Kesetiaan Dibalas Pengkhianatan

POV AGUNG

Aku bahagia sekali akhirnya setelah sekian lama, wanita yang aku dambakan selama ini berhasil aku miliki sepenuhnya.

Aku berjanji tidak akan pernah menyia-nyiakan Kirana, aku juga senang karena memiliki anak sambung yang sangat lucu dan baik, aku juga berjanji akan menyayangi Luis seperti anakku sendiri, dan akan menjaga mereka berdua sampai akhir hayatku.

Malam ini adalah malam pertama kami, walaupun aku tau ini bukan yang pertama bagi Kirana, tapi aku tetap bahagia, Karena aku bisa menjaga cinta dan diriku untuk seorang wanita yang sudah aku tunggu sangat lama.

Malam ini untuk sementara Luis akan tidur dengan Laras, karena kamar ini sudah disulap menjadi kamar pengantin yang sangat indah.

Setelah kami kembali dari Jogjakarta, kami akan tinggal bersama-sama di mansion yang sudah dihadiahkan ayah untukku.

Aku tau ibu tiriku tidak suka kalau aku menikah dengan Kirana, karena aku pernah mendengar kalau dia mau menjodohkan aku dengan anak sahabatnya.

Tapi aku tidak mau, karena dia tidak berhak mengatur hidupku, apalagi dia bukan ibu kandungku. Kalaupun dia ingin anaknya bisa berjodoh dengan anak sahabatnya, kenapa dia tidak suruh saja Alex yang menikah dengan anak sahabatnya itu.

Selama ini aku tinggal di apartemen, karena aku muak melihat wajah ibu tiriku itu, dia seperti ingin mengatur hidupku, tapi dia salah orang, karena aku buka tipe orang yang bisa diatur-atur seenaknya.

Setelah selesai acara ramah tamah, para tamu pun pulang.

Ayah sempat bertanya kapan kami akan pindah ke mansion, dan aku bilang sepulangnya kami dari Jogja, kami akan langsung menempati mansion itu.

Ketika ayah dan ibu tiriku pulang, aku langsung mengajak Kirana masuk kamar untuk beristirahat.

Sesampainya di kamar aku memutuskan untuk mengganti pakaian dan membersihkan tubuh terlebih dahulu, setelah itu baru gantian Kirana yang membersihkan tubuhnya.

Saat ini kami sudah berbaring sama-sama di tempat tidur, aku agak sedikit canggung dan bingung harus berbuat apa.

“Kirana, bolehkah aku mendapatkan hakku malam ini?” tanyaku kepadanya.

“Boleh mas, tapi pelan-pelan ya. Karena aku sudah tidak pernah bersentuhan dengan mas David setelah aku melahirkan Luis.”

Jelasnya padaku sambil tersenyum malu-malu.

Aku agak kaget juga mendengar penuturan Kirana tentang David yang tidak pernah menyentuhnya selama itu, betul-betul pria bodoh melepaskan berlian hanya demi mendapatkan batu kali.

Aku pun mengajaknya berdoa dulu sebelum melakukan hal tersebut.

Setelah itu Aku mencium bibirnya dengan penuh kelembutan, Kirana juga membalasnya dengan lembut.

Lalu aku pun membuka pakaianku dan juga pakaian Kirana, aku pun mulai melakukan hal itu.

“Aku akan melakukannya dengan penuh kelembutan ya sayang,” ucapku sambil mencium keningnya itu.

Kami pun mulai bergelut di ranjang hingga peluh membasahi tubuh kami, biarpun kamar itu ada ACnya tapi tetap saja terasa panas.

Setelah selesai, aku pun segera berbaring di samping Kirana, “semoga apa yang tadi sudah kita lakukan, bisa membawa kehidupan baru di dalam rahimmu.”

Ucapku sambil mencium dan mengelus perutnya.

Tidak lama kemudian kami pun tertidur dengan tubuh saling memeluk satu sama lain.

END POV

***

Sudah dua hari kami menjalani hari-hari pernikahan, dan selama itu pula kami tinggal di rumah orangtuaku.

Dan hari ini adalah hari dimana kami akan berangkat ke Jogja untuk perjalanan bisnis plus bulan madu.

“Luis, papa dan mama mau pergi ke Jogja karena ada perjalanan bisnis. Maaf kali ini tidak bisa ajak dengan Luis, tapi papa janji sepulang dari Jogja papa akan ajak Luis jalan-jalan ke manapun kamu mau.” Ucap mas Agung kepada Luis.

“Gak apa-apa pa, ma, Luis gak masalah kok. Papa sama mama jangan lupa oleh-oleh untuk luis ya.” Pinta anakku.

“Tentu sayang, papa dan mama akan belikan oleh-oleh untuk Luis.”

Ucapku sambil memeluk dan mencium keningnya itu.

Aku dan mas Agung juga berpamitan kepada ayah, ibu, dan juga Laras.

