NovelToon NovelToon
SEDETIK CINTA DI TANAH NABI

SEDETIK CINTA DI TANAH NABI

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Menyembunyikan Identitas / Istri ideal
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sindya

"Ya Allah. Ijin aku memiliki calon suami setampan pria yang ada sebelahku ini," ucap Rani dengan suara yang cukup keras membuat seorang Khalid tersenyum samar karena ia paham dengan bahasa Rani.

"Aamiin ya Allah kabulkan doa bidadari ini karena aku sendiri yang akan menjadikan dirinya sebagai istriku," lirih Khalid mengaminkan doa Rani lalu mengikuti langkah Rani yang ingin keluar dari lingkaran tawaf.



Sedetik Cinta di tanah nabi


Dia hadir tanpa permisi
Mengisi relung menyesap lambat
Ku tolak ia ku takut murkaNya
Yang ada ia menyusup hadir mendiami jiwa..
Aku terdiam menikmati lezatnya.Merasakan nuansa yang tak ingin usai
Waktu berlalu tanpa pamit

Sedetik hadirmu mengusir lara..ku takut sepi menyapa jua seperti gelap tak pernah iba tuk hadirkan malam..

Aku takut melepaskan detik cinta tertinggal mimpi ...ku ingin miliki dia karena ku damba... hadir mu singkat hilang tak dapat kutahan .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Fakta Mengecewakan

Setelah melakukan penyelidikan satu pekan berlangsung cukup rumit, fakta identitas Rania Karisa kini sudah didapatkan. Orang-orangnya asisten Syam cukup sulit mendapatkan identitas dan latar belakang keluarga gadis bercadar itu karena fakta kehidupan gadis cantik itu sengaja disembunyikan oleh ayah kandungnya.

"Tuan...! Tolong periksa email anda...! Orang-orang kita sudah mengirimkan latar belakang keluarga nona Rania," ucap Syam ketika Khalid menyelesaikan urusan mandinya.

"Oh ya....! Pasti sangat menarik." Khalid buru-buru membuka email-nya dan membaca semua data yang berkaitan dengan gadisnya.

Awal mulanya Khalid terlihat bahagia karena bukan hanya data tentang Rania yang ada di laman email-nya tapi ada juga foto Rania dari mulai bayi hingga beranjak remaja sampai akhirnya gadis itu menutup wajahnya dengan cadar yang kini memasuki usia dewasa.

Diakhir pemaparan tentang latar belakang keluarganya yang sangat membuatnya syok hingga Khalid terdiam untuk beberapa saat.

"Jadi, Rania adalah putri seorang mafia kejam?" batin Khalid menyayangkan darah yang mengalir ditubuh gadis itu adalah darah seorang mafia. Suatu profesi yang tidak bisa ia maklumi.

"Ada apa dengan anda tuan? Apakah anda baik-baik saja?" tanya Syam saat melihat perubahan ekspresi wajah tuannya tidak seperti awal tadi ia lihat bahagia.

Khalid tidak menjawab pertanyaan Syam. Ia benar-benar merasa sangat terpukul. "Ya Allah mengapa disaat aku ingin menyatakan cintaku pada gadis itu usai proses haji berakhir justru diperlihatkan dengan fakta buruk tentang keluarga gadis itu?" Khalid menengadahkan wajahnya dengan mata berkaca-kaca.

Melihat keadaan tuannya membuat Syam sudah paham kalau tuannya tidak baik-baik saja saat ini. Iapun memilih diam dan menunggu tuannya menceritakan semuanya kalau kondisi hati Khalid agak tenang. Tapi ia juga penasaran apa yang terjadi dengan identitas Rania.

Drett....

Bunyi ponsel Khalid mengalihkan perhatian pria tampan itu. Telepon masuk dari Rania membuatnya bingung untuk mengangkatnya.

