NovelToon NovelToon
Lala Putri Yang Terlupakan

Lala Putri Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Isshabell

Lanjutan dari novel yang berjudul Cinta yang terluka.


"Om, om baik, aku ceneng deh kalo baleng cama om," ucap Lala gadis kecil yang imut,manis dan cerdas itu.



"Iya, om juga seneng kalo bisa ketemu sama Lala tiap hari," kata Antonio yang sudah balik dari Australia sejak tiga tahun yang lalu sejak perceraian dirinya dengan Laras yang membuat dia sangat shock dan patah semangat untuk melanjutkan hidupnya.


"Om baik, kata mama ...papa nya aku itu pelgi jauh.....cekali tapi campai cekalang papa gak datang-datang aku Lindu cama papa...," ucap Lala yang lucu dan cadel itu.


Entah mengapa Antonio selalu merasakan kehangatan dan kebahagiaan saat dia bersama Lala.


Antonio tidak mengerti dengan perasaannya sendiri yang selalu ingin bertemu dengan Lala si bocah perempuan kecil yang selalu membuat hatinya bahagia.


Siapakah Lala.....yuk baca di sini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 10

Tiba-tiba terdengar suara ponsel berdering dan ternyata itu ponsel milik Antonio yang dia letakkan di saku dalam jasnya.

Terlihat Antonio sedang mengambil handphonenya itu dan berkata "maaf saya angkat telepon dulu," ucapnya pada Laras dan Bu Weni dengan sopan.

"Silahkan pak," jawab Laras tersenyum.

"Halo kak Anton... kakak kemana sih dari tadi aku chat gak di bales bales? kak Anton emang lagi ngapain?" terdengar suara Amel yang sedang bicara dengan Antonio di telepon itu.

"Emmm..ya aku masih ada keperluan di luar ini maaf ya Mel aku gak tahu kalau kamu tadi chat," Antonio sedikit gugup di tanya Amel seperti itu.

"Ya udah gak apa-apa tapi nanti kak Anton harus jemput aku pulang kerja ya..."

"Ya, aku akan jemput kamu nanti."

"By honey...," Amel mengakhiri pembicaraannya dengan Antonio di telepon.

"By," ucap Antonio dan segera meletakan kembali handphone nya ke dalam saku jasnya.

"Bu Laras, saya pamit ya," ucap Antonio pada Laras kemudian.

"Iya pak," Laras menipiskan bibirnya menatap Antonio.

"Bu, saya pamit," Antonio menundukkan kepalanya sedikit pada Bu Weni.

"Iya," ucap Bu Weni memaksakan tersenyum meski di pikirannya banyak pertanyaan tentang perubahan sikap Antonio itu.

Lalu Antonio beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar rumah di antar Laras, Bu Weni dan juga Lala.

Sesampainya di teras tiba-tiba saja Lala menggamit lengan Antonio sambil berkata kepadanya "om baik kapan-kapan main ke cini lagi ya...?"

Antonio menundukkan kepalanya melihat ke arah Lala yang sedang menggamit lengannya itu. Kemudian dia berjongkok di hadapan Lala sambil tersenyum dan berkata pada gadis cilik itu "pasti Lala, om akan main ke sini lagi ya," Antonio mengusap rambut Lala dengan lembut.

Laras terharu melihat pemandangan di depannya itu, hatinya perih karena baru kali ini Lala bisa berjumpa dengan papa kandungnya setelah perceraian dirinya dan Antonio tiga tahun yang lalu itu.

"Maafkan mama nak, selama ini kamu gak pernah ketemu sama papa kamu dan baru hari ini kamu bisa bertemu dengan papa kamu tapi dengan kondisi papa kamu kehilangan memorinya tentang kamu dan mama juga," Laras menatap nanar pada Lala dan Antonio yang ada di hadapannya itu.

Tak terasa airmata Laras menitik di sudut matanya dan tanpa sadar Antonio mendongakkan kepalanya ke atas dia melihat Laras menangis lalu dengan segera Antonio berdiri dan perlahan menghapus airmata Laras dengan satu jari telunjuknya, hati Antonio terasa perih sekali melihat Laras menangis seperti ini.

"Bu Laras kenapa?" tanya Antonio dengan suara lirih setelah mengusap airmata Laras.

Laras mengerjapkan matanya sambil menipiskan bibirnya menatap Antonio dan mereka saling menatap lagi untuk sesaat, ada perasaan perih yang mereka rasakan di hati masing-masing dan Laras tahu perih yang dia rasakan saat ini tapi tidak dengan Antonio dia masih kebingungan dengan perasaan yang dia rasakan saat bertemu dan menatap mata Laras seperti ini.

