Raymond matheo...pemuda berdarah dingin bagaikan tak tersentuh, wajah tampannya seakan hanya menjadi pajangan bak lukisan di galeri,bisa di lihat namun tak bisa di sentuh.
Pemuda yang akrab di sapa Ray,atau tuan muda matheo itu menjalankan sebuah misi, mengakhiri petualangan seorang mafia,ia menyamar menjadi seorang bodyguard, namun apa jadinya jika ia justru harus terikat ikatan sakral dengan putri targetnya.
Aurora Zelena.. gadis cantik yang di jaga bak mutiara dalam cangkang nya,tak terlihat,tak tersentuh,hampir tak ada yang tau seperti apa rupa nya,selain orang terdekatnya..
" Ayah...Ele akan menikah..dengan dia... bodyguard ayah(Aurora Zelena).
" Kau yang memilihpermainan ini nona,maka mainkan hingga akhir( Raymond matheo)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
"Ibu kok ketawa sendiri,ada apa?" Susi yang baru tiba di villa mengernyit heran melihat ibunya yang senyum-senyum sendiri di dapur.
" Itu...ibu baru aja dari kamar non Aura,kamu tau apa yang ibu lihat" bi Darmi menjawab dengan nada misterius.
Susi menggeleng " Kan ibu belum bilang apa yang ibu lihat,gimana aku bisa tau,aneh ibu ih" Susi menanggapi santai ucapan sang ibu.
" Itu loh,anu..leher nya non Aura,banyak banget tanda merah-merah nya,pantes aja sejam kemarin di kamar terus, kelelahan rupanya" bi Darmi menceritakan dengan ekspresi menggebu tentang apa yang baru saja wanita paruh baya itu lihat.
" Hah?" Susi menunjukkan ekspresi kaget nya" ibu serius?" tanya Susi meyakinkan apa yang baru saja sang ibu ceritakan.
Dengan yakin bi Darmi mengangguk " masa ibu bohong sih" jutek bi Darmi merasa sang putri tak percaya padanya.
" Aku ga bilang ibu bohong,cuma apa ia tuan sama non Aura sampe gituan? Apa hubungan mereka coba? Terus juga non Aura itu kan masih muda benget, kayak ga percaya aja kalau mereka suami istri,tapi kalau bukan suami istri,ga mungkin juga kan non Aura itu mau gituan sama tuan, kecuali di bawah ancaman" Susi yang memang sudah cukup dewasa mencoba berfikir secara logika.
Bukan ia memandang rendah Ele,ia yakin dan percaya,gadis muda berpakaian syar'i itu adalah gadis baik-baik dan terhormat,bukan dari keluarga sembarangan, terlihat dari cara gadis itu bicara,makan dan melakukan kegiatan lainnya, Ele bahkan pintar berkuda, sesuatu biasanya dilakukan oleh para orang dari kelas atas.
Dan Susi juga melihat hubungan Ray dan Ele terlihat begitu sungkan dan seperti tidak begitu akrab, namun Sasa juga bisa melihat bahwa Ray begitu protektif pada Ele,namun terlihat seperti tak ingin di ketahui,lebih tepatnya ego Ray terlalu tinggi,maka itu Susi curiga Ele dalam tekanan Ray.
" Siapa yang ngancam? Kamu jangan mikir apalagi nuduh yang aneh-aneh deh,bisa kena kita nanti sama tuan,udah bersukur banget tuan itu mempekerjakan kita di sini" bi Darmi tak ingin terjadi kesalahpahaman jika sampai ada yang mendengar apa yang putrinya ucapkan barusan.
" Aku ga nuduh atau mikir yang macem-macem Bu,cuma perkiraan aja,ibu bisa lihat dari tatapan mata non Aura itu kayak redup gitu,ga kelihatan ceria,kayak ada beban atau sesuatu yang ia pendamping,susah di deketin juga, orang nya kayak tertutup gitu" ungkap Susi.
" Mungkin karena tuan sering pergi-pergi,jadi suka sedih gitu karena di tinggal-tinggal Mulu, apalagi mereka kayak nya masih pengantin baru,terus sama kita juga masih merasa asing mungkin " bi Darmi berpikir secara positif,wanita paruh baya itu berusaha untuk tidak berfikir negatif terhadap sang majikan.
