NovelToon NovelToon
Pembalasan Senyap Sang Istri Sah

Pembalasan Senyap Sang Istri Sah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Cerai / Penyesalan Suami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Selingkuh / Balas Dendam
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nadhira ohyver

Selama ini Tania hidup dalam peran yang ia ciptakan sendiri: istri yang sempurna, pendamping yang setia, dan wanita yang selalu ada di belakang suaminya. Ia rela menepi dari sorot lampu demi kesuksesan Dika, mengubur mimpinya menjadi seorang desainer perhiasan terkenal, memilih hidup sederhana menemaninya dari nol hingga mencapai puncak kesuksesan.
Namun, kesuksesan Dika merenggut kesetiaannya. Dika memilih wanita lain dan menganggap Tania sebagai "relik" masa lalu. Dunia yang dibangun bersama selama lima tahun hancur dalam sekejap.
Dika meremehkan Tania, ia pikir Tania hanya tahu cara mencintai. Ia lupa bahwa wanita yang mampu membangun seorang pria dari nol, juga mampu membangun kembali dirinya sendiri menjadi lebih tangguh—dan lebih berbahaya.
Tania tidak menangis. Ia tidak marah. Sebaliknya, ia merencanakan pembalasan.

Ikuti kisah Tania yang kembali ke dunia lamanya, menggunakan kecerdasan dan bakat yang selama ini tersembunyi, untuk melancarkan "Balas Dendam yang Dingin."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Pagi berikutnya, suasana di kediaman Tania dan Dika sudah tidak lagi sama. Dinginnya embun pagi seolah kalah oleh dinginnya atmosfer di meja makan.

Tania sudah siap dengan pakaian kerjanya yang sangat elegan—sebuah perpaduan yang memancarkan aura independent woman yang berkelas. Di depannya, Dika duduk sambil terus melirik ke luar jendela, seolah mengawasi Maybach hitam itu dengan rasa tidak tenang. Farah hanya diam, matanya sembab karena tidak tidur semalam, sementara Ibu Dika tetap setia melayani Tania, memberikan dukungan moril dalam diam.

Tepat saat Tania menyesap kopi terakhirnya, suara gerbang depan terbuka kembali. Sebuah mobil hitam yang berbeda—kali ini sebuah sedan mewah yang tak kalah mentereng—berhenti tepat di belakang Maybach.

Seorang pria berseragam rapi turun, melangkah dengan sikap sempurna menuju pintu depan dan menekan bel.

Dika mengernyitkan dahi. "Siapa lagi pagi-pagi begini?"

Rendi, yang ternyata datang langsung bersama sopir tersebut, menyapa begitu Dika membuka pintu. "Selamat pagi, Pak. Kami datang untuk menjemput Bu Tania."

Tania berjalan keluar dengan langkah mantap. "Ada apa, Rendi?"

"Pak Rei merasa mengendarai mobil semewah Maybach sendiri di kemacetan kota akan sangat melelahkan bagi Anda, Bu Tania. Manajemen memutuskan untuk menugaskan sopir pribadi mulai hari ini agar Anda bisa lebih fokus mengerjakan desain di perjalanan," ujar Rendi dengan nada profesional yang sangat formal, namun terdengar sangat mengintimidasi bagi Dika.

Dika tercengang. "Sopir pribadi? Ini keterlaluan, Tan! Perusahaan macam apa yang memberikan fasilitas seperti ini?"

Tania tidak menjawab Dika. Ia justru menoleh ke arah sopir tersebut. "Terima kasih. Masukkan tas saya ke dalam."

Tania kemudian menatap Dika dengan pandangan yang sulit diartikan. "Sepertinya kamu harus mulai membiasakan diri, Mas. Di Hartadinata, aku adalah aset berharga yang harus dijaga. Bukan sekadar istri yang bisa kamu tinggalkan sendirian saat kamu sibuk dengan duniamu sendiri."

Tania melangkah masuk ke kursi belakang. Dari balik kaca jendela yang gelap, ia melihat Dika berdiri mematung di teras, tampak kecil dan tak berdaya, sementara Farah mengintip dari balik gorden dengan wajah yang dipenuhi rasa iri dan kebencian.

Mobil itu melaju perlahan, meninggalkan rumah yang kini terasa seperti penjara kecil bagi Dika. Di dalam mobil, Tania menyandarkan kepalanya, menatap ke depan dengan tekad bulat. Ia tahu, langkah Rei ini adalah serangan mental yang sempurna untuk meruntuhkan ego Dika.

Dika masih berdiri mematung di teras bahkan setelah debu dari ban mobil Tania menghilang dari pandangan. Tangannya mengepal kuat, meremas kunci mobilnya sendiri yang kini terasa tidak ada harganya. Kalimat Tania terus terngiang di telinganya: "Di Hartadinata, aku adalah aset berharga yang harus dijaga."

