Azmi Khoerunnisa, terpaksa menggantikan kakak sepupunya yang kabur untuk menikah dengan bujang lapuk, Atharrazka Abdilah. Dosen ganteng yang terkenal killer diseantero kampus.
Akankah Azmi bisa bertahan dengan pernikahan yang tak diinginkannya???
Bagaimana cerita mereka selanjutnya ditengah sifat mereka yang berbanding terbalik???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Azthar # Jadi Pengantin pengganti.
Langit hari ini begitu damai, cerahnya seakan mengatakan bahwa ada kabar baik hari ini. Angin pun berseru riang seolah bernyanyi menggemakan pernikahan indah, dengan mesra dan begitu tenang memberikan restu pada pasangan yang akan menikah detik ini.
Suasana di sebuah rumah berukuran sederhana dengan dua lantai itu mulai ramai, bahkan sampai gang komplek tersebut penuh. Kedatangan sang pengantin pria disambut hangat oleh keluarga dari pengantin wanita. Shalawat menggema diluar, sebagai tanda penyambutan yang sangat sopan dan ramah juga pertanda acara akan segera dimulai.
Ini hanya akad nikah, bulan depannya baru diadakan resepsi pernikahan disebuah gedung yang akan disewa agar mampu menopang banyak tamu undangan. Apalagi sang pengantin pria adalah putra satu-satunya dan juga seorang dosen disebuah universitas ternama dikota ini.
Azmi yang sudah didandani ala pagar ayu membawa nampan berisi bunga melati yang akan dikalungkan dileher sang pengantin pria, ia lumayan gugup disuruh oleh uwa-nya membawa nampan melati itu gegara ia pernah jadi paskibraka pembawa baki pas SMA.
Panitia acara mulai mengucapkan basmallah memandu acara pernikahan Kamila dengan calon suaminya.
"Azmi buruan!" bu Mira melambaikan tangannya pada gadis itu agar segera berada disampingnya.
Acara dimulai dengan mengalungkan kalung melati pada mempelai pria sebagai tradisi penyambutan dari keluarga mempelai wanita. Azmi yang sudah berada ditempat sempat terkejut melihat sosok calon suami kamila, ternyata orang yang ia kenal.
"Anjirr, bisa-bisanya calon kamila itu pak Athar, dunia ini benar-benar seluas daun kelor ternyata," gumam Azmi dalam hati, menelan salivanya lalu menundukkan kepalanya karena malu.
Begitupun pengantin prianya yang langsung terkaget ada mahasiswinya dirumah calon istrinya, ia melirik dari atas sampai bawah penampilan Azmi tanpa berkedip.
"Kok bisa, Azmi secantik ini," puji Athar dalam hati, ia tersenyum samar, tak menduga juga bisa bertemu gadis yang ia hukum bikin makalah itu memakai kebaya dan kain jarik.
Namun kejadian pandang memandang tersebut segera dibuyarkan oleh ibunya bapak dosen yang berada disampingnya.
"Jangan lirik-lirik wanita lain," bisik ibunya menatap tajam pada sang putra dan membuatnya diam.
Ibunya Athar tersenyum pada besannya yang siap mengalungkan melati pada Athar, calon suami kamila. Acara itu pun hanya sebentar dan penuntun acara mempersilahkan pengantin pria untuk masuk kedalam.
Acara selanjutnya pembacaan ayat suci dan shalawat, kemudian sambutan-sambutan lain dari kedua mempelai. Waktu berjalan cepat hingga tiba saatnya acara ijab kabul, dimana ini adalah puncaknya acara akad nikah.
"Azmi kamu yang bawa kamila keluar, ya," ujar bu Mira memerintah lagi pada keponakannya.
Azmi hanya bisa pasrah, ibunya didapur disuruh membantu cuci piring dan masak, kakaknya juga disuruh sebagai pembawa piring bekas pakai nanti. Azmi menggerutu, nasib keluarganya yang selalu menjadi tempat suruhan oleh keluarga ayahnya karena merekalah yang paling miskin.
Beberapa orang sudah berkumpul untuk duduk diatas karpet yang telah disediakan untuk acara ikatan sakral tersebut. Dan gadis cantik itu mulai masuk kekamar Kamila, ia disambut oleh baju pengantin yang teronggok dilantai dengan asal beserta aksesorisnya, ia celingukan mencari sang kakak sepupunya tersebut.
Diruangan yang sudah dihias indah layaknya kamar pengantin itu tampak kosong tanpa sosok seorang pun. Hanya ada bunga-bunga plastik yang diam dengan kain satin yang menggantung indah disetiap sisi kamar.