"Apakah aku harus menjawab telepon gadis itu? Tidak. Aku tidak bisa bertemu dengan gadis itu lagi. Mungkin lebih baik kami tidak perlu bertemu lagi. Ini sangat menyakitkan," batin Khalid begitu kecewa.

Ketukan pintu di luar sana membuat Syam berdiri menghampiri pintu itu. Khalid mencegah Syam saat asistennya akan membuka pintu itu.

"Jika itu Rania, katakan kalau aku lagi pergi ada urusan penting yang aku harus selesaikan," ucap Khalid membuat Syam mengangguk cepat.

Saat pintu dibuka ternyata hanya seorang cleaning service yang mau membersihkan kamar Khalid.

"Kembali saja nanti sore...!" ucap Syam lalu melirik ke arah kamar depan di mana kamar Rania berada. Syam buru-buru menutup pintu takut Rania keluar dari kamarnya. Ia tidak sanggup membohongi gadis cantik yang baik hati itu menurutnya.

Di saat Syam menutup pintu, Rania keluar dari kamarnya dan berdiri memandangi pintu kamar Khalid dan menghubungi lagi nomor Khalid dan beberapa kali tidak terjawab.

"Jadi tidak makan malam terakhir kita menjelang ke armusna besok?" tanya Rani mengirim chating ke Khalid.

Pesan itu masuk tapi Khalid tidak berniat membacanya dan dia mematikan ponselnya dan memilih tidur.

"Tuan. Apakah tuan tega membuat gadis itu keluar sendiri untuk mencari makan malamnya?" tanya Syam dan Khalid mengabaikan pertanyaan Syam yang cukup sedih atas perubahan Khalid 180 derajat.

Rani turun sendiri ke lantai bawah di mana ia ingin menikmati makan malamnya sendirian tanpa Khalid. Namun perasaannya menjadi tidak enak karena hampir dua pekan berada di Mekkah, mereka selalu melakukan aktivitas apapun bersama saat berada di luar hotel. Bahkan kedekatan mereka sudah diketahui oleh teman-teman satu kloter Rani.

"Hai Rani....!" sapa seorang ibu-ibu muda saat Rani berjalan sendirian keluar hotel.

"Iya Bu!" jawab Rani ramah.

"Mana pangerannya? tumben sendirian," goda Bu Widya.

"Dia bukan siapa-siapa aku Bu. Kami hanya teman tidak lebih," jelas Rani yang tidak ingin menjelaskan apa-apa lagi pada temannya itu.

"Sepertinya dia menyukaimu, Bu dokter."

"Maaf Bu saya mau ke arah sana," ucap Rani segera kabur dari Bu Widya yang terlalu kepo menurutnya.

"Apakah pangeran tampan itu hanya main-main saja dengan dokter muda itu? Padahal Rani sangat cantik. Sayang sekali kalau dilepas gadis secantik dan sehebat itu," batin Bu Widya lalu menghampiri suaminya yang sedang menelepon seseorang.

...----------------...

Keesokan paginya, Rani sudah siap dengan perbekalan nya menuju Arafah. Kini rombongannya sudah menaiki bus sementara Rani masih sibuk menghubungi Khalid yang ternyata sudah memblokir nomornya.

"Astagfirullah. Ada apa dengan pria ini? Mengapa dia tiba-tiba memblokir nomorku? Apakah aku melakukan kesalahan padanya? tapi sejauh ini aku selalu menjaga sikap dan tutur kataku. Aku tidak pernah melewati batas dan terkesan sangat hati-hati. Ada apa dengannya?" batin Rani mulai menangis.

"Bu dokter, tolong cepatan...!" teriak muthowif saat melihat Rani masih berdiri di luar.

"Iya, maaf ustadz...!" Rani mengenakan kacamata hitamnya agar tidak terlihat matanya sembab karena menangis.

Rani duduk di belakang sopir lalu membuka ponselnya. Bis mulai bergerak menuju Arafah. Sang muthowif mulai memimpin doa diikuti oleh para calon jamaah haji.

