jahat tapi ingin berubah jadi ibu tiri baik bak bidadari.
akan kah anya dapat merubah jalan hidup nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tanty rahayu bahari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4: Perubahan Haluan yang Sulit
Keesokan harinya, Elara Bellatrix, yang di dalamnya adalah Anya yang pragmatis, melangkah keluar dari gerbang mansion Duke Alaric. Ia ditemani oleh Marie, pelayan muda yang gugup, dan sebuah kereta kuda yang mewah. Pakaian yang ia kenakan adalah gaun yang paling tidak mencolok dari lemari Elara—biru pucat, tanpa perhiasan berlebihan.
Anya segera menyadari masalah pertama: ia tidak bisa bergerak bebas. Marie mencatat setiap langkahnya, dan kemewahan kereta kuda itu menarik perhatian yang tidak ia inginkan.
“Marie,” kata Anya lembut, saat mereka tiba di pusat perbelanjaan kelas atas. “Tugasku hari ini adalah membeli bahan-bahan kerajinan tangan untuk mengisi waktuku di kamar. Aku ingin tempat yang damai. Bisakah kita pergi ke kawasan pasar di Distrik Lama? Aku dengar ada toko rempah-rempah yang bagus di sana.”
Marie terkejut. Distrik Lama adalah kawasan yang jauh dari tempat Elara biasa berbelanja. “Maaf, Nyonya Duke, tetapi tempat itu... kotor dan tidak layak untuk Anda. Duke Alaric mungkin tidak menyetujuinya.”
“Justru karena aku ingin menjauh dari keramaian bangsawan,” balas Anya, memasang ekspresi letih. “Anggap saja terapi. Aku butuh ketenangan, bukan pameran. Aku ingin mencoba membuat ramuan teh sendiri.”
Karena Elara telah menghabiskan tiga hari diisolasi dan tidak menunjukkan amukan, Marie sedikit melunak. Ia tidak punya pilihan selain mematuhi.
Mengamankan Markas Bisnis
Setibanya di Distrik Lama, Anya dengan cepat mencari sebuah toko kecil yang akan disewanya. Dia memilih toko di ujung gang, yang cukup tersembunyi namun dekat dengan jalur pengiriman barang.
Menggunakan uang koin emas dari kotak rahasianya, dan menyamar sebagai Ny. Calla, seorang janda yang ingin memulai usaha kecil, Anya menyewa toko itu selama enam bulan di muka.
"Ini adalah langkah pertama," pikir Anya, menatap toko kosong itu. "Markas aman, modal ada. Sekarang saatnya bergerak cepat sebelum Duke Alaric menyadari aku tidak hanya membeli benang dan jarum."
Ia menghabiskan sisa waktu di Distrik Lama untuk membeli bahan baku: teh herbal yang dikeringkan, minyak esensial, botol kaca kecil, dan perlengkapan pengemasan yang sederhana namun elegan. Ia bekerja cepat, memanfaatkan pengetahuannya tentang produk kecantikan alami dan tren pasar.
Marie, meskipun bingung, melaporkan kembali kepada Hemlock bahwa Nyonya Duke hanya membeli "daun-daun kering yang aneh" dan "botol-botol kecil," yang membuat Duke Alaric menyimpulkan bahwa Elara hanya menemukan hobi baru yang aneh untuk menghabiskan waktu. Kecurigaan Duke mereda, memberinya waktu yang berharga.
Upaya Penebusan Pertama
Setelah kembali ke mansion, Anya memutuskan bahwa ia tidak bisa terus bersembunyi. Ia harus menunjukkan perubahan, sekecil apa pun. Waktunya untuk mencoba mendekati anak-anak tiri.
Dia membuat sekeranjang kue madu yang dibakar sempurna—kue yang diingatnya dari novel adalah kue favorit Rian. Kemudian, ia menuju sayap kamar anak-anak.
Di depan pintu kamar Rian, ia mengatur napas, menenangkan detak jantungnya yang berdebar kencang. Ini bukan sekadar menawarkan kue, ini adalah negosiasi untuk hidupnya sendiri.
Ia mengetuk. Tidak ada jawaban.
Ia mengetuk lagi, sedikit lebih keras.
“Rian? Ini aku, Elara. Aku… aku membawakanmu sesuatu.”
Pintu terbuka sedikit, hanya menampakkan mata Rian yang lebar dan ketakutan. Anak itu mundur selangkah, siap lari kapan saja.
Anya berlutut perlahan agar ia terlihat tidak mengancam. Ia meletakkan keranjang kue madu di lantai.
“Aku tahu kau tidak akan percaya padaku, dan aku mengerti,” kata Anya lembut, suaranya tulus dan penuh penyesalan. “Aku hanya ingin meminta maaf atas perbuatanku yang buruk beberapa hari ini. Dan... aku tahu kau suka kue ini. Tolong, ambillah. Tidak ada racun atau jebakan di dalamnya. Aku hanya ingin kau bahagia.”
