Oh Yes My Hot Uncle

Hmmpp"

Vio tidak paham dengan semua keadaan, tapi tidak tahu kenapa dia begitu terhanyut dengan perlakuan lembut Edo.

Dia pasrah karena begitu tergila-gila pada uncle nya, bahkan dia tidak bisa menghentikan detak jantung nya yang terus berdetak sejak tadi.

Tautan bibir itu kembali semakin memanas, bahkan Edo meminta Vio membalas luma..Tan nya.

"Open sayang, balas dan bergerak bersama"

Bisik Edo pelan, begitu penuh gairah dan menggoda.

Dan Vio menuruti seluruh ucapan Edo.

Ciuman itu terus membakar mereka, bahkan Edo memasukkan lidahnya hingga begitu dalam, mengajak Vio membelit lidah mereka dengan begitu sempurna.

Bahkan saat kedua tangan Edo terlepas dari genggaman nya menahan tangan Vio, gadis itu malah semakin terhanyut, membiarkan seluruh tubuhnya mengikuti permainan Edo secara spontan, tangannya menyentuh wajah Edo dan Vio terus menikmati seluruh hasrat nya yang ikut membuncah bersama.

Begitu lama ciuman itu berlangsung hingga rasanya Vio mulai kehilangan nafasnya.

Dan Vio berusaha untuk menarik nafasnya dengan rakus ketika Edo melepaskan ciumannya, laki-laki itu masuk ke ceruk lehernya sambil terus bergerak menyapu ke seluruh tempat yang ada, bahkan makin lama makin turun ke bawah sana Secara perlahan.

Edo jelas kehilangan akal warasnya, dia tidak lagi bisa mengontrol dirinya, perasaan menggebu-gebu diiringi pengaruh alkohol yang menerjang membuat dia lupa siapa gadis yang ada di hadapannya.

Ingin sekali Vio menghindari edo, tapi antara tubuh dan isi kepala nya jelas tidak mau bekerja sama sama dengan baik.

Dikala kepala nya ingin berkata jangan, tapi reaksi tubuh nya terus berkata teruskan lah.

Edo terus menyesap kedua belah dada ranum itu, bahkan tangan nya dengan begitu lincah melepaskan seluruh penutup tubuh Vio hingga ke dirinya sembari lidah dan mulut nya terus menyapu ariola dan menyesap niple nya.

Edo menggila, yah laki-laki itu menggila, dan secara perlahan tangan kanan Edo dengan cekatan meraup dada ranum itu secara bergantian.

Vio jelas tumbuh dewasa dengan sempurna, meskipun belum 17 tahun tapi tubuhnya jelas bukan seperti tubuh anak kecil seusianya, Vio benar-benar bertransformasi sempurna.

Saat lidah dan bibir itu mulai turun menyapu kebawah sana, secara perlahan laki-laki itu bergerak terus turun kebawah, menyapu perut, pusat hingga ke titik bawah sana.

Mengelus lembut dengan tangan nya terlebih dahulu benda indah yang bisa membuat laki-laki manapun menggila, masih di tutupi kain tipis pelindung nya, Edo mulai menggesek Jemari nya disana beberapa kali.

Seketika Vio menggenggam erat spray disisi kiri dan kanannya saat sang uncle telah turun kebawah sana, bahkan tanpa dia sadari laki-laki itu mulai melepaskan penutup terakhir nya.

Dan gejolak aneh dimulai saat lidah sang uncle tiba-tiba melesat masuk kesana dengan serangan yang begitu tiba-tiba.

"Akhhhh"

Vio jelas mencoba menahan pekikan nya, tapi dia jelas tidak bisa, suara memalukan itu benar-benar memenuhi ruangan kamar tersebut, menciptakan rasa panas membara yang begitu luar biasa.

Semakin Vio mencoba menahan suaranya semakin Edo menggila dibawah sana, bahkan sang uncle tanpa malu-malu menyesap kuat-kuat miliknya.