" Semoga aja bener apa yang ibu pikir,aku cuma kasian aja Bu,kalau sampai no Aura itu di paksa,ibu juga tau kan gimana tuan Ray itu,kulkas dan baru,kejam juga,non Aura itu cantik banget,bisa jadi kan tuan itu tergila-gila sama non Aura,di culik deh di bawa ke sini,kan kasian Bu" Susi berfikir menggunakan hati nuraninya yang paling dalam.
" Kamu itu korban film deh kayak nya, kebanyakan nonton drama ya gitu" bi Darmi benar-benar tidak sependapat dengan apa yang sang putri pikirkan.
" Ya udah deh Bu,pusing jadinya mikirin hubungan mereka, aku mandi dulu deh,gerah banget juga ini" akhirnya Susi menyerah mengeluarkan pendapatnya tentang hubungan majikan nya dan orang baru di villa itu, Aura pastinya.
" Ya udah mandi sana, biar pikiran kamu lebih terbuka,ga mikir asal-asal" tuduh bi Darmi santai.
Susi yang mendengar ucapan sang ibu langsung melotot tak percaya dengan apa yang baru saja ibunya itu ucapkan,dia memasang wajah cemberut seraya meninggalkan sang ibu dengan berjalan cepat,kakinya ia hentak-hentak kan di lantai.
Bi Darmi menggeleng seraya tersenyum tipis melihat kelakuan putrinya ,beliau berusaha membantah sang putri, walaupun dalam hati kecil beliau hampir setuju dengan semua yang Susi ungkapkan,tapi beliau lebih memilih cari aman.
" Bibi masak apa?" di tengah keseriusan nya berkutat dengan segala perintilan memasak,bi Darmi begitu terkejut dengan kedatangan Ele yang tiba-tiba muncul di dapur.
" Astaghfirullah...non,maaf bibi kaget" bi Darmi segera meminta maaf setelah berucap dengan nada sedikit tinggi.
Ele tersenyum lembut" Saya yang minta maaf udah buat bibi terkejut, maafkan saya ya bi" dengan tulus Ele meminta maaf.
Bi Darmi menatap tak berkedip wajah cantik Ele yang terlihat begitu tulus meminta maaf,hal yang langka di lakukan oleh para orang-orang kaya atau majikan pada art nya,tapi Ele terlihat begitu mudah mengucapkan nya,tulus tanpa ekspresi sandiwara.
" Eh..ga apa non,bibi cuma terlalu fokus aja,sampe ga denger ada yang datang,non butuh sesuatu? " bi Darmi secara cepat bertanya apa yang Ele butuhkan sehingga gadis cantik itu datang ke dapur.
Ele menggeleng,ia tersenyum lembut" cuma mau lihat bibi masak aja,bosen bi ga tau mau ngapain,mbak Susi belum pulang dari kerja nya ya bi?" Ele tau Susi bekerja di kantor perkebunan dan peternakan milik Ray.
" Udah non,baru pulang, katanya mau mandi dulu" bi Darmi menjawab apa adanya.
" Saya boleh ke paviliun belakang tempat bibi tinggal?" Ele bertanya meminta izin pada bi Darmi.
" Eh..em untuk apa non ke paviliun? Disana sempit nanti non kepanasan juga,nanti tuan marah" bi Darmi takut Ray akan marah jika tau Ele datang ke paviliun, tempat tinggal pelayan dan pekerja lain nya.
Lagi-lagi Ele menunjukkan senyuman lembutnya " kan kak Ray ga disini bi,berarti ga akan tau dong kalau tidak ada yang kasi laporan" jawab Ele ringan.
" Tapi non,bibi takut tuan marah,tuan itu kalau marah menyeramkan banget " jujur bi Darmi.
" Gitu ya? Ya sudah deh,saya ke taman aja,nanti kalau mbak Susi sudah selesai tolong katakan saya minta di temenin di taman " putus Ele akhirnya,ia tak ingin menyulitkan siapapun.
Bi Darmi mengangguk menunjukkan kepatuhan nya " ia non,nanti bibi sampaikan" jawab bi Darmi .
" Terimakasih ya bi,dan tolong nanti sekalian bawakan saya coklat panas" pinta Ele akhirnya sebelum meninggalkan bi Darmi di dapur.
" Oh ia non,nanti bibi buatkan kalau susi sudah selesai mandi nya"
Ele melangkah menuju pintu kaca berukuran besar, melewati kolam renang yang cukup luas,ia memilih duduk di salah satu kursi besi yang terdapat di taman,di bawah payung, terlibat begitu indah dan nyaman.
