Mentari Senja, gadis desa yang berusia 18 tahun. Anak terakhit dari pasangan Jaka dan Santi. Dia merupakan salah satu gadis yang menjadi primadona di desanya. Dia mempunyai keluarga yang sederhana dan ayah yang sangat disayanginya. Mentari adalah sosok gadis yang lembut, cantik dan pendiam serta sangat menuruti permintaan sang ayah. Namun siapa sangka Mentari tiba-tiba saja dijodohkan oleh sang ayah dengan sosok lelaki yang dia tidak kenal sama sekali. Dia terpaksa harus menerima perjodohan itu demi kesembuhan sang ayah. Mengubur semua cita-citanya selama ini dan harapannya untuk melanjutkan pendidikan. Hidup dengan seorang laki-laki yang berstatus sebagai suaminya, tapi tidak pernah dianggap dan dicintai.
Chapter 25
Mentari saat ini tengah membuat roti bakar untuk dirinya dan juga Willie. Karena memang mereka berdua tidak sempat untuk sarapan tadi di rumah.
Disebabkan mereka baru pindah, jadi belum ada bahan makanan di apartemen suaminya itu. Adanya hanya roti dan juga mie instans, jadi Mentari memutuskan untuk membuat roti bakar saja.
Willie di dalam kamar yang mencium aroma wangi langsung saja melangkah keluar, Willie melihat Mentari yang tengah menyiapkan makanan diatas meja makan.
“Kak, aku baru mau manggil kakak.”
“Kita sarapan dulu yuk, tadi kan nggak sempat” ajak Mentari lembut.
“Maaf ya kak Tari cuma bisa siapin roti bakar aja” ujar Mentari.
“Tidak apa, nanti kita beli kebutuhan dapur bersama” ujar Willie, ia langsung saja melangkah menuju ke meja makan.
Mentari mengambilkan roti bakar tersebut untuk Willie, dan memberikannya pada cowok itu. Namun Willie tiba-tiba saja fokus dengan ponselnya, dan tidak menghiraukan Mentari yang sudah mengambilkan makanan untuk dirinya.
“Kak makan dulu” ucap Mentari lembut.
Namun Willie masih tidak memperdulikan dirinya. Mentari mendengus kesal, padahal ia sudah berusaha untuk membuat sarapan untuk suaminya, tapi malah tidak diacuhkan.
“Kak Willie” panggil Mentari sedikit berteriak.
Willie menatap tajam ke arah Mentari, kemudian ia kembali fokus pada ponselnya sambil tersenyum-senyum sendiri.
Mentari langsung saja merebut ponsel Willie.
Sreekk
Willie langsung saja menatap tajam ke arah Mentari, beraninya gadis itu mengambil paksan ponsel miliknya.
“Apa-apaan lu main rebut ponsel gua kayak gitu” ucap Willie ketus.
“Aku udah menjalankan kewajiban aku sebagai seorang istri di apartemen ini ya, dan sekarang kewajiban kakak sebagai seorang suami untuk memakan makan yang telah dibuat oleh istrinya” ucap Mentari.
“Balikin ponsel gua” Willie berusaha mengambil ponselnya dari tangan Mentari.
“Di tempat ini untuk makan kak, bukan untuk main HP” Mentari duduk tepat di depan Willie.
“Ingat perjanjian yang kakak buat, dan sekarang makan dulu rotinya, baru aku kasih ponsel kak kembali” ucap Mentari santai, ia mengambil roti bakar untuk dirinya sendiri.
Willie masih menatap Mentari dengan tajam, ia tidak menyangka kalau Mentari semakin berani dengan dirinya. Willie juga menyesal telah membuat isi perjanjian seperti itu.
Namun apa yang boleh dikatakan, Willie memakan roti tersebut dengan cepat, kemudian ia menatap pada Mentari.
“Mana ponsel gua!” ucap Willie ketus.
Mentari hanya bisa menghelas nafasnya dalam, ia memberikan ponsel suaminya itu sesuai dengan ucapannya tadi.
Willie langsung saja melangkahkan kaki pergi dari meja makan itu dan kembali masuk ke dalam kamarnya.
“Sabar Tar, kamu harus bisa buat kak Willie luluh” gumam Mentari sambil mengelus dadanya.
Siang harinya Willie keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah rapi. Ia mengambil kunci mobil yang tergantung dekat televisi.
“Kak Willie mau kemana?” tanya Mentari saat dirinya baru keluar kamar.
“Gua ada urusan, jadi nggak usah lu banyak tanya” willie langsung saja melangkah kan kakinya keluar dari apartemen tersebut.
.
“Sayangg” Natasya memeluk lengan Willie dengan manja.
