NovelToon NovelToon
Imamku Ternyata Bos Mafia

Imamku Ternyata Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Semua wanita pasti menginginkan suami yang bisa menjadi imam dalam rumah tangganya, dan sebaik-baiknya imam, adalah lelaki yang sholeh dan bertanggung jawab, namun apa jadinya? Jika lelaki yang menjadi takdir kita bukanlah imam yang kita harapkan.
Seperti Syahla adzkia, yang terpaksa menikah dengan Aditya gala askara, karena sebuah kesalahpahaman yang terjadi di Mesjid.
Akankah syahla bisa menerima gala sebagai imamnya? ataukah ia memilih berpisah, setelah tahu siapa sebenarnya gala?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Syahga 4.

Semua orang yang ada disana menyambut niat baik gala untuk menghalalkan segera hubungan mereka, tapi niat baik itu membuat syahla semakin meradang. Akan tetapi ditengah kejadian tersebut syahla tak bisa menolak, mau tak mau dia harus menerima pria asing itu untuk menjadi suaminya.

Sementara gala tanpa sadar mulai merasakan sesuatu yang membuatnya ingin melindungi dan menjaga gadis itu, ia hanya iba tapi hal itu justru membuat mereka harus terikat pernikahan tanpa adanya rasa cinta.

Gala merasa ingin membahagiakan syahla, entahlah perasaan itu membuatnya mengingat akan masa lalu sang ibu yang diperlakukan buruk, karena melahirkan tanpa seorang suami juga nasib dirinya sebelum bertemu sang ayah.

"Jadi bagaimana rencananya kang?" tanya kang wahyu, menatap kang mus dengan wajah serius.

Ini bukan main-main, ini adalah tentang pernikahan dua insan yang melakukan hal senonoh agar mereka menjadi halal dan tak lagi mengotori kampung mereka.

Kang mus melirik putri sulungnya yang merundukkan kepalanya sambil meminkan jemarinya, tangannya terkepal kuat seakan menahan gejolak marah, haruskah ia sendiri yang menjadi walinya?

Rasanya sangat memuakkan tapi ia tak mungkin jujur, apalagi ditengah kejadian yang sangat memalukan.

"Saya akan menerimanya, besok saya akan nikahkan mereka. Agar tak lagi melakukan hal memalukan," jawab kang mus dengan yakin.

Syahla melirik ayahnya, buliran air matanya belum kering tapi sudah menetes lagi. Seburuk apakah dirinya hingga ayahnya tak pernah membelanya?

Ia hanya bisa pasrah, membantah-pun percuma tak akan ada yang percaya padanya. Ia akan mengikuti jalan kemana takdir membawanya, tak peduli siapa lelaki disampingnya yang akan menjadikannya istri.

Setelah badami para pemuda itu bubar dan pergi dari rumah kang mus, bersamaan dengan suara adzan subuh yang menggema dengan lantunan indah di indera pendengaran.

Syahla masih duduk diam ditempatnya begitupun gala, lelaki itu tak tahu apa yang harus ia lakukan di tempat asing itu.

Dihadapan mereka ada kang mus yang tampak memikirkan sesuatu, wajahnya begitu serius menatap putrinya dan pria asing bergantian. Pikirannya melayang pada masa lalu yang sulit ia hilangkan juga amanat ibunda sasa yang membuatnya terluka.

Haruskah seperti ini? Jujur ia belum siap menjadi wali syahla meski usia gadis itu sudah cukup matang untuk menikah.

"Sasa sholat dulu, yah," hendak berdiri dan pamit pergi dari tempatnya, ayahnya berdehem menghentikannya.

"Ayah ingin tanya? Kamu yakin akan menerima pernikahan ini? Apa kalian sebenarnya sudah saling kenal dan benarkah apa yang pemuda-pemuda itu katakan?" tanya kang mus dengan suara tegas tapi serasa seperti guntur bagi syahla.

