Ibunya adalah pelayan di istana kekaisaran. Karena itu, Guang Shen tidak diperbolehkan berlatih beladiri. Sejak bayi, dantiannya disegel oleh kaisar Tian Tang.
Saat usianya genap 15 tahun, 4 roh dewa suci menghancurkan segel dantiannya. Empat roh dewa suci adalah roh spiritual langka. Kebangkitan itu membuat Kaisar murka. Ia dicambuk berkali-kali hingga mati. Lalu mayatnya dibuang ke lembah kematian.
Di lembah kematian, ia bertemu dengan ayahnya, seorang kaisar dewa. Sayangnya, nasib buruk terus membayanginya. Demi ibunya, ia terpaksa menjaga gerbang dewa selama 100 tahun.
Setelah 100 tahun, ia kembali dengan dendam yang membara. Dalam hati, ia bertekad untuk membalas rasa sakitnya kepada keturunan kaisar Huang. Satu per satu, keturunan dari orang-orang yang dulu menyakitinya akan dihabisi tanpa belas kasihan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jusman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4 Lonceng Kuno
"Hei kau!" Seseorang melempar sebuah belati tepat ke wajahnya. Saat belati itu hampir mengenai wajahnya, belati itu melayang di udara.
"Apakah kamu punya 9 nyawa?" tanya Guang Shen. Belati yang tadi mengarah padanya, kini berbalik dan melesat ke arah pemiliknya.
Sreeeeeekkk
Belati itu menggores lengan orang itu. Belati yang sebenarnya beracun membuatnya panik. Dengan ekspresi panik, ia mengeluarkan botol giok berisi cairan ungu.
"Tidak secepat itu, pengecut!" Botol giok itu direbut oleh Guang Shen. Orang itu panik, tubuhnya mulai membiru.
"Kamu—" Pemuda itu mulai melemah. Dadanya mulai sesak, seiring tubuhnya yang seluruhnya hampir membiru.
"Berikan cairan itu!" pintanya dengan suara lemah.
"Lain kali, jangan cari masalah!" Guang Shen memberikan botol giok itu lalu pergi.
"Lihat saja, akan kubalas kau sialan!" kesal pemuda itu.
...****************...
Guang Shen melihat sekelilingnya. Beberapa meter dari tempatnya, ratusan orang berkumpul, memadati lapangan.
Karena penasaran, Guang Shen bergabung dengan kerumunan itu. Meski ia berada di barisan paling belakang, ia bisa merasakan aura yang sangat familiar.
"Aura ini—"
Guang Shen yang tak bisa menahan rasa penasarannya membelah kerumunan. Semua orang kesal dibuatnya, tapi dia sama sekali tidak peduli.
"Ibu!"
Satu kata itu membuat orang-orang terkejut. Semua orang menatapnya dengan sinis. Semua orang saling berbisik. Bahkan, tak sedikit yang meledek Guang Shen.
"Bocah, kamu jangan bermimpi!" tegur seseorang.
Guang Shen melirik orang itu. Liriknya itu membuat orang itu ketakutan. Lagi-lagi, semua orang dibuat bingung. Sang jenius sekte Lembah Peri dibuat takut dengan pemuda yang tak dikenal.
"Aku tidak membutuhkan masukan atau protes darimu!"
Guang Shen naik ke altar. Tepat di depan Guang Xiu, langkahnya terhenti. Ia berlutut di depan ibunya dengan kepala yang menunduk.
"Selama ini, kamu ke mana saja?" tanya Guang Xiu.
"Seratus tahun ini, kamu pergi ke mana?" tanyanya dengan air mata yang tertahan.
Guang Shen tak menjawab. Ia terus menunduk, seolah tak punya kekuatan untuk mengangkat kepalanya. Tangis yang tertahan seolah menelan suaranya. Kata-katanya tak bisa terucap, justru yang terdengar hanyalah tangisannya.
"Bangunlah!" pinta Guang Xiu.
Ia berdiri dan menatap ibunya beberapa saat. Di depan semua orang, ia memeluk sang Leluhur Peri. Dua orang pengawal Guang Xiu hendak memisahkan keduanya, tapi tekanan yang sangat kuat membuat keduanya berlutut.
"Ibu, maafkan Aku! Maaf karena membuatku khawatir," ucapnya.
"Tidak apa-apa, yang penting kamu kembali!" balas Guang Xiu dengan lembut.
"Tidak penting kamu dari mana, yang penting kamu baik-baik saja!"
Guang Shen tak mengatakan apa-apa. Tidak mungkin juga dia mengatakan kalau Xuan Long yang memintanya untuk menjaga gerbang dewa selama 100 tahun.
"Dia benar-benar anak Leluhur Xiu? Bagaimana mungkin?" Patriak sekte kaget.
"Kamu meragukan ibuku?" Suara seseorang membuat Patriak ketakutan.
Guang Shen yang mendengar itu mengerutkan kening karena bingung. Dari suaranya, orang yang tadi berbicara adalah perempuan.
