NovelToon NovelToon
CEO Cantik Vs Satpam Tampan

CEO Cantik Vs Satpam Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / CEO / Tunangan Sejak Bayi / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Pengawal
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: MakNov Gabut

Kisah Perjodohan seorang CEO yang cantik jelita dengan Seorang Pengawal Pribadi yang mengawali kerja di perusahaannya sebagai satpam

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MakNov Gabut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Bab 29 -

Di sebuah malam yang dingin, di markas besar geng elit Nagajaya, yang lokasinya disembunyikan rapat dari publik. Di ruang utama yang remang-remang, hanya cahaya merah dari ujung cerutu yang menyala di antara kepulan asap tebal.

Seorang pria duduk di balik kursi kulit berwarna hitam, tinggi dan berputar. Suaranya berat, dalam, dan penuh kuasa.

“Temukan orang bernama Gaston ini,” katanya perlahan namun tegas, setiap kata terasa seperti perintah mutlak. “Pastikan apakah dia punya kaitan dengan kematian Roxil atau tidak. Kalau benar… nyawa harus dibayar nyawa.”

Anak buahnya menunduk dalam hormat. “Siap, Tuanku Naga.”

Sementara itu, di kantor polisi Kota J, Aryo sudah dinyatakan bebas setelah semalam menjalani pemeriksaan. Ia langsung kembali ke kantor Andara Grup, masih dengan wajah lelah tapi lega.

Di lobi utama, Meliana sudah menunggunya.

“Terima kasih atas bantuanmu semalam,” kata Aryo dengan nada tulus.

Meliana menatapnya datar, “Kamu tidak perlu berterima kasih. Kamu juga sudah banyak menolongku sebelumnya. Jadi anggap saja kita impas.”

Meski ucapannya terdengar dingin, hati Aryo justru terasa hangat. Ia mengantar Meliana sampai ke ruang kerjanya di Lantai 22, memastikan tidak ada gangguan dari Thomas Maraja. Semoga saja sandiwara “pacar pura-pura” yang mereka lakukan kemarin cukup membuat Thomas menjauh.

Dengan begitu, Aryo bisa kembali menjalankan tugasnya berjaga di luar ruangan, sementara Chris kembali ke posnya semula.

Ketika sedang membaca koran sambil menjaga area, ponsel Aryo bergetar. Nomor baru muncul di layar. Ia mengangkatnya.

“Aryo,” panggil suara perempuan di seberang sana, terdengar serak dan bergetar.

“Siapa ini?”

“Ini aku, Sania… Maaf, aku ganggu kamu.”

Nada tangis di ujung sana membuat Aryo langsung waspada. “Ada apa, Sania?”

Suara itu pecah. “Aku… dipecat, Yo.”

Aryo sontak terdiam. “Apa?” Ia berdiri dari kursinya, napasnya menegang. “Kapan?”

“Tadi pagi. Dipanggil ke ruang HRD di lantai tiga… sama Pak Riven. Katanya karena alasan personal, tapi aku tahu, ini pasti ada yang mengatur di belakang.”

Aryo langsung menuruni lift menuju lantai tiga. Begitu sampai, tanpa basa-basi ia mengetuk pintu HRD dengan keras.

Riven sedang menerima panggilan telepon. Dari sela pintu yang belum tertutup rapat, Aryo mendengar samar-samar nama Thomas disebut. Nada bicaranya seperti orang penjilat.

Ketika menutup telepon, Riven tersenyum miring. “Oh, Aryo. Si pengawal gagah yang jadi bahan gosip di kantor. Ada urusan apa kemari?”

“Saya mau tahu kenapa Sania dipecat,” ujar Aryo dingin.

“Cepat juga beritanya nyebar, padahal baru sejam lalu,” jawab Riven dengan nada meremehkan. “Tapi, siapa kamu, sampai berani datang bertanya seperti itu?”

“Saya temannya.”

Riven terkekeh. “Teman satu malamnya, maksudmu?”

Aryo menatap tajam. “Itu tidak benar. Sania sudah membuat klarifikasi.”

“Ah, meski begitu, pemecatan tetap sah. Gadis itu membawa nama buruk untuk perusahaan. Lagipula, kalau saja waktu itu kau tidak membawanya ke hotel, gosipnya takkan sebesar ini. Jadi bisa dibilang sebagian salahmu juga.”

Aryo mengepalkan tangan. “Apa itu ada kaitannya dengan performa kerja? Apakah dia merugikan perusahaan?”

Riven menyandarkan punggung ke kursi, menaikkan satu kakinya ke meja. “Aku dengar Sania suka menggoda laki-laki di gedung ini. Termasuk aku. Gadis seperti itu adalah pemicu tindakan pelecehan. Jadi jangan pura-pura suci.”

BRAK!

Meja terguncang keras ketika Aryo menghantamnya dengan kepalan tangan. “Jaga ucapanmu!”

Riven terkekeh kecil. “Hati-hati, Aryo. Walau sekarang kamu pengawal pribadinya CEO, bukan berarti kamu bisa mengaturku. Pemecatan Sania sudah final—dan ya, atasan saya juga menyetujuinya.”

