Menjaga Benih CEO

"bye sayang... Bunda kerja dulu ya.." ucap Cassandra sambil mencium kening putrinya.

"Cassandra kami pulang dulu kirim pesan kalau sudha waktunya pulang", pesan Naina.

Cassandra mengangguk, lalu melambaikan tangannya.

Perlahan mobil Naina menjauh, "Aleta, mari kita jalan jalan cari es krim..." ucap Naina riang.

"ye.. Ye.. Ye... Es tim, es tim..." sahut Aleta dengan suara polosnya.

Naina dan Aleta pergi ke sebuah pusat perbelanjaan yang lumayan besar.

Aleta didorong diatas stroller oleh Naina. Ia tak mau menggendongnya, karena tahu pasti menggendong Aleta pasti sangat melelahkan karena berat badannya yang semakin bertambah.

"tante... om ayah..." teriak Aleta.

"siapa om ayah??" tanya Naina sambil berjongkok dihadapan Aleta.

"itu... Om ayah..." teriak Aleta sambil menunjuk kearah Deril.

Deril berjalan mendekati mereka berdua, mta Naina terbelalak kala melihat Deril lah yang dipanggil dengan sebutan om ayah oleh Aleta.

"Deril..." ucap Naina lirih.

"hai Aleta sayang..." sapa Deril.

Naina masih terdiam dan terpaku kala melihat Deril menyapa Aleta dengan akrabnya.

Lalu Deril mengulurkan kedua tangannya dan mengangkat tubuh anak kecil berusia hampir tiga tahun itu.

"kau..." ucap Naina...

"tak perlu kaget begitu Naina. Lihatlah Aleta apakah dirinya takut denganku... Iya kan Aleta sayang..." ujar Deril sambil mengelus pipi bocah kecil itu.

"Aleta... Ini namanya om Deril. Bukan om ayah ya sayang..."

"oke tante..."

Deril merogoh jasnya, terlihat ia mengambil sebuah bungkusan yang berisi coklat mahal.

"nah... Ini buat Aleta coklat enak.... Banget. Ambil ya, sekarang Aleta duduk manis di di atas stroller. Om mau bicara sebentar sama tante Naina",

Deril menaruh Aleta diatas stroller, ia berhadap hadapan dengan Naina.

"apa yang mau kau bicarakan Deril?" tegas Naina.

"dengar Naina, jangan sekali sekali kau jauhkan aku dengan Aleta. Dia putriku dan..."

"dan apa? Memang kau sudah yakin dia putrimu? Jangan asal bicara Deril. Cassandra dan dirimu sudah lama berpisah, jadi tolong jangan berharap lebih",

"apa wajah Aleta yang mirip denganku belum meyakinkanmu juga?" tanya Deril.

Naina menatap Aleta bocah kecil yang kini sedang menikmati sebungkus coklat ditangannya.

Tak bisa dipungkiri, wajahnya memang sangatlah mirip dengan Deril.

Ia tak bisa membayangkan jika harus berpisah dengan Aleta. Karena Naina sangat menyayanginya.

"atau kita tes DNA sekarang?" tantang Deril.

"dengar ya Deril..! Kau itu sebentar lagi akan menikah dengan nona Gracia. Dan dia juga sedang hamil anakmu. Kau sudah gila ya!!"p

"kau tak tahu apa apa tentang hal ini Naina..! Grace hamil bukan anakku..! Aku sama sekali tak pernah merasa menyentuhnya, kau paham!!" gertak Deril.

Mendengar suara Deril yang meninggi, Aleta langsung menatap Deril.

"om..." panggil Aleta lirih dengan mata berkaca kaca.

"oh sayang... Maafkan om ya, suara om membuatmu takut ya?" ucap Deril sambil berjongkok didepan Aleta.

"Aleta... Om pergi dulu ya, salam sama bunda.. Emmuah.. " Deril mengecup pipi Aleta.

......................

"Gracia..!" suara bariton itu menggetarkan tubuh Grace.

Grace menghentikan langkahnya, "hanya Robert yang memanggilku Gracia. Jangan jangan dia ada diqini", pikir Grace.

Ia memutar tubuhnya, tubuhnya kaku kala menatap Robert kini tak jauh dari hadapannya.

Perlahan Robert mendekati Grace, "kemana saja kau!" dan mencengkeram kuat tangan Grace.

"sakit Robert! Lepaskan aku!" Grace memberontak.

Semua mata tertuju pada mereka berdua. Grace tampak malu karena dirinya merasa terintimidasi sekarang.

"ikut aku sekarang!" gertak Robert. Lalu menyeret tangan Grace lalu memasukkannya kedalam mobil.

Ceklek... Robert mengunci seluruh pintu agar Grace tidak coba coba keluar.

"apa apaan kau Robert! Aku mau keluar sekarang!"

"kau yang apa apaan!! Kemana kau selama ini!! Berani beraninya di media kau mengaku sudah berhubungan lama dengan Deril. Sedangkan kau saja sekarang mengandung anakku!!", gertak Robert.

"kau tahu darimana?" tanya Grace karena memang dia tak pernah memberitahu Robert tentang kehamilannya.

