Merasa bosan hidup di lingkungan istana. Alaric, putra tertua dari pasangan raja Carlos dan ratu Sofia, memutuskan untuk hidup mandiri di luar.
Alaric lebih memilih menetap di Indonesia ketimbang hidup di istana bersama kedua orang tuanya.
Tanpa bantuan keluarganya, Alaric menjalani kehidupan dan menyembunyikan identitasnya sebagai seorang pangeran.
Sementara sang ayah ingin Alaric menjadi penerus sebagai raja berikut. Namun, Alaric yang lebih suka balapan tidak ingin terkekang dan tidak punya ambisi untuk menjadi seorang raja.
Justru, Alaric malah meminta sang ayah untuk melantik adiknya, yaitu Alberich sebagai raja.
Penasaran? Baca yuk! Siapa tahu suka dengan cerita ini.
Ingat! Cerita keseluruhan dalam cerita ini hanyalah fiktif alias tidak nyata. Karena ini hasil karangan semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 4
Seminggu kemudian, Alaric akan ke Indonesia. Sofia terpaksa ikut untuk mengantar putranya itu.
"Sayang, biarkan dia pergi sendiri. Lagipula aku meminta Oscar untuk menjemputnya di bandara nanti," kata Carlos.
"Tidak honey, aku mau ikut. Sekalian mengunjungi mama," ujar Sofia.
"Kami juga ingin ikut," kata Alice menyela.
Carlos menghela nafas, ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Akhirnya Carlos pun mengizinkan mereka semua untuk ikut.
"Bersiaplah kalian, kita akan berangkat bersama," kata Carlos.
Alaric berpamitan kepada nenek dan kakeknya. Nenek dan kakeknya merasa sedih karena salah satu cucunya akan tinggal jauh dari mereka.
Alaric juga mengunjungi makam kakek buyutnya, yaitu kakek Bahram. Kakek Bahram sudah meninggal sejak mereka baru berusia 10 tahun.
Kakek Bahram di makamkan berdekatan dengan makam raja Atalarik Attar. Jadi mereka bisa mengunjungi makam tersebut tanpa harus pindah-pindah tempat.
Kini mereka sudah berada di bandara. Para pengawal istana ikut mengawal mereka sampai bandara.
Karena menggunakan pesawat pribadi, mereka tinggal masuk tanpa harus melalui pemeriksaan. Apalagi Carlos seorang raja, tanpa di periksa pun mereka sudah tahu.
Setengah jam kemudian pesawat yang mereka tumpangi pun berangkat. Alaric memandang keluar jendela dari dalam pesawat.
...****************...
Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya mereka pun tiba di Indonesia. Mereka sudah di tunggu oleh Dexter untuk di jemput. Karena Oscar tidak sempat, jadi Dexter lah yang menjemputnya.
"Lama tidak bertemu," kata Dexter pada Alaric.
"Kakak apa kabar?" tanya Alaric. Kemudian mereka pun berpelukan ala pria.
"Baik, ayo masuk. Ku dengar kamu akan menetap di sini?"
"Hmmm, begitulah. Aku bosan dengan lingkungan istana," jawab Alaric.
Alderich dan yang lainnya juga memeluk Dexter. Begitu juga Carlos dan Sofia juga ikut memeluk Dexter.
"Mama mu tidak ikut?" tanya Sofia.
"Mama menunggu di rumah opa Arthur," jawab Dexter.
Mereka pun masuk ke dalam mobil. Dexter bersama sopir yang menjemput Carlos dan keluarganya. Sementara yang lain menunggu di rumah Arthur.
Mendengar kedatangan Carlos sekeluarga, mereka pun segera ke rumah Arthur untuk menyambut mereka.
"Kalau kamu ingin pindah kuliah juga aku bisa urus," kata Dexter pada Alaric.
"Tidak Kak, aku kuliah lewat online. Jadi tidak perlu repot-repot untuk pindah," jawab Alaric. "Oh ya, Kak Denzel kok gak ikut?" tanyanya menambahkan.
"Dia sibuk, mungkin nanti dia akan ke rumah opa Arthur," jawab Dexter. Alaric pun manggut-manggut mengerti.
Kini mereka sudah tiba di rumah Arthur. Keluarga Henderson sudah berkumpul di rumah. Tapi belum sepenuhnya hadir karena masih ada yang sibuk bekerja.
Elara anak dari Carla dan Arjuna langsung menghampiri Alice dan memeluknya. Dia sudah menunggu sejak kemarin di rumah opa nya.
Carla dan Arjuna di karuniai tiga orang anak. Dua laki-laki dan satu perempuan. Anak pertama bernama Evano, anak kedua bernama Elvano dan anak ketiga bernama Elara.
"Kakak, aku sudah dari kemarin menunggumu," kata Elara manja.
"Ya, Kakak kan jauh, jadi butuh waktu untuk sampai kemari," ujar Alice.