Kang mus ingin percaya, karena ia cukup mengenal putri sulungnya yang bahkan pacaran pun hanya berbincang saja tanpa sentuhan fisik.

"Iya, bukannya tadi sudah badami," jawab Syahla penuh keyakinan tak peduli siapa lelaki yang menjadi imamnya.

"Sudahlah, yah. Biarkan saja mereka menikah, setidaknya sasa bisa mandiri melayani suaminya," seloroh ibu luna dengan tanpa memikirkan anak tirinya.

"Bukannya dia harus pergi dari rumah ini," lagi bu luna mengingatkan kejadian kemarin sore.

Wajah sinisnya melirik sasa yang hanya menunduk, ia tak peduli, lebih baik jika anak tirinya pergi maka dia merasa bebas karena bisa mengusir satu-satunya orang yang bisa jadi penghalang baginya.

Tangan sasa terkepal mengingat luka yang sebegitu dalam, ia mengusap sudut matanya dengan kasar rasanya ingin menangis deras meluapkan segala rasa yang menghimpit dadanya.

Gala walaupun tak tahu apa yang terjadi, tapi ia bisa merasakan aura kebencian yang mendalam dari wanita paruh baya tersebut. Ia yakin bu luna itu adalah ibu tirinya sasa, tak mungkin jika ia memang ibu kandungnya tapi sikapnya seperti ibu tiri.

"Anda tenang saja, setelah menikah kami akan hidup mandiri," ujar Gala menyela.

Tangan gala menyentuh tangan sasa dan menggenggamnya lalu menautkan jemari mereka. "Kami pasti hidup bahagia," janjinya.

Bu luna yang duduk dikursi tengah antara sasa dan kang mus langsung memalingkan mukanya. "Munafik" umpatnya dengan pelan.

Mendengar kata ibu tirinya sasa segera menghentikan acara kumpulan dadakan itu, ia juga ingat bahwa calon suaminya terluka dan ia harus melihatnya untuk di obati.

"Apakah sudah selesai badaminya? Sasa mau kekamar dulu," pamit syahla sambil berdiri.

Tangannya dan gala yang tadinya hanya bertaut kini berubah menjadi genggaman erat. "Ayo! A. Kita ke kamar sasa," ajak Syahla tanpa memikirkan rasa malu didepan ayah dan ibu tirinya.

Gala hanya manut saja meski tak tahu apa yang ada dalam pikiran gadis tersebut, mereka pergi meninggalkan orang tua yang masih duduk di sofa.

Ibu tirinya langsung mangap mendengar ajakan sasa pada pria asing itu, dadanya mendadak kembang kempis seakan bergejolak marah.

"Lihat kan, yah. Kamu lihat sendiri, mana yang katanya wanita sholehah itu?" ujar bu luna pada sang suami mengucapkan kata sindiran yang ditujukan pada sasa.

Kang mus hanya diam acuh tak acuh, banyak hal yang harus ia pikirkan tentang persiapan pernikahan sasa termasuk penghulu. Meski mendadak setidaknya pernikahan mereka sah dimata hukum.

Syahla menulikan telinganya tak peduli apapun yang ibu tirinya katakan pada ayahnya, walaupun berusaha membela diri, berusaha menjaga diri, dia tetap hina dimata wanita paruh baya itu.

Saat sampai didepan pintu kamarnya, disana ada ilham menatap ke arah mereka, adik iparnya itu memangku tangannya sembari bersandar pada tiang pintu kamarnya dan alesia.

Karena pintu kamar mereka berdampingan, mau tak mau mereka harus melewati lelaki itu.

Saat sasa hendak memutar knop pintu kamarnya, saat itulah bibir mantan pacarnya itu ikut menghakimi.

"Sepertinya aku terlalu bodoh karena tertipu dibalik hijab yang kamu pakai, nyatanya hijab itu hanya penutup aib bukan penutup diri dari godaan setan yang mengganggumu," ujar Ilham dengan suara yang menusuk jantung sasa.

