kisah menceritakan kriminal dan persaingan cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqbal nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode IV : Pertemuan dengan Mitra
Mobil Jeep hitam memasuki area parkir gedung Eagle Tower. Ketiga orang yang berada di dalam mobil keluar dan langsung berjalan menuju lift ke lantai tiga. Pt Black Eagle berada di lantai tiga gedung. Semua karyawan perusahaan Black Eagle yang berada di ruangan menyambut kedatangan sang big bos Michael.
Setelah selesai menyapa para pekerja yang ada disana. Michael bersama Widia dan Brandon, segera menuju sebuah ruangan khusus yang ada di kantor Black Eagle.
Ruangan itu berukuran sekitar 30 meter, cukup luas untuk sebuah ruangan khusus CEO, ada sofa, kulkas, dan seperangkat meja, beserta kursi mewah sang President Directur.
Ketiga orang tersebut duduk di sofa yang begitu empuk, sambil menikmati tiga botol minuman teh dari lemari es yang ada di ruangan itu.
"Wartawan itu sudah ku bereskan Michael!."Kata Brandon kepada bosnya itu.
"Apa kau sudah yakin Brandon?."Tanya Michael lagi.
"Tentu Michael!."Semua yang ada di badan wartawan itu sudah ku geledah!, begitu juga dengan seluruh peralatan elektronik yang ada dalam tasnya."Semua sudah ku amankan, Michael."Jawab Brandon dengan begitu yakin.
"Aku berharap dugaanmu benar Brandon."Tapi menurutku tindakanmu terlalu gegabah dalam membunuhnya."Berapa lama waktu yang kalian butuhkan mengejarnya, sampai akhirnya dia tidak bisa berlari lagi?."Tanya Michael kepada ke dua timnya itu.
"Tidak begitu lama Michael!."Hanya 30 menitan saja, tidak lebih,."Jawab Widia.
"30 menit itu cukup lama Widia."Banyak yang bisa di lakukannya dalam rentang waktu selama 30 menit.
"Kata Michael.
"Tidak perlu khawatir Michael."Setelah membereskan mayat wartawan itu."Dalbo sudah memeriksa seluruh lokasi dan jalan yang di lewati oleh si Dirga, dan Dalbo tidak menemui apapun."Jawab Brandon.
"Aku tidak khawatir Brandon!."Tapi banyak pelajaran yang harus kita ambil dari semua ini. Pertama, berhati hatilah dalam merekrut karyawan."Kau terlalu sembrono menerima Dirga sebagai sekuriti."Seharusnya kau pelajari dulu baik baik tentang jati diri dia sebenarnya."Tiga bulan dia berhasil menyusup menjadi pekerja sekuriti di perusahaan kita."Waktu yang cukup lama bagi seorang wartawan untuk menelusuri bisnis kita yang sebenarnya."walaupun akhirnya semua terbongkar, dan kita mengetahuinya dengan cepat."Aku salut dengan Widia yang berhasil mengetahuinya."Jika waktu itu kita terlambat!!".Bisa kau bayangkan Brandon, apa yang akan terjadi pada bisnis ini.".Dan yang kedua Brandon."Kau harus bisa mengontrol emosimu, cobalah untuk lebih tenang."Tindakanmu membunuh Dirga, itu disebabkan rasa emosimu, karena perlakuan wartawan itu kepadamu kan?, seandainya waktu itu dia tidak menghinamu, pasti kamu tidak membunuhnya segera."Kata Michael menjelaskan kepada Brandon.
"Oke Michael!."Aku minta maaf atas kecerobohanku."Jawab Brandon.
"Sudahlah Brandon."Jadikan pelajaran untuk kita."Sebenarnya aku sangat salut dengan keberanianmu Brandon."Kalian berdua dan juga Dalbo adalah tangan tanganku. Khususnya dinegri ini."Kalian harus tau."Negara ini adalah sumber konstribusi terbesar bisnis kita di asia tenggara, dan pejabat juga penegak hukum di negri ini, paling gampang untuk kita jinakkan."Kata kata Michael memberi semangat kepada ke dua orang yang menjadi kepercayaannya itu.
Setelah berbicara selama satu jam lamanya. Michael dan kedua tangan kanannya keluar dari dalam ruangan tersebut, menuju ke lantai dua bangunan.
Dalam sebuah ruangan aula yang cukup luas di lantai dua gedung. Seorang pria yang berusia sekitar 30 tahunan, sedang memberikan instruksi dan training, kepada calon calon sekuriti yang di persiapkan untuk beberapa perusahaan, yang menjadi mitra dari PT Black Eagle. Pria itu berhenti berbicara ketika melihat kedatangan ke tiga orang yang sudah sangat di kenalnya. Dia segera menghampiri mereka dan duduk disebuah sofa yang ada di lantai dua.
