NovelToon NovelToon
Asmarandana Titisan Ningrat

Asmarandana Titisan Ningrat

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cintapertama / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:111.7k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Ningrat dan kasta, sebuah kesatuan yang selalu berjalan beriringan. Namun, tak pernah terbayangkan bagi gadis proletar (rakyat biasa) bernama Sekar Taji bisa dicintai teramat oleh seorang berda rah biru.
Diantara gempuran kerasnya hidup, Sekar juga harus menerima cinta yang justru semakin mengoyak raga.

Di sisi lain, Amar Kertawidjaja seorang pemuda ningrat yang memiliki pikiran maju, menolak mengikuti aturan keluarganya terlebih perihal jodoh, sebab ia telah jatuh cinta pada gadis bernama Sekar.
Semua tentang cinta, kebebasan dan kebahagiaan. Mampukah keduanya berjuang hingga akhir atau justru hancur lebur oleh aturan yang mengekang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ATN 29~ Memaksakan kehendak

Keadaan keraton sudah seperti akan diadakannya hajatan besar, padahal hanya akan kedatangan keluarga dari ningrat lain saja.

Bahkan esok, jadwal kunjungan untuk keraton ditutup sejenak selama 3 hari, demi kelancaran.

Amih Mayang sudah menggiring anak didiknya ke tempat acara, dimana mereka melakukan gladi resik bersama kelompok musik tarawangsa dan kelompok gamelan. Kang Enjang, sang suami selalu setia membawa gendang, sebab urusan gendang akan dipercayakan padanya khusus untuk kelompok sanggar tari Mayang.

Sekar masih mengeratkan selendang miliknya disana, latihan sampai ia lupa rasa lelah itu sendiri.

Bahkan ia menyeka keringat yang telah banjir diantara pelipis dan garis wajah. Memperhatikan amih Mayang, melakukan gerak tari berkali-kali, berusaha mempersembahkan yang terbaik untuk acara esok.

Jangan pikir gelagatnya sejak tadi tak diperhatikan, sebab....

Seorang ambu sudah datang menghampiri gerombolan sanggar Mayang dan menyajikan seteko air minum bersama kudapan kecil.

Dari matanya, ia dapat melihat mereka terhenti menari dan mulai menyerbu makanan serta minum dengan senang.

Mata Amar menyipit karena tersenyum melihatnya, bahagianya Sekar itu sederhana.

"Bunda sepertinya curiga, baik padamu ataupun padaku." Itu Reksa yang ternyata memperhatikan juga Sekar dan menghampiri Amar, "tebak kemana arahnya jika sampai bunda benar-benar tau, aku tidak takut. Sebab aku bisa mengakui kalau aku ingin menjadikan Sekar sebagai selirku. Siap-siap kamu akan kehilangannya dan menganggapnya kaka ipar..." senyum tipisnya itu kontras menunjukan kemenangan.

Amar mendengus sumbang, ia menoleh meski tak menurunkan kedua tangan yang sejak tadi bersidekap di dada, "kau berbicara seolah-olah Sekar mau kau jadikan selir, kang. Kau mengejar dia mati-matian sampai meniru gayaku mendekatinya....jujur saja, kau mengirimkan sesuatu ke rumahnya tadi, kan? Tunggu sampai Sekar tau dan murka, mengembalikan semua pemberianmu, sebab merasa jika kau sedang berusaha membeli keluarganya." Ada helaan nafas di jeda yang Amar ambil.

"Kau tau kang. Itu bukan cinta namanya....tapi terobsesi, kau melupakan bagaimana seorang Sekar ingin mencintai dan dicintai seseorang, apakah setelah kau mengaku Raden anom, Sekar langsung berbalik mendekat? Tidak. Dia tidak gila harta, atau tahta. Bukan begitu cara menyentuhnya." Amar menggeleng sembari melirik Bahureksa.

"Kalau kakang sudah siap jujur dan mengakui pada ayahanda dan ibunda. Maka kakang sudah kalah start denganku, karena aku bahkan sudah siap kehilangan gelarku disini. Aku sudah siap bertarung merubah tatanan aristokrat, bahkan jauh sebelum mengenalnya. Kini, alasanku semakin kuat untuk menentukan jodohku sendiri, aku akan menjadikannya istri sah satu-satunya. Hanya menunggu sampai semua keadaannya memungkinkan, dan aku mendapatkan hatinya."

Adu tatap tajam itu ditunjukan oleh Reksa dan Amar, "jangan macam-macam Amar. Rencanamu itu hanya akan membawa kehancuran. Terlebih kau akan menghancurkan Sekar..."

Amar terdiam, tatapnya beralih ke arah Sekar yang saat ini tengah tertawa bersama Sari dan Ros. Ada perasaan beban yang mendadak jatuh dan menekan pundak sebadan-badan. Ia bukan tak tau itu.

