NovelToon NovelToon
Jodoh Tak Terduga : Ketika Gadis SMA Dan CEO Dingin Bersatu

Jodoh Tak Terduga : Ketika Gadis SMA Dan CEO Dingin Bersatu

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yp_22

•Sinopsis

Bagaimana jika dua insan yang tak saling kenal di satukan dalam sebuah ikatan pernikahan?

Keduanya hanya beberapa kali bertemu di acara-acara tertentu. Dan pada akhirnya mereka harus terbiasa bersama tanpa adanya sebuah rasa.

Tak terbersit di benak mereka, bahwa keduanya akan terikat oleh sebuah janji suci yang di ucapkan sang pria di depan para saksi.

Akankah keduanya bertahan hingga akhir? Atau malah berhenti di tengah jalan karena rasa cinta yang tak kunjung hadir?

Penasaran sama endingnya? Yuk ikutin ceritanya!..
Happy reading :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yp_22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

 

MEYAKINKAN

"Kamu sudah besar ternyata, sebentar lagi kamu nikah. Waktu terasa sangat cepat ya.. rasanya baru kemarin papah gendong kamu yang merengek minta ASI mamah kamu, minggu depan papah malah udah harus menikahkan kamu." Ujar Alexander dengan pandangan sendu mengingat dimana Viona masih berusia satu tahun setengah.

  Viona terdiam dan menundukkan kepalanya. Karena memang ia pun tak menyangka akan menikah muda, apalagi dengan pria yang ia sebut Om.

  "Viona dengerin papah sayang.. walaupun pernikahan kamu itu hanya di landasi oleh sebuah perjodohan, tapi kamu tetap harus menghormati suami kamu, jangan mentang-mentang kalian tidak memiliki perasaan kalian malah berprilaku seperti tak saling kenal. Jalani pendekatan setelah menikah nanti, dan jangan melupakan tugas kamu sebagai istri. Jika suami kamu meminta sesuatu kamu harus segera memberikannya, jangan menjadi istri durhaka karena tidak menaati ucapan suami." Alexander memberi sebuah nasehat dengan mengelus kepala Viona dengan lembut.

  Viona hanya diam mendengar kan apa yang di ucapkan oleh Alexander tanpa berniat membalas ucapannya.

  "Kamu sudah dewasa, pasti kamu tau mana yang baik dan mana yang buruk. Jangan takut Michael menceraikan kamu, karena papah tau sendiri bagaimana seorang Michael Schumacher. Dia pria yang bertanggung jawab juga perhatian terhadap orang yang ia kenal, apalagi keluarganya sendiri. Jangan takut Mic akan melakukan kekerasan, dia sangat menghormati seorang perempuan."

  Viona meremas jemarinya sendiri yang sedari tadi ia mainkan, karena jujur saja ia masih takut untuk menjalani sebuah pernikahan.

  Viona mendongak dan menatap Alexander dengan pandangan sendu. "Aku takut pah.." ucapnya.

  Alexander tersenyum dan berpindah tempat ke sisi Viona guna untuk menarik Viona ke dalam pelukannya sembari tangannya yang tak henti terus mengelus kepala Viona dengan sayang.

  "Kamu tenang aja, pernikahan enggak se-menyeramkan itu kok" ucap Alexander menenangkan.

  "Udah hampir jam sebelas, tidur sana. Besok kan Senin, kamu harus sekolah, jangan sampai bangun kesiangan" lanjutnya sembari melepaskan pelukan Viona.

  "Iya pah.. Viona mau ke kamar mandi dulu" balas Viona.

  "Ya udah, papah juga mau ke kamar. Kasian mamah kamu sendirian" pamit Alexander sembari bangkit dari duduknya.

  "Sekalian bikin adek buat aku ya pah?" Tanya Viona bermaksud menggoda sang ayah.

  "Wah.. boleh juga tuh, kamu kan bentar lagi mau nikah jadi papah harus bikin lagi biar rumah ini gak sepi" ucap Alexander menanggapi dengan semangat.

  "Ya udah papah mau ke kamar dulu yaa, jangan nge-ganggu, papah mau meraih surga dunia dulu" ucap Alexander sembari berjalan menuju pintu.

  Viona hanya tersenyum melihat tingkah sang papah. Setelah pintu tertutup ia beranjak ke kamar mandi hanya untuk sekedar membasuh kaki, sebagai rutinitas nya sebelum naik ke atas kasur.

  \=°°°•°°°\=

  "Mic, sebaiknya untuk seminggu kedepan kamu mengambil cuti untuk mempersiapkan pernikahan kami. Ya memang kami sebagai orang tua kamu juga bakalan turun tangan, tapi akan lebih baik jika kamu juga ikut mempersiapkan nya." Saran Schumacher pada Michael yang tengah berjalan menaiki tangga. Yap mereka baru saja pulang usai menyelesaikan acara makan malam dengan keluarga Alexander dan membahas acara pertunangan yang tidak jadi dan malah membicarakan tentang akad pernikahan.

