NovelToon NovelToon
Sandiwara Cinta Sang Presma (Presiden Mahasiswa)

Sandiwara Cinta Sang Presma (Presiden Mahasiswa)

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cinta setelah menikah / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: ayuwidia

Dilarang memplagiat karya!

"Pernikahan kontrak yang akan kita jalani mencakup batasan dan durasi. Nggak ada cinta, nggak ada tuntutan di luar kontrak yang nanti kita sepakati. Lo setuju, Aluna?"

"Ya. Aku setuju, Kak Ryu."

"Bersiaplah menjadi Nyonya Mahesa. Besok pagi, Lo siapin semua dokumen. Satu minggu lagi kita menikah."

Aluna merasa teramat hancur ketika mendapati pria yang dicinta berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.

Tak hanya meninggalkan luka, pengkhianatan itu juga menjatuhkan harga diri Aluna di mata keluarga besarnya.

Tepat di puncak keterpurukannya, tawaran gila datang dari sosok yang disegani di kampus, Ryuga Mahesa--Sang Presiden Mahasiswa.

Ryuga menawarkan pernikahan mendadak--perjanjian kontrak dengan tujuan yang tidak diketahui pasti oleh Aluna.

Aluna yang terdesak untuk menyelamatkan harga diri serta kehormatan keluarganya, terpaksa menerima tawaran itu dan bersedia memainkan sandiwara cinta bersama Ryuga dengan menyandang gelar Istri Presiden Mahasiswa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 3 Amarah Xavier

Happy reading

Senja telah berganti malam. Namun Aluna belum pulang ke rumah.

Sebagai seorang kakak, jelas saja Xavier merasa khawatir.

Berulang kali Ketua Geng Bima Sakti itu mengirim chat dan menelepon nomor ponsel adik bungsunya. Namun nihil. Ponsel milik Aluna tidak aktif.

Bukan hanya menghubungi ponsel Aluna, Xavier juga menghubungi ponsel Baskara dan Tifany--dua orang yang sering bersama Aluna.

Ponsel mereka aktif. Namun tidak satu pun chat yang dibalas. Bahkan, mereka berdua juga 'seolah' sengaja mengabaikan panggilan telepon.

Xavier menyugar rambut dan tampak frustasi.

Terbesit keinginan untuk menyusul Aluna ke butik milik Tifany, karena kemungkinan ... adik bungsunya masih berada di tempat itu. Sesuai lokasi terakhir yang tadi di-share melalui aplikasi berlogo hijau.

Xavier melajukan sepeda motor ZX-25R warna biru metalik dengan kecepatan tinggi.

Kuda besi yang ditungganginya itu melesat, membelah kepadatan kota--menuju Tifany Boutique.

Close.

Tulisan yang tertera di pintu kaca.

Meski tertera tulisan 'close' yang berarti tutup, pintu butik tidak terkunci, sehingga memudahkan Xavier untuk masuk ke dalam--demi mencari keberadaan adik terkasih.

Senyap dan sedikit gelap.

Lampu di lantai dasar sudah padam. Namun, lampu di lantai dua masih menyala.

Tanpa berpikir panjang, Xavier membawa ayunan kaki--menaiki anak tangga.

Terdengar suara nada merdu dan tawa kecil, yang menuntunnya untuk memelankan langkah.

Speechless.

Pemandangan 'menjijikan' yang tersuguh membuat Xavier terkejut dan sejenak bergeming. Selanjutnya tergantikan oleh amarah.

"Bajing***!!!" umpatnya.

Tangan terkepal kuat. Sepasang mata memerah--terbingkai api amarah.

Suara Xavier menggelegar, mengalihkan perhatian dua insan yang sedang menyatukan cinta di atas sofa.

Baskara dan Tifany terkesiap.

Ritual yang sedang mereka lakukan pun seketika terhenti.

"Kak, ma-maaf. A-aku --" Baskara terbata.

Dada Xavier kembang kempis. Ia luapkan amarah yang meraja dengan melayangkan tinju--tepat mengenai wajah Baskara, pria yang digadang-gadang akan menjadi suami Aluna.

Darah mengalir dari hidung Baskara, hingga membuat Tifany memekik.

Lagi, Xavier melayangkan tinju.

Kalap.

Sebagai seorang kakak, ia tidak rela jika ketulusan cinta adiknya dibalas dengan pengkhianatan yang keji dan menjijikan.

"Kak Vier, sudah! Tolong, jangan sakiti Baskara lagi dan bantu kami. I-itunya Baskara nggak bisa lepas," pinta Tifany sembari menutupi tubuhnya dengan pakaian yang sudah robek karena keganasan tangan Baskara tadi.

Xavier berdecih. Ia tidak sudi membantu dua insan yang terjebak dalam keadaan memalukan.

Pe-nis captivus. Istilah medis untuk kondisi gan-cet.

"Kak, tolong kami. Please. Kami janji, nggak akan lagi berbuat seperti ini." Baskara turut meminta dan memasang raut wajah mengiba.

Xavier menghembus napas kasar, lantas mengambil ponsel yang tersimpan di saku kemeja dan segera menghubungi seseorang yang diyakini bisa membantu.

