Mahdi mengunjungi Ishwar tua yang tengah sakit. Ishwar mengenali siapa orang itu. Tamu dari masa lalu.
Tapi ada perlu apa Mahdi kembali menemui Ishwar setelah puluhan tahun berlalu?
Perjalanan Mahdi berkeliling waktu demi mewujudkan kebenaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejadian-kejadian yang Menyeramkan
Kejadian-kejadian yang menyeramkan. Yang terilhami dari peristiwa-peristiwa nyata yang benar-benar terjadi.
Disadur dari omongan orang-orang yang bercerita. Yang masih bisa menghembuskan nafas sampai hari ini dengan leluasa.
Mereka adalah para saksi-saksi,
Yang lolos dari mati.
*
Entah apa yang menjadi pemicunya. Rumah itu sekarang terasa agak berbeda.
Rumah yang sebelumnya biasa-biasa saja sekarang memiliki kesan angker.
Rumah yang bertetangga dengan rumah Ishwar.
Rumah mbah Yuti.
Tidak hanya rumahnya saja yang menjadi menegangkan jika dipandang. Mbah Yuti yang sekarang menjadi satu-satunya penghuni rumah itu semenjak Siti kawin dengan Pak Kaji Ud juga berubah.
Perilaku dan sikap-sikap mbah Yuti manjadi sorotan warga.
Mbah Yuti masih guyub bersama orang-orang desa seperti hari-hari sebelumnya. Tapi ada beberapa kejadian yang membuat masyarakat mulai menjauhinya.
Disebabkan karena memperoleh menantu seorang yang kaya, mbah Yuti pun jadi kecipratan kaya. Dari yang tidak punya apa-apa mendadak mbah Yuti menjadi seorang juragan.
Mbah Yuti yang dulunya ikut buruh kesana kemari. Jadi suruan orang-orang. Sekarang bertukar peran. Mbah Yuti mempekerjakan orang-orang dan menjadikan mereka sebagai pesuruhnya.
Tanggapan warga desa kepada perubahan nasib mbah Yuti tidak terlalu bagaimana-bagaimana. Orang-orang kampung menganggapnya lumrah dan ikut senang dengan keadaan mbah Yuti yang sekarang. Karena memang mbah Yuti nasabnya mujur bisa memiliki menantu sekaliber Pak Kaji Ud yang banyak harta.
Terlebih mbah Yuti juga dikenal sebagai orang yang ramah di desa. Tidak ada rasa iri mau pun dendam terhadap pencapaian mbah Yuti yang sekarang.
Namun orang-orang mulai resah dan bergunjing. Tatkala mereka menemui kejadian-kejadian ganjil terkait mbah Yuti dan rumahnya.
Waktu itu ada dua orang perempuan yang sedang bekerja di rumah mbah Yuti. Dua perempuan yang juga masih satu desa dengan mbah Yuti itu sedang menjemur gabah di halaman rumah.
“Rene… Rene…”,
(Ke sini… ke sini…)
“Masuk… masuk…”,
Terdengar suara mbah Yuti dari dalam rumah memanggil kedua perempuan itu. Mbah Yuti menyuruh mereka berdua untuk masuk ke dalam rumah.
Tapi dua perempuan itu malah justru pergi meninggalkan rumah mbah Yuti lalu pulang ke rumah masing-masing. Membiarkan begitu saja gabah yang masih belum kering.
Mereka takut karena baru beberapa saat yang lalu mbah Yuti pamit kepada dua orang pekerjanya itu untuk pergi ke pasar.
Ada kejadian lain yang juga melibatkan keluarga Ishwar sendiri. Keponakan Ishwar yang masih kecil bersama teman-temannya bermain di dekat rumah mbah Yuti.
Kebetulan di sekitar rumah mbah Yuti sedang ada banyak material. Rumah mbah Yuti sedang dalam perbaikan.
Tidak sengaja keponakan Ishwar menjatuhkan beberapa batu bata yang tersusun rapi.
Malam harinya keponakan Ishwar sakit panas. Anak kecil itu juga diganggu oleh penampakkan mahkluk halus.
Dua mata besar yang merah menyala. Melayang-layang di udara.
Ponakan Ishwar baru sembuh setelah tiga hari. Setelah Ishwar merapikan batu bata yang berjatuhan itu kembali.
Orang-orang di desa mulai bergosip. Menyebarkan rumor-rumor dengan dibumbui isu-isu miring yang belum terbukti keabsahannya.
Bukannya mereka mau menjelek-jelekkan dan menyudutkan mbah Yuti. Tapi karena orang-orang di desa menjadi semakin takut dengan teror-teror demit yang berkeliaran hampir setiap malam. Mereka juga wajib waspada dan melindungi satu sama lain.
Puncaknya adalah dua kematian dalam rentan waktu satu minggu. Penyebab kematian yang sama sekali tidak masuk akal. Bahkan tidak diketahui.
Salah seorang warga desa ditemukan meninggal di ladang. Orang itu ditemukan waktu menjelang magrib. Anak dan istrinya menyusul ke sawah karena hari sudah petang bapak belum juga pulang.
Anak dan istrinya menangis histeris. Berteriak-teriak minta tolong.
Warga pun datang. Bapak dari anak itu ditemukan meninggal dalam keadaan ganjil. Seluruh lehernya bewarna biru lebam.
Orang itu baru beberapa hari menggarap lahan milik mbah Yuti. Tanah pemberian dari Pak Kaji Ud sebagai mahar untuk Siti.
