⚠️ WARNING⚠️
KHUSUS DEWASA ➕
BANYAK ADEGAN BERBAHAYA
HARAP BACA DENGAN BIJAK!!
Namanya Virus, entah kenapa orang tuanya memberinya nama itu hingga menjadi bahan Bullyan. Dia pun menjadi pembunuh di usia mudanya, dikeluarkan dari sekolah dan ditakuti semua orang.
Hidup sebatang kara sejak kecil, kemudian besarnya menjadi seorang Pembunuh Bayaran. Hingga akhirnya ia jatuh cinta pada seorang wanita yang harus dibunuhnya.
Apa yang akan Virus lakukan? Tetap membunuhnya atau menyelamatkannya? Apakah cintanya akan berakhir untuk wanita itu atau wanita lain yang lebih peduli padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hungry
Sesampainya di rumah, Valeria memasak makanan untuk Ayah dan teman barunya itu. Namun yang dimasak Valeria bukanlah sayuran seperti yang diharapkan Virus. Wanita itu membuat makanan serba daging, tak ada sayuran, menu lainnya atau salad buah.
Virus juga tidak enak jika mengatakan dirinya adalah seorang vegetarian. Mencium aroma daging yang dimasak saja dia ingin muntah, apalagi memakannya.
Rencana untuk mendekati Ayah Valeria buyar begitu saja karena sedari tadi ia menahan mual mencium aroma daging.
Tak berapa lama Wasabi dan Andi datang tepat disaat Valeria sudah selesai memasak dan siap untuk dimakan. Andi paling suka daging, matanya melotot ketika dua piring daging berada diatas meja.
Tanpa dipersilahkan untuk makan, pria tengil itu langsung mengambil beberapa makanan dan diletakkan pada piringnya hingga isi makanannya menggunung.
Hap.
Andi menyuapkan makanan kemulutnya dengan suapan yang besar. Ia sudah membayangkan rasa daging yang lembut melebur enak dilidahnya. Namun tak seperti bayangannya. Pria itu harus memamah daging sampai lembut. Terlihat rahangnya semakin menguat berusaha mengunyah daging yang keras dan liat.
Wasabi yang memperhatikan Andi, tertawa kecil kemudian menahan tawanya saat Valeria datang. Ia lantas mengambil makanan dengan porsi sedikit yang penting cukup ia habiskan.
"Ayo makan, Valeria jago masak kalian pasti menyukai masakannya," puji Ayahnya Valeria yang ikut bergabung dimeja makan itu.
"Kau tidak mengambil makanannya? Bukankah kau tadi mengatakan jika sudah kelaparan," ucap Valeri yang kemudian mengambilkan beberapa daging ke dalam piring untuk diberikan pada Virus.
"Hemm Virus, dia..." ucapan Andi terpotong karena Virus melototkan matanya pada pria itu. Andi ingin bilang jika Virus Vegetarian tetapi Virus tidak ingin merepotkan wanita yang telah bersusah payah memasak untuk mereka.
Virus melihat peluh di dahi wanita itu saat memasak dan beberapa kali wanita itu menyekanya dengan tisu. Ia juga terlihat sibuk mengambil peralatan dan bahan makanan yang ini dan itu. Sungguh Virus tak ingin membuat Valeria kecewa.
"Dia apa?" Tanya Valeria
"Dia punya sariawan," ujar Andi sedikit berbohong.
"Oh oke tak apa, kalau begitu makan saja sebisamu. Sariawan itu memang sungguh menganggu," ucap Valeria
Dengan terpaksa ia memakan masakan Valeria dan bahkan memujinya dengan ekspresi muka yang dipaksakan. Wasabi kemudian berpura-pura mempunyai urusan dan menyelamatkan kedua temannya untuk keluar dari sana.
"Hemm Valeria besok, pagi-pagi sekali kita bertemu di bandara oke. Sekarang aku, Virus dan Andi pamit undur diri karena ada urusan yang lain. Terimakasih untuk hidangannya," ucap Wasabi.
"Oh oke, terimakasih sudah kemari," ucap Valeria
Setelah pamit mereka segera naik ke dalam mobil. Virus terlihat mencari sebuah plastik di laci mobilnya dan memuntahkan semua makanan itu ke dalam plastik.
"Virus kau akan sengsara jika bersama Valeria, dia tidak bisa masak. Tak seperti Moza yang pandai memasak," ucap Andi yang memuji kelebihan Moza kemudian Virus menatap Andi dengan tatapan tak suka.
"Aku tidak memintamu berkomentar, menurutku masakannya enak. Kebetulan saja dia memasak menu yang tidak aku suka," ucap Virus.
"Haha Andi sampai kapanpun kau menjeleky Valeria, di mata Virus dia adalah wanita terbaik," ucap Wasabi yang kemudian mulai serius dengan tab miliknya.
