“Leeeettts Partyyyyyy…” Teriak Ara dengan semangat.
Di Villa tempat Ara tinggal, kini telah berkumpul banyak orang yang tidak lain adalah teman – teman Ara. Dia mengajak teman – temannya untuk berpesta. Ini bukan yang pertama kali Ara mengajak berpesta teman – temannya di rumah, bahkan bisa dikatakan sudah terlalu sering. Tetapi hari ini adalah puncaknya, karena Ara dengan berani hampir menghabiskan seluruh uang pemberian deddynya untuk membeli barang.
.
Arabella Swan adalah anak pertama dari Antony Swan. Dia mempunyai seorang adik yang bernama Rosalia Swan.
Saat ini Ara duduk di bangku kelas 12 sekolah menengah atas di sebuah sekolah Internasional yang ada di negara Itali.
**
Lima orang lelaki yang memiliki good looking, good money dan good power dengan satu orang sebagai leadernya yang terkenal dengan julukannya ‘Devil Hand atau Ace’.
Mereka berlima adalah Max atau yang sering mereka sebut dengan ‘Devil Hand atau Ace’ sang leader, Alexi asisten Max, Leonid sang hacker, Kevin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 7
Di jalur yang ia lalui, ia sama sekali tidak menemukan kalungnya. Sampai tibalah ia di tepi danau tempatnya duduk santai kemarin malam. Di sana pun ia tidak menemukannya.
Ia sungguh frustasi karena tidak menemukan kalung tersebut.
Bagi Ara, kalung itu adalah segalanya. Karena kalung itu adalah kenangan terahir yang mommynya tinggalkan untuknya.
***
Ia yang sudah lelah karena tidak menemukan kalungnya. Semua tempat sudah ia cari, namun tidak juga ia temukan dimana kalungnya itu.
“Mom, Ara minta maaf karena tidak bisa menjaga kalung pemberian mommy dengan baik.” Ara mengucapkan kata itu dengan mata yang sudah berlinang air mata.
Dunia Ara rasanya runtuh, ia tidak memiliki semangat lagi.
Dengan pasrah ia merebahkan tubuhnya di tepi danau tempatnya duduk kemarin malam. Ia meringkuk seperti posisi seorang bayi yang berada di dalam kandungan ibunya.
Langit yang awalya cerah, tanpa permisi tiba – tiba berubah menjadi gelap. Seolah – olah merasakan apa yang Ara rasakan saat ini.
Tes
Tes
Tes
Perlahan rintik hujan mulai turun membasahi bumi. Yang awalnya hanya sebuah rintik hujan kecil kini menjadi semakin lebat.
Dan Ara? Ia masih bertahan dengan posisinya tanpa memperdulikan hujan yang mengguyur tubuhnya. Ia sungguh pasrah dengan apa yang akan terjadi padanya.
“Jika ini adalah jalan untuk bertemu mommy, Ara bahagia mom!” ucapnya sebelum kembali memejamkan Mata.
~
Pagi ini Max tengah menikmati secangkir kopi paginya dengan melihat laporan dari perusahaan melalui tab yang ada di tangannya.
“Kapan kau akan kembali dari masa persembunyianmu ini Max?” Alexi yang baru datang, langsung duduk di depan Max.
“Aku masih menikmati liburanku! Jika kau ingin kembali, kembalilah dulu!” jawab Max tanpa melihat ke arah Alexi.
“Kalau kau di sini, ya aku juga di sini. Aku tidak mau harus repot bolak balik jika kau memerlukan sesuatu!” ucap Alexi.
Max sama sekali tidak mempermasalahkan Alexi yang berbicara biasa dengannya. Karena sebenarnya bagi Max, Alexi adalah keluarganya.
“Ah… aku jadi pengen ikut minum kopi, cuaca hujan seperti ini memang paling nikmat ditemani dengan secangkir kopi panas..” setelah berucap, Alexi lantas menuju ke meja pantry untuk menyedu kopi.
Aauuuuuuuuu
Aauuuuuuuuu
Terdengar suara lolongan Desmond dari belakang Villa.
(Kenapa dengan Desmond? Tidak biasanya ia seperti ini!) ucap Max dalam hati sambil meletakkan tabnya dan menuju ke halaman belakang yang berhadapan langsung dengan hutan.
“Kau kenapa Boy?” ucap Max pada Desmond.
“Kenapa dengan Desmond Max? Tumben dia mengaum pagi – pagi!” Alexi terheran dengan sikap peliharaan temannya yang tidak biasanya berperilaku seperti ini.
“Aku juga tidak tau” jawab Max.
Aauuuuuuu
Desmond mengaum lagi dan berbalik badan ke arah hutan, seolah – olah ia memberikan kode pada Max untuk mengikutinya.
Setelah memperhatikan tingkah peliharaannya akhirnya Max pun paham jika Desmond menginginkan Max untuk ikut dengannya ke dalam hutan.
“Ambilkan aku jas hujan!” perintah Max pada Alexi
“Mau kemana kau? Hujannya lebat, berbahaya jika masuk hutan!” potong Alexi sebelum masuk mengambil jas hujan.
Max tidak menjawab apa yang ditanyakan Alexi, ia hanya memberikan tatapan tajam padanya.
