Deskripsi Novel: Batu Rang Bunian
"Batu Rang Bunian" adalah sebuah petualangan seru yang membongkar batas antara dunia kita yang penuh cicilan dan deadline dengan alam Bunian yang misterius, katanya penuh keindahan, tapi faktanya penuh drama.
Sinopsis Singkat:
Ketika seorang pemuda bernama Sutan secara tidak sengaja menemukan sebongkah batu aneh di dekat pohon beringin keramat—yang seharusnya ia hindari, tapi namanya juga anak muda, rasa penasaran lebih tinggi dari harga diri—ia pun terperosok ke dunia Bunian. Bukan, ini bukan Bunian yang cuma bisa menyanyi merdu dan menari indah. Ini adalah Bunian modern yang juga punya masalah birokrasi, tetangga cerewet, dan tuntutan untuk menjaga agar permata mereka tidak dicuri.
Sutan, yang di dunia asalnya hanya jago scroll media sosial, kini harus beradaptasi. Ia harus belajar etika Bunian (ternyata dilarang keras mengomentari jubah mereka yang berkilauan) sambil berusaha mencari jalan pulang. Belum lagi ia terlibat misi mustahil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10: Sebuah Keputusan Multidimensi Bagian 2
BAB 10: Sebuah Keputusan Multidimensi
Bagian II: Pelatihan dan Penyesuaian Duta
Setelah menerima tawaran Ratu Puspa Sari, hidup Sutan berubah total. Ia tidak lagi menghabiskan waktu di warung kopi Pak Leman (meskipun ia memastikan Pak Leman menerima kiriman kopi terbaik dari Bunian secara berkala). Rumahnya di kampung tetap menjadi basis, tetapi kini ia memiliki kantor yang sangat rahasia.
Kantor Sutan adalah sebuah ruangan kristal kecil yang tersembunyi di dalam akar Beringin Larangan—sebuah ruang yang hanya bisa diakses menggunakan Batu Putih cenderamatanya. Di sana, ia bekerja bersama Raja Pualam, yang kini ditugaskan sebagai Pengawas Lapangan (dan sesekali, Konsultan Etika Duniawi).
Raja Pualam telah beradaptasi—sedikit. Ia kini mengenakan kemeja dan celana bahan yang lebih baik, tetapi ia selalu mengenakan kalung yang tergantung padanya adalah gagang pedang kristalnya yang patah, sebagai pengingat kehormatan.
"Sutan, kau harus berhenti memanggilku 'Mas Pualam'," protes Pualam pada suatu sore, di dalam kantor kristal mereka. "Kita sekarang sejajar. Panggil aku Duta Pualam, atau, setidaknya, Tuan Pualam."
"Baik, Tuan Pualam yang terhormat. Sudahkah kau menyelesaikan laporan tentang potensi kerusakan infrastruktur OPD di dimensi 'Planet Mainan'?" balas Sutan, sambil menatap tiga monitor komputer yang ada di depannya (yang energinya dialiri oleh kristal Bunian).
Pualam mendengus. "Laporan sudah selesai. Namun, aku harus mencatat: mereka menggunakan lego dan energi Keseimbangan untuk mengaktifkan robot raksasa. Ini adalah penghinaan terhadap hukum material dan gaib!"
"Itu namanya efisiensi, Pualam. Dan itu pekerjaan kita: mengacaukan efisiensi mereka," kata Sutan, tersenyum puas.
Sutan kini berada dalam elemennya. Sebagai Duta, ia menggabungkan pengetahuannya tentang teknologi hacking dan budaya pop manusia dengan kebijaksanaan gaib Bunian. Ia menggunakan Batu Putihnya untuk merasakan fluktuasi energi dimensi, lalu menggunakan ponsel dan komputer kristalnya untuk menganalisis kode biner dan melacak jejak digital OPD.
Ratu Puspa Sari memberinya pelatihan singkat. Ia belajar bagaimana mengendalikan Batu Putihnya—ia menemukan bahwa batu itu tidak memberikan kekuatan sihir, tetapi memperkuat kehendak dan niat murni pemegangnya. Jika ia berniat untuk mengacaukan, batu itu akan menghasilkan Chaos murni. Jika ia berniat untuk melindungi, ia akan menghasilkan Perisai Keseimbangan.
Ancaman Baru: Jejak Digital di Masa Lalu
Misi pertama Sutan adalah mencari tahu di mana markas OPD selanjutnya. Melalui analisis reruntuhan Wentira, Sutan menemukan satu petunjuk: OPD tidak hanya mengincar energi Bunian, tetapi juga energi dari dimensi masa lalu.
"Lihat ini, Pualam," kata Sutan, menunjukkan layar yang menampilkan timeline dimensi. "OPD tidak hanya membuat portal ke dimensi yang ada. Mereka membuat portal ke dimensi masa lalu. Mereka mencuri energi Keseimbangan dari titik waktu yang rentan."
