seorang pemuda 23 tahun yang tidak memiliki pekerjaan diusir paksa oleh keluarga nya karena sang adik tiri yang lebih berguna dibanding dirinya
setelah diusir dari rumah oleh orang tuanya, dia mencoba mencari pekerjaan dengan hanya mengandalkan ijazah SMA.
setelah mencari begitu lama, dia sama sekali tidak menemukan pekerjaan karena alasan ijazah nya yang kurang meyakinkan.
tapi entah apa yang terjadi tiba-tiba sebuah truk melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi, hal itu menyebabkan dirinya terpental jauh.
akan kah pemuda itu tetap selamat?
silahkan baca novel ini jika kalian penasaran akan kelanjutan nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dyzque, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 4
setelah selesai bersiap-siap, dion langsung berangkat ke tempat nya bekerja, dion membawa motor matic nya dengan santai sambil menikmati jalanan perumahan.
sekitar 5 menit perjalanan, dion sampai di cafe tempatnya bekerja, tanpa basa-basi dion langsung masuk ke area pegawai dan mengambil seragam yang ada di dalam loker.
"yo…, anak baru ya mas?," tanya seorang pegawai pria.
"iya bang, baru masuk hari ini," ucap dion.
"mas kerja di bagian apa?," tanya pegawai pria itu.
"saya kerja di bagian barista bang," jawab dion.
"wah hebat juga mas, baru masuk langsung dapet posisi barista," ucap pegawai pria itu.
"haha…, biasa aja bang," ucap dion.
"haha…iya-iya…, kenalin nama saya reno," ucap pegawai pria itu sambil mengulurkan tangan.
"dion…, salam kenal ya," ucap dion sambil membalas uluran tangan reno.
setelah berkenalan beberapa saat, mereka berdua pun langsung mulai bekerja seperti biasa, kecuali dion, dia awalnya sedikit gugup, karena baru pertama kali jadi barista.
"permisi, pesan Americano sama mocha," ucap seorang pelanggan.
"siap, tunggu bentar ya kak," jawab reno.
setelah menerima pesanan, reno langsung menuju ke tempat dion untuk memberikan pesanan.
"dion, Americano sama mocha 1," ucap reno.
"sip, tunggu 5 menit," ucap dion.
setelah menerima pesanan, dion yang awalnya bingung harus bagaimana, tiba-tiba muncul langkah-langkah untuk membuat Americano dan mocha di kepalanya.
sekitar 4 menit akhirnya pesanan pertama nya jadi, reno yang menunggu di depannya sedikit terkejut dengan kecepatan dion.
dion bergerak seperti seorang profesional yang sudah sangat lama menjadi barista, dengan tangan yang lihai mengotak atik alat dan biji kopi.
"hey…, ion kalo kamu sehebat itu kenapa nggak kerja di cafe yang lebih mewah, atau restoran bintang 5 gitu," ucap reno yang tak percaya melihat kemampuan dion.
"haha…, bisa aja bang, saya cuman kerja sampingan aja, soalnya nggak tau mau ngapain di rumah," ucap dion.
memang kenyataan nya dia hanya kerja sampingan karena di usir, tapi benar juga dia hanya tidur bangun dan makan saja di rumahnya.
"haish, padahal kalau kamu kerja tetap bakalan di kasih gaji yang besar," ucap reno.
"haha…, sana anterin pesanan nya aja, nanti keburu nunggu lama pelanggan nya," ucap dion.
"yaudah kalau emang nggak mau," ucap reno sambil pergi mengantarkan pesanan itu.
sekitar 4 jam sudah dihabiskan dion dan reno melayani pelanggan, dan akhirnya cafe cukup sepi untuk mereka beristirahat.
memang ukuran cafe itu tidak terlalu besar, hanya butuh 2 orang untuk melayani pelanggan dan beres, tapi karena hal itu, shift nya di bagi jadi pagi dan malam.
kebetulan reno dapat shift malam hari ini, jadi dia dan dion harus bekerja sampai jam 12 malam, walaupun begitu sangat jarang jam 10 malam sudah lumayan sepi seperti saat ini.
disaat mereka sedang asik mengobrol di depan cafe sambil memakan cemilan yang dibawa dion, datang dua orang pelanggan lagi, dan salah satu dari pelanggan itu adalah orang yang dikenal dion.
"eh dion!?," ucap aveline yang baru datang.
"hai…," jawab dion sambil sedikit melambaikan tangan.
