NovelToon NovelToon
Gigoloku Bossku

Gigoloku Bossku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Suami Tak Berguna / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:60k
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

“Satu malam, satu kesalahan … tapi justru mengikat takdir yang tak bisa dihindari.”

Elena yang sakit hati akibat pengkhianat suaminya. Mencoba membalas dendam dengan mencari pelampiasan ke klub malam.

Dia menghabiskan waktu bersama pria yang dia anggap gigolo. Hanya untuk kesenangan dan dilupakan dalam satu malam.

Tapi bagaimana jadinya jika pria itu muncul lagi dalam hidup Elena bukan sebagai teman tidur tapi sebagai bos barunya di kantor. Dan yang lebih mengejutkan bagi Elena, ternyata Axel adalah sepupu dari suaminya Aldy.

Axel tahu betul siapa Elena dan malam yang telah mereka habiskan bersama. Elena yang ingin melupakan semua tak bisa menghindari pertemuan yang tak terduga ini.

Axel lalu berusaha menarik Elena dalam permainan yang lebih berbahaya, bukan hanya sekedar teman tidur berstatus gigolo.

Apakah Elena akan menerima permainan Axel sebagai media balas dendam pada suaminya ataukah akan ada harapan yang lain dalam hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Lima Belas

Suasana kamar hotel itu terasa terlalu sunyi. Hanya bunyi pendingin ruangan yang mendengung pelan, seolah ikut meresapi kegelisahan di dada Elena.

Ia duduk di tepi ranjang, menunduk, jemarinya saling meremas. Napasnya pendek-pendek. Jantungnya berdetak cepat, nyaris membuat dadanya sakit. Rasanya seakan ia sedang duduk di ruang interogasi, menunggu vonis.

Di belakangnya, Axel bergerak dengan tenang. Jasnya ia lepas dan gantung rapi di lemari. Lalu terdengar bunyi kancing kemeja dibuka satu per satu. Suara kecil itu justru terdengar sangat jelas di telinga Elena, membuat jantungnya berdetak makin cepat.

Ia menahan napas. Dan ketika ia tak sengaja menoleh, pandangannya bertabrakan dengan tubuh Axel yang sudah bertelanjang dada.

“Astaga!” seru Elena spontan, napasnya tercekat.

Axel menoleh, senyum kecil tersungging di sudut bibirnya. “Kenapa?” tanyanya santai. “Kamu bukan pertama kali lihat laki-laki tanpa baju kan?”

Elena buru-buru berdiri, menjauh beberapa langkah, seolah jarak bisa menenangkan debar jantungnya. “Kamu … jangan sembarangan gitu, dong.”

Axel berjalan mendekat, langkahnya santai tapi membuat Elena mundur tanpa sadar.

“Kamu kelihatan gugup,” ucapnya pelan, menatap Elena dengan mata yang tajam namun tenang.

“Aku nggak gugup,” sanggah Elena cepat. Tapi ia bisa merasakan suaranya sendiri bergetar. Dia tak tahu apa yang ada dalam pikirannya saat ini.

Axel berhenti hanya satu langkah di depannya. Bau sabun dan parfum dari tubuhnya tercium samar, menambah panas wajah Elena.

“Kamu bahkan gemetar,” gumam Axel, suaranya rendah. “Kamu takut … atau cuma pura-pura berani?”

"Aku tak takut ...," jawab Elena dengan suara hampir tak terdengar.

"Baguslah, bukankah malam itu kamu sangat berani dan agresif. Bahkan kamu yang meminta aku tetap melayani kamu dan menemani tidurmu hingga pagi."

"Sudahlah, jangan ingat itu lagi. Aku sudah katakan kalau itu hanya kesalahan!"

"Bagiku itu bukan kesalahan. Aku suka," jawab Axel.

"Kamu sengaja pesan kamar satu?" tanya Elena. Dia jadi curiga jika pria itu sengaja melakukan ini untuk mengulang malam panas mereka.

"Bisa ya, bisa tidak!" jawab Axel ambigu.

"Kamu ...." Elena tak tahu harus menjawab apa. Semakin dia berdebat, akan semakin membuat wajahnya merah karena malu.

Elena menelan ludah. Ada dorongan aneh di dadanya, campuran marah, takut, dan sesuatu yang tak ia kenal. Ia ingin mengatakan sesuatu, tapi lidahnya kelu.