"Uncle... please... No"

Teriak Vio sambil berusaha meraih apa pun yang ada di sekitar nya, hingga akhirnya jemari-jemari indah Vio merain rambut Edo, mencoba meremas rambut itu berkali-kali.

Vio mencoba menutupi bagian bawahnya, menjepit kepala uncle nya, tapi Edo jelas lebih lincah, dia menahan kedua paha itu agar tidak bergerak kemana-mana.

Vio menggila, dia berkali-kali menggesek kan di tubuhnya, dia mencoba untuk lari tapi Edo menahan dengan cepat pinggang nya dengan kedua tangan Edo.

Lidah itu semakin bergerak lincah hingga akhirnya sesuatu yang hangat tiba-tiba tumpah begitu saja

"Kamu basah, sayang"

Edo bicara sambil naik ke atas tubuhnya, menautkan kembali bibir mereka.

"Ini nama nya or..gasme"

Bisik nya lagi.

Vio ingin protes dan bicara tapi lagi-lagi Edo membungkam mulut nya.

"Nggg"

Dan tanpa Vio sadari jika di bawah sana, milik Edo sudah mulai bergerak menggesek Mili Vio Secara perlahan, sang ular keket tengah mencoba mencari sarang terbaik nya.

Saat gesekan terjadi, Vio masih merasa menggila, otaknya semakin tidak bisa berfikir secara logis, rasa nikmat dan geli mendominasi, bahkan rasanya gelanyar aneh bak kupu-kupu indah terus berterbangan didalam dirinya.

Namun saat benda besar itu mulai menyeruak masuk ke dalam milik nya, seketika Vio tersentak kaget, seketika Vio berteriak karena rasa sakit yang mendominasi, belum benar-benar masuk tapi bisa membuat Vio kehilangan kendali atas dirinya.

Edo seketika Sadar saat mendengar teriakkan Vio yang memenuhi gendang telinga nya.

"Uncle... sakit"

Vio merengek, mulai menangis karena rasa perih dan sakit yang mendominasi, air matanya tumpah seketika, rasa nikmat tadi berubah menjadi sesuatu yang benar-benar menyakiti dirinya dibawah sana.

"Sayang?"

Edo seketika Sadar dari seluruh perbuatan nya m, dia mengintip kebawah.

Oh shi..t

Belum terbenam sempurna, tapi dia bisa merasakan jika dia mulai menembus lapisan pelindung gadis itu secara perlahan.

"Uncle...."

Antara ingin menyelesaikan hasrat gilanya tapi begitu terbebani saat sadar siapa yang menjadi lawan nya, namun dia tidak bisa mundur lagi juga karena mereka telah melewati garis batasannya, Edo jelas telah merusak masa depan keponakan nya.

Dan Edo benar-benar berada di antara garis kebimbangan luar biasa.

"Uncle, sakit..."

Vio secepat kilat menggenggam erat lengan Edo, gadis itu Secara perlahan memeluk Edo, mencoba menahan semua rasa pedih dan sakit yang mendominasi.

Dan Edo jelas sudah tidak bisa mundur lagi, dia tahu dia telah melewati lapisan pelindung nya secara perlahan, ditambah lagi Melihat tidak ada perlawanan atau penolakan dari Vio, Edo tidak lagi menggunakan akal warasnya, laki-laki itu berbisik pelan di balik Telinga Vio.

"Ini memang sakit pada awalnya, tapi semua akan nikmat setelah nya"

Oh god, setan memang selalu bisa mempengaruhi siapapun di sekitar nya.

Setelah berkata begitu, Edo mencium lembut kening vio, laki-laki itu kembali bergerak secara perlahan menyempurnakan gerakan nya.

Vio menatap bola mata Edo begitu dalam sambil mencoba menahan rasa sakit di bawah sana, secepat kilat Edo menautkan Kembali bibir mereka, menciptakan kembali rasa nyaman dan nikmat untuk Vio agar tidak merasakan perasaan sakit yang berlebihan.