"tidak penting siapa yang memberitahuku. Yang jelas itu adalah anakku bukan anak Deril kau paham!!"

Grace gelagapan, dia bingung."apa mungkin Mattew yang memberitahunya? Tapi kalau Mattew tak mungkin", pikir Grace.

Tanpa mereka sadari, perdebatan mereka sebelumnya dilihat oleh Justin sebelum mereka masuk kedalam mobil.

Itu menambah kecurigaan Justin terhadap Grace. Sejak kapan dirinya berhubungan dengan Robert.

Karena setahu Justin, Robert salah satu rekan Mattew. Justin tahu saat dulu pernah diajak Deril mengurus pekerjaan ke luar negeri.

Tak lama kemudian, Deril sampai di lokasi yang tadi sudah dikirimkan oleh Justin.

Itu sebabnya Deril buru buru pergi saat bertemu Aleta dan Naina. Karena ada berita urgent dari Justin.

"mana Grace?" tanya Deril.

"didalam mobil bersama Robert. Rekan kerja Tuan Mattew"

"Robert? Orang yang dulu pernah dikenalkan Mattew saat di LA? Dari mana Grace mengenalnya?" tanya Deril curiga.

"entahlah tuan..." jawab Justin singkat.

"lalu buat apa kita disini? Lebih baik kita kesana sekarang!!"

Namun Justin menghentikan tuan mudanya itu, "tunggu dulu tuan. Kita jangan gegabah. Kalau kita kesana sekarang, pasti ada saja alasan Grace".

Deril mengangguk, dia membenarkan kata kata anak buahnya itu. Mereka mengintai sebentar menunggu Grace keluar dari dalam mobil.

"dengar ya Robert..! Ini anak Deril bukan anakmu..! Kita memang pernah melakukannya berkali kali tapi apa kau lupa jika diriku selalu minum pil guna mencegah kehamilan",

"aku tak pernah percaya padamu Gracia! Mari kita tes DNA. Jika kau takut, berarti benar kataku itu bukan anak Deril melainkan anakku", ancam Robert.

"oke... aku tak takut!" Grace mencoba menutupi ketakutannya.

Grace keluar terlebih dahulu dari dalam mobil, "mau kemana kau Gracia!" teriak Robert lalu berlari dan berhasil mencengkeram tangan Grace.

Ditengah perdebatan mereka berdua, Justin dan Deril tiba tiba saja muncul dihadapannya.

"Deril..." ucap Grace lirih.

"hai Robert... Kalian sudah lama kenal?" tanya Deril.

"emm.. Sayang, jangan salah paham gitu dong. Tadi kami cuma..." baru saja Grace ingin membela diri, seseorang sudah tiba dihadapan mereka.

"Robert..!"

"Angel... Apa kau mengenalnya?" tanya Deril.

"dia pacarku kak. Lalu kenapa Grace ada bersamanya? Bukankah dia akan menikah denganmu? Kenapa masih menggatal dengan pacar orang?"

Mata Grace terbelalak, Justin dan Deril saling bertatapan. Sedangkan Robert, ia bingung alasan apa yang harus dia katakan pada Angel.

"Angel... Ini tak seperti yang kau bayangkan. Tadi kami tak sengaja bertemu. Grace minta tolong pada diriku untuk mengantarnya pulang",

"benarkah..?" sahut Deril.

"bukannya tadi kau menghentikan Grace, dan menarik tangannya?" imbuh Deril.

"Robert..! Benarkah apa yang diaktakan kakakku? Dan kau Grace dasar wanita murahan! Sudah mau menikah dengan kakakku tapi masih gatal dengan laki laki lain!"

"jangan jangan... Anak yang ada dalam perutmu itu bukanlah anak kakakku", sindir Angel.

Grace terbelalak.. "a.. apa maksudmu Angel. Ini jelas anak Deril, anak siapa lagi?"

Angel memutar bola matanya, "sekali murahan tetap saja murahan", gumam Angel.

"emm... Bagaimana kalau kita tes DNA saja? Menurutmu bagaimana Angel?" tiba tiba saja Deril bertanya pada adiknya.

"terserah kak Deril saja, aku mau lihat itu anak siapa? Takutnya hanya akal akalan Grace saja kak..", jawab Angel.

Grace menutupi rasa gugupnya sebisa mungkin, dia akhirnya mengiyakan tawaran Deril.

Dia tak tahu apa jadinya jika Deril tahu itu bukan anaknya.

Kini Grace benar benar terpojok. Dia tak tahu harus bagaimana, nyawanya sekarang bagai diujung tanduk.

Namun, tiba tiba dia terpikir sesuatu, "Mattew... Iya, sepertinya dia bisa membantuku. Tapi pasti ada imbalannya, ah... Aku tak peduli. Aku harus memberitahunya".

...****************...

Nah kan... Si Grace ujung ujungnya butuh si Mattew juga..

Yuk yuk... Tinggalkan jejak, LIKE KOMEN VOTE dan terbangkan printilan hadiahnya... Thank you🥰🥰

Ceritanya makin seru nih...

Pollow juga ig thor ya @riiyamariiya