Cakka Barani, seorang mahasiswa yang juga merupakan otaku yang berasal dari dunia modern, mendapati dirinya tiba-tiba saja terlempar ke dunia lain saat keluar dari kamarnya. Berkat pengetahuan yang dimilikinya, mampukah dia bertahan hidup di dunia baru yang penduduknya bertahan hidup mengandalkan sihir dan pedang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awaluddin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21: Ternyata Harganya Semahal Ini!?
Aku telah berkeliling pangkalan tetapi belum menemukan petualang yang bernama Albert ini. Saat hendak menjual semua batu sihir yang aku bawa, aku bertemu dengan Luna yang sedang berjalan sendirian.
"Apa yang kau lakukan di sini? Mana temanmu yang lain?"
"Ahh Yoru, mereka sedang berada di guild. Saat keluar dari Tavern, aku meninggalkan tongkat sihirku di kamar jadi aku kembali untuk mengambilnya." Sambil menunjukkan tongkat sihirnya, Luna menjelaskan alasan dia sendirian kepadaku.
Tongkat sihir yang ia bawa tampak mirip dengan dahan pohon berukuran kecil dengan panjang hampir setengah dari tinggi badannya. Di ujung tongkatnya terdapat sesuatu yang mirip dengan batu permata.
Mungkin itu adalah batu sihir.
"Apakah kau tidak bisa menggunakan sihir tanpa tongkat itu?" Tanyaku penasaran.
"Tentu saja, kan. Kenapa kau menanyakan hal yang sudah jadi pengetahuan umum ini?"
Ehh jadi begitu, aku tidak tahu soal itu. Bagaimanapun, aku dan Neija tidak memerlukan tongkat sihir untuk menggunakan sihir kami, para Dwarf dan Elf juga.
"Soalnya baru kali ini aku melihat seseorang yang bisa menggunakan sihir, bukankah Theo juga mengaktifkan sihir sesaat sebelum menyerang ku. Menapa dia bisa menggunakannya tanpa tongkat?"
Aku pikir tidak apa-apa jika sedikit berbohong.
"Ahh begitu yah, sihir yang Theo gunakan itu sedikit berbeda dengan Sihir Empat Elemen. Karena ini pertama kalinya kau melihat sihir, apakah tidak salah jika aku menyimpulkan bahwa di negara asalmu tidak ada seorang penyihir?" Tanya Luna memastikan.
"Bisa dibilang seperti itu. Jadi bisa kau jelaskan kepadaku semua hal mengenai sihir?"
Tidak salah sih jika mengatakan bahwa di negara asalku tidak ada seorang penyihir, bagaimanapun juga di bumi tidak ada yang seperti itu. Meskipun saat ini negara yang sedang aku bangun terdapat banyak orang yang bisa menggunakan sihir termasuk diriku, namun itu sama sekali berbeda.
"Kau sudah tahu kan bahwa setiap Hjyuman memiliki energi sihir dalam diri mereka yang disebut sebagai mana? Meskipun begitu tidak semua orang dapat menggunakan Sihir Empat Elemen atau lebih dikenal sebagai Combat Magic. Semua itu tergantung kecocokannya dengan diri masing-masing. Sebagai contoh aku memiliki kecocokan dengan atribut api dan angin yang merupakan dua elemen yang termasuk kedalam Sihir Empat Elemen sehingga aku mampu menggunakan sihir kedua elemen itu," Sembari menjelaskan, kami berdua berjalan menuju tempat penjualan material, "berbeda denganku yang bisa menggunakan Combat Magic, sihir yang dapat digunakan Theo adalah Sihir Buff atau lebih dikenal sebagai Enhancement Magic yang tidak memerlukan batu sihir untuk menggunakannya. Jika Combat Magic terbagi menjadi empat elemen yaitu api, air, angin, dan tanah, maka Enhancement Magic ada berbagai banyak jenisnya, salah satunya sihir memperkuat tubuh yang digunakan oleh Theo. Karena Sihir Empat Elemen sering kali digunakan untuk menyerang, sekarang sihir itu lebih dikenal sebagai Combat Magic." Luna menjelaskan.
Hee meskipun terlihat tenang, rupanya saat dia sudah mulai berbicara dia tidak akan berhenti yah. Apakah karena kita sedang membahas mengenai sihir? Jangan-jangan dia ini orang yang maniak dengan sihir.