"Mil, elo dikamar mandi, ya?" Azmi memutar knop pintu kamar mandi yang ada dikamar tersebut.
Namun ternyata tak ada siapapun, ia mencari kembali disetiap sudut kamar itu namun ternyata tak ada. Selanjutnya ia mencari ke balkon karena kamar pengantin itu ada dilantai atas dan disana ia melihat kamila kabur dengan memakai baju biasa.
"Mil, elo mau kemana? Mila!" teriak Azmi yang berada dilantai dua, sementara kamila sudah berlarian ke jalan gang yang langsung terhubung ke jalan raya.
Azmi segera turun kebawah dan mulai panik karena pengantin wanitanya kabur.
"Uwa! Uwa!" panggil Azmi berteriak mengagetkan semua orang yang ada disana.
Bu Mira dan pak jalal mendekati keponakannya, mereka cukup marah dengan sikap Azmi yang membuat mereka dan para tamu hampir jantungan.
"Apa sih, kamu ini bikin malu saja," ujar Bu Mira yang tak segan mencubit lengan Azmi didepan semua orang dengan mata melototnya.
Azmi menundukkan kepalanya sambil mengusap lengannya yang sakit ulah uwa-nya, ia sedang panik wajar kalau berteriak. Tapi malah diperlakukan buruk, tentu ia merasa sedih dan sakit hati apalagi didepan banyak orang.
"Bu tahan, banyak orang," ujar pak Jalal, "Ada apa, Azmi?" tanyanya menatap pada keponakannya dengan mata tajam dan amarah yang tertahan.
"Itu, Wa. Kamila kabur," ungkap Azmi.
"A-apa kamu bilang? Kamila kabur," ujar Bu Mira yang mendadak dunianya runtuh, ia mau pingsan rasanya karena kepalanya mulai terasa berdenyut setelah mendengar anaknya yang mau menikah itu lari dari rumah.
Semua orang langsung ikut panik mendengar ucapan Azmi, seketika suasana menjadi kacau. Beberapa ibu-ibu dan para tamu mulai berbisik-bisik, mereka mengghibah dan bergosip tentang mempelai wanita.
Bu Mira memegang kepalanya dan hampir ambruk, untung ada pak Jalal segera menahannya. Jamal kakaknya Kamila langsung berlari pelan mencari adiknya kelantai atas, tak lama ia membawa secarik kertas yang ada dikamar adiknya.
"Mah, pah, Mila beneran kabur, Jamal nemuin ini dikamarnya," ucap Jamal memberikan surat yang ditinggalkan adiknya pada sang papah.
Jalal membukanya dan membacanya, hal ini akan menjadi kejadian yang sangat memalukan bagi keluarganya.
Azmi merasa bersalah, ia berjalan pelan sambil menundukkan kepalanya untuk keluar dari rumah Uwa-nya. Dua hari yang lalu ia mendo'akan hal yang terjadi sekarang dan seketika Tuhan mengabulkannya, yang paling mencengangkan adalah gagalnya pernikahan dosennya yang pastinya akan sangat memalukan dimasa depan.
Belum mencapai pintu, lengan Azmi ditarik oleh seseorang. Ia membalikkan badannya dan merangkul Azmi, tentu gadis itu terkesiap tapi melihat sosok itu adalah ibunya pak Athar ia diam.
"Saya ingin pernikahan ini tetap dilaksanakan," ucap ibunya Pak Athar, Bu Asri.
"Kalau tidak, kalian harus ganti rugi atas kaburnya Kamila. Saya gak mau tahu, kalian harus bayar dua kali lipat uang yang kami berikan untuk acara ijab kabul ini," ujar bu Asri.
Mendengar perkataan calon besannya, bu Mira benar-benar ingin pingsan tapi tak bisa juga seolah-olah dunia ingin membuatnya malu. apalagi mendengar uang ganti ruginya yang separuhnya sudah ia belikan gelang emas.
Athar segera berdiri, ia mendekati ibunya yang masih merangkul Azmi.
"Ibu tuh apa-apaan, Kamila sudah kabur. Bagaimana aku bisa menikah? Lebih baik kita pulang saja," bujuk Athar memegang lengan ibunya, namun ibunya segera menghempaskan tangan putranya.
"Saya ingin, gadis ini yang menggantikan Kamila untuk jadi pengantin anak saya," ucap Bu Asri membuat semua orang terkejut.
Begitu juga Azmi dan Athar yang langsung saling tatap, keduanya tak pernah menyangka kejadian seperti didalam buku Novel pun bisa terjadi didunia nyata dan itu adalah kisah mereka.
Dosen dan mahasiswinya.