Kebangkitan Sang Penguasa Ego

Kebangkitan Sang Penguasa Ego

**Bab 1: Kebangkitan Sang Penguasa Ego**

..."Pak Tanaka, Rapat Dewan Direksi pukul delapan pagi. Pesawat jet pribadi Anda siap, Tuan. Dan jadwal makan siang Anda dengan Menteri Ekonomi sudah dikonfirmasi," suara asisten pribadi Kenzo Tanaka bergema di *smartwatch*-nya....

...Kenzo menepis notifikasi itu tanpa melirik. Matanya terpaku pada layar televisi 80 inci di *penthouse*-nya yang mewah di salah satu gedung pencakar langit tertinggi di Tokyo, menayangkan laporan berita tentang kenaikan saham **Tanaka Corp.** Senyum tipis, puas, dan sedikit meremehkan tersungging di bibirnya....

..."Hanya Kenzo. Tidak ada 'Pak'," gumamnya, lebih kepada dirinya sendiri daripada ke asistennya yang mungkin sudah sibuk menyiapkan hal lain. "Forma-ri-tas. Buang-buang waktu."...

...Ia menyesap kopi *drip* spesial dari cangkir **Arita-yaki** yang mahal. Aroma pekatnya memenuhi ruang baca pribadi yang dilapisi panel kayu *Hinoki* dan dihiasi kaligrafi *shodo* modern jutaan yen. Dari jendela kaca setinggi langit-langit, kota Tokyo membentang di bawahnya, lautan lampu dan gedung yang tampak seperti model di bawah kendalinya....

..."Apa lagi yang mereka inginkan? Bukankah sudah jelas? *Profitto, profitto*, dan *profitto*," Kenzo mendengus. "Para investor itu hanya tahu meminta, tapi tidak pernah tahu bagaimana caranya menghasilkan."...

...Asistennya, Akari, berani mengirimkan *hologram* kecilnya, muncul di meja kopinya. Ia tampak tegang. "Maaf mengganggu, Kenzo-sama. Tapi ada laporan baru dari tim legal. Merger dengan **Sakura Holdings** terancam…."...

..."Terancam?" Kenzo menyeringai, matanya menyipit tajam. "Tidak ada yang namanya terancam di kamusku, Akari. Hanya ada… tertunda. Dan itu pun tidak akan lama." Ia mengibaskan tangannya, seolah mengusir lalat. "Berikan ultimatum. Jika mereka tidak menyetujui persyaratan kita dalam dua puluh empat jam, kita akan membeli semua saham mereka. Semua. Termasuk saham direksi mereka. Aku mau mereka berakhir di **Kabukicho** tanpa apa-apa."...

...*Hologram* Akari berkedip, menunjukkan keterkejutan. "Baik, Kenzo-sama. Saya akan sampaikan." Ia menghilang....

...Kenzo tertawa kecil, menaruh cangkirnya di tatakan berlapis emas. "Orang-orang lemah. Mereka pikir mereka bisa menantangku? Aku adalah Kenzo Tanaka. Aku membangun Tanaka Corp. ini dari nol. Aku adalah hukum di duniaku."...

...Ia bangkit dari kursi, melangkah ke jendela. Di bawah sana, mobil-mobil tampak seperti mainan kecil. Orang-orang sibuk mengejar mimpi mereka, yang baginya, hanyalah remah-remah. Dia merasa tak terkalahkan. Raja diraja. Penguasa segalanya....

...Tiba-tiba, ponselnya berdering dengan nada dering khusus. Hanya satu orang yang punya nada dering itu. Ayahnya....

...Kenzo mengernyit. "Lagi-lagi soal sumbangan untuk kuil? Atau meminta bantuan untuk acara lingkungan?"...

...Ia mengabaikannya. Tak ada yang bisa mengganggunya saat ini....

...Kemudian, ia merasakan getaran aneh. Getaran itu membesar, disertai suara gemuruh yang semakin mendekat. Langit yang tadinya cerah kini dilintasi bayangan hitam raksasa....

...Kenzo mendongak....

...Itu adalah… pesawat. Sebuah pesawat jet. Terbang sangat rendah, terlalu rendah, dan…...

..."Apa-apaan ini?!" teriak Kenzo, matanya melebar saat menyadari sesuatu yang mustahil. Pesawat itu sedang menukik. Langsung ke arah gedung *penthouse*-nya....

...Suara gemuruh memekakkan telinga. Kaca di sekelilingnya retak, lalu pecah berkeping-keping. Udara dingin dan puing-puing menerjang masuk....

...Kenzo tidak sempat bereaksi. Yang ia rasakan hanyalah hantaman dahsyat, ledakan menyilaukan, dan kegelapan yang menelan segalanya....