Willie tersenyum manis pada gadis itu, lalu mencium puncak kepala Natasya dengan lembut. Mereka berdua saling tatap-tatapan dengan mesranya.
“Maaf ya udah buat kamu nunggu lama” ucap Willie lembut sambil menatap Natasya. Ia masih mengelus rambut gadis itu dengan penuh kasih sayang.
“Nggap papa kok, kan kamu juga ada pemotretan tadi” Natasya tersenyum manis pada Willie.
Willie mengandeng tangan Natasya. “Kita mau kemana?” tanya Willie lembut.
“Kita ke mall ya” ucap Natasya dengan suara yang dimanja-manjakan.
“Okay sayang, apa pun buat kamu akan aku penuhi” Willie mengusap tangan Natasya lembut sehingga membuat gadis itu tersenyum sangat bahagia.
Willie membukankan pintu mobil untuk Natasya, kemudian ia memasangkan seatbelt untuk gadis itu. Baru dirinya sedikit berlari masuk ke dalam mobil.
“Sayang makasih ya udah sempatin waktu luang untuk nemenin aku belanja” ucap Natsya sambil menunjukkan puppy eyes-nya.
“Iya sayang, kan udah aku bilang apa pun itu untuk kamu.”
“Selagi aku nggak sibuk, pasti akan aku luangkan waktu khusus untuk nemenin kamu kemana pun.”
Natasya menyenderkan kepalanya di bahu Willie dengan manja.
“Manja banget sih pacar aku ini.”
“Kan aku manja nya sama kamu, emang kamu mau aku manja sama cowok lain?” ucap Natasya menatap Willie.
“Tentu tidak sayang, awas aja sampai kamu dekat sama cowok lain. Aku habisin cowok itu” ucap Willie, membuat Natasya langsung saja tersenyum.
“Mana mungkin aku dekat sama cowok lain, sedang cowok aku sendiri udah perfect gini” ucap Natasya.
“Kamu bisa aja” Willie mencubit gemes hidung gadis itu.
Natasya hanya tersenyum. ‘Gak tau aja lu gua mau sama lu cuma karena lu ganteng dan kaya raya!’ batin Natasya.
Karena gadis itu lebih merasa diperhatikan dan di Ratu kan oleh Rigel, sang ketua gang motor terkenal di SMA Cakrawala.
“Kamu mau beli apa sayang?” tanya Willie pada Natasya saat mereka sampai di mall.
“Mau beli tas boleh?”
“Boleh, terus apa lagi?”
“Baju sama make up?”
“Boleh, kamu beli aja apa yang kamu mau ya” Willie mengusap puncak kepala Natasya.
Pasangan kekasih itu masuk ke dalam mall sambil bergandengan tangan dengan mesra. Natasya langsung saja masuk ke dalam toko tas terkenal, lalu ke toko baju dan terakhir ke toko kosmetik.
Willie hanya mengikuti pacarnya itu kesana dan kemari sambil membawa semua belanjaan yang dibeli oleh kekasihnya.
Lalu cowok itu teringat kalau dirinya ada janji dengan Doni, asistennya. Tapi harus bagaimana, ia saat ini sedang menemani Natasya berbelanja.
“Sayang kamu kenapa?” tanya Natasya.
“Nggak sayang, aku ingat kalau ada janji sama Doni.”
“Owh seperti itu, yaudah kamu temuin aja Doni dulu” ujar Natasya.
“Memang kamu udah selesai belanjanya?”
“Belum sih sayang, masih ada satu lagi yang mau aku beli” ucap Natasya sambil tertawa renyah.
“Terus kamu gimana?”
“Lagi pula belanjaan kamu sebanyak ini loh” ucap Willie.
“Aku gampang kok sayang, bisa naik taksi dan barang-barang ini bisa dititipkan aja dulu.”
“Kamu yakin?”
“Yakin Willie sayang, aku kan cewek mandiri” ucap Natasya sambil tersenyum.
“Yaudah, kamu bawa kartu aku ini buat belanja lagi.”
“Kalau ada apa-apa telfon aku aja ya” ujar Willie.
“Kamu serius ni nyuruh aku megang kartu ATM kamu? Wah makasih ya sayang” Natasya memeluk Willie dengan erat.
“Sama-sama sayang, kalau gitu aku duluan ya” ucap Willie sambil mencium puncak kepala Natasya.
Willie langsung saja pergi dari sana dan tinggallah Natasya seorang diri di mall itu.
Melihat semua belanjaan-nya yang sebanyak ini membuat gadis itu bingung harus bagaimana membawanya, lalu di teringat akan sesuatu.
“Beby jemput aku di mall ya, sekalian kita belanja untuk kamu.”
Bersambung…