Dibalik wanita yang lugu, ada laki-laki yang tegas dan selalu melindunginya, namun apakah Arkan akan terus bersembunyi dibalik kata persahabatan?
Ikuti kisah mereka di dalam novel yang bertajuk, Kania Si Gadis Lugu.
Happy Reading 😊.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Goresan_Pena421, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arkan lelaki idaman
Setelah mendapat ijin dari guru piket, Arkan segera menuju UKS dan dan Arkan akan menggendong Kania, karena ia mengingat bahwa lift yang ada di sekolahnya sedang di benahi, letak UKS ke parkiran lumayan jauh jika di tempuh dengan berjalan kaki, belum lagi naik turun tangga itu sangat membuat Arkan takut Kania pingsan lagi.
"Dokter Susan, kami pulang dulu ya," ucap Arkan.
"Iya Arkan, hati-hati, cepat sembuh ya Kania,"ucap Dokter Susan.
"Iya dokter,"ucap Kania.
ketika Kania hendak melangkahkan kakinya, Arkan lebih dulu menggendong Kania.
"Ih gak mau digendong, malu tau masa sudah besar di gendong," ucap Kania.
"Lift sekolah kita lagi rusak Kania, sementara kamu baru aja sadar, jadi jangan aneh-aneh mau jalan sendiri,"ucap Arkan.
"Ahk apaan si Arkan, liat dokter kelakuan Arkan selalu anggap Kania masih kecil,"rengek Kania.
"Memang kamu terlihat masih seperti anak kecil Kania, sudah jangan keras kepala, Arkan benar, lagian tubuh mu juga masih seperti anak SMP kelas satu jadi tidak akan merepotkan Arkan, hati-hati ya Arkan cuaca sedang panas, Kania juga sering mimisan jadi jangan terkena sinar matahari langsung,"ucap dokter Susan mengingat Kania memiliki dinding hidung yang tipis jadi mudah mimisan jika kelelahan atau terkena sinar matahari langsung.
"Siap dokter, bakal Arkan jaga bayi besar satu ini dengan baik, kamu permisi dulu ya dokter," ucap Arkan dengan senyuman khasnya.
"Iya Arkan,"ucap Kania.
Kania menatap Arkan dengan seksama, dan jantungnya mulai berdebar hebat.
"Arkan, nanti aku juga mau cek jantung ya, masa cuma karena liat muka kamu, jantung aku berdebar kencang jangan-jangan jantung ku bermasalah,aaaaa takut banget,atau kamu lagi sakit terus aku ketularan ya, aaa gak mau kamu gendong,"ucap Kania yang berusaha melepaskan diri dari gendongan Arkan.
"Iya nanti periksa jantung ya, aku gak sakit, bisa diem gak si, malu diliatin adek kelas kalau kamu jatuh, aku ga ikutan nanggung malunya kamu lo kalau kamu jatuh terus di ketawain adek kelas," ucap Arkan.
"Ahk iya juga, Arkan ngebut dong, biar kita cepat sampai,"ucap Kania.
"Banyak ngomong kaya beo,"ucap Arkan.
"Emang ada beo secantik aku?"ucap Kania.
"Enggak si, udah ahk diam, kalau ga mau diam aku uncalin kebawah lo,"ucap Arkan.
"Ihhh jahattt bangettt,"ucap Kania.
"Sejak kapan aku baik sama kamu,"ucap Arkan.
"ARKAN ih bad mood banget liat muka kamu,"ucap Kania.
Cuppp
Arkan mencium kening Kania, karena sudah bel masuk dan tidak ada murid ataupun guru di luar kelas, Arkan berani mencium kening Kania agar Kania berhenti bicara.
Kania terdiam dan sedikit kaget, namun yang ia khawatirkan adalah jantungnya,karna jantungnya semakin berdetak kencang, gebrakan Arkan membuat Kania takut terkena sakit jantung.
"Diam juga akhirnya, tuan putri kalau diam kan cantik, manis, " ucap Arkan memecah keheningan.
"Arkan jantung aku berdetak kencang tahu, pas kamu kecup kening ku, jangan-jangan aku sakit jantung, Arkan gimana ni, aku udah anemia, suka mimisan kalau kena panas, ahk yang ada perut aku jadi apotek karena kebanyakan obat yang aku minum,"ucap Kania.
"Terus kalau kamu makan ice cream, perut kamu jadi toko ice cream?" ucap Arkan yang melepas Kania dari gendongannya karena sudah sampai di parkiran.
"Bisa jadi kan Arkan, aku kan kalau makan ice cream ga cukup kalau cuma dua, nanti yang beli cacing-cacing yang diperut aku ya Arkan," ucap Kania.
"Bisa jadi tuh, nanti periksa otak kamu juga ya takutnya di otak kamu ada kabel yang konslet,"ucap Arkan.