  "Gak bisa Yah, kerjaan di kantor lagi numpuk. Aku gak bisa ngambil cuti terlalu lama, apalagi kan aku CEO nya. Di tambah lagi kan satu minggu setelah akad Bunda nyuruh cuti juga." Tolak Michael dengan di iringi sebuah alasan.

  "Iya Mas, Kata orang tua aku kalo seminggu abis akad itu pengantin gak boleh kemana-mana soalnya rawan kecelakaan. Dulu aja tetangga aku ada pengantin baru yang meninggal gara-gara dua hari setelah akad mereka jalan-jalan keluar pake motor, eh pas di jalan malah kecelakaan kelindes truk dua-duanya" ujar Klara menambahi.

  Schumacher yang pada dasarnya adalah suami takut istri akhirnya hanya bisa meng-iyakan.

  "Ya udah kalo gitu terserah kalian aja. Kamu atur aja gimana baiknya sayang" ucap Schumacher akhirnya.

  "Palin juga dua hari sebelum akad aku ngambil cutinya" jelas Michael.

  "Ya udah kalo gitu, asal jangan pas hari-H nya aja kamu masih kerja" ucap Schumacher.

  "Ya engga dong Yah, aku juga punya pikiran" elak Michael.

  "Udah sana kamu tidur, jangan kebanyakan begadang nanti kulit kamu kusam lagi. Emangnya mau pas hari-H muka kamu kusam? Bunda sih gak mau yah.. malu soalnya punya anak yang mukanya kusam" ucap Klara menengahi.

  Schumacher dan Michael hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Klara.

  "Ya udah kalo gitu Michael ke atas dulu" pamitnya.

  "Eh tunggu dulu Michael" panggil Klara.

   Michael yang tadinya sudah berbalik dan bersiap melangkahkan kakinya menuju lantai dua akhirnya mengurung kan niat nya dan berbalik memandang bundanya yang memanggilnya barusan.

  "Kamu tinggal di rumah ini ya sebelum akad.. Bunda kangen loh, udah lama kamu gak tinggal atau nginep di ruamh ini, paling ke sini kalo lagi ada acara-acara aja, itupun kamu jarang nginep" pinta Klara sendu.

  "Sebaiknya memang begitu, apalagi kamu kan mau nikah, pasti kamu bakal bawa istri kamu tinggal di rumah kamu kan?" Tambah Schumacher.

  Michael terdiam sambil menatap Klara dan Schumacher bergantian, seolah menimang permintaan orang tua nya.

  "Ya udah Michael tinggal di sini sebelum akad" putus Michael.

  Klara yang mendengar keputusan dari Michael segera mendongak menatap Michael dengan mata berbinar bahagia. Jangan lupakan senyuman lebar yang ikut ia tampilkan pada putra keduanya sekaligus terakhirnya ini.

  "Michael ke kamar dulu ya, Bunda juga langsung ke kamar langsung tidur jangan main dulu" ujar Michael.

  "Kamu ini.. Ayah kan mau main dulu sama Bunda kamu" protes Schumacher.

  "Jangan dulu Yah, bunda udah cape itu. Nanti Bunda pingsan lagi pas lagi main sama Ayah" peringat Michael dan langsung berbalik menaiki anak tangga menuju lantai dua.

  "Anak itu.." gumam Klara.

  "Kita juga ke kamar yuk Bun, kita bikin adek buat Michael" ajak Schumacher dengan antusias.

  "Ayah.. udah tua juga masih mikir buat bikin anak lagi" gerutu Klara sambil berjalan menuju kamarnya. Bukan, bukan untuk menuruti keingingan suaminya yang meminta jatah, namun untuk menyelami alam mimpi karena mengingat malam yang sudah sangat larut.

  "Loh loh loh kok gitu sih Bun?" Tanya Schumacher dengan berjalan cepat guna mengejar Klara yang sudah masuk ke dalam kamar.

  Berbeda dengan situasi yang terjadi pada Klara dan Schumacher, di kamar Michael yang di dominasi oleh warna hitam dan abu kin Michael tengah menegeringkan rambutnya yang basah dengan handuk. Ia baru selesai mandi, karena menurutnya tidur sbelem mandi tidak akan membitnya tidur dengan nyenyak.

  Drreet.. Drreet.. Drreet..

  Michael melirik ponselnya yang bergetr tanda panggilan masuk. Ia berjalan dn menatap ponselnya guna memastikan siapa yang menelepon nya tengah malam begini.

