NovelToon NovelToon
Ketika Suamiku Jatuh Cinta

Ketika Suamiku Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hasriani

Dinda memilih untuk menikah dengan seorang duda beranak satu setelah dirinya disakiti oleh kekasihnya berkali-kali. Siapa sangka, awalnya Dinda menerima pinangan dari keluarga suaminya agar ia berhenti di ganggu oleh mantan pacarnya, namun justru ia berusaha untuk mendapatkan cinta suami dari hasil perjodohannya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 3

Keesokan harinya, Dinda bersiap-siap untuk ke kampus, Ia saat ini tengah disibukkan penyusunan tesisnya.

"Sarapan dulu Din." Ajak Papanya yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan saat melihat Dinda keluar kamar.

"Iya Pa." Jawab Dinda dan segera duduk di meja makan.

Sarapan mereka selalu sederhana, hanya beberapa roti tawar dan telur rebus serta susu. Dari kecil yang menyiapkan semuanya adalah Papanya, Dinda begitu dimanja oleh Papanya sejak kecil, bahkan sampai saat ini Dinda tidak tau cara memasak, tapi untuk pekerjaan rumah lainnya, yang mengerjakannya adalah Dinda.

Papanya tidak pernah mempermasalahkan hal itu, melihat putrinya tumbuh dengan baik saja sudah membuatnya bahagia, apalagi sedari kecil mereka hanya hidup berdua.

"Bagaimana tesis kamu?." Tanya Papanya memulai percakapan.

"Lancar Pa, tinggal tahap akhir saja terus Dinda mau ajukan sidang nanti." Jawab Dinda sembari mengoles selai cokelat diatas rotinya.

"Cepat juga yah." Ucap Papanya terdengar bangga pada putrinya.

"Iya dong, anak Papa nih." Kata Dinda membanggakan dirinya.

"Bangga sekali Papa sama kamu." Dinda tersenyum mendengar pernyataan Papanya.

"Harus dong. Coba bayangkan Pa, nanti kita kerja ditempat yang sama." ucapnya begitu antusias membayangkan bagaimana nantinya ia bekerja di tempat Ayahnya bekerja.

"Sudah mantap ini mau jadi dosen?." Tanya Papanya memastikan.

"Sudah Pa, Dinda sudah tidak sabar mau cepat selesai." jawab Dinda merasa yakin dengan pilihannya.

"Semangat anak Papa, apapun yang kamu lakukan Papa selalu dukung kok." Ucap Ayahnya yang selalu mendukung keputusan putrinya.

"Terima kasih Papa." Ucap Dinda tersenyum bahagia karena selalu mendapat dukungan dari Ayahnya.

Setelah selesai sarapan, Dinda membereskan meja makan sementara Papanya berangkat duluan karena ada jam mengajar pagi ini.

Begitu selesai, Dinda dengan cepat keluar dari rumahnya dan menuju ke mobilnya untuk segera ke kampus.

***

Hari yang panjang dan cukup melelahkan bagi Dinda hari ini, sore hari setelah mengurus semua hal yang berkaitan dengan tesisnya membuatnya begitu lelah dan ingin segera pulang.

Saat perjalanan pulang, ia melewati taman yang biasa ia datangi dan juga tempat ia melihat wajah Ciara. Rasa penasaran tiba-tiba saja muncul dalam benaknya, ia penasaran apakah Ciara dan Ayahnya ada disana lagi.

Dinda pun memutuskan untuk singgah sebentar, rasa penasarannya lebih besar dibanding rasa lelahnya.

Dengan cepat Dinda memarkirkan mobilnya di dekat taman dan segera turun dari mobilnya.

Matanya menyusuri sekeliling taman, tapi ia tidak menemukan keberadaan pria dengan stroller bayi disana.

"Apa mungkin karena hari kerja yah?." gumamnya meyakini mungkin saja Pria yang tidak ia ketahui namanya itu sedang bekerja.

Ia pun berbalik dan memutuskan untuk pulang kerumahnya.

"Dinda.." Suara yang tidak asing menghentikan langkahnya.

Saat ini Yuda sudah berdiri dihadapannya dengan wajah gembira karena berhasil menemukan Dinda.

"Minggir." Ucap Dinda yang berjalan maju ingin melewatinya, namun dengan cepat Yuda menarik tangannya dan menahannya agar ia mau berbicara dengannya.

"Dengarkan aku dulu." Pinta Yuda memegang erat pergelangan tangan Dinda.

"Aku mau pulang Yuda." tolak Dinda berusaha melepaskan tangan Yuda.

"Dinda Aku mohon." Semakin kuat Dinda berusaha melepaskan tangannya, semakin kuat juga tangan Yuda bertahan agar genggamannya tidak lepas.

"Lepaskan Yuda, aku mau pulang!." Seru Dinda meninggikan suaranya.