Meski amarah masih memenuhi rongga dada, rasa tak tega menuntunnya untuk mengabulkan permintaan Baskara dan Tifany--dua makhluk paling menjijikan baginya.

"Do, buruan susul gue ke butik Tifany. Ada dua buaya buntung yang lagi butuhin lo."

Rupanya, Xavier menghubungi Edo--Wakil Jendral Geng Bima Sakti yang gemar jajan ayam kampus.

"Ck, gue lagi mo ngamar sama Aurel. Nanti aja --"

"Buruan ke sini, kalau nggak ... gue sunat pusaka lo!"

Ancaman yang dilontarkan oleh Xavier sukses membuat Edo merasa ngeri dan bergegas mengamini.

Lima belas menit, waktu yang dibutuhkan oleh Edo untuk sampai di Tifany Boutique.

"Buaya buntungnya mana, Bro?" Pertanyaan itu terlontar dari bibir Edo begitu tiba di hadapan Xavier.

"Tuh!" Xavier menunjuk dua makhluk yang masih tumpang tindih di atas sofa dengan gerakan dagu.

"Woah ...." Bukannya merasa kasihan atau berempati, Edo malah tergelak sekaligus terhibur ketika melihat pemandangan yang tersaji.

"Perlu diabadikan ini mah."

Tanpa aba-aba, Edo langsung mengabadikan dengan kamera ponsel.

Refleks, Tifany menutup wajahnya dengan kedua tangan sembari melontarkan umpatan dan mengabsen semua penghuni kebun binatang.

"Please, jangan sebar foto kami, Kak. A-aku malu." Baskara memohon dan menunduk dalam. Ia teramat malu karena tubuh polosnya terekspose.

"Nggak janji." Bukan Edo yang menyahut, melainkan Xavier.

"Mulai detik ini, gue nggak bakal ngijinin lo deket sama Aluna. Apalagi ngebiarin kalian nikah. Gue nggak rela, adik gue cuma dapet sampah busuk kaya' lo!"

"Ta-tapi, Kak ... undangan pernikahan kami sudah tersebar --"

"Gue nggak peduli!"

"Papa Kak Xavier pasti malu ka-kalau Aluna gagal nikah se-seperti Kak Karina --" Baskara berusaha merayu. Bukannya luluh, Xavier malah murka.

"Diem lo! Gue bakal cari pengantin pengganti buat Aluna. Gue pastiin, Aluna nggak bakal gagal nikah." Xavier meninggikan intonasi suara. Rahangnya mengeras. Tangannya pun kembali terkepal kuat. Amarah kian meluap dan inginkan pelampiasan. Namun Xavier berusaha menahan, karena wajah Baskara sudah dipenuhi luka memar dan darah.

Jika pukulan kembali dilayangkan, bisa jadi makhluk menjijikan itu akan pingsan. Bahkan mungkin, berpindah alam.

"Pastinya, lo nunjuk gue buat gantiin si kutu kupret entu kan, Bro? Biar gue bisa jadi adik ipar lo." Edo menimpali ucapan Xavier dengan logat khas. Santai, penuh percaya diri, dan terselip candaan.

Satu tempelengan mendarat cantik di kepala Edo, sebagai hadiah dari Xavier.

"Gue nggak bakal nunjuk cowo me-sum kaya' lo buat jadi pengantin pengganti. Kasian adik gue kalau dapet Casanova."

"Ck, terus siapa? Pak Hamdan--dosen Sasing yang pernah ngirim bunga dan surat cinta buat Aluna."

Xavier mengendikkan bahu. "Gue juga nggak bakal nunjuk dia. Terlalu tua buat Aluna dan ... kuper," ujarnya.

"Jangan-jangan yang lo tunjuk ... Si Ketua BEM, mantan Ketua Geng Brawijaya --"

Lagi, tempelengan mendarat cantik di kepala Edo. Kali ini lebih keras dan membuat Sang Casanova meringis.

"What the fuck?! Buruan lo bantuin dua makhluk gan-cet entu, terus ikut gue nyari Aluna." Makian sekaligus titah yang tak kuasa dibantah.

Edo menghela napas, lalu berjalan mendekat ke arah sepasang kekasih yang masih berada di posisi semula.

Pegal sekaligus linu. Itu yang dirasakan oleh Baskara. Besar keinginannya untuk segera terlepas dari posisi yang menyiksa.

"Lo berdua nggak usah tegang. Rileks aja!" tutur Edo--mulai memberi instruksi.

"Hirup udara dalam-dalam, lalu hembusin perlahan. Tenangin pikiran dan jangan bayangin sesuatu yang bikin lo pada pingin entu lagi. Paham kan maksud gue?"

Baskara dan Tifany mengangguk samar, lalu melakukan semua instruksi yang disampaikan oleh Edo.

Berhasil!!!!

Hembusan napas lega keluar dari indra penciuman begitu pusaka milik Baskara tercabut dari sela-put marwah milik Tifany.

