NovelToon NovelToon
KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Senjaku02

____________________________
"Dar-Darian?" suaranya pelan dan nyaris tak terdengar.
"Iya, akhirnya aku bisa membalas kejahatan mu pada Nafisha, ini adalah balasan yang pantas," ucap Darian Kanny Parker.
"Kenapa?" tanyanya serak dengan wajah penuh luka.
"Kau tak pantas hidup Cassia, karena kau adalah wanita pembawa masalah untuk Nafisha," ujarnya dengan senyum sinis.
Cassia Itzel Gray, menatap sendu tunangannya itu. Dia tak pernah menyangka akan berakhir di tangan pria yang begitu dirinya cintai. Di detik-detik terakhir. Cassia masih mendengar hal menyakitkan lainnya yang membuat Cassia marah dan dendam.
"Keluarga Gray hancur karena kesalahan mu, Cassia! Aku lah yang membuat Gray bangkrut dan membuat kedua orang tuamu pergi, jadi selamat menemui mereka, Cassia! Ini balasan setimpal untuk setiap tetes air mata Nafisha," bisik Darian dengan senyum menyeringai!

DEG!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjaku02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

 "Mi, Pi, aku temuin Kakak dulu, ya!" pamitnya, dia bangun setelah mendapatkan izin. Langkah Cassia membawa dia meninggalkan ruang makan dimana kedua orang tuanya masih saja menatap kepergiannya dalam diam seolah semua hal rumit berkecamuk di dalam pikiran kedua paruh baya itu. 

  "Pi, apa ada sesuatu?" Margaretha bertanya pada sang suami. Dengan pandangan masih fokus pada punggung mungil yang menghilang dari balik pintu. 

  "Kita berdoa saja semoga semuanya baik-baik saja!" kata Thomas, dia menenangkan sang Istri walaupun sebenarnya dia sendiri tampak khawatir melihat bagaimana tak akurnya kedua anaknya itu.

  Cassia tiba di rumah kaca yang berada tepat di samping rumah mewah Gray, gadis cantik berambut Drak Brown dengan netra Hazel itu memandang sang Kakak yang berdiri membelakanginya. 

  "Kak, apa yang mau kamu bicarakan?" Cassia bertanya saat dia tiba di dekat Vladimir. 

 Vladimir berbalik, dia memandang Cassia rumit, seolah banyak pertanyaan yang ingin dirinya ajukan. Namun, setiap kata yang ingin dia ucapkan terasa berat dan menyakitkan. 

  "Kak, ada apa sebenarnya?" Cassia memandang Vladimir yang masih saja diam. 

  "Boleh aku bertanya, Cassia?" akhirnya setelah lama terdiam dan membuat keheningan yang mencekam. Vladimir membuka suara. 

  "Iya, tanyakan saja!" angguk Cassia, dia merasa pertanyaan ini mungkin ada hubungannya dengan permintaannya atas pembatalan pertunangannya dengan Darian. 

  Vladimir menarik napas pelan, dia menyentuh pundak Cassia dan itu membuat Cassia merasa aneh, apalagi remasan pelan pada pundaknya dari tangan besar Vladimir membuat Cassia merasa tak nyaman. 

  "Apa?" kembali, suara Cassia terdengar. 

  "Bisa katakan kenapa kamu ingin membatalkan pertunangan itu?" Vladimir bertanya dengan Hati-hati. 

  "Memang kenapa? Bukankah Kakak tidak suka melihat aku bertunangan dengan Darian? Lalu kenapa sekarang bertanya alasanku?" Cassia menatap sang Kakak dengan tatapan rumit. 

  "Kakak memang tak suka kamu seperti wanita murahan yang mengejar pria seperti itu." ucapan itu terasa seperti Duri untuk Cassia. 

  "Jadi menurut Kakak aku seperti wanita murahan?" Cassia menaikan sebelah alisnya dengan wajah penuh tuntutan. 

  "Jika tidak? Wanita baik-baik tidak akan meminta pernikahan lebih dulu pada pria mana pun, Cassia!" jelas Vladimir. 

  "Aku tahu, makanya aku ingin membatalkan pertunangan itu dan melupakan semuanya!" ungkap Cassia, dia tak mungkin mengatakan alasan yang sebenarnya tentang kelahirannya kembali dari masa depan ke masa lalu. Dirinya tak ingin Vladimir dan seluruh anggota keluarganya terlibat dalam permainan takdir ini.

  "Kamu yakin hanya itu alasannya?" Vladimir begitu tak percaya. Wajahnya menunjukkan itu dan Cassia hanya bisa menghela napas pelan.

  "Lalu apa lagi? Kak, jangan memancing pertanyaan yang membuat semuanya kacau. Aku hanya ingin ketenangan makanya aku memutuskan melepaskan Darian," ungkap Cassia, hanya itu alasan yang bisa dirinya katakan sekarang. 

  Vladimir masih saja menatap Cassia dengan mata memicing penuh kecurigaan dan itu membuat Cassia agak takut juga cemas. 

  Saat Vladimir akan kembali membuka bibirnya untuk melontarkan pertanyaan lain. Dering ponsel di saku celananya menghentikannya. Dan itu membuat Cassia menghela napas lega. 

  "Aku akan angkat telpon!" kata Darian. 

  Cassia mengangguk, dia berlalu dari sana meninggalkan Vladimir yang sedang bicara di telpon dengan seseorang. 