Karena penasaran, ia melepas pelukannya. Ia menoleh dan menatap gadis cantik berambut perak. Dilihat dari sisi mana pun, gadis itu mirip dengan ibunya.
"Nama Xuan Yue, dia adiknya!"
Bukannya senang, Guang Shen justru kesal. Bagaimana tidak kesal, saudaranya yang lain menggunakan nama klan ayahnya, hanya dia saja yang menggunakan nama Guang.
"Kakak tidak mengakuiku?" tanya Xuan Yue.
"Aku hanya bingung dan sedikit kesal saja," jawab Guang Shen.
"Nanti saja mengobrolnya. Sekarang bantu aku memilih 5 orang murid sekte!" pinta Xuan Yue.
"Perempuan atau laki-laki?" tanya Guang Shen.
"Perempuan!"
Mendengar itu, Guang Shen langsung mengeluarkan lonceng kecil. Sebelum orang bertanya, ia sudah membunyikan lonceng tersebut. Gelombang suara yang dihasilkan lonceng itu menyebabkan murid sekte ambruk. Dari sekian banyak murid, hanya 5 orang yang masih berdiri.
"Yang masih berdiri, itulah yang terpilih," jelasnya.
"Itu lonceng apa?" tanya Xuan Yue penasaran.
"Lonceng suci, orang-orang sering menyebutnya lonceng kuno. Suara lonceng dapat memperlihatkan siapa saja yang berhati murni, tapi bukan berarti yang lainnya jahat," jelasnya.
"Untuk yang terpilih, silahkan memisahkan diri!" pinta Xuan Yue.
Lima orang yang masih berdiri memisahkan diri. Mereka tampak kebingungan dan tak mengerti apa yang baru saja terjadi. Meski begitu, mereka tidak berani menolak.
"Kakak mau di sini atau ikut kami?" Xuan Yue memberi pilihan.
"Lebih baik ikut dengan kalian. Kalau aku tetap di sini, bisa-bisa ada murid yang kehilangan nyawa," jawab Guang Shen.
Ia memperhatikan beberapa orang yang masih pingsan. Sebenarnya lonceng suci bukan hanya memisahkan orang yang berhati murni, melainkan menunjukkan identitas dan isi hati seseorang.
"Diantara sekian banyak orang, setengahnya berhati iblis! Aku tidak akan membiarkan mereka bebas kemana-mana!"
Guang Shen membuat serangkaian segel tangan dengan cepat. Di detik berikutnya, segel yang sangat banyak masuk ke tubuh ribuan murid sekte.
"Awasi mereka!" ucap Guang Shen.
Swuuuusss
Guang Shen dan yang lainnya memasuki portal. Dalam waktu singkat, mereka sudah sampai di istana berlapis kristal. Di sana, ada sekitar 100 orang yang berasal dari ras peri.
"Istana yang sangat bagus!" puji Guang Shen.
"Hm!"
Keningnya berkerut. Ia berbalik dan menghancurkan serangan seseorang. Tak jauh darinya, seorang pemuda berdiri dan menatapnya dengan tajam.
"Kalau kamu bisa menahan serangaku, kamu akan hidup!"
Guang Shen mengeluarkan pedangnya. Tanpa pikir panjang, ia menyerang pemuda itu dengan satu tebasan. Tebasannya itu melesat secepat cahaya, nyaris mengenai pemuda itu. Untungnya pemuda tersebut diselamatkan oleh Xuan Yue.
Tak ingin adiknya kenapa-kenapa, serangan itu dibelokkan dengan kekuatan ruang. Pada akhirnya, pemuda itu tetap saja terkena serangan Guang Shen.
"Apa yang kakak yang lakukan?" Xuan Yue panik, tapi si pelaku tampak tak peduli sama sekali.
"Jangan terlalu baik, Yue! Orang yang ada di depanmu itu iblis!" jelas Guang Shen.
"Mau percaya atau tidak, terserah kamu saja. Yang pasti aku sudah mengingatkanmu!"
Guang Shen meninggalkan tempat itu. Sesaat setelah ia pergi, pemuda yang tadi diserangnya, menampakkan wujud aslinya.
"Keterlaluan!" Sebelum pemuda itu bereaksi, Xuan Yue sudah membunuhnya.
Di sisi lain, seorang pemuda menghadang langkahnya. Pemuda itu mengurungnya di dalam formasi menara kematian.
"Bocah, Yue itu milikku! Berani mendekatinya, maka bayarannya adalah nyawamu!" ucap pemuda itu.
"Apa hubunganmu dengan Yue?" tanya Guang Shen.
Pemuda itu tertawa. Ia mengeluarkan surat pernikahan. Melihat itu surat itu, ekspresi Guang Shen berubah. Surat pernikahan itu dihancurkan.
"Kamu pikir dengan mengurungku kamu aman? Kamu salah!"
Guang Shen keluar dari dalam formasi menara naga. Meski berhasil keluar, formasi itu tidak hancur sama sekali, bahkan retakan kecil pun tidak terlihat sama sekali.
"Bocah, beraninya kamu menghancurkan surat perjanjiannya!" Pemuda itu marah, tapi Guang Shen hanya tertawa.