Tangan sasa terkepal kuat, perihnya dikhianati kini dirinyalah yang dituduh hina. Tapi ia tak membantah bibirnya justru tersenyum simpul, ekor matanya melirik pria yang baginya sangat tak tahu malu.

"Syukron, ini adalah pujian terindah yang kamu katakan untukku. Aku sangat bersyukur walau hatiku terluka," ucap Syahla.

Gala tak paham apa yang mereka ucapkan, tapi intuisinya mengatakan bahwa mereka seperti mantan kekasih, itu terbukti dari sikap dan perkataan mereka berdua.

Langkah mereka yang sempat terhenti mereka lanjutkan kembali, sasa masuk kedalam kamarnya disusul oleh gala. Tapi saat diambang pintu lelaki itu menghentikan langkahnya, wajahnya mengarah pada ilham yang masih dalam posisi.

"Bro, gue gak tahu yang elo maksud? Yang gue tahu wanita sholehah selalu menjaga hijabnya demi menjaga marwahnya, kalo untuk menutupi aib berbohong pun bisa," ujar Gala dengan nada yang menyindir.

Syahla yang berada didalam kamar pun hanya tersenyum, orang asing itu yang baru ia kenal sudah membelanya, hatinya lega karena tahu masih ada manusia yang membelanya.

Ia membuka mukenanya yang sedari tadi dia pakai, melipatnya dan memasukkannya kedalam keranjang pakaian kotor. Tampak rambut panjang dan tebalnya begitu terurai indah, ia perbaiki rambutnya dan mengikatnya dengan simple.

Jleb

Ilham merasa tersindir, tangan yang berpangku itu melerai dan menggantung disisinya dan tubuhnya yang bersandar berubah menjadi tegak berdiri, ia menatap gala dengan tajam seolah menyatakan perang dunia antar pria.

Namun berbeda dengan gala yang berseringai penuh makna, lelaki itu langsung masuk ke kamar sasa tanpa mengucapkan sepatah kata lagi.

Gala masih tersenyum menatap pada ilham kala pintu kamar itu ia tutup pelan, setelah tertutup rapat gala langsung membuka sarung yang menutupi tubuhnya sedari tadi.

"Aahh!" teriak sasa didalam kamarnya.

Gadis itu segera membelakangi gala agar tak melihat dada polos pria tersebut, juga ia sendiri segera memakai hijab instan berwarna hitam yang tak jauh dari tempatnya berada.

"Mau ngapain kamu?" tanya sasa terdengar marah yang bercampur kaget.

"Melanjutkan aktivitas yang dimesjid," jawab Gala terdengar nakal padahal ia hanya risih karena lukanya.

"Eh, jangan mecem-macem." ujar Sasa.

"Iya" ucap Gala kembali memakai sarungnya untuk menutupi tubuhnya dan duduk di tepi ranjang.

Ilham yang masih mematung dibalik pintu hanya bisa mengepalkan tangannya, ia merasakan telinga dan hatinya serasa terbakar. Ia marah dan cemburu, ia tak terima jika sasa disentuh oleh pria lain hanya dirinyalah yang seharusnya menjadi pemilik gadis itu.

Ia berbalik badan lalu masuk kekamarnya, ilham ingin membalaskan rasa sakitnya dengan menyentuh istrinya, alesia. Biarlah sasa dan pria itu mendengarnya, ia butuh pelampiasan dan tak ingin kalah oleh pria yang sebentar lagi menjadi kakak iparnya.

"Ah, mas. Pelan-pelan," pekik alesia dari kamar sebelah.

Setelahnya terdengar suara desahan dan lenguhan sepasang suami istri tersebut.

Gala dan syahla yang tengah duduk di tepi ranjang tak bisa lagi menutup telinga mereka, lantaran suara meresahkan itu benar-benar membuat mereka tercengang.