"Saya tidak apa-apa pak," ujar Laras.

"Bu Laras tadi menangis? kenapa?" Antonio menatap Laras lekat-lekat dia melihat ada sesuatu yang sedang di sembunyikan oleh Laras darinya.

"Emmm...enggak pak, saya tidak ada apa-apa," Laras berusaha setenang dan sekuat mungkin di hadapan Antonio agar Antonio tidak curiga padanya tentang hal yang sebenarnya terjadi.

"Bu Laras jangan bohong, hati saya seperti sedang mengatakan ada sesuatu yang pernah terjadi di antara kita berdua makanya hati saya selalu sedih kalau melihat Bu Laras dan juga Lala, tolong ceritakan pada saya, ada hubungan apa di antara kita bertiga," Antonio menatap Laras lebih lekat lagi berusaha mencari penjelasan dari tatapan mata Laras yang saat ini ada dihadapannya itu.

"Pak Antonio, di antara kita tidak ada hubungan apapun dan perasaan yang bapak rasakan itu mungkin hanya karena bapak orangnya terlalu baik apalagi pada wanita jadi timbul perasaan seperti itu di hati bapak saat ketemu saya," Laras berusaha mencari alasan untuk menutupi semuanya.

Laras tidak mungkin bercerita pada Antonio tentang siapa dirinya dan Lala karena kapan hari Bu Clara sudah menemui Laras dan menceritakan tentang apa yang terjadi pada Antonio semenjak dia berada di Australia tiga tahun yang lalu.

Bu Clara bercerita kalau Antonio sangat shock sekali dan mengalami depresi berat sampai mau melakukan percobaan bunuh diri juga karena dia merasa sangat sedih setelah di ceraikan oleh Laras dan akhirnya dia mengalami sebuah kecelakaan tragis yang hampir merenggut nyawanya, sampai akhirnya Antonio harus menjalani operasi otak yang mengakibatkan dia harus kehilangan sebagian memorinya.

Bu Clara memohon pada Laras untuk tidak menceritakan tentang hubungan mereka berdua dulu untuk menjaga kondisi Antonio supaya tidak mengalami depresi lagi kalau harus mengingat masa lalunya yang kelam dan sebenarnya Bu Clara juga meminta Laras untuk menghindar dari Antonio demi menjaga kesehatan mental dia.

Antonio mengatupkan kedua bibirnya setelah mendengar jawaban dari Laras tadi, jauh di dalam hatinya dia merasakan kalau Laras sedang berbohong dan dia akan mencari tahu siapa Laras sebenarnya.

"Baiklah kalau begitu, saya pulang," pamit Antonio kemudian pada Laras.

Laras menganggukkan kepalanya pelan.

"Lala, om pulang dulu ya," ucap Antonio pada Lala yang berdiri di samping Laras.

"Iya om," sahut Lala sambil tersenyum pada Antonio.

"Mari Bu," pamit Antonio kemudian pada Bu Weni yang juga berdiri di samping Laras.

"Iya," jawab Bu Weni dengan haru melihat kondisi Antonio, Laras dan Lala yang seperti orang asing padahal mereka adalah sebuah keluarga yang utuh dulunya.

Lalu Antonio melangkah pergi dari teras rumah laras dan berjalan menuju ke mobilnya yang terparkir di jalan depan rumah Laras.

Sejurus kemudian Antonio sudah masuk ke dalam mobilnya dan sejenak dia terdiam untuk beberapa saat sebelum dia benar-benar pergi meninggalkan rumah Laras.

Antonio menarik nafas dalam-dalam sambil menoleh ke rumah Laras lagi "ada apa sebenarnya dengan Laras? kenapa dia menangis tadi sewaktu melihat aku berbicara pada Lala, aku bingung dengan semua ini, aku harus tanya mama, pasti mama tahu siapa Laras itu."

Kemudian Antonio menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Laras dan kembali ke kantornya.

...----------------...

Sementara itu Laras kembali masuk ke dalam rumahnya setelah melihat mobil Antonio sudah pergi.

Laras menghempaskan tubuhnya di atas kursi sofa ruang tengah rumahnya dia terlihat sangat lelah, Bu Weni yang juga duduk di sana melihat Laras berkali-kali menarik napas dalam-dalam seolah ada sebuah beban yang menyesak di dadanya.

"Laras... kenapa?" tanya Bu Weni sambil menggeser duduknya lebih mendekat ke arah Laras.

"Mas Antonio Bu?" raut muka Laras terlihat sedih.

1
Lady Ve
Semangat ya kawan💕.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!