Kalimat itu terasa seperti tamparan keras yang menyadarkannya bahwa ia bukan lagi pusat gravitasi di hidup Tania.

Dika melangkah masuk ke dalam rumah dengan bahu yang merosot. Ia menghempaskan tubuhnya ke sofa ruang keluarga, mengabaikan Farah yang mencoba mendekatinya. Pikirannya melayang ke beberapa minggu lalu, saat ia dengan sombongnya mengizinkan Tania bekerja kembali karena mengira Tania hanyalah wanita rumahan yang merindukan kesibukan kantor.

"Seharusnya aku tidak membiarkan dia bekerja," batin Dika penuh penyesalan. "Aku pikir dengan bekerja, dia akan sibuk dan tidak punya waktu mengawasi ku. Tapi ternyata, dunia luar justru memberikan dia sayap untuk terbang lebih tinggi dariku."

Dika merasa telah mengambil keputusan paling salah dalam hidupnya. Ia ingin Tania tetap menjadi istri yang bergantung padanya, yang bisa ia kontrol dengan uang sakti bulanan. Namun sekarang, Tania adalah wanita yang mengendarai mobil miliaran dan memiliki sopir pribadi—hal yang bahkan Dika sendiri belum mampu mencapainya sebagai seorang pekerja di perusahaan besar.

Ibu Dika yang sedang membereskan meja makan, melewati Dika dan sengaja berdehem pelan.

"Kenapa muka kamu kusut begitu, Dika?" tanya Ibunya tanpa menoleh. "Harusnya kamu bangga punya istri yang sangat dihargai oleh perusahaannya. Kecuali... kamu merasa tersaingi karena sekarang istrimu jauh lebih sukses daripada kamu."

"Ibu, tolong diam!" bentak Dika frustrasi.

"Ibu hanya bicara fakta, Dika. Dulu kamu pikir Tania tidak punya siapa-siapa setelah orang tuanya meninggal. Kamu pikir dia akan lemah. Tapi lihat sekarang, dia bersinar tanpa bantuanmu sedikit pun," tutup Ibunya sebelum berjalan menuju kamarnya dengan senyum kemenangan.

Farah mendekati Dika, duduk di sampingnya sambil mengelus lengan Dika lembut. "Mas... aku tahu kamu menyesal. Tapi kamu lihat sendiri kan, Tania berubah sejak dia kerja di sana. Dia jadi sombong, dia nggak hormat lagi sama kamu."

Farah merendahkan suaranya, mulai menyemai benih racun yang baru. "Apa kamu nggak curiga, Mas? Mana ada bos yang sebegitu perhatiannya kalau nggak ada 'sesuatu'? Mobil mewah, sopir pribadi... itu bukan fasilitas kantor biasa, Mas. Itu hadiah untuk seorang kekasih."

Dika terdiam. Matanya yang merah menatap tajam ke arah Farah. Penyesalan Dika kini mulai bercampur dengan amarah yang beracun. Ia tidak hanya menyesal telah mengizinkan Tania bekerja, ia kini mulai merasa terancam bahwa "miliknya" mungkin telah diambil oleh pria yang lebih berkuasa darinya.

...----------------...

Farah mengunci pintu kamarnya dengan rapat. Dadanya masih sesak oleh rasa iri setelah melihat kemewahan yang merendahkannya pagi tadi. Ia tidak bisa diam saja. Jika ia berhasil membuktikan bahwa Tania tidak setia, maka ia merasa posisinya akan lebih aman.

Farah mengambil ponselnya dan mendial sebuah nomor. "Halo, Sari? Kamu masih punya kenalan orang di bagian administrasi gedung atau kurir di Jalan Sudirman? Aku butuh bantuanmu untuk memantau seseorang di PT Hartadinata."

Farah menyeringai licik saat temannya menyanggupi. "Cari tahu jadwal makan siangnya, dengan siapa dia keluar, dan kalau bisa... aku butuh informasi detail tentang kegiatannya di luar kantor. Aku akan bayar mahal kalau kamu dapat sesuatu yang berguna."

...................

Di sisi lain kota, di ruang kerjanya yang elegan, Tania meletakkan ponselnya. Sebuah notifikasi dari perangkat penyadap di rumah baru saja mengirimkan rekaman percakapan Farah. Tania tidak terkejut. Ia justru tersenyum dingin.

"Jadi, kamu ingin bermain detektif, Farah? Silakan," gumam Tania pelan.

Tania segera menekan nomor Luna. "Lun, hari ini kita eksekusi semuanya. Aku sudah mentransfer sisa saldo rekeningku ke rekening Yayasan Panti Asuhan Kasih. Pastikan tanda terima donasinya atas nama anonim, tapi simpan salinannya untukku sebagai bukti bahwa uang itu sudah tidak ada di tanganku."