“Kalian hati-hati di jalan ya, kami tidak bisa mengantarkan kalian sampai di bandara,” ucap ayah

“Gak apa-apa ayah, itu taksi online nya udah nunggu dari tadi. Kami jalan dulu ya.”

Pamit kami berdua sambil mencium tangan mereka dan juga mencium pipi Luis.

Taksi itu pun mengantarkan kami sampai ke bandara, di sana sudah menunggu Novi dan juga Alex yang akan ikut bersama kami.

“Selamat pagi kaka ipar, kenapa kalian lama sekali?” tanyanya kepada kami.

“Perjalanan tadi sangat macet, lex!” jawab mas Agung dengan ketus.

Lalu Novi pun segera mengurus check in kami berempat, dan setelah beres kami pun menunggu di ruang tunggu untuk keberangkatan pesawat.

Ketika kami sedang duduk menunggu datanglah seorang perempuan yang sangat cantik menghampiri mas Agung, dan menegurnya,

“Agung, kamu betul Agung kan? Wah, kamu berubah sekali, kamu tambah tampan dan luar biasa.”

Ucap wanita itu sambil memeluk mas Agung kuat-kuat tanpa menyadari bahwa ada aku istrinya mas Agung.

Perempuan itu memeluk mas Agung hingga membuat genggaman tangannya lepas dari tanganku.

Mas Agung pun langsung mendorong wanita itu dengan kasar dan langsung menggenggam tanganku lagi.

“Kamu siapa? Datang-datang main peluk sembarang saja!” tanya mas Agung dengan marah.

“Kamu lupa sama aku mas? aku loh teman SMA kamu, yang dulu ngejar-ngejar kamu, tapi kamu tolak terus.”

“Ohhh...kamu sinta ya? Apa kabar? Maaf ya aku lupa.” Jawab mas Agung.

“Gak apa-apa kok mas, kabarku baik-baik aja. Ini siapa mas?” tanyanya sambil menunjukku.

“Oh iya, kenalkan dia Kirana, istriku.” Ucap mas Agung.

Aku pun mengulurkan tangan untuk berjabatan dengannya, dan wanita itu pun membalas, “aku Sinta, senang berkenalan denganmu Kirana.” Jawabnya, dan aku pun tersenyum ramah padanya.

“Kamu sendiri aja, Sin? Mana suamimu?” tanya mas Agung.

“Aku baru saja bercerai dengan suamiku, karena dia kedapatan selingkuh. Sekarang aku mau ke Jogja ke tempat ibu, sekalian aku juga mendapatkan tugas disana.” Jawab Sinta.

“Oh baiklah kalau begitu, kebetulan kami juga mau ke jogja. Ada perjalanan bisnis sekalian kami mau bulan madu.” Jawab mas Agung

“Kalau begitu nanti kalian berdua mampir-mampir di Rumahku ya.”

“Kami berdua akan usahakan ya, tapi kami tidak janji.” Balas mas Agung.

Tidak terasa pesawat pun datang, kami pun segera menaiki pesawat tersebut menuju Jogja.

***

POV BURHAN

Setelah pernikahan Kirana dengan Agung, aku pun langsung pergi ke bandung untuk menemui ibu dari anakku itu.

Aku mendapatkan alamat rumah itu dari orang kepercayaanku yang menyelidikinya hampir dua minggu.

Aku mendengar kalau Dinda tidak menikah lagi, kedua orangtuanya telah tiada, dan dia hanya tinggal dengan pembantunya saja. Ditambah dia juga mempunyai dua toko yang sangat besar dan ramai.

Akhirnya dengan Kereta aku sampai juga di bandung, aku langsung menuju alamat rumahnya Dinda dengan taksi online.

Sesampainya di rumah itu aku pun segera turun dan membayar ongkos taksi.

Rumah Dinda sangat besar dan juga luas, aku pun memencet bel rumah itu, lalu keluarlah asisten rumah tangganya.

“Bagaimana pak, ada yang bisa saya bantu?” tanyanya.

“Apakah betul ini rumah ibu Dinda?” tanyaku.

“Iya betul pak, bapak ini siapa dan ada perlu apa? Biar nanti saya sampaikan sama ibu Dinda.”

“Saya Burhan, dan saya masih ada hubungan keluarga dengan ibu Dinda. Saya ke sini karena ada perlu penting dengan beliau, bisa ijinkan saya masuk?”

Asisten itu terdiam beberapa saat, sampai akhirnya dia membukakan pagar rumahnya itu.

Dan dia pun mempersilahkan saya masuk dan duduk di teras sambil menunggu Dinda.

Tidak lama keluarlah wanita yang biar sudah berumur tapi masih tetap kelihatan cantik dan segar.

Bahkan bodynya masih sama seperti dulu, sangat sexy dan menggemaskan, ya ampun... aku kok jadi berpikiran kotor seperti ini..??

Saat wanita itu melihatku dia pun sangat kaget bukan main,

“Burhan...??”

***BERSAMBUNG***