...Kepala Kenzo berdenyut. Bukan denyutan biasa karena kurang tidur atau stres, tapi denyutan yang terasa asing, seperti ada palu godam memukul tengkoraknya dari dalam. Bau. Bau apa ini? Bau tanah basah, kotoran hewan, dan… ah, bau tidak enak yang sangat kuat. Tidak seperti aroma *diffuser* lavender di kamar tidurnya yang selalu *higienis*....

...Mata Kenzo mengerjap perlahan. Cahaya yang masuk terasa terlalu terang, bukan cahaya LED teratur dari *smart-window* kamarnya, melainkan cahaya alami yang memancar menembus celah-celah… dinding? Dinding dari kayu kasar dan lumpur?...

..."Apa-apaan ini?" gumamnya, suaranya terasa aneh. Lebih tinggi, lebih serak, dan… sangat kecil. Seperti suara anak-anak....

...Ia mencoba mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya. Yang ia lihat bukanlah tangan kekar dan berotot yang biasa ia banggakan, melainkan tangan mungil, kotor, dengan kuku pendek yang sedikit menghitam. *Ini bukan tanganku.*...

...Kenzo bangkit duduk dengan panik. Pandangannya menyapu sekeliling. Ia berada di sebuah gubuk reyot. Lantainya tanah, bukan marmer Italia. Atapnya ilalang, bukan beton anti gempa. Perabotannya terdiri dari satu meja kayu lapuk, dua bangku, dan tumpukan kain usang di sudut yang sepertinya adalah tempat tidur. Tidak ada layar datar, tidak ada konsol game, tidak ada *espresso machine*, bahkan tidak ada stop kontak....

..."Ini lelucon macam apa?" Ia mencoba berteriak, tapi yang keluar hanyalah pekikan kecil yang bahkan tidak menyerupai suaranya....

...Tiba-tiba, sebuah pintu kayu berderit terbuka. Sesosok wanita muda, dengan rambut hitam diikat sederhana dan gaun lusuh, masuk membawa ember kayu. Matanya membelalak kaget saat melihat Kenzo sudah terbangun....

..."Kazuki! Kau sudah bangun, Nak?" serunya, suaranya terdengar lembut namun penuh kelegaan. Ia meletakkan embernya dan bergegas mendekat, berlutut di samping Kenzo. Tangannya yang kasar menyentuh dahi Kenzo. "Syukurlah. Demammu sudah turun."...

...Kenzo menepis tangan itu. "Siapa Kazuki? Dan siapa kau? Di mana aku? Di mana *penthouse*-ku? Di mana *smartwatch*-ku? Di mana Akari?!" Ia mencoba mendorong wanita itu, tapi tenaganya sangat lemah....

...Wanita itu tersenyum sedih. "Kazuki, Nak. Apa kau masih belum mengingat Ibu? Kau pingsan sejak kemarin pagi setelah jatuh dari pohon apel." Ia membelai rambut Kenzo dengan lembut. "Jangan khawatir. Kita di desa. Rumah kita. Semuanya baik-baik saja."...

..."Ibu?!" Kenzo menatap wanita itu dengan jijik. "Aku tidak punya ibu sepertimu! Aku Kenzo Tanaka! CEO Tanaka Corp.! Aku… aku…." Ia berusaha mencari kata-kata, tapi otaknya terasa berkabut. Kata-kata "pesawat" dan "meledak" melintas, namun terasa tidak nyata....

...Wanita itu hanya menghela napas, seolah sudah terbiasa dengan keanehan anak ini. "Baiklah, baiklah. Kau Kenzo Tanaka. Sekarang, mau Ibu buatkan bubur gandum? Kau pasti lapar."...

...Kenzo menatap bubur gandum yang ia bayangkan. Bubur gandum? Ia baru saja kehilangan miliaran yen, perusahaannya, seluruh hidupnya, dan wanita ini menawarinya bubur gandum?...

...Egonya memberontak. Kemarahannya membuncah. Ia berusaha bangkit dan berlari keluar, mencari tahu apa yang terjadi. Tapi tubuh kecilnya lemas. Ia limbung dan terjatuh kembali ke tumpukan kain....

..."Sialan!" umpatnya, tapi yang terdengar hanyalah rengekan seorang anak kecil. "Sialan! Sialan! Sialan!"...

...Ia adalah Kenzo Tanaka. Miliarder. Penguasa. Dan sekarang, ia adalah… seorang anak kecil di gubuk reot, dikelilingi bau kotoran, dan dipanggil Kazuki. Ini adalah mimpi buruk terburuknya....

...​...