"kamu lagi nongkrong disini juga?," tanya elin.
"nggak juga sih lin, aku kerja sampingan disini," jawab dion.
"loh, bukannya kamu jadi kurir makanan ya?," tanya elin.
"itu kemarin, kalok sekarang jadi barista, hehe…," ucap dion.
"hah?, maksudnya?," tanya elin dengan ekspresi yang bertanya-tanya.
"duduk dulu dah, mau pesen apa?, aku yang traktir," ucap dion.
"tapi nanti jelasin ya," ucap elin.
"iya-iya," jawab dion.
"yaudah mocha sama cappucino 1," ucap elin.
"yaudah tunggu bentar, bang tunggu sini bentar ya," ucap dion.
"eh?, iya-iya," jawab reno yang masih bingung.
setelah itu dion langsung masuk kedalam cafe dan membuat pesanan aveline dan temannya.
sekitar 5 menit menunggu, dion akhirnya keluar sambil membawa 4 gelas kopi, 2 pesanan aveline, dan 2 lainnya untuk dion dan reno.
"ni pesanan nya," ucap dion.
"eh! dion, kamu kok nggak ngasih tau kalok kenal ama 2 cewek cantik begini," ucap reno.
"hah?, aku aja cuman kenal aveline," ucap dion.
"terus yang satunya siapa lagi?," tanya reno.
"oh iya, lupa ngenalin, kenalin namanya renata bert, dia anak dari keluarga bertvan," ucap aveline.
"eh?, keluarga bertvan yang terkenal itu ya?," tanya reno.
"iya, yang punya bert company," ucap aveline.
"salam kenal semuanya, anggap aja aku kayak orang biasa kalok disini, soalnya aku udah capek denger bahasa formal," ucap renata.
"hahaha, kembung bahasa formal," ucap aveline.
seketika tawa mereka semua pecah saat mendengar ucapan aveline.
mereka lanjut mengobrol dengan santai sambil sesekali bercanda, hingga tak terasa sekarang sudah jam tutup, yap sekarang sudah jam 12 malam.
"eh emang kalian nggak dicariin?," tanya dion.
"nggak kok, soalnya renata nginep di rumahku," ucap aveline.
"hm?, bukannya rumahmu lumayan jauh ya?," tanya dion.
"ohh, kita nginep bukan dirumah yang itu, tapi di perumahan depan cafe ini," jawab renata.
"banyak juga rumah kalian," ucap reno.
"haha…, biasa aja kali," ucap aveline.
"yaudah kalo gitu, kita berdua duluan ya," ucap aveline.
"iya hati-hati dijalan," ucap dion.
aveline dan renata pun pulang kerumah nya, sedangkan dion sedang membantu reno untuk beres beres cafe.
sekitar 15 menit beres-beres, akhirnya mereka bisa pulang kerumah masing-masing.
"duluan ya dion," ucap reno.
"iya bang, hati-hati dijalan," ucap dion.
"sip," jawab reno.
dion juga langsung menyalakan motornya, lalu pulang kerumah nya yang hanya berjarak 5 menit itu.
setelah sampai di rumah, dion langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai mandi, dion turun kebawah untuk makan mie.
walaupun dia sudah punya uang dan rumah yang besar, tapi tetap saja dia makan mie instan, itu karena dion tidak pernah memasak sebelumnya, jadi dia hanya bisa memasak mie.
setelah selesai makan, dion kembali naik ke lantai 2 tempat kamar yang dipilihnya, dia lebih suka di lantai 2 dibandingkan lantai 3 yang memiliki pemandangan indah di pagi hari.
"sebelum tidur enaknya buka hadiah dulu gak si," ucap dion kesenangan dengan peti yang dia dapatkan.
"sistem buka hadiah misi," ucap dion.
{ selamat tuan…, anda mendapatkan peti hadiah tier gold, karena anda bekerja lebih lama 15 menit hari ini jadi hadiahnya juga dinaikkan }
{ membuka peti tier gold : $100,000 Laurent, 50 IQ, 25 kharisma, dan mobil sport pagani huayra }
"eh?, dapat mobil, haha…," ucap dion yang sangat gembira.
tapi di tengah kegembiraannya, tiba-tiba kepalanya seperti ditusuk ribuan jarum, itu adalah efek dari peningkatan IQ secara tiba-tiba.
karena hal itu, dion harus pingsan hingga pagi tiba……
...****************...