Pualam terkejut. "Masa lalu? Itu sangat berbahaya! Mengubah masa lalu bisa menghapus masa kini!"
"Tepat. Dan sepertinya OPD punya rencana besar.
Mereka meninggalkan jejak digital: sebuah kode frekuensi dimensi kuno yang mengarah ke Indonesia, di suatu tempat yang disebut 'Kerajaan di Bawah Laut'."
Pualam berpikir keras. "Kerajaan di Bawah Laut? Itu hanya ada di mitos kuno yang sangat tua, Sutan.
Konon, Kerajaan itu memiliki energi Keseimbangan air yang paling murni dan paling kuat."
Sutan mengangguk. "Dan tebak di mana jejak digital terakhir mereka muncul?"
Ia menunjuk peta digital di layar, yang menampilkan lokasi di pantai selatan Pulau Jawa.
"Mereka ada di sana. Dan mereka mencoba menembus pertahanan gaib dari Dewi Laut," kata Sutan, kini wajahnya serius. "OPD tahu jika mereka bisa menguasai energi Keseimbangan Air, mereka bisa mengendalikan semua dimensi berbasis materi."
Panggilan yang Tak Terelakkan
Sutan dan Pualam tahu bahwa ini adalah misi yang lebih besar dan lebih berbahaya dari sekadar menyelamatkan Ratu. Ini adalah perlindungan fundamental seluruh alam gaib dan alam manusia.
Saat Sutan sedang menyiapkan peralatannya—ransel yang kini berisi laptop tangguh Bunian, beberapa senter anti-gaib, dan persediaan mi instan (khusus untuk Sutan)—tiba-tiba kantor kristal mereka bergetar.
Di depan Sutan, di udara, muncul sebuah proyeksi hologram dari Ratu Puspa Sari. Wajahnya tampak cemas.
"Sutan! Aku memanggilmu melalui batu cenderamatamu. OPD telah menyerang! Mereka berhasil menembus batas dimensi di selatan Jawa. Kau harus bergerak sekarang!" seru Ratu.
"Kami tahu, Ratu. Kami sedang bersiap untuk berangkat ke sana. Kerajaan di Bawah Laut," jawab Sutan.
Ratu mengangguk. "Ingatlah ini, Duta. Di sana, kau tidak hanya melawan teknologi OPD. Kau akan menghadapi energi primal. Kau mungkin akan bertemu dengan Sang Penjaga, sosok yang tidak terikat pada Keseimbangan ataupun Chaos. Bersiaplah untuk tantangan spiritual yang sesungguhnya."
Ratu tiba-tiba terdiam, melihat ke belakang bahu Sutan. Sutan dan Pualam menoleh.
Di pintu masuk ruang kristal, berdiri sosok yang mereka kenal: Pangeran Senja (Tetua Kelam). Pangeran itu tampak lusuh, tetapi matanya kini menunjukkan kejernihan dan tekad yang baru.
"Aku ikut," kata Pangeran Senja. "Aku telah mengkhianati Keseimbangan sekali. Aku tidak akan mengulanginya. Kemampuanku dalam membaca naskah kuno akan membantu memecahkan kode Kerajaan di Bawah Laut. Aku akan menjadi penasihat ritual gaibmu."
Sutan menatap Pangeran Senja. Ini adalah Bunian yang dulu mencoba menghancurkan kerajaannya sendiri, kini menawarkan penebusan dosa.
"Diterima," kata Sutan. "Tapi jangan sentuh laptop saya. Kau hanya boleh memegang perkamen."
Pangeran Senja tersenyum tipis. Raja Pualam mengangguk setuju.
"Baiklah, Tim Duta Keseimbangan," kata Sutan, mengambil Batu Putihnya. Ia melihat ke Pangeran Senja, lalu ke Pualam. "Misi kali ini: Penyelamatan Energi Keseimbangan Air di Kerajaan di Bawah Laut. Pualam, kau siapkan tiket kereta ekonomi untuk Pangeran Senja. Dia butuh Trauma Kultur yang cepat untuk menebus dosanya."
Pualam hanya mendengus, namun segera beranjak.
Sutan tersenyum. Ia kembali ke dalam elemennya: di ambang kekacauan, dengan sebuah misi, dan tentu saja, ancaman utang yang baru. Ia kini adalah Duta Keseimbangan, Pahlawan Dimensi yang paling tidak terduga, siap menghadapi legenda kuno dengan laptop di ranselnya.
Tamat Jilid 2 (Jalur Utama)
Lanjutan cerita (Jilid 3) akan membawa Duta Sutan, Raja Pualam, dan Pangeran Senja ke dalam dunia mitos yang sesungguhnya!