Axel menghela napas, kemudian mundur selangkah. “Oke. Aku mandi dulu. Kamu bisa istirahat.”

Ia mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi, meninggalkan Elena berdiri terpaku.

Elena memejamkan mata, mengatur napas. “Apa-apaan ini …,” gumamnya pelan sambil duduk di ranjang.

Beberapa menit kemudian, Axel keluar dengan rambut basah. Ia hanya mengenakan kaos tipis yang menempel di tubuhnya. Elena buru-buru menunduk, pura-pura sibuk membuka koper.

“Kamar mandinya kosong,” kata Axel santai.

Elena mengangguk cepat, lalu membawa pakaian ganti dan masuk ke kamar mandi. Dia ingin segera membasahi tubuhnya untuk menghilangkan semua pikiran kotor di kepalanya.

Ia berdiri di depan cermin. Wajahnya merah. Napasnya belum teratur.

“Kenapa aku deg-degan begini …,” bisik Elena.

Ia mengalirkan air hangat ke wajahnya, berharap bisa menenangkan hati yang resah. Tapi bahkan setelah selesai mandi, debar itu tetap ada.

Saat ia keluar, Axel sedang duduk di kursi sambil mengecek ponselnya. Elena lalu duduk di tepi ranjang, membuka laptop, mencoba mengecek berkas-berkas kerja.

“Kamu nggak harus kerja terus,” kata Axel sambil menoleh. “Tidur saja. Besok kita rapat pagi-pagi.”

Elena menghela napas. “Aku belum bisa tidur.”

Axel bangkit, lalu duduk di sisi ranjang. Tatapannya lekat pada wajah Elena.

“Kamu kepikiran sesuatu?” tanya Axel perlahan.

Elena mengangkat bahu. “Mungkin.”

Axel bersandar sedikit, suaranya lebih lembut. “Lena … kamu nggak harus pura-pura kuat.”

Kata-kata itu seperti meruntuhkan tembok yang selama ini Elena bangun. Ia menunduk, matanya panas. Air mata jatuh begitu saja, tanpa ia bisa tahan.

Axel mengulurkan tangan, menyentuh bahunya perlahan. “Hei …”

Elena menutup wajah dengan tangan. Bahunya bergetar. “Aku capek … aku muak harus pura-pura nggak apa-apa.”

Axel menatapnya lama, kemudian menariknya ke pelukan.

Lengan kuat itu membungkus bahunya, hangat, menenangkan. Elena menenggelamkan wajahnya di dada Axel. Tangisnya pecah, suara isakannya memenuhi kamar.

Waktu terasa berhenti. Axel hanya duduk diam, membiarkan Elena menangis sampai habis.

Ketika tangisnya mereda, Elena masih bersandar di dadanya. Ia tahu seharusnya menjauh. Tapi tubuhnya terlalu lelah, dan pelukan itu terasa terlalu nyaman.

Axel meraih dagunya, membuatnya mendongak. Mata mereka bertemu.

“Lena,” bisik Axel.

Detik berikutnya, bibirnya menyentuh bibir Elena. Ciuman itu lembut, pelan, seperti menanyakan izin. Elena tertegun, seharusnya menolak, tapi ia tidak bisa.

Ciuman itu semakin dalam, semakin lama. Elena merasakan jantungnya berdebar kencang. Semua logika hilang.

Axel mendorong tubuh Elena perlahan hingga ia berbaring di ranjang. Cahaya lampu tidur yang temaram membuat wajah mereka terlihat begitu dekat, begitu nyata.

Tak ada kata-kata setelah itu. Hanya suara napas yang makin berat, detak jantung yang semakin kencang, dan kehangatan yang memenuhi kamar.

Malam itu, mereka kembali melintasi batas. Tapi kali ini tidak ada amarah. Hanya ada kebutuhan, rasa ingin dimengerti, dan luka yang mereka bagi bersama. Mereka juga melakukan dengan kesadaran penuh. Bukan karena mabuk.

Beberapa saat kemudian, Elena terbaring menatap langit-langit, selimut menutupi tubuhnya. Matanya berkaca-kaca. Hatinya terasa sesak.

Air mata kembali jatuh. Axel duduk di sisi ranjang, menatapnya dengan ekspresi sulit dibaca.