"Selamat datang," ucap Carlina.
"Ma?" Carlos langsung memeluk sang mama. Kemudian di susul oleh Sofia. Carlina juga memeluk cucu-cucunya yang sudah besar.
"Ayo masuk." Carlina pun mengajak mereka masuk.
Di dalam rumah sudah menunggu keluarga yang lain. Mereka senang dengan kedatangan keluarga raja dan ratu.
Dexter langsung menghampiri mamanya. Arsy mengira anaknya itu berada di perusahaan, ternyata anaknya menjemput keluarga Carlos.
"Kamu tidak kerja sayang?" tanya Arsy.
"Tadi kerja Ma, kemudian aku ke bandara untuk menjemput mereka," jawab Dexter.
"Adik mu?" tanya Arsy.
"Dia sibuk, katanya nanti akan ke sini," jawab Dexter.
Arsy dan Zio sudah pensiun dari pekerjaannya. Kini giliran anak-anaknya yang bekerja.
Namun Arsy sesekali datang ke restoran. Walaupun restoran itu sudah di serahkan kepada Shareen untuk mengelolanya.
"Oma buyut." Alice langsung menghampiri Lina yang duduk di sofa. Alice langsung memeluk Lina.
Alaric, Alberich dan Alderich juga ikut memeluk Lina. Kemudian mereka berpindah ke Randy yang duduk bersebelahan.
Terdengar suara deru mesin mobil memasuki pekarangan rumah. Ternyata yang datang adalah para tetua, yaitu seven R bersama istri-istri mereka.
"Maaf kami terlambat," kata Ram.
"Tidak apa-apa," jawab mereka bersamaan.
Suasana semakin ramai saat ini. Beruntung Arthur sempat merenovasi rumahnya menjadi lebih besar. Dan kamar juga bertambah banyak untuk mereka menginap.
Ruang keluarga sudah penuh, mereka yang tidak kebagian terpaksa ke tempat lain. Carlos dan Sofia merasa senang karena keluarga nya sehat-sehat semua.
"Apa kabar kamu?" tanya Ren pada Carlos.
"Baik opa," jawab Carlos.
"Jangan paksa anak mu untuk melakukan sesuatu yang tidak ia sukai. Terutama Alaric, katanya dia lebih memilih tinggal di sini ketimbang di istana," kata Ray.
"Iya Opa, Alaric agak keras kepala. Padahal aku berharap dia akan menjadi penerus ku nantinya," ungkap Carlos.
"Kamu pikir kamu tidak keras kepala? Sifat anak di turunkan dari orang tuanya," ujar Carlina. Bukan membela cucunya, tapi memang itu kenyataannya.
Carlos hanya terdiam, ia memang keras kepala, tapi ada juga sifat penurut. Terutama pada sang mama.
"Sudah, sudah. Biarkan saja Alaric yang ingin hidup mandiri. Papa yakin dia bisa, keluarga kita sudah di ajarkan untuk hidup mandiri," kata Arthur.
Alaric hanya tersenyum, semua keluarganya mendukung nya. Dia tidak perduli walau ayahnya melarang mereka untuk membantunya.
Alaric punya uang banyak, dari hasil balapan saja sudah banyak. Belum lagi uang hasil dia menjadi hacker. Tanpa sepengetahuan keluarganya, Alaric diam-diam membantu perusahaan luar negeri untuk memperkuat sistem perusahaan mereka.
Awalnya Alaric meretas sistem perusahaan milik orang itu. Kemudian ia mengatakan jika sistem pertahanan perusahaannya lemah.
Alaric pun menawarkan diri untuk membantu memperkuat sistem pertahanan perusahaan agar tidak mudah di jebol oleh hacker yang tidak bertanggung jawab.
Orang itu setuju, kemudian membuat kesepakatan tanpa tahu siapa Alaric. Yang mereka tahu hanya nama inisial A.
"Kamu jangan terlalu keras dengan anak-anak mu, mana mungkin kami bisa berdiam diri untuk tidak membantunya? Keluarga kita sejak dulu sudah saling membantu," ujar Ram.
"Aku hanya ingin dia berusaha sendiri Kek, jika itu baik untuknya, aku juga akan mendukung," kata Carlos.
Sofia tidak bisa berkata apa-apa. Membantah suaminya juga percuma. Dan juga melarang anaknya juga tidak mungkin. Sofia tahu betul sifat anak-anaknya. Alaric yang paling keras kepala di antara keempat anaknya.
"Karena sudah berkumpul, sebaiknya kita adakan acara," kata Lina mengubah topik pembicaraan.
Agar tidak selalu membahas masalah Alaric, Lina pun mengubah topik pembicaraan. Lita dan Lica juga setuju mereka mengadakan acara.
Mumpung lagi kumpul, jadi mereka memesan bahan-bahan untuk acara nanti malam, yaitu barbeque.
next