"Secara umum sihir terbagi menjadi lima tingkatan. Tingkatan pertama yaitu Sihir Sehari-hari (Utility Magic), sihir yang berguna dalam kehidupan sehari-hari merupakan sihir umum—bahkan rakyat biasa bisa menggunakannya. Tingkatan kedua ada Sihir Buff (Enhancement Magic), sihir yang meningkatkan kemampuan fisik serta indra yang dimiliki—orang yang memiliki kecocokan dengan sihir ini hampir semuanya menjadi seorang petualang bahkan jadi persyaratan wajib jika ingin menjadi kesatria kerajaan. Tingkatan ketiga adalah Sihir Empat Elemen (Combat Magic), semua bangsawan, penyihir kerajaan, serta beberapa petualang bisa menggunakan sihir ini. Petualang yang bisa menggunakan Combat Magic semuanya mendapatkan Job Mage saat mendaftar sebagai petualang. Tingkatan keempat adalah Sihir Healing (Restoration Magic), sihir langka yang bisa menyembuhkan luka, penyakit, atau bahkan racun. Orang yang memiliki sihir ini kebanyakan akan menjadi bagian dari kuil. Tingkatan kelima adalah Sihir Rare (Unique Magic), tidak banyak yang diketahui mengenai sihir ini sampai-sampai orang-orang meragukan mengenai tingkatan sihir ini. Tapi ada rumor yang mengatakan bahwa penguasa wilayah Virandel adalah pengguna Sihir Rare." Luna lanjut menjelaskan dengan ekspresi bangga.
"Jadi begitu yah aku cukup paham sekarang." Ucapku singkat karena bingung harus merespon bagaimana.
Astaga... Luna benar-benar cerewet jika menyangkut tentang sihir.
"Kau benar-benar banyak membantuku Luna, nih aku kasih kau satu." Sembari berterima kasih atas informasi baru yang aku dapatkan, aku memberikan satu batu kubus yang akan aku jual kepada Luna. Saat itu dia sangat terkejut dengan betapa mudahnya aku memberikan sesuatu yang sangat berharga itu kepadanya, namun aku merasa hal yang aku lakukan saat ini bisa aku dapatkan manfaatnya suatu saat nanti.
Yah lagi pula batu ini ada banyak di dalam gua, memberikan satu kepadanya tidak akan merugikan ku.
Setelah berbincang-bincang mengenai sihir, kami berdua pun sampai di depan toko material. Aku dan Luna pun berpisah di sini karena tujuan dia adalah pergi ke guild.
"Terima kasih yah sudah mengantarku."
"Tidak, aku yang seharusnya berterima kasih karena kau telah memberiku sesuatu yang sangat berharga ini."
Setelahnya aku masuk ke dalam toko, aku disambut oleh pria tua. Tanpa ragu aku pun menunjukkan sesuatu yang ingin aku jual kepadanya.
Setelah melihat sesuatu yang aku bawa, pria tua itu hanya diam melongo. Seakan tak percaya dengan apa yang dilihat matanya, dia memukul wajahnya sendiri memastikan bahwa dia tidak sendang bermimpi.
"Aku ingin menjual ini semua." Sembari menunjuk 10 batu kubus bercahaya yang aku bawa.
"Di— di mana kau mendapatkan batu sihir dengan kualitas terbaik sebanyak ini?" Pria tua itu menanyakan dengan wajah terkejut.
"Semua ini aku dapatkan saat menjelajahi bagian terdalam Vallis Mortis, jadi berapa harga yang kau tawarkan untukku?" Balasku jujur tanpa membicarakan soal negara yang sedang aku bangun.
Aku tidak ingin membuat dia lebih terkejut dengan mengatakan bahwa batu ini merupakan sumber daya yang dimiliki oleh negaraku.
"Jika ini batu sihir yang biasanya maka akan dihargai lima koin emas, tetapi dengan kualitas seperti ini maka akan aku beli dengan harga 50 koin emas. Bagaimana?"
Jadi memang sangat mahal, jika dikonversikan menjadi rupiah maka akan seharga 500 juta. Buset tiba-tiba aku menjadi orang kaya hanya dari berjualan batu.
"Baiklah aku sepakat dengan harganya."
"Kalau begitu aku siapkan dulu uangnya, tolong tunggu sebentar."
Pria tua itu kemudian menuju pintu yang ada di belakang konter, selang beberapa menit kemudian dia kembali dengan membawa lima kantung yang sepertinya berisi koin.
Kenapa ada banyak sekali yah, apakah dia akan membayar ku dengan menggunakan perak?
"Kalau begitu totalnya menjadi 500 koin emas, masing-masing kantung berisi 100 koin emas silakan diperiksa." Ucap pria tua itu.
"Eh 500 koin emas?" Tanyaku terkejut.
"Tentu saja. 50 koin emas untuk satu batu sihir, karena ada 10 maka totalnya jadi 500 koin emas."
Jadi maksud dia tadi 50 koin emas untuk satu batu, yah. Aku kira itu harga untuk semua itu. Kalau begitu maka... Lima miliar rupiah!?
Dengan tangan gemetaran aku menghitung jumlah koin setiap kantungnya, benar saja setiap kantungnya berisi 100 koin emas.
Aku masih tidak percaya ternyata harganya bisa semahal ini, pantas saja Luna sangat terkejut saat aku memberikannya satu. Ini pertama kalinya aku memegang uang sebanyak ini seumur hidupku.