Pria itu mencari informasi lain sedangkan Virus menjalankan mobilnya dengan pelan seraya menikmati alunan musik yang ia putar.
"Hay, aku ada urusan. aku berhenti disini saja," ucap Wasabi.
"Pergi saja, biasanya kau whuuus begitu saja," ucap Andi seraya mengayunkan tangannya ke atas menunjukkan jika Wasabi yang biasanya suka sekali menghilang.
"Huh aku tidak ada tenaga untuk berteleportasi. Aku akan melanjutkan makan siang ku ditempat lain," ujar Wasabi yang kemudian turun dari mobil.
"Hey aku ikut," sahut Andi yang takut jika dirinya ditinggal berdua dengan Virus. Pria itu juga turun dan menyusul Wasabi.
Setelah menurunkan dua temannya, Virus menemui temannya yang menjual senjata tajam.
****
Malam telah tiba, Moza pulang ke basecamp tetapi rumah itu tampak sepi dan kosong sepertinya tidak ada orang disana.
"Kemana mereka semua?" gumam Moza.
Ia lalu menghubungi Diego dan ibunya namun tak ada jawaban dari keduanya. Wanita itu kemudian duduk di bangku dan menghubungi Andi dan Wasabi ataupun Virus tetapi Moza lupa jika dirinya tak memiliki nomer ponsel mereka. Wanita itu hanya bisa duduk bersandar pada kursi teras menunggu kepulangan salah satu dari mereka. Karena kelelahan tanpa disadari wanita itu pun ia pun tertidur.
Virus datang dan menemukan Moza tertidur pulas di kursi teras. Saking pulsanya Virus sampai tak ingin membangunkannya. Ia pun menggendong Moza menuju kamarnya dan akan merebahkannya di kasur.
Moza merasa dirinya melayang dan ia pun membuka matanya. Dan terkejut karena Virus menggendongnya dengan spontan Moza turun dari gendongan Virus.
"Maaf, tadi aku melihat mu tertidur sangat pulas jadi aku tidak tega membangunkanmu," jelas Virus setelah Moza turun dari gendongannya.
"Ah iya, aku tidak sadar jika aku tertidur. Hemm dimana yang lain?" Tanya Moza.
"Wasabi dan Andi punya urusan dan Rachel sudah kembali kerumahmu," jawab Virus
"Jika tahu begitu aku langsung pulang saja kerumah tanpa harus berjalan jauh seperti tadi. Kalau begitu aku juga akan pulang," ucap Moza seraya mengemas beberapa barangnya dan bersiap pulang.
"Perlu ku antar?" Tanya Virus
"Ti-tidak, sampaikan salamku pada Wasabi," ucap Moza yang salah tingkah karena Virus menatapnya tajam.
Sebenarnya bukan Virus yang menatap tajam tetapi dia memiliki mata yang tajam saat menatap. Seakan-akan tatapannya itu sampai ke hatinya.
Virus menghentikan Moza dengan menarik lengan wanita itu pelan. Namun kekuatan yang dimiliki Virus membuatnya tak sengaja menarik dengan keras.
"Aahh, kau kenapa?" Tanya Moza
"Maaf, begini... aku akan mengantarmu pulang tapi sebagai balasan, buatkan aku sesuatu yang bisa ku makan," ucap Virus seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Moza mengernyitkan dahinya, "Aku tak salah dengarkan? Virus baru saja memintanya membuatkan sesuatu untuk dimakan?" Batin Moza
"Maksudmu kau menyuruhku untuk masak?" Tanya Moza memperjelas.
Virus menganggukan kepala tanda jika perkataan Moza benar, "Aku lapar, belum makan sedari siang. Masak apa saja yang penting untuk seorang seperti aku," Moza tahu betul jika Virus vegetarian.
"Kenapa kau tidak beli saja?"
"Ya tapi tidak ada yang seenak buatan mu, bagaimana hmm? Aku akan mengantarmu pulang. Jarak dari sini kerumahmu membutuhkan waktu yang lama dan kau juga harus berjalan kaki bukan?" Ucap Virus berusaha menawarkan keuntungan.
Moza merasa tersanjung akan pujian Virus, pria itu bahkan menahan lapar karena ingin makan masakan Moza.
"Baiklah, tapi sebelumnya kita beli bahan-bahan di supermarket dulu ya," sahutnya.
Mereka langsung pergi ke tanpa mengulur waktu lagi, Moza berharap dia dapat menarik hati Virus lewat perutnya. Namun saat ini Virus hanya menganggap Moza tak lebih dari seorang adiknya.
siapa yang bekap mulut wasabi tuh 🏃🏻♀️
mataku ternodai 🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️😂
banyak yang ingin aku katakan tapi masih nyangkut entah dimana karena pikiranku lagi ruwet 😄😄
pokoknya terima kasih ya 😙
malah sempet di cemburuin tuh