"Beress, Tan!" sahut Luna dari seberang telepon. "Lalu bagaimana dengan apartemen mewah yang baru kamu beli bulan lalu?"

"Hari ini juga, temui notarisku. Balik nama apartemen itu atas namamu sepenuhnya. Aku ingin saat ada masalah nanti, dia hanya akan menemukan angka nol. Dia tidak akan mendapatkan satu sen pun dari keringatku selama di Hartadinata," tegas Tania.

Tania menatap ke luar jendela kaca besar kantornya, melihat lalu lintas Jakarta yang padat dari ketinggian. Ia merasa sangat ringan. Secara hukum, ia sedang membuat dirinya terlihat "miskin", namun secara nyata, ia sedang membangun benteng kekayaan yang tak terlihat di luar jangkauan orang-orang yang berniat buruk.

Setiap rupiah yang ia hasilkan telah ia amankan di tangan orang yang ia percayai, atau ia sumbangkan untuk kebajikan. Baginya, uang itu terlalu berharga untuk jatuh ke tangan "sampah" seperti yang ia pikirkan.

"Biarkan Farah sibuk dengan mata-matanya," ucap Tania pada dirinya sendiri sambil merapikan dokumen desainnya. "Karena saat dia pikir dia sudah menangkap mangsanya, dia tidak sadar bahwa dialah yang sedang masuk ke dalam perangkap yang mematikan."

Pintu ruangan Tania diketuk. Rendi masuk dengan wajah tenang. "Bu Tania, Pak Rei sudah menunggu di restoran bawah untuk makan siang membahas kontrak ekspor. Beliau meminta Anda turun sekarang."

Tania berdiri, menyambar tasnya, dan menatap pantulan dirinya di cermin. Ia tahu, mata-mata Farah pasti sudah bersiap di luar sana.

Bersambung...

1
Sunaryati
Kau hanya akan menggali kuburmu sendiri- Farah
Sunaryati
Ini yang emak tunggu
Sunaryati
Puas
Ma Em
Farah kamu tdk akan bisa melawan kecerdikan Tania , Tania bkn tandinganmu Tania bertindak dgn otak yg cerdik tapi Farah bertindak dgn nafsu bkn Tania yg akan hancur tapi Farah yg akan hancur
Sunaryati
Kutunggu kehancuran Dika dan istri barunya, serta kehilangan rumah yang ditempati sekarang
Batara Kresno
makasih thor udah up 2 bab,nah kan bosoh sh jadi jatuh kan
Batara Kresno: siap ditunggu upnya
total 2 replies
Becce Ana'na Puank
Luar biasa
Sunaryati
Lanjut Thoor, emak ingin Dika dan Farah terusir dari rumah yang ditnggali sekarang.
Sunaryati
Bersoraklah kalian jika tidak malu jingkrak- jingkrak sekalian, dan selanjutnya kalian akan nangis, karena kebalikannya. Semua milik Dika jadi milik Tania karena Tania telah banyak mengumpulkan bukti perselingkuhan kalian lebih dulu, bahkan pengakuan Dika tentang selingkuh dirinya juga direksm oleh Tania, jadi kalian tidak bisa menyangkal. Sedangkan Tania dan Rey bisa menyangkal bahkan bisa membalikkan keadaan dengan tuduhan menfitnah
murni l.toruan
aduh kok aku yang jantungan ya...penasaran banget lanjutkan saja hai para pendosa
Batara Kresno
keren thor lanjut ditunggu upnya ya makasih
Batara Kresno
🤣🤣🤣🤣🤣mampus kan miskin miskin lho bodoh
yuni ati
Menarik/Good/
Eve_Lyn: terimakasih...
total 1 replies
yulian orthe
baru baca.. penasaran apa yg bakalan tania lakukan
Eve_Lyn: ayoo baca kak heheheh
total 1 replies
Batara Kresno
dikira tania bodoh justru kalian yg masuk jebakan 🤣🤣🤣🤣 kasihan dech lho nanti gigit jari mampus
Eve_Lyn: hahaha...
total 1 replies
murni l.toruan
Baru baca saja aku emosi jiwa, Luna temani Tania ya...buat Dika pecundang menyesal
Eve_Lyn: hehehe...terimakasih kak...jangan bosen baca yaa
total 1 replies
Sunaryati
Baru mampir langsung tertarik, ini yang emak suka istri terkhianati membalas dengan elegan membuat pengkhianat kerdil dan satunya kebakaran jenggot. Emak mau kasih 5⭐ jika Tania sudah lepas dari Dika, dan Farah terbongkar keburukannya
Eve_Lyn: terimakasih Mak... hehehehe
total 1 replies
Ma Em
Tania emang yg terhebat semangat Tania maju terus buat Dika dan gundiknya menyesal 💪💪💪
partini
good story 👍👍👍👍👍
Eve_Lyn: terimakasih kakak
total 1 replies
partini
👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!