NovelToon NovelToon
Merajut Takdir Dunia

Merajut Takdir Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Spiritual / Sistem
Popularitas:452
Nilai: 5
Nama Author: Evolved 2025

Di era teknologi yang melesat bak roket, manusia telah menciptakan keajaiban: sistem cerdas yang beroperasi seperti teman setia. Namun, Arcy, seorang otaku siswa SMA kelas akhir, merasa itu belum cukup. Di puncak gedung sekolah, di bawah langit senja yang memesona, ia membayangkan sistem yang jauh lebih hebat—sistem yang tak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kekuatan energi spiritual, sebuah sistem cheat yang mampu merajut takdirnya sendiri. Mimpi itu, terinspirasi oleh komik-komik isekai kesukaannya, membawanya ke petualangan yang tak terduga, sebuah perjalanan untuk mewujudkan sistem impiannya dan merajut takdir dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evolved 2025, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Tamu

Sebagian kecil manusia mengalami fenomena misterius yang disebut "Kebangkitan." Kebangkitan adalah momen ketika potensi tersembunyi dalam diri seseorang meledak, memberikan mereka kemampuan unik yang melampaui batas manusia biasa.

Kekuatan yang muncul bervariasi, mulai dari manipulasi elemen alam, peningkatan fisik, hingga kemampuan psikis.

Alasan di balik Kebangkitan masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Beberapa teori menyebutkan bahwa itu adalah hasil dari radiasi kosmik yang langka, sementara yang lain percaya bahwa itu terkait dengan garis keturunan kuno atau bahkan campur tangan entitas dimensi lain. Namun, satu hal yang pasti: Kebangkitan mengubah kehidupan mereka yang mengalaminya.

Arcy melihat Elic sambil mendengarkan penjelasan META.

Dia adalah salah satu dari mereka yang beruntung yang mengalami Kebangkitan. Namun, tidak seperti kebanyakan orang yang kekuatannya cenderung umum, Arcy memiliki kekuatan khusus yang unik dan belum pernah terlihat sebelumnya.

"Arcy, apa yang terjadi padamu? Luka-lukamu sangat parah," tanya Elic dengan khawatir sambil terus mengobati luka Arcy.

"Ini... hanya sedikit masalah kecil," jawabnya.

"Masalah kecil? Kamu hampir saja mati! Kamu bilang ini masalah kecil? Siapa yang melakukan ini padamu?"

Arcy terdiam sejenak, menatap mata Elic dengan ragu. "Itu... rahasia.”

Elic mengerutkan kening. "Rahasia? Kenapa?"

"Aku belum bisa cerita sekarang, Elic. Maaf.”

Elic terdiam sejenak, kemudian membalas, "...Aku mengerti. Tapi berjanjilah untuk lebih berhati-hati. Aku tidak ingin melihatmu seperti ini.”

“Iya, janji,” jawab Arcy tersenyum.

Sementara itu, di apartemen Arcy, Ibunya datang ke apartemen Arcy tapi tak ada Arcy disana.

Sebelumnya, Arcy meminta tolong pada ibunya untuk mengantarkan seragam sekolah dan pakaiannya di apartemennya, ia beralasan lagi sibuk belajar dengan temannya.

Saat ibunya masuk ke kamar, ia heran mendapati kamar Arcy yang rapi seperti tidak pernah di gunakan.

Arcy yang sedang berendam di air penyembuh tiba-tiba mendapat pesan masuk dari ibunya, "Arcy, ibu sudah sampai di apartemenmu. Kamarmu rapi sekali. Kamu tidur di sini, kan?”

Arcy sedikit khawatir ibunya akan curiga, ia kemudian beralasan dirinya lagi butuh suasana baru buat belajar. Makanya, kadang nginep di tempat teman atau di perpustakaan.

"Oh, begitu. Ya sudah, ibu taruh saja ya ini barang-barangnya. Kalau ada apa-apa, kabari ibu.”

Setelah Arcy selesai membalas pesan ibunya, Arcy menjadi legah, setidaknya untuk sekarang.

"Apa ibumu tahu kamu di sini?"

Arcy terkejut, "Jangan sampai tahu! Mereka pasti khawatir sekali kalau tahu kondisiku. Aku tidak mau mereka cemas."

"Aku mengerti. Aku tidak akan memberitahu mereka.”

“Terimakasih.”

***

Hari demi hari berlalu, Arcy terus berendam di air penyembuh. Setiap pulang dari sekolah, Elis selalu ada disampingnya merawatnya, menyuapinya makan dan minum.

