Namaku Amora, bagiku uang adalah segala-galanya. menjadi simpanan om-om dan mantan perempuan malam semuanya sudah ku lakoni hanya untuk mendapatkan uang dengan cara yang instan. Namun di balik itu ada masa lalu yang begitu kelam yang membentuk diriku menjadi seperti ini.
Suatu hari aku tersadar bahwa semua yang ku lakukan ini ternyata salah, dan aku mencoba keluar dari zona nyaman ku. Namun sayang nya semua tidak semudah yang ku bayangkan, sanggup kah aku menjalani kehidupan baruku kehidupan yang seperti roller coaster yang terkadang menjunggkir balikkan hidup ku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astry Yovani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mandi Bersama
Waktu pun terus berjalan, dan kini sudah pagi bahkan cahaya mentari sudah masuk ke dalam kamar itu melalui celah-celah gorden.
Amora yang terbangun dari tidurnya pun menggeliat, dan mencoba mengumpulkan kesadaran nya.
"Huh, akhirnya aku melakukan nya dengan pak Miko." Batin Amora saat kesadaran nya sudah terkumpul sepenuhnya dan melihat tubuh polos nya di bawah selimut.
"Tidak ku sangka milik pak Miko ternyata besar dan panjang."batin nya lagi sambil tersenyum mengingat permainan mereka tadi malam.
"Ternyata pak Miko sangat tampan ya." Batin Amora lagi setelah dia memperhatikan wajah tenang Miko yang masih nyenyak dengan tidur nya. Rambut gondrong Miko menutup sebagian wajah nya. Sehingga Amora menyelipkan nya di daun telinga Miko. Wajah mulus, hidung mancung, alis tebal terbentuk sempurna, serta bibir yang seksi membuat Amora benar-benar kagum dengan sang pemilik wajah. Tak hanya itu tepat di bawah mata sebelah kanan Miko terdapat tahi lalat kecil yang membuat wajah nya semakin manis dan Tampan.
"Kau sempurna, sungguh sempurna." Ucap Amora yang menatap Miko dengan sangat lekat.
Amora pun senyum-senyum sendiri mengingat semua kejadian yang pernah dia alami dengan Miko selama beberapa hari ini.
"Sebegitu kagum nya kau menatap wajah ku? Sampai lupa berkedip?" Tanya Miko dengan mata masih tertutup.
"Idih PD banget, siapa juga juga yang natap bapak" Alih Amora sambil memutar tubuhnya yang tadinya menghadap ke arah Miko langsung terlentang menghadap ke atas.
"Halah...ga usah malu-malu Amora." Ucap Miko yang menarik perut Amora agar mendekat kepada nya.
"Pak.. bangun yuk." Ucap Amora yang merasa sedikit gugup karena tubuhnya langsung menempel dengan tubuh Miko.
"Kau harus dapat hukuman pagi ini Amora."
"Lho salah saya apa pak?"
"Karna kamu telat membangun kan saya, eh salah karna kamu tidak membangun kan saya dan jadinya saya bangun sendiri." Ucap Miko yang baru mengingat tugas Amora dan kini dia sudah telat bangun.
"Umm itu pak, saya kasihan sama bapak kelihatan nya bapak kelelahan karna permainan tadi malam makanya saya tidak tega membangun kan bapak." Alasan Amora setelah melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 06:30 pagi.
"Alasan saja kamu, saya tidak mau tau pokoknya kamu harus di hukum." Kekeh Miko.
"Hukum aja terus pak, hukum saya ikhlas." Amora akhirnya mengalah.
"Iya iya lah, kan kamu juga menikmati hukuman kamu. Eh bahkan kamu sangat menikmati nya kan?" Goda Miko lagi.
"Apa tidak ada hukuman lain di rumah ini? Selain bermain di ranjang?" Tanya Amora.
"Ada banyak, tapi saya yakin kau tidak akan sanggup mengerjakan nya."tambah Miko.
"Ohh bapak sepele ya sama saya, siapa bilang saya tidak sanggup? Saya sanggup kok."tantang Amora.
"Baiklah kamu sapu dan pel semua lantai di rumah ini, bersih kan semua halaman nya dan kamu kuras kolam renang. Dan ingat semua nya harus selesai dalam satu hari dan jika tidak selesai maka hukuman kamu dowbel." Perintah Miko.
"Hah.. bapak bercanda?"
"Saya serius, apa pernah saya main-main dengan kata-kata saya?"
"Itu mah namanya bapak mau bunuh saya, yang benar saja rumah sebesar ini harus saya sapu dan pel. bahkan harus membersihkan halaman dan kolam? Hukuman macam apa itu?" Protes Amora lagi.