  Cassia memutuskan untuk kembali ke dalam kamarnya sebab ia lupa jika memiliki tugas dari Miss Cristin dan jika sampai dia tak mengerjakan tugas itu. Dia bisa saja mendapatkan hukuman mengerikan dari guru tegas itu. 

...****************...

Sedangkan di sisi lain. 

  Dax sedang duduk di tepi jendela markas besar Black Libra. Pria itu menatap bulan yang malam ini bersinar terang di tengah gelapnya malam yang pekat. 

  "Itu Dax sedang apa?" Giovano yang baru saja tiba melihat Dax melamun dengan tatapan yang begitu fokus pada satu titik yang tak terlihat. 

  "Entah," Russel mengedikkan bahunya sebagai jawaban. 

  Russel berlalu dia memilih untuk duduk di sofa dan mengambil ponselnya untuk bermain game di tengah keheningan yang terasa dingin. 

  "Sel," panggil Giovano. 

  "Heem?" jawab Russel dengan deheman. 

  "Ayo main game bersama kita tanding!" ajak Giovano. 

  Russel hanya mengangguk dia membuka aplikasi game di ponselnya dan bersiap untuk tanding dengan Giovano. Keduanya begitu sibuk hingga tidak merasakan kedatangan Morgan. 

  Morgan tak mempedulikan keduanya yng sibuk, dia justru mendekat pada Dax yang tampak tak terganggu dengan suara-suara bising dari kedua sahabatnya itu. 

  "Apa ini karena Cassia lagi?" suara Morgan membuat Dax menoleh cepat. 

  Dax tak menjawab dan malah kembali memalingkan wajahnya untuk memandang Bulan yang tampak cerah juga indah seperti sinar seseorang yang menyinari kehidupan gelapnya. 

  "Dia akan memutuskan pertunangan dengan Darian, apa kamu akan mengejarnya?" Morgan masih saja sibuk mengulik informasi. 

  "Belum memikirkan," jawab Dax ambigu. 

  "Belum memikirkan? Apa mau menghilangkan kesempatan ini lagi?"

  Dax menoleh, dia turun dari tepi jendela dan sekarang saling berhadapan dengan Morgan yang memandang dia dengan wajah penasaran. 

  "Kesempatan itu akan selalu ada, tapi untuk kali ini bukan kesempatan," ucapan Dax terhenti dan senyum itu penuh misteri, hingga membuat Morgan semakin penasaran.

  "Dax, jangan membuat teka-teki!" Morgan memberikan peringatan. Sedangkan Dax malah berlalu tanpa melanjutkan ucapannya dan itu membuat Morgan mengumpat kesal. 

  "Dax, jelaskan dulu!" seru Morgan dengan keras hingga membuat Russel juga Giovano menoleh cepat. 

  "Ada apa, Gan?" tanya Giovano. 

  Morgan tak menjawab, dia justru segera pergi ke dapur untuk mengambil minum karena bicara dengan Dax membuat ia haus, sebab sifat dan ekpresi Dax seperti gurun yang kering juga tandus. Terkadang malah dingin dan tak tertebak. 

  "Mereka kenapa sih, Sel?" tanya Giovano penasaran. Menggaruk kepalanya bingung. 

  "Tanyakan saja jika kamu mau!" jawab Russel agak sinis. Dan itu membuat Giovano mencibir kesal. 

...****************...

  Di rumah megah keluarga Parker, semua anggota berkumpul mengelilingi meja makan penuh dengan hidangan lezat yang menggoda selera. 

  Di kursi kebesaran, Noah Black Parker duduk tegap, wajahnya memancarkan wibawa dan ketegasan yang tak tergoyahkan. Angela Vivian Parker, istrinya, duduk di sebelah kanan dengan senyum tipis yang menyembunyikan gelora dalam hatinya.

  Di sisi kiri, Darian Kanny Parker, putra mereka, menatap ayahnya dengan campuran kekaguman dan keraguan yang tak bisa ia sembunyikan. 

  Makan malam itu bukan sekedar rutinitas; itu adalah medan pertarungan diam yang dipenuhi ketegangan tak terucap, di mana setiap tatapan dan gerak tubuh menyimpan misteri dan rahasia yang siap meledak kapan saja.

  Keheningan pekat menyelimuti meja makan usai santap malam mereka, seperti beban yang tak tertahankan menekan ruang itu. Tiba-tiba, suara berat sang kepala keluarga mengoyak keheningan malam. 

  "Darian, ikut kami ke ruang pribadi. Ada hal serius yang harus segera kita bicarakan," ucapnya tegas, tanpa memberi ruang untuk bantahan.

  Darian menatap ayahnya dengan sebelah alis terangkat, sorot matanya bercampur antara kebingungan dan waspada. Namun, ia mengangguk pelan, menyanggupi. "Baik, Ayah." 

1
Senjaku02
besok lagi ya. mau kontrak dulu🤣🤣🤣
Yuyun Suprapti
crazy up dong kk
riani
lagi kak lagi
Gedang Raja
lanjut ke bab selanjutnya ya Thor hehehe semangat untuk terus berkarya 💪💪🤭👍👍
yeqi_378
Saya jadi penasaran dengan karakter-karakternya. Semangat yah, thor!
Senjaku02: siap. terimakasih ☺️
total 1 replies
Phoenix Ikki
Camilan plus cerita ini, combo pas banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!