NovelToon NovelToon
SOUL POWER MANIFESTASI

SOUL POWER MANIFESTASI

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: vheindie

Di dunia kultivasi yang mengandalkan kekuatan jiwa bawaan sebagai penguat teknik beladiri, Vincent sering diremehkan karena hanya memiliki soul tumbuhan, hal itu membuatnya dipandang sebelah mata dan sering dianiaya oleh sesama murid sekte tempatnya tinggal.

Dan potensi kekuatannya mulai terlihat setelah dilatih oleh ratu Lily, seorang ras elf yang tidak sengaja ia temui ketika dalam keadaan terluka parah. Beliau adalah seorang kultivator domain celestial yang terlempar ke domain fana setelah dikeroyok oleh empat kaisar penguasa dunia tersebut.

Ratu Lily yang nota benenya memiliki soul yang sama dengan Vincent dan sudah ahli dalam penguasaannya, tertarik untuk mengajari Vincent mengembangkan potensi soul tumbuhan tipe langka yaitu soul pohon adam yang merupakan rajanya tumbuhan.

Akankah dengan kekuatan Jiwa kayu yang dilatih dibawah bimbingan ratu Lily ia dapat berdiri di puncak dunia kultivasi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vheindie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32 Besar

Suasana jantung kota Lin Fei kembali ramai, jalanan yang menuju stadion dipenuhi orang-orang, baik dari warga sipil maupun murid sekte dan ada pula kultivator dari berbagai kalangan yang hendak menonton pertandingan sebagai bahan pengalaman mereka.

Vincent berjalan menuju gerbang khusus beserta 16 peserta lain dan tiba-tiba ada seruan dari belakang yang memanggil namanya dan ternyata ada pemuda yang berlari kecil menuju ke arahnya.

"Brother Vincent! Brother Vincent!"

"Siapa?" Vincent menengok kebelakang.

"Brother Vincent. Ini aku, Adrian!"

Vincent menatap dengan seksama. "Oh ternyata kau. Hmm... Ranah Body strength tahap sembilan puncak. Perkembangan kultivasimu pesat juga ya, hanya dalam waktu tiga bulan kau telah meningkat sampai empat tahap."

"Ini semua berkat bantuanmu, kalau tidak bagaimana mungkin diriku sampai melangkah sejauh ini. Terimakasih..." Adrian membungkuk hormat.

"Dan terimakasih telah menitipkan pedang ini padaku, tapi untuk saat ini diriku masih memerlukannya. Namun setelah pertandingan usai aku akan mengembalikannya padamu," lanjutnya sambil menyodorkan pedang spiritual tingkat tiga pemberian Vincent tiga bulan yang lalu.

"Tidak perlu! Dulu aku memang memberikannya padamu dan sepertinya benda itu lebih cocok kau gunakan, lagipula aku bisa membuat lebih banyak lagi benda seperti itu jika aku ingin. Jadi, lebih baik kau simpan untukmu saja." Ucapan Vincent membuat semua peserta yang berjalan berhenti sejenak. Semua pasang mata melirik ke mereka dengan pikirannya masing-masing.

'Beruntung sekali anak itu!'

'Memberikan senjata spiritual tingkat tiga dengan mudah, bahkan untuk level sekte besar pun akan berpikir dua kali memberi seorang murid senjata tersebut. Apakah dia anak bangsawan yang tidak diketahui?'

'Beruntung sekali dia berteman dengan orang yang tidak perhitungan.'

'Serius dia bisa membuat senjata spiritual tingkat tiga dengan mudah?' Apakah dia seorang master penempa?'

"Ayo kita bergegas! Hari ini kita beri pelajaran pada murid sekte yang sombong itu," ajak Vincent.

"Ya..."

Suara riuh menggema ketika enam belas petarung dari peserta reguler muncul dan semakin menggemuruh saat peserta murid sekte tiga besar bersama prajurit muda berbakat datang ke arena pertandingan.

Suara mendesing...

Empat wasit pertandingan terbang ke hadapan semua peserta. Kemudian mereka membungkuk pada perdana mentri dan King Ryuji yang tengah duduk di kursi kehormatan, semua orang terkejut melihatnya sudah berada ditengah-tengah penonton, padahal tiga hari lalu perdana mentri Hector menyebutkan bahwa sang raja akan hadir di acara puncak saja. Namun ternyata ia keluar dari pengasingan lebih cepat dari perkiraan. Hal itu membuat ketiga ketua sekte terkejut apalagi tingkat kultivasinya telah meningkat lagi.

'Ranah Emperor level enam tahap akhir, sepertinya di seluruh kerajaan Serena dia yang terkuat.' Vincent menatap King Ryuji dan langsung alihkan pandangan ke arah lain ketika sang raja meliriknya.

'Tingkat kultivasinya naik lagi, seperti dalam beberapa tahun ke depan. Ia akan berada di ranah emperor puncak dan menjadikannya orang terkuat kedua di seluruh benua Marxis setelah King Alexander penguasa kerajaan Emberland, kalau begini kami tidak akan bisa menggesernya meski tiga sekte menggabungkan kekuatan.' Ketua sekte Marcus menatap dari belakang lalu melirik ke samping dimana ketua sekte Hao Beng berada.