"Kau tau, cinta memang anugrah, tapi jangan bodoh... untuk gadis seperti Sekar sepertinya dicintai oleh ningrat adalah malapetaka." Lanjut Reksa turut mengalihkan pandangannya pada Sekar disana.

"Tapi kau hanya akan membu nuh mimpinya, prinsipnya, neraka yang tak ia inginkan, menjadi seorang selir, jelas-jelas ia akan menolaknya, tak ada wanita yang mau jadi nomor dua selain dari setelah ibunya..." ujar Amar, katakan, jika ia tak ada bedanya dengan Reksa yang memaksakan kehendak terhadap Sekar.

Reksa mendecih, "setidaknya nerakaku lebih baik dari nerakamu. Apa yang ia inginkan akan aku wujudkan, ekonomi keluarganya akan kutanggung, ia tidak perlu lagi mengemis rupiah dari pendopo ke pendopo. Ia bisa bersekolah dan bebas meraih pendidikan seperti inginnya, aku tidak akan melarangnya."

"Aku bisa menawarkan itu setelah kuselesaikan urusanku terlebih dahulu dengan aturan keningratan. Aku tidak bodoh kakang, aku tidak akan membawa Sekar untuk menentang aturan ibunda, namun setelah hal itu selesai baru aku akan membawa Sekar bertemu dengan ibunda dan ayahanda."

"Maksudnya kau akan menyembunyikan alasanmu menentang jodoh dari bunda?" Reksa berdecih kembali.

"Kau kira ibunda bo doh?! Tidak akan mencari tau? Dan sebelum itu terjadi, aku akan terlebih dahulu meminang Sekar." Jawab Reksa tak mau kalah.

"Aku akan menyatakan perasaanku pada Sekar dalam waktu dekat." Balas Amar tak terbantahkan.

Sekar tengah mengipasi wajahnya, melihat kaki-kaki yang sedikit kotor dan lecet karena latihan. Angin sore di kasepuhan yang menerpa membuat helaian rambutnya bergerak menyapu pipi dan leher sejuk, meredakan dan membawa jejak keringat di kala rehat begini, sebelum ia pergi mengantre untuk mandi.

Tatapnya menengadah, lembayung jingga bersama gumpalan-gumpalan awan yang masih menyisakan warna putih dan biru disana begitu semarak, ada bayangan sepatu Widuri di sana, ada bayangan baju baru untuk Laksmi dan Jayadi. Songkok baru untuk bapak, dan karembong atau kain penutup kepala untuk mak, Sekar tersenyum manis.

Kulitnya dapat merasakan hembusan angin yang mendadak wushh! Bersama aroma bunga dan maskulin yang kini menyentuh penciuman.

Sekar memaksa kelopak matanya terbuka, sudah ia duga jika pemilik aroma ini----ia mulai terbiasa dengannya. Wajah dengan rahang tegas itu tengah tersenyum menatapnya dari jarak dekat, yeah! Tepat di sampingnya.

Tidak berusaha menjauh seperti sebelum-sebelumnya, Sekar justru kembali tak peduli dan memilih memejamkan matanya sambil merasai angin sore, "den bagus kalo mau ngajak diskusi lagi, saya lagi ngga mau. Pusing otak saya kalo harus baca yang seperti itu." Lirih bibir tipis semerah semangka itu.

Amar mendengus dan menggeleng, "sayang sekali. Padahal saya rasa kamu partner yang tepat untuk diskusi masalah skripsi, karya sastra, novel, prinsip hidup, dan mungkin partner yang cocok untuk diskusi masalah keluarga."

Sekar menoleh dan melihatnya malas, ya ampun! Wajah malas diantara letihnya Sekar itu membuat Amar benar-benar sudah terSekar-sekar.

"Saya tak tertarik untuk diskusi masalah keluarga dengan den bagus Amar." lirih Sekar menjawab, mungkin pikir Sekar bahasan keluarga itu bapak---mak, kanjeng sultan dan istri serta selir-selirnya, lalu saudara, adik, Kaka.

Amar menyunggingkan senyumnya gemas, apalagi saat Sekar mengucapkan *den bagus Amar*, bibirnya itu begitu manis dan menggemaskan.

"Mau saya ajak tur keliling kompleks museum kasepuhan secara eksklusif ngga? Iya eksklusif, sebab keraton ditutup untuk acara esok. Jadi kamu bisa puas mengeksplore ditambah tur guidenya itu asli keluarga keraton, ganteng pula."

Sekar tertawa renyah, saking renyah dan gurihnya Amar ikut tertawa, "memangnya boleh?"