Dan dalam sekali hentakan laki-laki itu benar-benar menenggelamkan sang ular keket ke dalam sarangnya.

"Akhhhh"

Seketika Vio berteriak melepaskan ciuman nya dari bibir Edo, air mata Vio tumpah tidak terbendung lagi, gadis kecil itu menggigit cepat bahu Edo sambil menggenggam erat punggung sang uncle tanpa basa-basi.

Dan edo sadar, sesuatu yang berharga itu telah di ambil oleh dirinya begitu saja, rasa hangat mengalir dibawah sana.

Berdosa kah?

Realita nya mereka memang tidak memiliki hubungan darah sama sekali, Mommy vio merupakan anak angkat yang di ambil Daddy dan Mommy nya di panti asuhan di waktu Mommy vio masih kecil dan jika ditelusuri hubungan ini jelas bukan hubungan terlarang, tapi yang akan menjadi persoalan pelik nantinya adalah, jelas-jelas ini merupakan hubungan gila yang seharusnya memang tidak boleh terjadi.

Meskipun Mommy vio bukan putri kandung Mommy Dan Daddy Edo, bukan juga kakak kandung Edo, tapi tetap saja hubungan yang dibangun sejak kecil merupakan hubungan keluarga yang begitu kental, dia fikir dia benar-benar sudah gila karena sudah berani meniduri keponakan nya sendiri.

Edo membiarkan Vio terbiasa dengan keadaan lebih dulu, dia menghapus air mata Vio secara perlahan, meskipun masih tersisa pengaruh alkohol yang dia minum tadi, tapi kali ini Edo jelas jauh lebih sadar dengan tindakan nya, dia berusaha bergerak selembut mungkin agar tidak terlalu menyakiti Vio, meskipun mustahil terjadi tapi Edo tetap berusaha untuk membuat Vio menerima miliknya tanpa harus merasa begitu tersiksa.

Pada akhirnya saat Edo merasa Vio telah terbiasa, secara perlahan laki-laki itu mulai bergerak memompanya, bergerak dengan lembut dan menciptakan gelombang baru di dalam diri sang keponakan.

"Akhhhh"

Vio mulai terbiasanya dengan keadaan, dia mengeluarkan suara rengekan kecilnya hingga memancing Edo untuk bergerak semakin gencar dan sempurna.

Hingga akhirnya laki-laki itu terus bergerak sempurna, dibawah sana terus memompa dengan gerakan penuh cinta dan di atas sana terus saling bertaut bibir dengan semoga.

Nuansa panas membara malam ini menjadi saksi bisu hubungan terlarang yang luar biasa, di antara rasa dingin oleh sapuan AC dan rasa panas karena keringat serta rasa cinta yang terus membuncah menguap bersama hubungan panas yang begitu mendalam.

Edo begitu pandai membawa Vio terbang melintasi waktu, memompa nya dan terus mendayung sempurna melewati lautan khatulistiwa, bahkan berkali-kali Vio mengeluarkan suara-suara indah, desa..gan serta rengekan manja nya berkali-kali pula Edo membawa Vio dalam kegilaan nya.

"Uncle..."

Dan Vio jelas akan sampai pada puncaknya, Edo secepat kilat meraih tangan Vio, menggenggam erat telapak tangan itu dan membiarkan Vio melepaskan puncak hasratnya.

Sepersekian detik kemudian vio benar-benar sampai pada pelepasan nya, hingga akhirnya Edo terus memompa dan ikut melepas kan puncak pelepasan nya.

"Ohhhh sayang"

Edo mengerang nikmat dibakik telinga Vio, membenamkan wajahnya di ceruk leher sang keponakan dan tanpa Edo Sadari, dimulai dari hari ini sang keponakan akan terus menjadi candu paling mematikan untuk dirinya hingga akhir hayatnya.