"Lho kan saya hanya menuruti kemauan kamu, katanya mau hukuman yang berbeda. Nah di kasih malah protes kamu maunya apa sih hah?" Tanya Miko balik.
"Ya iya, tapi bukan sebanyak itu juga hukuman nya pak." Jelas Amora lagi.
"Jadi sekarang kamu mau hukuman apa? Saya kasih kamu kesempatan buat memilih deh." Ucap Miko.
"Umm apa ya, kalau saya di tanya sih kalau boleh jangan di hukum pak." Jawab Amora sambil cengengesan.
"Enak aja kamu.." ucap Miko sambil menyentil dahi Amora.
"Awww..sakit pak." Protes Amora sambil memegangi dahinya.
"Yasudah kalau kamu tidak dapat memilih hukuman untuk mu. nanti malam permainan tadi harus kita lanjut lagi. Dan ya sekarang ayo kita mandi karna saya harus bekerja dan sarapan." Ucap Miko yang menyadari ini sudah siang dan sia sudah telat ke kantor bahkan dia tidak olahraga pagi ini.
"Yasudah silahkan bapak mandi dulu." Ucap Amora yang menahan selimut agar tetap menutupi tubuh polosnya.
"Kok jadi kamu yang ngatur saya? Kan saya yang jadi bos di sini."
"Lah terus saya yang lebih dulu mandi gitu? Kan bapak mau berangkat kerja yakali saya mandi lebih dulu." Tanya Amora balik.
"Memang saya bilang begitu? Kita mandi sama-sama." Jelas Miko.
"Oh tidak bisa, saya ikhlas kok bapak mandi lebih dulu. Silahkan pak waktu dan tempat di persilahkan." Ucap Amora sambil mengarahkan tangan nya ke pintu kamar mandi.
"Kok sekarang jadi kamu yang atur-atur saya? Dan ingat Amora semua perintah saya adalah kewajiban untuk kamu. Mau tidak mau kamu harus mengerjakan nya. Karna kalau tidak saya bisa berbuat yang lebih kejam bahkan yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya." Sambung Miko.
"Ancam trossss,,,, dasar tukang ngancam." Cletoh Amora.
"Oh kamu pikir saya mengancam, kamu mau bukti hah?
"Ehh tidak kok pak tidak yasudah yuk kita mandi kan bapak harus kerja dan sarapan hehehe."Amora langsung memegangi lengan Miko sambil cengengesan.
"Nah gitu dong nurut, kan tidak perlu kita berdebat." Ucap Miko.
"Heh ngapain kamu bawa selimut ke kamar mandi?" Tanya Miko saat Amora turun dari ranjang dan melilitkan selimut di tubuhnya.
"Ya malu lah pak, kalau saya jalan santai ke kamar mandi, mana tubuh polos begini dan daster saya sudah bapak robek noh." Jelas Amora sambil memutar bola matanya menunjuk daster nya yang sudah terobek tergeletak di lantai.
"Tau malu juga kamu?, Hahaha sudah lah Amora saya sudah melihat semuanya." Ledek Miko
"Tau malu juga kamu, maksud Lo ? Urat malu gue udah putus gitu?" Batin Amora yang mengejak Miko.
"Heh saya bisa baca pikiran kamu ya, hentikan pikiran jahat mu itu." Ucap Miko.
"Ya iya lah pak saya tahu malu, ah si bapak mah ribet masalah selimut aja di debatin. Yasudah yuk kita mandi abis itu sarapan lapar saya." Ucap Amora sambil berjalan ke kamar mandi dengan selimut terus melilit di tubuhnya.
"Amora..." Spontan Miko menarik selimut itu dari tubuh Amora sehingga selimut yang tidak di pegang erat itu pun terlepas.
"Ah pak.." spontan Amora menutup kedua daerah sensitif nya dengan tangan nya.
"Ah lebay kamu, nanti juga setiap hari bakal seperti ini kok." Ucap Miko sambil menjatuhkan selimut di lantai dan segera mengambil dua handuk dari lemari.
"Yasudah yuk mandi, kamu benar-benar telah membuang waktu saya yang sangat berharga." Ajak Miko yang berjalan menuju kamar mandi.
"Hah ga salah? Dia ga sih yang sedari tadi ribet sendiri." Batin Amora dengan tatapan heran.
"Ayo cepat, ngapain masih berdiri di sana."ajak Miko saat Amora diam mematung di depan pintu kamar mandi.
Akhirnya Amora diam saja dan masuk ke dalam kamar mandi, dan mau tidak mau mereka berdua pun mandi bersama. Walau pun ini bukan pengalaman pertama bagi keduanya namun ini first time mereka berdua mandi bersama.
ngaku dah nikah aja kamu malu Ayu, mana orang tahu klo Ravi itu suami mu, taunya Ravi bos single ganteng lagi...