Episodes
1 **Bab 1: Kebangkitan Sang Penguasa Ego**
2 bab 2 “Hari di Mana Ego Dicangkul”
3 Bab 3 “Serigala, Pasar, dan Ide Besar Pertama”
4 Bab 4 “Negosiasi Pertama Sang Penguasa”
5 “Kontrak Pertama
6 Bab 6 Visi Sang Raja Mini
7 Bab 7 “Pelajaran Pertama di Hutan”
8 Bab 8: “Rekrutmen Pertama”
9 Bab 9: “Operasi Pertama”
10 Bab 10: “Api Inovasi”
11 Bab 11 "Pembekalan dan Persiapan Akhir"
12 Bab 12 "Fajar Operasi"
13 Bab 13 "Logistik dan Diversifikasi Lanjutan"
14 Bab 14 "Inovasi Peralatan dan Peningkatan Produktivitas"
15 Bab 15 "Rencana Jangka Panjang dan Tantangan yang Menanti"
16 Bab 16 "Menguak Potensi Baru"
17 Bab 17 "Pelatihan dan Standardisasi Prosedur"
18 Bab 18 "Mengembangkan Portofolio Produk Herbal"
19 Bab 19 "Membangun Basis Data Kompetitor dan Potensi Mitra"
20 Bab 20 "Menanti Hasil Negosiasi"
21 Bab 21 "Membangun Jembatan Ekonomi"
22 Bab 22 "Pertempuran dengan Sang Beruang"
23 Bab 23 "Diversifikasi Produk dan Rencana Pemasaran"
24 Bab 24 "Negosiasi Harga dan Kemitraan"
25 Bab 25 "Rencana Jangka Panjang dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
26 Bab 26 "Revolusi Pertanian"
27 Bab 27 "Panen Melimpah dan Surplus Pangan"
28 Bab 28 "Ekspedisi Dagang Skala Besar"
29 Bab 29 "Politik Desa dan Hambatan Tak Terduga
30 Bab 30 "Resolusi Konflik dan Pengukuhan Pemimpin"
31 Bab 31 "Kedatangan Bangsawan dan Mata-Mata"
32 Bab 32 "Evaluasi dan Laporan ke Kastil"
33 Bab 33 "Perjalanan Menuju Kastil"
34 Bab 34 "Negosiasi yang Tegas"
35 Bab 35 "Rencana Skalabilitas dan Diversifikasi Strategis"
36 Bab 36 "Peluncuran Koin Matahari"
Episodes

Updated 36 Episodes

1
**Bab 1: Kebangkitan Sang Penguasa Ego**
2
bab 2 “Hari di Mana Ego Dicangkul”
3
Bab 3 “Serigala, Pasar, dan Ide Besar Pertama”
4
Bab 4 “Negosiasi Pertama Sang Penguasa”
5
“Kontrak Pertama
6
Bab 6 Visi Sang Raja Mini
7
Bab 7 “Pelajaran Pertama di Hutan”
8
Bab 8: “Rekrutmen Pertama”
9
Bab 9: “Operasi Pertama”
10
Bab 10: “Api Inovasi”
11
Bab 11 "Pembekalan dan Persiapan Akhir"
12
Bab 12 "Fajar Operasi"
13
Bab 13 "Logistik dan Diversifikasi Lanjutan"
14
Bab 14 "Inovasi Peralatan dan Peningkatan Produktivitas"
15
Bab 15 "Rencana Jangka Panjang dan Tantangan yang Menanti"
16
Bab 16 "Menguak Potensi Baru"
17
Bab 17 "Pelatihan dan Standardisasi Prosedur"
18
Bab 18 "Mengembangkan Portofolio Produk Herbal"
19
Bab 19 "Membangun Basis Data Kompetitor dan Potensi Mitra"
20
Bab 20 "Menanti Hasil Negosiasi"
21
Bab 21 "Membangun Jembatan Ekonomi"
22
Bab 22 "Pertempuran dengan Sang Beruang"
23
Bab 23 "Diversifikasi Produk dan Rencana Pemasaran"
24
Bab 24 "Negosiasi Harga dan Kemitraan"
25
Bab 25 "Rencana Jangka Panjang dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
26
Bab 26 "Revolusi Pertanian"
27
Bab 27 "Panen Melimpah dan Surplus Pangan"
28
Bab 28 "Ekspedisi Dagang Skala Besar"
29
Bab 29 "Politik Desa dan Hambatan Tak Terduga
30
Bab 30 "Resolusi Konflik dan Pengukuhan Pemimpin"
31
Bab 31 "Kedatangan Bangsawan dan Mata-Mata"
32
Bab 32 "Evaluasi dan Laporan ke Kastil"
33
Bab 33 "Perjalanan Menuju Kastil"
34
Bab 34 "Negosiasi yang Tegas"
35
Bab 35 "Rencana Skalabilitas dan Diversifikasi Strategis"
36
Bab 36 "Peluncuran Koin Matahari"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!