Rian menatap kue itu, lalu menatap Elara/Anya. Ketakutan di matanya perlahan berubah menjadi kebingungan. Ia tidak percaya, tetapi aroma kue madu yang hangat tampak sangat menggoda.
Anya menunggu beberapa detik yang terasa seperti jam. Kemudian, ia berdiri perlahan.
“Aku akan pergi sekarang,” katanya. “Aku berjanji, aku tidak akan mengganggumu. Selamat makan.”
Anya berbalik dan berjalan pergi, tanpa menoleh ke belakang. Ini adalah strategi yang disengaja: menawarkan kebaikan tanpa menuntut balasan atau pengakuan, dan memberikan ruang aman bagi anak itu.
Saat Anya berbelok di sudut, ia mendengar suara pintu terbuka. Rian, dengan cepat, mengambil keranjang kue itu dan menutup pintu lagi dengan keras.
Kegagalan parsial, pikir Anya. Dia mengambil kuenya, tapi dia masih sangat takut padaku.
Menghadapi Siera
Mencoba Rian adalah satu hal, tetapi menghadapi Siera adalah tantangan berikutnya. Siera lebih tua, lebih cerdas, dan kebenciannya lebih mengakar.
Anya ingat Duke Alaric sedang mencari guru privat untuk Siera. Ini adalah kesempatan emas untuk memotong rencana Antagonis Utama.
Anya menyiapkan buku-buku Elara tentang sejarah, geografi, dan matematika—mata pelajaran yang menurutnya perlu diperkuat Siera.
Dia mendekati kamar Siera, yang terletak agak jauh dari Rian. Dia mengetuk, dan kali ini, Siera membuka pintu dengan ekspresi yang jauh lebih dingin dan defensif daripada Rian.
“Apa yang kau inginkan?” tanya Siera, suaranya kecil tapi tegas. Ia mencengkeram buku yang ia pegang seolah-olah itu adalah tameng.
Anya mengulurkan beberapa buku tebal. “Aku dengar ayahmu sedang mencari guru privat untukmu. Tetapi aku ingin mengajarimu sesuatu yang lain, Siera. Sesuatu yang kupikir kau akan nikmati.”
Siera menatap buku-buku itu. Matanya melebar sedikit, karena buku-buku itu terlihat mahal dan langka.
“Aku tidak butuh pelajaran darimu. Lagipula, bukankah kau selalu bilang membaca buku itu membuang-buang waktu?” balas Siera dengan nada tajam.
Anya merasakan tusukan bersalah lagi. Siera benar.
“Aku salah,” kata Anya, mengakui kesalahannya tanpa pembelaan diri. “Aku sangat salah, Siera. Aku telah menghabiskan hari-hari ini untuk merenungkan betapa bodohnya aku. Dan aku menyadari… aku harus menggunakan pengetahuanku untuk sesuatu yang baik.”
Anya menunjuk salah satu buku, Sejarah Ekonomi Kerajaan.
“Aku ingin mengajarimu tentang bagaimana cara kerja uang, Siera. Bagaimana sebuah kerajaan menghasilkan pendapatan, dan bagaimana seorang wanita bisa membangun kekayaannya sendiri tanpa bergantung pada gelar. Ini adalah ilmu yang berharga. Kau bisa menggunakannya untuk masa depanmu. Aku tidak akan memaksamu. Ambil saja buku-buku ini, bacalah. Jika kau tertarik, katakan padaku.”
Anya menempatkan buku-buku itu di ambang pintu dan mundur tiga langkah.
“Aku tidak akan masuk. Aku tidak akan memintamu berterima kasih,” kata Anya. “Aku hanya ingin memberimu alat untuk melindungi dirimu sendiri, Siera. Ini adalah permintaan maafku yang sebenarnya.”
Kemudian, Anya berbalik dan pergi, tanpa menunggu tanggapan Siera.
Upaya ini terasa lebih menyakitkan daripada menghadapi Duke Alaric. Rian mengambil kue karena lapar dan trauma, tetapi Siera menolak dengan tegas karena harga diri dan trauma.
Anya tahu ini akan menjadi perjuangan yang sangat, sangat panjang. Cinta dan kepercayaan tidak bisa dibeli dengan kue madu atau buku mahal, terutama setelah bertahun-tahun penyiksaan psikologis. Dia harus terus berjuang, karena setiap detik yang ia habiskan tanpa mendapatkan kepercayaan mereka, nasib kematiannya semakin dekat.
...****************...
Bersambung....
Terima kasih telah membaca 📖💞
Jangan lupa bantu like komen dan share❣️