Amar mengangguk dan berdiri, ia mengulurkan tangannya, "wilujeng sumping di kasepuhan....punten untuk tidak menyampah dan menyentuh barang-barang dengan sembarangan, apalagi merusak cagar budaya."

Kembali Sekar tertawa renyah, "tapi saya cuci kaki dulu..pake sendal dulu." Ujarnya diangguki Amar, "nanti disana ada pancuran. Bisa cuci kaki disana."

Sekar sudah berjalan sendiri, tidak menyambut uluran tangan Amar, tau batasan Sekar ----tau batasan.

.

.

.

.

1
Ria
sikapnya kok jauh ya sama namanya... "jembar kasih"..... kok gak di kasih nama
" jembar kisruh" aja si teh🤭🤭🤭😂😂😂🙏
Mira Mira
pantas saja pas sasi jatuh cinta amih sekar selalu nangis tiap malam segitu sakit hati nya sama omongannya raden ayu/Cry//Cry/
Miko Celsy exs mika saja
sedih bgt jd sekar,,,ya bgtulah gak jaman dl gak jaman sekarang,orang yg kelebihan byk yg memandang rendah orang yg tak berpunya,meskipun skrng jg byk orang yg berlebih tdk memandang buruk ke yg tdk berpunya bahkan sdh byk yg benar2 merangkul dam memandang setara antra hg berpunya dan tidak
isni afif
😻😻🥰☺️☺️🤭🤭🤗
isni afif
lanjut teh.....sin...🫰🫰🫰🫰🫰
Attaya Zahro
Jangan suka meremehkan..nyatanya selir suamimu juga seorang ronggeng 😏😏
Trituwani
karyamu yg ini kadang bikin mesam mesem sendiri kadang jg nangis sendiri kadang jg tensian sendiri min... tp emmhhh si apih amar terlalu yahuddd disini min... sweet bgt kayak gula aren/Kiss//Kiss//Kiss/semangat berkarya min cahyoooo
Trituwani
wahhhh👏namanya aja jembar kasih tp akhlaknya tidak mencerminkan sbgai seorang permaisuri yg adil dan beradab/Scream/ mentang"turunan ningrat..wong asal jg dr tanah liat...sama sama tanah mah merendah kali jgn sampai kesombongan mengahancurkan trahmu sendiri...pantas si apih amar berontak..tau mboknya kayak bantengan gini,terlalu mengekang keturunanya sendiri.. dirimu tanpa rakyat kecil jg g bisa apa"kali...ad gitu permaisuri cuci baju sendiri klo g da rakyat jelantah.. mentang"sultan rakyat kecil patut dihina gitu.. ooo tidak bisa fergusoo hukum tabur tuai ada bisa jd ntar dirimu jd rakyat kecil cam sekar sekarang/Scream//Scream/minta disleding nih jembar kasih nih/Cleaver//Cleaver//Joyful/
DozkyCrazy
ya elah Bu tuh mulut g pernah sekolah yaa
DozkyCrazy
haddeh kangjenk mamih Dateng
Fitria Syafei
Yang sabar ya Sekar 🥹 Amar kejar terus ambil hatinya 👌 Kk cantik terimakasih 😘
Attaya Zahro
Meski anda membuat rencana indah tapi kalo Alllah tidak meridhoi,semua tak akan terwujud.Ingat..manusia hanya bisa merencanakan tapi tetap Allah yang menentukan,cam kan itu kanjeng.Kalo anda ingin dihormati maka jangan berlaku semena-mena kepada orang lain
'Nchie
sombong amat dah bunda ini🤭🤭
Maria Kibtiyah
emang kasian yg jd mantu sekar contoh ya alvaro
Attaya Zahro
Katanya orang berpendidikan tapi mulutnya bak sampah,asal jeplak aja.Kalo berpendidikan harusnya tau etika dan tata krama 👊👊
𝐙⃝🦜ᵏᵉʳᵃᵏ_🆂🆄🅻🆃🅸🅽
nenek lampir, hanya karena Menak jadi bisa menghina orang lain sebegitu nya, menganggap orang lain sebagai tikus
Attaya Zahro
Seharusnya sebagai Raden Ayu bersikaplah yang bijak dan jangan merendahkan seseorang hanya karena derajat yang berbeda karena pada sejatinya dimata Tuhan semua sama.Jangan mentang² punya kekuasaan lantas bersifat angkuh dan sombong.Ingatlah didunia ini tak ada yang kekal abadi,roda kehidupan pasti berputar.Selagi berada diatas bertindaklah yang bijaksana karena suatu saat pasti akan dibawah juga.
isni afif
🥰🥰😻😻☺️🤭🤭🤭🤗
isni afif
lanjut teh sin....
Helmi Yulianto
bagus banget👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!