Alexi yang paham, tanpa ba bi bu langsung masuk dan mengambilkan jas hujan untuk Max dan juga untuk dirinya. Karena tidak mungkin sebagai bawahan ia akan membiarkan Max masuk ke dalam hutan seorang diri dalam keadaan hujan lebat seperti ini.
Kemudian Max dan Alexi pun masuk ke dalam hutan mengikuti petunjuk yang diberikan Desmond pada mereka berdua.
Lumayan jauh mereka berjalan. Max pun sedikit menyadari kemana Desmond membawanya.
(danau)
Dan benar apa yang ia pikirkan. Namun ada hal yang membuatnya lebih terkejut. Di sana.. di tepi danau, telah meringkuk seperti sosok perempuan yang tidak sadarkan diri.
Max dan Alexi lantas mendekati perempuan itu.
(Wanita kemarin malam!) batin Max saat sudah berada di dekat Ara.
Dengan reflek Max lantas menggendong Ara ala bridal style menuju ke Villa nya.
“Siapa perempuan ini Max?” tanya Alexi pada Max, karena dia mengira Max mengenal perempuan tersebut.
Dalam pikiran Alexi malahan ia berpikir jika wanita itu adalah korban patah hatinya punya perasaan pada Max.
“Aku tidak tahu” jawab Max.
“Hah!” Mengetahui kebingungan Alexi, Max hanya diam dan tetap berjalan. Tidak ada niatan baginya untuk memberikan penjelasan apa pun pada Alexi, karena memang tidak ada yang harus ia jelaskan.
Namun berbeda dengan Alexi, ia sangat butuh penjelasan dari sahabat sekaligus bosnya itu, karena ini adalah kali pertamanya seorang Maximillian Anderson berurusan dengan seorang perempuan. Bahkan sampai ia mau membawa perempuan tersebut ke Villanya. Biasanya ia akan acuh, bahkan jika itu seorang wanita. Tapi ini seperti sebuah keajaiban.
Alexi pun akhirnya hanya mengikuti Max dari belakang. Nanti jika sudah sampai Villa rencananya ia akan meminta penjelasan dari sahabatnya itu.
Sesampainya di Villa, Max membawa Ara menuju ke kamarnya.
“Panggil maid wanita ke kamarku!” perintah Max pada Alexi sebelum ia masuk ke dalam kamar.
Saat sudah sampai di dalam kamar, Max tidak langsung menidurkan Ara ditempat tidur, ia membawa Ara masuk ke kamar mandi. Ia meletakkan Ara perlahan di dalam bathup. Namun karena Ara dalam keadaan tidak sadarkan diri jadi Max agak kesulitan untuk menaruh Ara didalam bathup. Akhirnya Max pun ikut masuk juga ke dalam bathup untuk memegangi Ara agar tidak tenggelam.
Perlahan Max menyalakan shower dan mengatur suhu airnya menjadi hangat. Dengan perlahan ia mengalirkan air hangat ke kepala dan badan Ara.
Di dalam bathup baik Ara maupun Max mereka masih sama – sama mengenakan pakaian lengkap. Namum meskipun begitu\, entah mengapa Max bisa ter*ngs*ng hanya dengan melihat tubuh Ara yang berbalut baju seragam putihnya yang basah.
Dengan sekuat tenaga ia menahan tangannya untuk tidak mengambil kesempatan yang ada di depan Matanya. Padahal sedari tadi adik kecilnya sudah berdiri tegak di bawah sana. Rasanya jun**rnya ingin segera ia bebaskan apalagi sedari tadi jun**rnya mendapat tekanan dari pan*a* Ara yang menekan juniornya.
Tidak ingin menenahan terlalu lama siksaan yang ia rasakan\, Max pun menyudahi kegiatannya menyiram tubuh Ara. Ia kemudian mematikan tombol kran air\, ia pun melepaskan pegangan tangannya pada lengan Ara. Namun tanpa di duga hal tersebut malah menyebabkan Ara hampir tenggelam. Dengan reflek Max segera menangkap tubuh Ara. Tetapi tangannya salah sasaran. Yang harusnya ia pegang adalah lengan Ara\, tetapi malah yang ia pegang adalah pay*d*r* Ara.
Seperti mendapat jackpot. Max sedikit menikmati momen tersebut.
(Biarpun badannya kecil tetapi dadanya lumayan juga) ucap Max dalam hati melakukan remasan – remasan pada pay*d*r* Ara.
“Tuan permisi, ada yang bisa kami bantu?” ucapan maid yang berada di luar kamar mandi menjadikan kesadaran Max kembali.
“Tunggu perintahku!” sahut Max dari dalam kamar mandi.
“Baik tuan!”
Max kemudian membuang air di dalam bathup supaya mudah nantinya jika mereka melepaskan pakaian Ara.
Setelah Max mengenakan bathrobe, ia pun memanggil maid tersebut untuk masuk ke dalam kamar mandi.
“Kalian lepaskan semua yang ia kenakan, setelah itu pakaikan bathrobe padanya. Jika sudah selesai panggil aku!” seperti itulah perintah Max pada dua maidnya tersebut.
semangat author dalam berkarya 💪