Setelah mengucap kata 'terimakasih', Baskara bergegas mengenakan celana dan kemeja untuk membalut tubuhnya. Sementara Tifany, tetap bertahan di posisi sama. Menutupi dua harta terindahnya dan bagian marwah dengan pakaian yang sudah robek.

Sungguh, hari ini adalah hari yang paling memalukan baginya. Sekaligus hari tersial.

Bukannya introspeksi diri, Tifany malah menyalahkan dan mengumpat Aluna.

Wanita minim akhlak itu juga melayangkan sumpah serapah yang hanya tercetus di dalam benak.

Aku nggak bakal maafin kamu, Aluna! Lihat saja, aku bakal bikin hidupmu lebih hancur !!!

.

.

Seusai makan malam, Ayu membawa Aluna ke balkon. Di sana, mereka duduk bersisian di atas bangku kayu sambil menatap hamparan langit malam.

Terbayang rupa Sang Rembulan yang saat ini tertutup mendung.

Bentuk benda langit itu nampak indah, jika terlihat. Namun sayang, sulit untuk digapai. Seperti impian yang sudah tiga tahun terangkai.

"Kak, kenapa sesuatu yang indah itu sulit digapai?" Aluna memecah hening dan menghela napas dalam. Hempas buncahan rasa yang kembali hadir menyesakkan dada.

"Karena jika mudah digapai, kita nggak bakal bisa mencecap manisnya proses berjuang dan lupa bersyukur," tutur Ayu--menjawab tanya.

"Satu hal yang mesti kita tanamkan dalam hati ... indah menurut kita, belum tentu indah di mata Sang Maha Cinta," lanjutnya diiringi lengkungan bibir.

Aluna terdiam, lalu menunduk. Menelaah dan meresapi rangkaian kata yang terucap dari bibir Ayu.

Teringat olehnya firman Sang Maha Cinta ... "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

🍁🍁🍁

Bersambung

1
Najwa Aini
Bumi wakanda, Negara konoha...
kreatif. Tapi nilai kreatifnya akan bermakna jika digunakan ke arah hal yg lbh positif. ngritik boleh. Tapi lbh baik jika energinya dibuat utk ikut membangun aja kan... membangun bukan yg berarti harus ini dan itu, terjun di politik atau apalah..berpikiran kayak anak muda di kisah ini, itu udah bagian dari membangun. membangun mental bangsa yang udah terlalu banyak dicekoki parodi---yang sementara dianggap lucu, tapi justru tanpa sadar menanamkan nilai tidak mrncintai negeri ini....
ah..kok ngomongnya jadi kemana2 ya..
Ayuwidia: Betoel sekali
total 1 replies
Najwa Aini
Gue nyimak ya. gak jadi goleran, sambil duduk aja..biar seriusnya dapat
Najwa Aini
wuiihhh...salam sapa seorang announcer...
Najwa Aini
interupsi Tor. Nichol ini cewek apa cowok ya
Ayuwidia: cowok, next dech aku kasih gambarannya 😆
total 1 replies
Najwa Aini
Aku kasih vote biar ngebahasnya makin semangat dan ...panas...
aku nyimak ya..sambil goleran
Ayuwidia: Wkkkk makasih, Kak. Dahal bahasanya udah dicicil chat an sama Nyai 🤣
total 1 replies
Najwa Aini
Nah bagus. babat habis ini topik. kan emang lagi hangat ...sambil ngopi tentu saja..
Najwa Aini
makin dalam ceritanya....
Najwa Aini
mulai membuka diri
Najwa Aini
ini kafe tempat Arjuna ketemua sama pak Winata itu ya
Ayuwidia: Betul. Tempat Nofiya nemenin Ryuga ngobrol juga. Istri Pak Win ingatannya tajam 😄
total 1 replies
Najwa Aini
ngapain, buang gas?
Ayuwidia: boker, Kak
total 1 replies
Najwa Aini
sweet di depan orang aja itu mah...
kalau di lingkup personal gak. Tapi itu emang udah sesuai porsi. kan judulnya sandiwara cinta Presma...😍😍
Ayuwidia: Wkkk hiyaaa
total 1 replies
Najwa Aini
Emangnya Aluna Ryu udah go publik??
Ayuwidia: bentar lagi
total 1 replies
Najwa Aini
Main perintah. tadi ke bininya, sekarang ke bini orang. 😆😆😆 alasannya satu. cemburu. tapi gak nyadar. parah lo pak Ketu..Garvi habis ini mah
Ayuwidia: Kan fans nya Garvi
total 1 replies
Najwa Aini
ngakak aku...
nyonya kaya raya ketipu arisan bodong bisa darting juga ya😄😄
Najwa Aini
kayak Garvi nih orang main paksa jemput aja
Ayuwidia: adeknya Garvi dia
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
cowok emang gitu kebanyakan.....egonya tinggi 😄
Shofiah
bagus lanjut
Najwa Aini
Nah kan benar...😄
Najwa Aini
Aksara.
ada sesuatu nih dgn nama ini
Ayuwidia: Uhuk, Aksara Angka
total 1 replies
Najwa Aini
jiaahh main ancam²an. bilang aja mang ingin
Ayuwidia: Malu malu meong
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!