Rani menyibukkan dirinya dengan membaca talbiah sebanyak mungkin agar pikirannya tidak tertuju pada Khalid. Entah mengapa hatinya merasa sangat sakit diperlakukan Khalid sekejam itu padanya.

Di tempat yang berbeda Khalid sudah berada di istana tendanya tersendiri di mana berkumpul para keluarga bangsawan raja Arab. Khalid terlihat menjauh dari keluarganya. Ia masih memikirkan Rani. Sekuat apapun ia menepis pesona seorang Rani namun tetap tidak bisa.

Seperti biasa ia juga sibuk dengan membaca Alqur'an. Syam juga melakukan hal yang sama. Ia juga masih ingat dengan Rani di mana gadis itu makan malam sendirian tanpa mereka yang biasa mendampingi nya.

Malam itu, Syam memutuskan keluar kamar dan mencari Rani yang ternyata makan di restoran lain. Padahal mereka sudah membooking restoran kesukaan Khalid. Syam duduk tidak jauh dari Rani duduk.

Ia memperhatikan Rani itu duduk sendirian sambil melihat tubuh gadis itu terguncang karena menangis sesenggukan. Ingin mendekat tapi ia tidak berani. Bagaimanapun juga Rani adalah wanita yang disukai oleh tuannya.

Keesokan harinya, hari wukuf pun tiba. Semua calon jamaah haji memanfaatkan momentum sakral itu di mana Allah akan melantik tamunya menjadi haji mabrur dan menghapuskan semua dosa-dosa mereka dan menjanjikan mereka surganya.

Tidak terkecuali dengan Rani yang terlihat sangat khusu dengan doanya. Air matanya tidak bisa terbendung. Diantara doa-doa yang ia panjatkan kepada Allah SWT, Ia meminta untuk tidak memasukkan Khalid dalam pikirannya. Dengan begitu hatinya dan jiwanya tenang menjalani rangkaian ibadah haji selanjutnya.

"Ya Allah. Dia hanya teman bagiku tapi diamnya seakan membunuh jiwaku. Dia tidak pernah menyampaikan rasa sukanya padaku tapi perhatiannya seakan menjadikan aku ini ratu dihatinya.

Ya Allah, keluarkan dia dari pikiranku agar aku lebih fokus pada ibadah ku padaMu," ucap Rani lalu melambungkan doanya sampai ke langit sana agar masuk ke dalam pintu Rahmat Allah untuk diproses dikabulkan doanya oleh sang Khaliq.

Sementara itu doa Khalid adalah meminta petunjuk dari Allah untuk hubungannya dengan Rania karena Allah yang menentukan takdir baiknya. Ia juga tidak mau egois karena hatinya tidak siap melepaskan wanita yang telah menetap di hati dan jiwanya.

1
suti markonah
cowok idaman aku banget ada bulu di wajah nya🤭🤭🤭
Yuliana Tunru
apa rani dojter hebqt itu ..smogq z ya biar momjy xkhalid berutang nyawa pd rani dan menerima jd mqntu jesayangan x
lestari saja💕
semoga yaaa
lestari saja💕
tertarik dgn judulnya...
Yuliana Tunru
hedeeeh drama klga kerajaan ya gitu kyk manusia lain bkn tak punya martabat sebesar mrk padahal paham agama klo harta dan gelar tak berarti di mata Allah
Yuliana Tunru
ya ampun paksu sdh tak sabar msh byk tamu àpa tdk bisa menunggu
Rosdiana Diana
insya Allah sangat bagus. Ayo mampir bagi yang ingin merasakan cinta romantis tokoh di novel ini
Sri Muryati
jangan belum halal...
durrotul aimmsh
visual Khalid kakak
Astrid valleria.s.
makasih thor udah up🌹🌹🌹
Astrid valleria.s.
merapat thor😘
adlina firdhausy
segara di tambahkan halaman nya ya
!m_mah
masuk list yuk💪upny kk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!