Tentu saja pergunjingan diantara orang-orang desa semakin ramai dan tidak terkendali. Karena dua hari sebelumnya di desa mereka juga ada yang meninggal.
Warga semakin curiga dengan mbah Yuti dan keluarga barunya yaitu Pak Kaji Ud. Karena yang meninggal sebelumnya adalah mantan suami mbak Siti.
Ada warga yang menjadi saksi. Sebelum mantan suami mbak Siti diketahui meninggal di rumahnya pada malam hari.
Pada siang harinya suami mbak Siti berjumpa dengan Pak Kaji Ud di masjid. Mereka berdua sempat berjabat tangan dan berbincang-bincang cukup lama.
Mantan suami mbak Siti meninggal di dalam kamar. Dengan kondisi yang mengenaskan. Seluruh lehernya berwarna biru lebam.
Semenjak peristiwa-peristiwa itu lah orang-orang desa mulai hati-hati dengan mbah Yuti. Dengan rumahnya yang semakin terlihat menyeramkan biar pun pada siang hari.
Dan juga dengan Pak Kaji Ud.
*
Seorang anak kecil pulang main ke rumahnya dalam keadaan susah berbicara.
Anak itu kemudian ditanya oleh ibunya;
“Kamu habis main darimana?”,
Dengan susah payah anak itu menjelaskan kepada orang tuanya kalau ia dan teman-temannya baru saja main dari rumah nya mbah Yuti.
“Masya Allah nduk”,
“Bocah angel kandanane”,
(Anak kecil sukar dikasih tahu)
“Ibu sudah bilang berkali-kali”,
“Jangan main ke sana”,
“Rumah itu banyak demit nya”,
“Kamu ambil sesuatu dari tempat itu?”, ibu anak itu mengomel dengan suara yang lirih.
Orang-orang di desa sudah enggan menyebutkan nama mbah Yuti. Mereka juga takut.
Anak kecil itu mengaku mengambil sebatang ranting kayu yang tersandar di samping rumah mbah Yuti.
“Masya Allah nduk”,
“Sudah cepat sana kamu kembalikan kayunya”,
Setelah anak kecil itu mengembalikan ranting kayu yang ia ambil ke tempat semula. Anak kecil itu bisa kembali bicara dengan normal.
“Jangan lagi-lagi main ke rumah itu”,
“Apalagi sampai ambil barang-barang yang ada di sana”,
“Bisa dimakan demit kamu”,
“Mau kamu dimakan demit?”,
“Tidak bertemu sama bapak ibu lagi”, dengan suara bisik-bisik.
*
Di waktu pagi yang sudah terang penuh warna,
Ishwar mendatangi rumah Pak Kaji Imam. Beliau adalah imam masjid desa ini.
Pagi tadi setelah selesai sholat subuh berjamaah di masjid Ishwar langsung pulang ke rumah. Selesai salam Ishwar langsung bangkit karena tiba-tiba tidak tahan ingin buang air besar.
Ketika sampai melewati samping rumahnya Ishwar dibuat kaget bukan kepalang. Ia terkejut sekaligus takut.
Di depan jendela kamarnya ada sosok makhluk halus yang teramat menyeramkan. Wujudnya perempuan setengah badan. Berbaju putih berambut panjang.
Sosok itu sedang mengintip dari balik jendela sambil menggoyang-goyangkan kedua tangannya, kepala dan juga tubuhnya.
Sosok itu seperti sedang berjoget menghibur bayi Ishwar yang tempat tidurnya tepat di sebelah jendela.
Sebagai seorang bapak Ishwar tidak mau anaknya kenapa-kenapa. Dengan memberanikan diri Ishwar melempar sosok setan itu dengan batu kerikil.
“Bismillah”,
Sosok itu kemudian berpaling kepada Ishwar. Wajahnya keriput tua, mulut dan matanya berongga gelap.
Sosok itu kemudian pergi menghilang,
Terbang menuju kegelapan.
Ishwar menceritakan kejadian sepulang subuh tadi kepada Pak Kaji Imam.
“Bagaimana pak Kaji?”,
“Aku takut kalau anakku yang masih bayi diambil oleh demit nya Pak Kaji Ud”,
Pak Kaji Imam adalah orang yang shalih dan juga baik dalam pergaulan bersama masyarakat. Selain itu beliau juga dikenal mempunyai karomah karena ketaatannya dalam beribadah dan tidak melakukan perbuatan yang mendekati syirik.
“Kamu dan Zainab perbanyak ibadah”,
“Dzikir dan sholat-sholat sunnah”,
“Bacalah al-quran setiap fajar dan petang”,
“Minta perlindungan hanya kepada Allah”,
“Sebaiknya kamu geser tempat tidur di kamarmu menjauh dari jendela”,
Pak Kaji Imam tidak berkata apa pun soal tuduhan orang-orang yang menyatakan Pak Kaji Ud lah dalang di balik semua peristiwa-peristiwa ganjil yang terjadi di desa ini. Tidak ada bukti yang nyata berkenaan dengan urusan gaib.
Pak Kaji Imam juga memberikan air putih yang telah dibacakan doa-doa untuk diminum Ishwar dan istrinya.
“Ishwar, minta lah sanak saudaramu untuk tinggal di rumah mu untuk menemani anak dan istrimu sewaktu kamu tidak ada di rumah”, pesan Pak Kaji Imam.