"Selamat datang tuan Michael."Bagaimana perjalanan anda, pasti sangat menyenangkan bukan?."Tanya Pria itu kepada Michael.
"Seperti biasanya inspektur Gibran."Perjalananku selalu menyenangkan."Semua perjalananku selalu membuatku senang."Jawab Michael atas pertanyaan pria itu yang ternyata seorang polisi bernama Gibran dan berpangkat inspektur satu di kepolisian.
"Seperti yang anda lihat tuan Michael."Hari ini adalah hari terakhir dari training para calon sekuriti, dan mulai besok mereka sudah bisa bekerja, di beberapa perusahaan mitra kita yang membutuhkan." Jawab inspektur Gibran, menjelaskan hasil training selama dua minggu, yang menjadi tanggung jawabnya sebagai kepala Trainer dari calon petugas sekuriti.
"Good inspektur."Harapanku, semoga kita tidak kecolongan lagi inspektur!."Kejadian yang lalu adalah pelajaran bagi kita untuk lebih waspada, inspektur Gibran."
Kata Michael mengingatkan inspektur Gibran atas kejadian tentang wartawan muda, bernama Dirga yang berhasil menyusup sebagai petugas sekuriti di perusahaan Black Eagle, selama hampir tiga bulan, dan wartawan yang bernama Dirga hampir berhasil menyelesaikan misinya, dalam membongkar bisnis ilegal yang ada di perusahaan Black Eagle.
Sosok Widia yang juga adalah kekasih Michael, mencurigai gelagat dan gerak gerik Dirga yang menyamar sebagai sekuriti perusahaan. Dengan strategi yang jitu, akhirnya mereka berhasil menangkap dan membunuh Dirga, sebelum wartawan itu menyerahkan bukti bukti yang ia kumpulkan kepada pihak penegak hukum.
Inspektur Gibran, adalah pejabat kepolisian yang bertugas sebagai Kapolsek di wilayah perusahaan Black Eagle. Selain menjabat sebagai Kapolsek. Inspektur Gibran juga dipercaya oleh Pt Black Eagle sebagai penanggung jawab, dan kepala trainer dari sekuriti yang ada dibawah naungan Pt Black Eagle.
Hubungan antara Black Eagle group dan inspektur Gibran bukan hanya bersifat legal. Bahkan dalam hal kegiatan bisnis ilegal yang di jalankan oleh Black Eagle group, juga melibatkan inspektur Gibran di dalamnya. Maka bukan hal yang aneh melihat gaya hidup inspektur Gibran yang begitu mewah, dengan rumah megahnya, dan juga mobil harga hampir mendekati satu miliar yang dia miliki. Semua itu dia dapatkan dari perusahaan Black Eagle.
"Oh ya, Tuan Michael."Ada sebuah pesan dari AKBP ( singkatan dari : 'Ajudan Komisaris Besar Polisi' sebuah pangkat dalam kepolisian yang setara dengan Letnan Kolonel di kemiliteran ) Joko Mulyo kepada anda Tuan Michael."Dia berpesan kepada saya jika anda sudah tiba dikota ini, kapan anda bisa ngopi bareng dengannya?."Kata inspektur Gibran.
"Terima kasih infonya inspektur Gibran."Sampaikan pesanku kepada pak Mulyo."Di manapun tempat yang dia inginkan, kami siap meluncur kesana."Masalah waktu juga terserah dari pak Mulyo,kami selalu menunggu kapan waktu, beliau bisa bertemu."Jawab Michael kepada inspektur Gibran.
"Terima kasih tuan Michael."Pesan tuan Michael akan saya sampaikan pada sang komandan."Jawab Gibran.
"Sudah jam 12 siang inspektur."Waktunya kita makan siang."Kata Michael kepada Gibran, sekalian mengajak perwira polisi itu makan siang bersama mereka.
"Benar tuan Michael."Pantesan perutku sudah berdenyut."Canda inspektur Gibran.
"Silahkan anda yang menentukan tempat kita makan siang inspektur."Ajak juga briptu Heri bersama.
"Kata Michael menyebut nama Heri, yang merupakan seorang polisi bawahan inspektur Gibran, dan menjabat sebagai asisten gibran sebagai trainer di perusahaan Black Eagle.
Mereka berempat bersama briptu Heri segera berangkat menuju sebuah restaurant mewah, yang menjadi favorit inspektur Gibran.