Pasangan calon pengantin itu hanya menelan saliva mereka, pikiran mereka melayang pada malam dimana nanti mereka akan menjadi halal. Apa mereka berdua akan seperti pasangan yang dikamar sebelah?

Beringas, garang, dan ranjang berantakan yang dimana kelopak bunga warna-warni bertebaran dilantai, diiringi dengan suara manja nan menggilakkan. Ditambah suasana syahdu dengan pencahayaan temaram di ruang yang hanya ada kau dan aku.

Syahla dan gala menggelengkan kepala mereka bersamaan, membuyarkan bayang-bayang malam pertama yang mengganggu pikiran waras mereka. Tak mungkin, mereka kenal pun tidak, bertemu pertama kali-pun langsung dilabrak anggota ronda malam.

Lalu bagaimana nanti malam?

"Kamu ...." Syahla memejamkan matanya karena salah memanggil.

"Aa bilang, tadi namanya Aditya gala askara. Lalu sasa harus manggilnya apa?" tanya Syahla.

"Gala, panggil saja mas gala," jawab Gala dengan suara gugup.

Dia sudah terbiasa berduaan dengan para gadis bahkan pakaian mereka lebih terbuka dan menggairahkan dari pada sasa, namun tak satu pun bisa menyentuhnya. Gala justru menolak mereka dengan dingin dan jijik, tapi kenapa berduaan dengan gadis ini terasa berbeda?

Gala merasa gugup setengah mati, bahkan jantungnya terasa memompa empat kali lipat dari biasanya dan tubuhnya serasa bergetar hebat, hingga ia merasakan sesuatu yang tak bisa ia bayangkan.

"Mas gala, ayo kita lakukan sekarang!" ajak Syahla terdengar ambigu.

Mata gala membulat lalu melirik ke arah sasa. "Apa!" pekiknya.

1
Rian Moontero
lanjuuutt🤩🤸
vj'z tri
mis komunikasi lah gala sama Sasa 🤭 🤭🤭🤭
Mbak Ima
lanjutanx aq tunggu
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣 malahane pada main petak umpet 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
Jena kauuuuu 😤😤😤😤😤😤😡😡😡😡😡
vj'z tri
itu udah bawaan dari Sono nya mas gala kalau masalah per ileran 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
waduh ketawan ni rahasia gala 🫣🫣🫣🫣🫣
vj'z tri
laluuuu ...bersambung 🤣🤣🤣🤣😅😅😅🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
nyumput di belakang gandi salah tempat sasa 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 hayooo gala ada yang ngambek ,lu sih bukan nya langsung ngenalin ke jena 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
galaaaa nyindir akohhh kamu 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 plus sayur asam 🤤🤤😬
vj'z tri
modus lah Thor biar bisa lama2 liat Sasa 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
gak bisa tipu tipu papi Jen kamu gala ...papi Jen suhu nya 🤣🤣🤣🤣
Anyah aatma
duhhh satset ya bang
Azthar_ noor: gpp nyantei aja... tetap semangat ya
Anyah aatma: aku baru baca yg ini aja. ntar KLO dah selese nyicil baca, pindah ke yg lain😅
total 3 replies
Anyah aatma
dia nggak di saksikan org ngelakuinnya lgsg, udah kek yakin aja laporannya.
Anyah aatma
gue bacanya pke logat. suka bgt sama bahasa Sunda, kan ya?
Azthar_ noor: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/ wellcome sayang. ..🥰
total 1 replies
Anyah aatma
dugaan gue sama kek Sasa. wkwk
Anyah aatma
genderuwo kah? haha
rambut panjang trus laki.
Anyah aatma
Malaikat dong. Bisa2nya Sasa kepikir kesana. wkwk
Anyah aatma
ya Ibunya lah. Anda kan jahat pak.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!