  Ia berdecak dan memilih mengabaikan panggilan tersebut saat mengetahui siapa yang menelponnya.

  Tanpa memperdulikan ponselnya yang terus bergetar tanpa henti, ia berjalan memasuki walk in closet dan memakai bajunya.

  Saat ia kembali, ternyata pinselnya masih bergetar dengan lampu yang berkedip-kedip. Dengan kesal ia mengambil ponselnya yang sedari tadi terletak di atas kasur.

  "Hmm?" Gumamnya pada si penelpon yang tak lain dan tak bukan adalah kakanya sendiri, yaitu Marcel.

  "Kemana aja sih lo.. di telponin dari tadi juga. Pas di angkat bukannya ngucap salam malah hmm doang" ucap Marcel menggerutu.

  "Kenapa emang? Lo nelpon juga pasti gak ada yang penting kan?" Tanya Michael sembari membaringkan tubuhnya pada kasur bersiap untuk tidur.

  "Lo benar-benar ya.. sama kakak sendiri juga" kesal Marcel.

  "Kenapa sih lo nelpon gue? Gue capek, mau tidur" decak Michael.

  "Gimana acara tunangannya? Lancar?" Tanya Marcel mengalihkan pembicaraan.

  "Ga ada tunangan, langsung akad. Dan gak ada acara-acara megah" jawab Michael.

  "Loh kenapa gitu? Pasti adek gue ini udah gak sabar pengen nikahin Dek Viona yang cantik jelita dengan body yang cetar membahana"

  "Pernikahan nya di rahasiakan, kemauan Viona"

  "Kenapa mesti di rahasiakan? Ouh gue tau, pasti dia malu punya suami modelan lo gini kan?"

  "Udahlah kalo gak ada yang penting gue tutup telpon nya"

  "Eh jang dulu.."

  "Apa lagi?"

  "Huh.. Bentar lagi lo nikah kan? Gue sebagai kakak lo ikut seneng, yaa walaupun gue tau.. lo nerima perjodohan ini itu terpaksa. Lo udah dewasa, pasti lo tau apa yang seharusnya lo lakuin kedepannya. Gue cuman minta sama lo buat ngehargain pernikahan, jangan sampe pernikahan lo nanti putus di tengah jalan."

  "Lupain dia.. coba tata hati lo kembali dan coba buka pintu hati lo buat Viona. Emang sih, Viona juga belum tentu jatuh cinta sama lo, tapi lo sebagai suami harus bisa luluh-in hatinya. Tapi sebelum lo nge-luluhin hati Viona, lo haris luluhin dulu hati lo sendiri. Ingat pesan gue, jangan terpaku pada masa lalu!"

  "Gue tutup telpon nya, Lo juga harus tidur udah malem" pamit Marcel akhirnya.

  Tut.

  Michael terdiam memandangi ponselnya yang menunjukkan bahwa sambungan telepon sudah terputus. Ia kemudian meletakan ponselnya di atas nakas di sisi ranjang lalu kembali berbaring terlentang memandangi langit-langit kamar memikirkan setiap ucapan Marcel barusan. Hingga akhirnya tanpa di sadari ia pun terlelap dalam tidurnya.

\=°°°•°°°\=

  "Mampus, tepat kan gue" gumam Viona saat melihat gerbang sekolah sudah tertutup dengan seorang wanita yang memakai pakaian khas guru dengan tubuh berbadan gempal sedang berdiri bersedekap dada di sisi gerbang menunggu murid yang telat sepertinya ini.

  Viona melepas helm yang di pakainya dan memilih mendorong motor sport kesayangannya karena terlanjur terlihat oleh guru BK yang kini menatapnya tajam.

  "Pagi bu, kenapa di sini bu? Nyari angin ya?" Sapa Viona basa-basi.

  "Pagi juga Viona.. " balas wanita tersebut yang bernama Sinta dengan senyuman ramah yang jelas terlihat dipaksakan.

  "Kemana aja kamu Viona? Udah jam segini baru dateng? Gak punya jam kamu di rumah?" Tanya Sinta berubah galak.

  "Hhee.. maaf Bu, saya kesiangan. Semalem say.."

  "GAK ADA ALASAN APAPUN ITU, SEKARANG MASUKIN MOTOR KAMU DAN IKUT SAYA KELAPANGAN UNTUK MENJALANI HUKUMAN."

 

  Belum sempat Viona menyelesaikan ucapannya, Sinta lebih dulu menyela dengan bentakan yang memekakkan telinga membuat Viona meringis mendengar nya.

1
Chipmunks
Jalan ceritanya bikin penasaran
Aono Morimiya
Aku bisa baca terus sampe malem nih, gak bosan sama sekali!
Linda Ruiz Owo
Suka sejak awal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!