"Tolong kasih aku kesempatan lagi Dinda, aku janji ini yang terakhir." Pinta Yuda dengan wajah penuh penyesalan.

Sekelebat bayangan masa lalu muncul saat melihat ekspresi wajah itu, wajah yang sama dengan sebelum-sebelumnya saat ia meminta kesempatan pada Dinda. Sekarang Dinda pun sudah muak dengan wajah penyesalan dan permintaan Yuda itu.

"Tidak bisa Yuda, aku sudah lelah sama kelakuan kamu, aku sudah bilang kita sudah selesai kan?." Tolak Dinda dengan tegas.

Mendengar penolakan Dinda membuat Yuda tercengang. Tidak seperti biasanya, kali ini Dinda benar-benar tidak ingin memberinya kesempatan lagi.

Dinda merasa genggaman tangan Yuda tidak begitu kuat lagi, dengan cepat ia menepis tangan Yuda dan berhasil melepaskan diri dari Yuda.

"Dinda, kali ini aku benar-benar menyesal, dan aku janji tidak akan mengulanginya lagi." Pinta Yuda dengan penuh harap Dinda mau memaafkannya.

"Aku muak sama janji kamu Yuda." Ucap Dinda yang merasa lelah mendengar janji Yuda yang sama.

"Tolong Din, aku janji ini yang terakhir, tolong kasih aku kesempatan terakhir." Mendengar kata-kata Yuda membuat Dinda terdiam.

Diamnya Dinda membuat Yuda menatapnya penuh harap, ia berharap Dinda bisa memberinya kesempatan terakhir. Dalam hati, ia berjanji tidak akan menyia-nyiakan Dinda lagi jika Dinda memberinya kesempatan terakhir.

"Kamu tau tidak Yuda?", ucap Dinda sembari menatap Yuda, "Aku bukan orang yang bisa kasih kesempatan sama orang lain, bahkan kesempatan kedua sekalipun. Dan yang aku sadar, aku bodoh saat aku jatuh cinta. Aku melanggar semua prinsipku untuk kamu, tapi kamu malah merusak kepercayaan aku serusak-rusaknya Yuda." Lanjutnya mengutarakan isi pikirannya.

Runtuh sudah harapan Yuda, tapi ia tidak mau menyerah, baginya Dinda adalah pelabuhan terakhirnya, ia sadar hanya Dinda yang ia cintai selama ini.

"Aku salah Dinda, aku minta maaf." Ucapnya dengan perasaan bersalah dan penuh penyesalan.

"Aku Maafkan, aku harap kamu bahagia Yuda, bagaimana pun kamu pernah jadi cerita bahagia di kehidupanku." Jawab Dinda yang ingin semua ini berakhir secara baik-baik.

"Sekali saja Dinda, kasih aku kesempatan." Yuda tidak mau menyerah, ia terus mengemis kesempatan pada Dinda.

"Tidak bisa Yuda, hati aku benar-benar sakit karena kamu." Dinda pun tidak mau lagi memberikan kesempatan pada Yuda, baginya kesalahan Yuda tidak bisa ia terima lagi.

"Din.." Pinta Yuda dengan wajah memelas.

"Aku pergi." Kata Dinda kemudian.

Ia melangkah dengan pasti melewati Yuda yang berdiri mematung di tempatnya, perlahan Yuda berbalik dan melihat Dinda berjalan menjauh.

"Aku bodoh Dinda, aku bodoh karena menyia-nyiakan kamu, aku bodoh karena membuat kamu pergi dari aku, setelah kamu pergi aku baru sadar ternyata sebesar itu cintaku sama kamu Din." Ucap Yuda menyesali semua perbuatannya.

Ia hanya bisa pasrah saat Dinda masuk ke dalam mobilnya, bahkan Dinda tidak berbalik sekalipun untuk melihatnya.

***

Terkadang saat jatuh cinta bisa membuat orang menjadi bodoh, merelakan semua hal yang salah pun bisa terjadi asal terus bersama dengan orang yang dicintai. Tapi tanpa sadar, hal itu membuat seseorang menjadi tidak menghargai dirinya sendiri.

Jatuh cinta tidak salah, perasaan cinta pun adalah perasaan yang indah, namun jika hanya untuk memberi luka, apakah masih bisa dikatakan bahwa perasaan cinta itu adalah cinta yang indah?.

"Aku tidak tau, apa aku bisa jatuh cinta lagi setelah ini." Gumam Dinda sembari memegang stir mobilnya dengan kuat, berusaha ikhlas untuk melepas Yuda.

1
kalea rizuky
lanjut donk
Evi Lusiana
emng d rmh dinda gk ada ART dn satpam ny y kak?
Hasriani: Gak ada kak, Dinda sama Papanya cuma tinggal berdua.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!