Bagi Lea Richard pria paling brengsek dan menyebalkan di dunia adalah Bara Klopper. Tapi kenapa hatinya justru mencintai pria itu? Pria yang sudah memiliki seorang istri yang sangat cantik bernama Arneta.
Sedangkan bagi Bara Klopper wanita yang selalu membuat hati dan tubuhnya panas hanyalah Lea Richard, bagi Bara wanita yang bernama Lea Richard adalah miliknya! Tidak ada yang boleh memiliki Lea selain dirinya.
"Kau harus mau menjadi istriku!" Bara Klopper.
"Aku tidak sudih menjadi istri keduamu!" Lea Richard.
Akankah hubungan keduanya yang sempat menjauh selama beberapa bulan itu akan kembali terjalin? Ataukah akan berpisah untuk ke-dua kalinya dan untuk selamanya?
Follow Ig ~ mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 22
Lea terdiam dengan sorot mata yang menerawang ke depan, ia tidak pernah menyangka kisah cintanya akan serumit ini. Bara yang rela melakukan apa pun hanya untuk mendapatkannya, Arneta yang kemungkinan besar mengandung anak dari pria lain, sampai perceraian Bara yang hanya akan terjadi setelah hasil tes DNA itu keluar.
"Kenapa tidak sekarang saja kau melakukan tes DNA? Bukankah kandungan Arneta sudah besar jadi sudah aman bukan?"
"Aku sudah pernah meminta itu pada Arneta, tapi dia tidak mau dan hanya akan melakukan tes DNA setelah bayi itu lahir." Jelas Bara.
"Kalau begitu kenapa kau tidak bercerai saja? Bukankah kau bilang anak dikandungan Arneta bukan anakmu? Jadi kenapa harus menunggu sampai dilakukan tes DNA? Lagi pula Tuan Klopper sudah memberikan semua bisnisnya ke tanganmu." Lea berkata penuh menyelidik.
"Kakek gila itu akan menarik semua yang sudah aku pegang, jika aku menceraikan Arneta sebelum hasil tes DNA itu keluar." Bara menghela napasnya dengan panjang. "Sebenarnya aku tidak masalah melepas semuanya, karena bisnis yang kumiliki masih ada. Tapi jika aku melakukannya maka aku tidak bisa membantu Perusahaan Richard."
Deg.
Lea tidak bisa berkata-kata setelah mendengar penjelasan dari Bara.
"Kakek mu itu bodoh sekali karena percaya begitu saja pada Arneta, kalau anak yang ada di dalam kandungannya anakmu." Ejek Lea keceplosan.
"Hei!" Bara menarik pipi Lea dengan gemas. "Dia itu kakekku, berani sekali kau mengatainya bodoh."
"Ish, bukannya tadi kau juga mengatainya dengan kakek gila." Protes Lea.
"Aku ini cucu satu-satunya dan hanya aku yang boleh mengatainya." Bara tersenyum seraya memeluk Lea dengan posesif. "Kakekku itu bukan orang bodoh tapi dia hanya terlalu terobsesi memiliki cicit, karena cucunya ini selalu membangkang dan tidak bisa diatur."
Lea tertawa mendengar perkataan Bara.
"Tiga bulan Lea, setelah itu kau akan menjadi satu-satunya."
"Kalau begitu tunggu sampai tiga bulan lagi baru aku akan menikah denganmu." Sahut Lea dengan tegas, ia tidak ingin kecolongan karena belum tentu juga anak yang dikandung Arneta bukan anak Bara.
"Apa perusahaan keluargamu akan bertahan selama tiga bulan? Mengingat keadaan perusahaan itu yang semakin kesulitan."
"Kau..." Lea ingin marah, namun ia urungkan karena apa yang dikatakan oleh Bara memang benar. Perusahaan keluarganya memang sedang diujung tanduk. "Bara bantulah keluargaku, aku berjanji akan menikah denganmu setelah kalian bercerai." Pinta Lea.
"No, menikah dahulu baru aku bantu."
"Ish, kau itu kenapa keras kepala sekali? Tunggu tiga bulan lagi apa salahnya." Lea mendengus kesal.
"Kau juga keras kepala! Apa salahnya menikah denganku sekarang."
"Tidak mau, aku tidak ingin rugi kalau ternyata anak itu adalah anakmu dan kalian tidak jadi bercerai."
Bara menghela napasnya dengan kasar. "Anak itu bukan anakku, percayalah! Aku tidak mungkin lupa kapan terakhir kami bercinta."
Plak.
Lea memukul lengan Bara saat mendengar kata-kata frontal dari pria itu.
"Begini saja, kita menikah dan aku berjanji tidak akan melakukan hubungan se*x denganmu sampai resmi bercerai dengan Arneta, jadi kau tidak akan dirugikan justru akan mendapatkan keuntungan seperti yang tertera di dalam berkas tersebut." Bara berkata dengan sungguh-sungguh, karena bagi dirinya bisa memiliki Lea walau tidak menyentuh wanita itu sudah membuatnya bahagia.
Lea mengerutkan keningnya dengan wajah yang berpikir keras, karena merasa tergoda dengan tawaran Bara. Jika ia setuju menikah dengan pria itu otomatis dirinya bisa membantu Perusahaan Richard, dan Lea pun tidak akan rugi karena Bara berjanji tidak akan menyentuhnya.