“Kamu menyesal?” tanya Axel dengan suara pelan.

Elena menutup wajah dengan tangan. “Iya …,” bisiknya. “Aku nggak seharusnya melakukan ini.” Dia memang tak mencintai pria itu lagi sejak tahu pengkhianatannya, tapi bagaimana pun mereka masih terikat pernikahan. Tak seharusnya dia melakukan ini dengan pria lain.

“Karena kamu sudah menikah?” tanya Axel tanpa ragu.

Elena membuka mata lebar-lebar. “Kamu tahu?”

Axel mengangguk perlahan. “Bukankah malam itu … waktu kamu salah paham dan mengira aku gigolo … kamu sempat bilang kamu punya suami?”

Elena menggigit bibir. Air mata jatuh lagi. “Iya … tapi kamu nggak tahu siapa suamiku.”

Axel bersandar di kepala ranjang, wajahnya tenang. “Siapa?” tanya Axel pura-pura tak tahu.

Elena menahan napas. “Kamu kenal dia,” bisiknya.

Axel menoleh, pura-pura terkejut. “Kenal?”

Elena mengangguk pelan. “Iya ….”

Axel mencondongkan tubuh, menatap Elena lekat-lekat. “Siapa suamimu, Lena?”

Elena menggenggam selimut erat-erat, jantungnya berdetak kencang. Matanya merah, wajahnya penuh rasa takut. Dia takut kalau Axel akan memecat mereka berdua.

1
Eka ELissa
🤣🤣Aldi kmu bkln mnyesl khilngan elen........mlhn milih ular 🐍🐍 kepala dua mcem Lisa 😄😄😄😄🤭
Eka ELissa
nah lohh....knak dehh.......🤣🤭
Ruwi Yah
makasih upnya mam
ken darsihk
Jadi perempuan harus pintar Elll jangan mau di injak 2 , jadi perempuan harus punya harga diri jangan seperti si Lisa borokokok yng hanya mengedepankan nafsuh birahi sajah 😡😡😡
ken darsihk
Nahhh khannn ketahuan dwehhh 😅😅
Teh Euis Tea
makasih mama reni udah dauble up
nur adam
lnjut
Reni
HRD mana tu HRD kasih sangsi dong udah bikin heboh
Apriyanti
lanjut thor up double 🙏
Apriyanti
knp gak di pecat aja lisa dan Aldi nya xel biar Lisa tau rasa
Fitria Syafei
Elena kereeen 👏🏻 mama terima kasih 🥰🥰
🌷Vnyjkb🌷
wesss biarin,, cm barang ini, bisa d bli lg , timbang km d mutil ntar d apart, biarin ellll,, iklaskan🤭
Felycia R. Fernandez: bagusnya sama Axel ya kk,ntar digebukin Aldi lagi
total 1 replies
Ilfa Yarni
good Elena ngapain jg bertahan dgn laki2 seperti itu sayangi dirimu sendiri
ElHi
kadang mau keluar dari hubungan toxic itu luarr biasa susahnya..apalagi kalo udah punya anak2. Beruntung kamu msh blm dikarunia anak Elena......kamu msh LBH leluasa menentukan hidupmu ke depan.
Ratih Tupperware Denpasar
tanks mam sdh double up hari ini.
Salim ah
waaah..kampret kaleyan ber2 ya Lisa Aldi dimanapun akan melakukan hal yg menjijikan 🙄😡
semoga elena kuat melihat perbuatan mereka ber2
Betty Sam
rasain Aldi..ketahuan kn
Ratih Tupperware Denpasar
nah sdh terciduk juga apa duo penghinat itu masih mau ngeles? rasain kamu aldi dpt wanita licik dan sadis..siap2 aja panggilan dari pengadilan agama dan kamu lisa mungkin selama ini kamu menduga perusahan ini mikik si aldi makqnyq kqmu sng locik dan sadis merebutnya dari sahabatmu setelah kamu tahu aldi hanya karyawan diaitu nyesell ga kamu? pastinya nyesellah secara aldi ga sekaya yg kamu kira
Ruwi Yah
tunggu apalagi elen semua bukti nyata udah ada ayo tangkap basah suami dan sahabat bejatmu itu
❤️Rizka Aulia ❤️
ayo lena bukti nya uda kuat km untuk bercerai sama Aldi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!