Salah satu dari keempat wasit yang merupakan master array mulai melakukan gerakan rumit juga cepat dan tidak lama kemudian muncul gerbang setingggi dua meter dengan lebar yang sama.

"Semua peserta turnamen dengarkan aku!!" Teriak tetua yang membuka gerbang teleport yang tampak kelelahan.

"Kalian akan di teleportasi ke sebuah tempat yang jauh dari sini dan disana ada enam belas tempat yang mempertemukan dua peserta sesuai nomer yang akan kalian dipilih secara acak. Di sana kalian bisa bertarung sepuasnya sampai salah satu dari kalian sekarat atau menyerah dengan cara merobek kertas yang nantinya akan ada lingkaran yang mentransfer ke gerbang teleport. Jadi, jika kalian takut lebih baik mundur dari sekarang juga!" Wasit kedua menjelaskan jalan pertandingan kali ini.

"Huh... Jadi hanya boleh memukul sampai sekarat ya? Sedikit mengecewakan sih, tapi lumayan lah buat memberi pelajaran para sampah jalanan macam mereka." Ujar salah satu murid dari sekte Bintang dengan sombongnya.

"Haha... Kau benar kak Dabora! Ayo kita singkirkan mereka dan melaju sampai final untuk kembali membuktikan siapa yang terbaik diantara kita," timpal Thiago murid elit terkuat kedua di sekte bintang.

"Sombong sekali mereka!" Salah satu peserta dari tim reguler nampak tersulut emosinya.

"Setelah babak 32 usai, semoga aku bisa bertemu bocah besar Dabora yang katanya terkuat di sekte bintang itu." Lee Ming tampak bersemangat mendengar kesombongan murid terbaik sekte bintang tersebut.

"Kau benar, aku juga penasaran dengan sikap angkuhnya itu. Apakah kemampuannya sesuai dengan omongan besarnya," timpal Yudas murid terbaik milik sekte bukit perak.

Sementara empat peserta dari tim kerajaan tampak tidak berminat mendengar perkataan sombong murid sekte bintang tersebut. Mereka terus fokus memperhatikan Vincent yang tengah berbincang ringan dengan Adrian.

"Kalian harus waspada pada anak itu, dan jika bertemu dibabak ini lebih baik serang langsung dengan kekuatan penuh kalian." Si perempuan sebahu memperingati tiga rekan lainnya. Ternyata gadis tersebut salah satu penyergap pada Vincent dua hari yang lalu.

"Enam belas peserta unggulan, kalian maju lebih dulu!" Teriak wasit empat. Enam belas orang yang disebutkan mulai melangkah maju, mengambil kertas undian lalu masak ke gerbang teleport.

"Peserta reguler maju!!" Teriak wasit tiga.

"Sial... Kenapa aku yang seorang bangsawan harus bersama para beladiri jalanan dan harus mengikuti babak pertama yang merepotkan, padahal peraturan sebelumnya tidak begini." Salah satu peserta reguler yang merupakan seorang bangsawan mengeluh dengan peraturan baru yang diubah mendadak.

"Kau mengeluh pada siapa?" Tanya rekan sesama bangsawan putra dari salah satu Duke pemimpin wilayah timur.

"Apa kau berani mengeluh pada king Ryuji?" Lanjutnya. Hal itu membuat putra dari seorang residen terbungkam. Mereka pun melanjutkan langkah dan mengambil kertas undian.

"Nomer lima belas," gumam Vincent ketika melihat kertas undian yang tertera di sudut kanan.

"Pak wasit, saya mau tanya boleh?" Ujar Vincent.

"Boleh, tapi pertanyaanmu hanya akan kami jawab paling lama dua menit." Sang wasit memberi izin.

"Baiklah... Terimakasih."

"Apakah jika kita tidak sempat merobek kertas ini, akan dihajar habis-habis sampai sekarat?"

"Benar. Maka dari itu kau harus menyimpannya dengan baik," jawab si wasit singkat.

"Terimakasih untuk penjelasan," timpal Vincent membungkuk hormat. Kemudian ia berjalan santai ke gerbang teleport dan berpindah dengan sekejap mata tiba di sebuah hamparan rumput dengan dikelilingin bukit.

"Mmm.. Berasa nostalgia," gumam Vincent menatap sekeliling. Ia teringat tempat latihan bersama ratu Lily.

DUARRR

Sebuah pukulan dengan energi besar mengarah pada Vincent, namun kewaspadaannya setingkat seorang kultivator ranah emperor. Jadi dirinya mampu menghindar dengan baik.

"Sepertinya apa yang dikatakan senior

Maia benar adanya. Tidak kusangka kau menghindar dengan mudah padahal aku menyerang dari titik butamu," ujarnya si penyerang diam-diam tersebut.

"Sial apa aku harus senang atau meratapi nasib karena bertemu denganmu," lanjutnya.

1
angin kelana
pengunaan istilahnya kek kurang masuk ke dunia kultivasi pakai istilah inggris.
vheindie19: Terimakasih kak untuk masukannya🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!