"Arkan ih,"ucap Kania.
"Ayo masuk Kania, sekalian jemput Aksa ya, udah jam pulang kan ini," ucap Arkan.
"Emm boleh beli momoyo gak Arkan?"ucap Kania.
"KANIA SAYANG, KAMU INI LAGI SAKIT, JANGAN JAJAN DULU YA,"Arkan kesal dengan Kania, dan setiap kali Kania membuatnya kesal, Arkan akan memanggilnya sayang.
"Aaaa Arkan marah seram, ayo pulang aja," ucap Kania.
"Iya cepat masuk mobil, kalau gak mau masuk aku tinggal,"ucap Arkan, sambil membukakan pintu mobilnya untuk Kania.
"Arkan ga mau ditinggal, nanti gimana pulangnya,"ucap Kania sambil masuk kedalam mobil.
"Iya udah makanya jangan bikin aku pusing,"ucap Arkan menutup pintu mobilnya untuk Kania.
Arkan masuk ke mobilnya dan menyalakan AC, namun ia tetap mengambil selimut khusus untuk Kania yang selalu ia bawa kemana-mana dan di selimut itu sudah terukir jelas nama Kania agar tidak tertukar dengan selimut miliknya karena coraknya pun, ia takut udara dari AC membuat Kania flu.
"Terima kasih ya Arkan,"ucap Kania.
"Iya, sama-sama Kania,"ucap Arkan.
Mobil Pajero putih milik Arkan melaju pesat, menembus hujan yang mulai turun, sebelum pulang ke rumah, mereka menjemput Aksa yang kini tengah menunggu jemputannya di halte Bis depan sekolahnya.
Sesampainya Arkan di depan sekolah Aksa, ia langsung turun karena melihat Aksa kedinginan di halte bis dengan payung yang ia selalu sediakan di mobilnya, sementara Kania sudah tertidur pulas dibawah selimut hangatnya.
"Aksa, maaf ya dek, kaka telat jemput, ayo pulang,"ucap Arkan menggendong Aksa.
"Kenapa kaka yang jemput?"ucap Aksa.
"Ia karena mba Kania sakit dek, ini mau diperiksa dokter, adek dibelakang ambil selimut kaka ya, pakai aja," ucap Arkan.
"Iya kak Arkan,"ucap Aksa.
"Anak pintar," ucap Arkan.
Mobil Arkan kembali melaju pesat menembus kabut yang mulai turun, dengan lampu khusus hujan mobil Arkan menembus kabut dan rintik hujan, Kania semakin nyenyak karena Arkan sengaja menyetel lagu pengantar tidur, begitu juga dengan Aksa yang mulai terlelap.
Hal ini sudah biasa bagi Arkan, karena setiap hari ia selalu bersama keluarga Kania, setelah ayah ibunya meninggal, dan keluarganya acuh tak acuh padanya, Arkan hanya punya keluarga Kania yang selalu mendukung dan memberikan perhatian untuknya.
Mobil Arkan berhenti tepat di garasi mobil milik almarhum ayah Kania, ibu Kania sudah paham jika Arkan parkir mobil di garasi artinya Aksa dan Kania tertidur lelap, ibunda Kania langsung membuka pintu belakang mobil Arkan dan menggendong Aksa, sementara Arkan menggendong Kania.
"Tante belanja bulanannya habis Kania di periksa ya, tadi Kania tetap mau ikut belanja,"ucap Arkan.
"Iya nak, memang persis sekali dengan almarhum om Bayu, keras kepalanya, manjanya, kalau kata orang Jawa pkek ketiplek sama om Bayu,"ucap Mira.
"Buah jatuh gak jauh dari pohonnya ya tante,"ucap Arkan.
"Ya begitulah, Kania baringkan dikamar tante aja, sekalian Aksa juga, mereka kalau udah tidur paling susah bangun kalau dibaringkan dikamar mereka.
"Iya tante," ucap Arkan.
"Dokternya dalam perjalan menuju kesini, mungkin terjebak hujan, karena hujannya rata ini,"ucap Mira.
"Sepertinya iya nih tante,"ucap Arkan.
"Arkan kamu mandi dulu, bajunya sudah disiapkan pak Warsito, tadi baju ganti mu diantar pak Warsito kesini nak, "ucap Mira.
"Iya tante, Arkan tinggal sebentar ya tante,"ucap Arkan.
"Iya nak,"ucap Mira.
"Arkan jangan pulang,"ucap Kania yang tiba-tiba terbangun.
"Engga Kania, aku mau mandi, kamu kan mau diperiksa aku mandi dulu habis periksa kita belanja ya sama ibu, sama Aksa juga,"ucap Arkan.