Kadang Elis pulang larut setelah menyelesaikan pekerjaannya, dan kembali merawatnya. Arcy merasa tak enak hati terus membebani Elis.

Hari itu, diluar pintu, tampak Elic sedang kedatangan tamu, tampak seorang pria tampan menemuinya.

Senyumnya pria itu merekah saat menatap Elis, sebuah perasaan yang telah lama bersemi di relung hatinya. Ia telah melakukan segalanya untuk menarik perhatian gadis di hadapannya ini. Kekayaan, kekuatan, dan ketampanan, semuanya ia gunakan sebagai senjata.

Semua wanita yang bertemu dengannya selalu terpikat olehnya, dan tidak ada satu pun yang bisa menolaknya, bahkan mereka sampai berani meninggalkan pasangan mereka demi bisa bersama dengannya.

Namun, Elis berbeda. Setiap kali ia mencoba mendekatinya, Elis selalu menjaga jarak darinya, selalu bersikap formal seolah tak ada ketertarikan sedikit pun padanya. Namun, justru itulah yang membuatnya semakin tertarik.

"Elis," sapa pria itu dengan senyum yang tak luntur dari bibirnya.

"Profesor mengirimku. Ada misi penting yang harus kita jalankan bersama. Misi ini akan memakan waktu sebulan penuh."

Elis menolak sopan, "maaf, aku tidak bisa ikut."

"Tidak bisa? Kenapa? Apa ada sesuatu yang menghalangimu?" Pria itu bertanya, sedikit terkejut dengan penolakan Elis.

"Temanku sakit. Aku tidak bisa meninggalkannya dalam kondisinya sekarang. Mungkin lain kali aku bisa ikut dalam misi lain.”

Senyum pria itu perlahan memudar, tergantikan oleh guratan kekecewaan. Harapannya untuk bisa lebih dekat dengan Elis melalui misi ini pupus sudah.

"Teman?" tanyanya dengan nada penasaran. "Siapa temanmu ini, Elis? Sampai-sampai kamu menolak misi dari Profesor. Kamu tidak pernah seperti ini."

Matanya menelisik, mencoba mencari tahu alasan di balik penolakan Elis. Ia tak menyangka, seorang Elis yang begitu berdedikasi pada tugas, kini rela menolaknya demi seorang teman.

Ada rasa penasaran yang bercampur dengan kekecewaan di hatinya. Mungkinkah teman ini lebih penting dari dirinya? Atau adakah alasan lain yang disembunyikan Elis?

"Boleh aku menjenguk temanmu? Mungkin aku bisa membantu sesuatu."

Elis menggeleng pelan. "Tidak perlu," jawabnya cepat. "Kehadiranmu justru akan membuatnya tidak nyaman. Dia butuh istirahat."

Pria itu mengerutkan kening. "Tapi, Elis..."

"Kumohon, mengertilah," potong Elis dengan nada sedikit tegas.

Pria itu masih ingin membantah, namun Elis melanjutkan, "Sekarang, bisakah kau pergi? Aku harus menjaganya."

Tanpa menunggu jawaban, Elis memberikan senyum tipis sebagai tanda perpisahan, lalu perlahan menutup pintu di hadapan pria itu.

Pria itu terdiam, menatap pintu yang telah tertutup rapat, rasa penasaran dan kekecewaan bercampur aduk dalam benaknya. Jika temannya itu perempuan, ia tidak masalah, tapi bagaimana kalau temannya adalah laki-laki? Seketika sorot matanya menjadi tajam dengan niat terselubung.

Setelah berendam seminggu, Arcy sudah bisa menggerakkan badannya walaupun hanya sedikit. Selama tinggal bersama Elic, kondisinya semakin membaik.

"META, butuh waktu berapa lama lagi aku pulih?"

"Dengan kondisi Tuan sekarang, Tuan akan pulih dalam sebulan."

Arcy tersenyum, "Sebulan? Serius? Itu lebih cepat dari yang kukira!" Matanya berbinar, seolah tak percaya dengan kabar baik itu. "Aku pikir butuh waktu lebih lama. Ini... ini luar biasa!"

1
micho0w0
Bikin ketagihan, kapan update lagi??
Evolved 2025: terimakasih ka, update setiap hari jam 10 malam 🙏
total 1 replies
Hebe
Ingin baca lagi!
mr.browniie
Gemes sama tokoh ini. 😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!