Mata Aryo menyipit. “Thomas…” gumamnya dalam hati. Ia tahu persis siapa dalangnya.

Aryo keluar dari ruangan itu dengan dada bergemuruh. Ia tahu Riven bukan pemain utama, hanya boneka.

“Cinta ditolak, jabatan bertindak,” gumamnya sinis sambil melangkah pergi.

Sore harinya, Aryo punya rencana. Ia mengetik lembar petisi sederhana di laptop, berisi pertanyaan tentang perilaku Riven dan kejanggalan pemecatan Sania. Ia meminta bantuan Jonson dan Merry untuk menyebarkannya secara diam-diam ke seluruh staf lantai tiga.

Beberapa jam kemudian, hasilnya terkumpul.

“Ini, Yo,” kata Merry sambil menyerahkan setumpuk kertas. “Hampir semua tanda tangan setuju. Mereka juga heran kenapa Sania dipecat sepihak.”

“Iya, bro,” tambah Jonson. “Padahal dia rajin banget. Presentasi dan kerjaannya selalu rapi.”

Aryo mengangguk. “Terima kasih. Nanti aku traktir kalian di kantin.”

Malamnya, ia membaca semua lembar petisi itu satu per satu. Isinya membuat darahnya mendidih. Banyak karyawan perempuan ternyata mengeluhkan perilaku Riven—suka memanggil mereka ke kantor dengan alasan tak jelas, menanyakan hal-hal pribadi, bahkan memandang mereka dengan cara tak pantas.

Aryo menarik napas panjang. “Satu-satunya orang yang bisa membereskan ini… pacar pura-puraku.”

Ia naik ke lantai 30 dan langsung mengetuk pintu ruangan Meliana.

“Memecat Riven?” tanya Meliana terkejut setelah mendengar penjelasan Aryo.

“Ya. Dia seenaknya menindas bawahannya.”

Meliana menyipit. “Sania itu kan yang sempat dikabarkan tidur denganmu?”

Aryo mengusap wajah, kesal. “Meliana, itu gosip. Sania sudah minta maaf pada semua orang. Jangan menilai dari kabar.”

“Lalu kenapa aku harus menolongmu membela dia?”

Aryo menatap serius. “Karena aku yakin, dalang di balik semua ini adalah Thomas Maraja.”

Nama itu membuat Meliana terdiam. Ia lalu mendecak. “Baru juga merger, sudah berani ikut campur urusan internal. Tipikal laki-laki yang tak tahu batas.”

“Jadi, kau mau bantu?” Aryo menyerahkan tumpukan petisi ke tangannya.

Meliana membacanya sekilas. “Kamu benar-benar peduli, ya. Sampai repot bikin ini segala.”

“Aku cuma tak tahan lihat orang diperlakukan semena-mena.”

Meliana menatapnya lama, merasa tersindir. “Kamu nyindir aku sekarang?”

Aryo tersenyum tipis. “Bukan maksudku begitu. Bacalah dulu. Dari isinya, siapa yang pantas dipecat sebenarnya?”

Meliana terdiam beberapa saat. “Akan kubaca. Tapi jangan berharap aku bisa membatalkan keputusan itu.”

“Kalau begitu, tak perlu dibaca.” Aryo mengambil kembali lembarannya dengan dingin.

“Hey, Aryo,” suara Meliana meninggi. “Jangan mentang-mentang kau jadi pacar pura-puraku, lalu merasa bisa memerintahku. Kita cuma berpura-pura, jangan besar kepala.”

Aryo menarik napas dalam. Ia sadar Meliana benar. Dengan nada lembut, ia meminta maaf lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Namun begitu sampai di lift, sebuah ide muncul di kepalanya. Ia menelepon Pak Kamal, ayah Meliana.

Setelah mendengarkan cerita panjang Aryo, Pak Kamal mendukungnya penuh. Ia berjanji akan berbicara langsung pada Meliana.

Tak lama, Meliana memanggil Aryo kembali ke ruangannya. Wajahnya tampak kesal, tapi ada sedikit senyum terselip.

“Enak banget kamu ya, Yo. Gak dituruti, langsung telepon papa. Itu juga penyalahgunaan wewenang, tahu?”

Aryo terkekeh. “Tapi demi tujuan yang baik. Kadang sedikit pelanggaran dibutuhkan untuk keadilan.”

Meliana menatapnya sambil bersedekap. “Kamu pintar juga, ya.”

“Setidaknya ini kesempatan bagimu untuk menata ulang sistem di perusahaan. Dari petisi itu jelas banyak posisi dipegang orang yang salah.”

Meliana menarik napas panjang. Pandangannya mulai lembut.

“Baiklah, Aryo. Kita lihat nanti. Tapi jangan berpikir ini karena perasaan. Aku hanya ingin keadilan ditegakkan.”

Aryo tersenyum samar. “Itu saja sudah cukup.” Nanti juga punya perasaan, hehehehe..

Bersambung…

1
Edana
Gak bisa tidur sampai selesai baca ini cerita, tapi gak rugi sama sekali.
Hiro Takachiho
Aku akan selalu mendukungmu, teruslah menulis author! ❤️
Oscar François de Jarjayes
Serius, ceritanya bikin aku baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!