"Iya tapi mau momoyo Arkan,"ucap Kania.
"Gak boleh, nanti beli wedang ronde kesukaan kamu aja ya,"ucap Arkan.
"Kalau gitu mau makan nasi kucing angkringan Jogja ya Arkan, boleh kan bu?"ucap Kania.
"Iya boleh, sekarang diperiksa dulu ya sayang, itu dokter Jihan sudah datang,"ucap Mira.
"Iya ibu,"ucap Kania.
Arkan keluar dari kamar ibunda Kania dan segera mandi, karena tadi sempat kena hujan.
"Selamat sore Kania, kamu kenapa lagi?"ucap dokter Jihan.
"Mataharinya terik terus Kania tadi upacara dokter,"ucap Kania.
"Ya sudah dokter periksa ya, "ucap Dokter Jihan.
"Iya dokter, masa tadi pas aku digendong sama Arkan, aku kan otomatis liat mukanya Arkan, terus jantung aku berdebar kencang dokter, aku takut ini aku sakit juga jantungnya, tolong di cek ya dokter,"ucap Kania dengan keluguannya.
"Itumah bukan sakit jantung cantik, itu serangan cinta namanya,"ucap dokter Jihan sambil memeriksa Kania.
"Dokter Jihan, Kania serius," ucap Kania.
"Jihan, lihat keponakan mu sampai sekarang masih polos, aku sampai takut keponakan mu di ganggu orang jahat, untung saja ada Arkan yang selalu mengawalnya,"ucap Mira.
"Iya untung saja ada Arkan, kalau dari pemeriksaan ku, Kania ini sudah tidak boleh terkena panas, selain anemia, dinding hidung Kania pembuluh darahnya tipis jadi jangan sampai Kania terkena panas dan membuatnya mimisan,"ucap dokter Jihan.
"Tapi boleh makan ice cream kan dokter?"ucap Kania.
"Boleh cantik, tapi ingat ga boleh habis sepuluh ya,"ucap dokter Jihan.
"Ibu, Aksa lapar, "ucap Aksa yang terbangun dari tidurnya.
"Bangun-bangun lapar ya, hallo ganteng," ucap dokter Jihan.
"Hallo ibu dokter cantik, iya dokter lapar habis tidur lama jadi lapar, ibu, kak Arkan mana?"ucap Aksa.
"Kak Arkan lagi mandi dek,"ucap Mira.
"Wah Arkan ga cuma menjaga Kania ya, Aksa juga, "ucap dokter Jihan.
"Iya intinya Arkan itu beneran kesayangan anak-anak ku Jihan,"ucap Mira.
"Wajar karena Arkan memang anak baik-baik, ya sudah Mira aku lanjut ke klinik, ini aku kasih vitamin sama antibiotik saja untuk Kania, diminum tiga kali sehari sesudah makan, jaga kesehatan ya Kania,"ucap dokter Jihan.
"Iya dokter,"ucap Kania.
"Terima kasih Jihan,"ucap Mira.
"Iya sama-sama," ucap Jihan.
Dokter Jihan adalah sahabat dekat ibundanya Kania, mereka bersahabat sampai mereka sama-sama memiliki anak, dan Lintang adalah anak dokter Jihan, tetapi Kania sama sekali tidak tertarik dengan Lintang sedikitpun malah Kania memandang Lintang sebagai kakaknya.
...****************...
Setelah selesai di periksa oleh dokter Jihan, Kania langsung bermanja kepada Arkan.
"Arkan, ayo ke mall," ucap Kania.
"Aku tahu kamu cantik, tapi mandi dulu ya Kania, baru ke mall," ucap Arkan.
"Iya Arkan, terima kasih sudah sabar sama aku,"ucap Kania.
"Iya Kania, "ucap Arkan.
"Kak Arkan, aku mandi juga ya, habis ini kita ke mall jalan-jalan mau beli robot," ucap Aksa.
"Iya dek,"ucap Arkan.
"Arkan, maaf ya semenjak kamu sering main ke rumah jadi sering di repotin,"ucap Mira.
"Gak repot sama sekali tante,Arkan malah senang bisa main sama Aksa, dan bantuin tante,"ucap Arkan.
"Nanti kalau Kania sudah peka sama perasaannya, tante harap kalian langgeng sampai maut memisahkan,"ucap Mira.
"Iya tante,"ucap Arkan.
"Terima kasih sudah sabar menghadapi Kania, jika kecelakaan itu tidak terjadi, pasti ingatan Kania juga tidak akan terganggu, dalam pikiran Kania ia masih kecil tapi kadang ia seperti anak SMA pada umumnya"ucap Mira.
"Pelan-pelan ya tante, Kania pasti sembuh,"ucap Arkan.
Sebenarnya apa yang terjadi dengan Kania?